Anda di halaman 1dari 34

Aksi untuk hemat bahan bakar kita masih banyak bergantung pada fasilitas umum.

Upaya yang paling bisa kita lakukan adalah menggunakan kendaraan umum. Namun, sudah menjadi rahasia umum, tidak mudah untuk menggunakan kendaraan umum jika berhadapan dengan kepentingan keamanan, dan untuk ini kita masih bergantung pada kebijakan pemerintah. Aksi hemat energi dalam konteks yang paling ideal bergantung pada teknologi. Sumber energi paling ramah lingkungan yakni tenaga angin, air, dan matahari, masih jauh membutuhkan teknologi dan biaya yang tidak kecil. Butuh waktu yang panjang dan upaya ekstra untuk menggerakkan kesadaran massal untuk hemat energi, hemat listrik, hemat bahan bakar karena harus berhadapan dengan kebiasaan dan perilaku yang telah mengakar. Mengubah pola makan juga berhadapan dengan kebiasaan yang telah mengakar. Namun, memegang sendok dan akhirnya menjatuhkan pilihan apa yang akan dimasukkan ke mulut kita, sepenuhnya berada di kendali kita. Langsung bisa dilakukan! Jarak antara piring dan mulut kita mungkin hanya sejarak panjang sendok, membalikkan isi sendoknya hanya butuh waktu sekedipan mata, tapi kendalinya ada pada mindset tiap kita. Sejenak, biarkan kepala dingin hadir. Mari dengan mata jernih melihat realitas, mengakui fakta betapa tekanan pola konsumsi daging sedemikian hebatnya pada daya dukung Bumi. Sejenak merasakan beban berat Bumi ini mungkin akan menggeser pilihan kita ke pola

konsumsi tanpa daging, pola yang jauh lebih ramah Bumi.

2. Pencemaran yang Ada Di Sekitar Kita


Kwalitas lingkungan di sekitar kita, kini semakin berkurang, akibat dari pencemaran yang dihasilkan oleh aktifitas manusia itu sendiri. Umumnya pencemaran yang mengotori lingkungan tersebut dari limbah rumah tangga, limbah pabrik, sisa embakaran kendaraan bermotor dan aktifitas lain yang menghasilkan sisa buangan yang sulit diuraikan oleh alam, walaupun dapat terurai, memerlukan waktu yang sangat panjang, atau tidak dapat sama sekali terurai. Dampak pencemaran yang diakibatkan oleh sampah, antara lain : o Dari segi estetika, sampah yang berserakan dan menumpuk, merusak pemandangan, terlihak kotor dan menjadi sarang berbagai vektor penyakit. o Segi kesehatan, segagai tempat hidup atau habitat berbagai vektor penyakit, seperti tikus, nyamuk, lalat dsb. o Segi lingkungan, air yang merembes dari tumpukan sampah akan mencemari air tanah yang digunakan oleh manusia, seperti sumur, mata air dsb. Selain itu dari segi lingkungan yang lain, dapat menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir. Di bawah ini ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa sekolah.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

101

Penjernihan air sederhana

2.1. Penjernihan air secara sederhana Ada berbgai cara untuk melakukan penjernihan air. Dibawah ini ada cara yang sangat sederhana, dan dapat dijadikan uji coba siswa untuk melakukan penjernihan air. o Siapkan 2 buah botol bekas air mineral. o Botol pertama, potong nya, dan botol kedua potong bagian bawahnya lebih kurang 2-5 cm, yang akan digunakan sebagai corong atau penyaringan. o Botol kedua dibalik, dan di dalamnya diisi dengan beberapa material seperti : :apisan paling bawah adalah kapas, berikutnya arang, kerikil dan pasir. Sedangkan botol pertama

o o

sebagai penampung air saringan. Masukkan air got atau air sungai yang kotor Air yang sudah disaring dapat ditambah tawas atau biji kelor (Moringa oleifera). Perbandingan 1 biji kelor untuk 1 liter ir. Tumbuk dan campurkan ke dalam air, dan aduk. Amati beberapa saat hingga terdapat endapan.

2.2. Pengamatan kualitas udara secara sederhana Udara di sekitar kita (khususnya di perkotaan) sudah tercemar dari berbagai polusi. Ada cara sederhana yang dapat dilakukan oleh siswa, untuk mengamati

102

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

kwalitas udara di sekitar kita, dengan menggunakan indikator Lumut Kerak (Lichenes) yang hidup pada batang pohon, bebatuan ataupun lereng atau tebing tumbuh subur pada daerah yang masih memiliki udara yang bersih. Lumut kerak merupakan simbiosis antara jamur dari golongan Ascomycotina atau Basidiomycotina (mikobion) dengan Chlorophyta atau Cyanobacteria bersel satu (fikobion). Menurut bentuk pertumbuhannya, lumut kerak terbagi menjadi tiga tipe yaitu: a. Krustos, jika talus terbentuk seperti kerak (kulit keras) dan melekat erat pada substratnya. Contohnya: Physcia b. Folios, jika talus berbentuk seperti daun. Contohnya: Umbillicaria, Parmelia c. Fruktikos, jika talus tegak seperti semak atau menggantung seperti jumbai atau pita. Lumut ini berwarna kehijauan dan hijau tua. Namun pada daerah yang telah tercemar, lumut ini tumbuh hanya sedikit

dan warnanyapun berbeda, bukan hijau, melainkan abu-abu atau kehitaman. Para ilmuwan dalam menciptakan alat.materi/bahan untuk mendeteksi suatu zat apakah asam atau basa, terinspirasi dari perubahan warna dari lumut kerak ini. Sehingga saat ini ada lakmus untuk mendeteksiu suatu cairan asam atau basa. Seting kegiatan 1: Pengamatan Lumut Kerak o Carilah dimana lumut kerak ini hidup, biasanya menempel pada pohon yang cukup besar. Dan buatlah beberapa plot atau pohon yang hidup pada daerah yang jauh dari pencemaran dan daerah yang banyak terjadi pencemaran. Tandai batang pohon dengan setinggi dada. Ukur dari tandai, ke arah atas 50 cm dan ke bawah 50 cm. Kemudian, tutup batang pohon tersebut dengan plastik, agar tidak lepas, ikat atau rekatkan dengan isolasi. Amati jamur kerak yang tertutup plastik. Kemudian gambar (jiplak) pada plastik tersebut dengan spidol. Amati jenis apa yangditemukan, bentuknya dan warnanya. Kemudian lepas palstik, setelah semua jamur kerak yang ada digambar pada permukaan plastik tersebut. Hitung ada berapa jenis, warna dominan yang ada pada jamur tersebut. Misalnya daerah di daerah

o o o

o o

Lumut kerak

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

103

yang jauh dengan daerah pencemaran dan daerah di daerah yang banyak terjadi pencemaran. Didiskusikan, mengapa terjadi ada perbedaan dari sampel yang diambil. Kira-kira apa penyebab pencemaran?

Seting kegatan 2: Pengamatan Mikroskopis Pengamatan secara mikroskopis, juga dapat dilakukan dengan mengamati stomata pada daun. Kegiatan sangat sederhana, pada saat siswa melakukan paraktek pengamatan daun, coba ambil daun yang sama jenisnya, namun berbeda tempat hidupnya. Misalnya daun dari pohon yang tumbuh di desa yang masih bersih udaranya dengan daun dari pohon yang tumbuh di pinggir jalan yang setiap hari terkena asap pecemaran dari kendaraan bermotor.

3. Dampak Pemanasan Global Bagi Kehidupan Umat


Bahan Bacaan: Pemanasan global merupakan sesuatu yang tak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan dampak sangat mengerikan. Demikian salah satu pernyataan dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atau United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diumumkan di Valencia, Sabtu (19/11).

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon menantang pemerintah negara-negara di seluruh dunia untuk melakukan aksi nyata mengatasi ancaman tersebut. Ia mengajak para pengambil kebijakan untuk merespon temuan ini dalam konferensi perubahan iklim di Bali yang akan digelar awal Desember 2007. Sangat mendesak, usaha global harus dilakukan, ujar Ban Ki-Moon, Sekretaris Jendral PBB. Ia berharap para pengambil kebijakan dari seluruh dunia dapat merespon temuan ini dalam konferensi perubahan iklim yang akan digelar di Bali mulai 3 Desember 2007. Mengerikan Laporan tersebut menyebut manusia sebagai biang utama pemanasan global. Emisi gas rumah kaca menga-

104

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

lami kenaikan 70 persen antara 1970 hingga 2004. Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir. Rata-rata temperatur global telah naik 1,3 derajat Fahrenheit (setara 0,72 derat Celcius) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961. Sekitar 20 hingga 30 persen spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan berisiko punah jika temperatur naik 2,7 derajat Fahrenheit (setara 1,5 derajat Celcius). Jika kenaikan temperatur mencapai 3 derajat Celcius, 40 hingga 70 persen spesies mungkin musnah. Meski negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat buruk, perubahan iklim juga melanda negara maju. Pada 2020, 75 juta hingga 250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, penduduk kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda banjir dan rob. Di Eropa, kepuanahan spesies akan ekstensif. sementara di Amerika Utara, gelombang panas makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin tinggi. Kondisi cuaca ektrim akan menjadi peristiwa rutin. Badai tropis akan lebih sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat akan melanda area yang lebih luas. Risiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit meningkat. Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan muka air laut akan

memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tawar, dan menggerus kawasan pesisir.( Sumber Kompas CyberMedia, 19 November 2007)

4. Apa yang Harus Kita Lakukan


A. Mulailah melakukan. Kita harus berbuat untuk mengurangi peningkatan pemanasan ini, karena permasalahan bumi kita yang semakin gerah ini, merupakan tanggung jawab manusia di dunia. Meningkatnya suhu bumi adalah sebuah bencana internasional, dan sebenarnya kita bisa bertindak mulai dari diri kita sendiri, dengan melakukan beberapa hal yang ada di bawah ini: 1. Matikan listrik, (jika tidak digunakan dan jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telephon genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, namun pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi. 2. Ganti bohlam lampu ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet. 3. Bersihkan lampu dari debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%. 4. Jika terpaksa memakai AC, tutuplah pintu dan jendela selama AC menya-

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

105

Biji plastik daur ulang

5. 6.

7. 8. 9.

la. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24C. Tanam pohon di lingkungan sekitar tempat timggal. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin pengering yang banyak mengeluarkan emisi karbon. Gunakan kendaraan umum, untuk mengurangi polusi udara. Hemat penggunaan kertas, bahan bakunya berasal dari kayu. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

B. Permainan Evaluasi diri. Simulasi dan permainan ini sifatnya refleksi terhadap kehidupan sehari-hari kita semua dalam menyikapi atau membantu dalam mengurangi pemanasan global. Dari perilaku sehari-hari, apakah kita turut andil dalam pemanasan global ini ?

Seting kegiatan. 1. Buat pertanyaan (paling tidak 10 pertanyaan) yang menyangkut perilaku kehidupan kita sehari-hari dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2. Ajak semua siswa keluar kelas. Sebelumnya buatlah garis sebanyak 10 garis, atau batas. 3. Siswa berbaris secara berbanjar pada garis pertama. 4. Apabila pertanyaan yang ditujukan kepada siswa dan siswa melakukan, maka siswa melangkah ke garis kedua, dan seterusnya. Bagi yang tidak, tetap tinggal pada garis dimana dia berdiri. 5. Beberapa Pertanyaanya misalnya dibuat seperti di bawah ini atau guru dapat membuat pertanyaan yang lain: Siapa diantara siswa yang ke sekolah dengan berjalan kaki atau naik sepeda (bukan sepeda motor), yang melakukan melangkah ke depan. Siapa diantara kalian kalau tidur mematikan lampu. Bagi yang mematikan lampu melangkah ke depan, bagi yang tidak, tetap tinggal di tempat. Diantara kalian, siapa yang membantu melakukan kerjabakti untuk membersihkan jalan atau membantu orang tua membersihkan halaman. Siapa yang pernah melakukan penanaman pohon, baik di halaman atau di kebun.

106

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Apabila kalian membantu menyapu di halaman, tentu ada sampahnya, nah siapa diantara kalian yang tidak membakar sampah tersebut? Diantara kalian, siapa yang pernah mendengar tentang kawasan Ulu Masen?. Kalau tak ada yang tahu, guru bisa menjelaskan apa itu Ulu Masen? Tetapi kalau ada siswa yang mengetahui, tolong mereka untuk menceriterakan. Diantara kalian, siapa yang memelihara binatang liar (bukan binatang yang dibudidayakan seperti sapi, kambing atau ayam). Bagi yang tidak memelihara, silahkan melangkah ke depan Apakah kalian senang berburu binatang. Misalnya menembak

6.

burung atau tupai dengan senapan angin atau menjerat satwa. Bagi yang tidak suka berburu silahkan melangkah ke depan. Kalian tentu pernah mendengar tentang sampah organik dan an organik. Nah pertanyaannya adalah. Plastik merupakan sampah organik yang mudah membusuk. Bagi yang menjawab tidak, melangkah ke depan. Siapa diantara kalian yang tidak merokok. Bagi yang merokok, tetap tinggal ditempat. Setelah peranyaan semua usai, maka yang berada pada garis ke 10, merekalah yang membantu dalam pengurangan pemanasan global. Benarkah ? Apakah dijawab dengan jujur ? Untuk itu, rahasiakan terlebih dahulu pesan yang akan dicapai. Dan Diskusikan?

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

107

Bagian Keenam: Kelas XII Semester II

Menuju Sekolah Hijau


A. Apa itu Sekolah Hijau?
aat ini banyak bermunculan ten tang kata-kata hijau, yang artinya kegiatan yang ramah lingkungan atau memperlakukan alam dengan bijak. Ada sekolah hijau (green School), perkantoran hijau (Green Office), Hotel Hijau (Green Hotel), perkotaan hijau (Green City), Kecamatan Hijau (Green Kecamatan), Pemukiman Hijau atau bahkan sampai ke desa desa dengan sebutan Green Village (Desa Hijau) dan sebagainya.

Sebenarnya apa yang disebutkan dengan kegiatan hijau itu ?. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa kegiatan hijau itu, merupakan salah satu bagian kegiatan manusia dalam mengolah lingkungan hidupnya dengan harapan dan tujuan agar tetap tercipta lingkungan hidup yang tidak meninggalkan sifat-sifat alami yang manusiawi. Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam sekolah hijau Ini penting, untuk menanamkan kesadaran berperilaku

108

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

hidup bersih dan sehat sejak di usia sekolah. Bagaimana pun warga lingkungan sekolah sangatlah beragam, mereka datang dari berbagai lingkungan. Diharapkan ketika berada di luar lingkungan sekolah, mampu menerapkan hidup bersih dan sehat seperti saat di sekolahnya.

Perwujudan Sekolah Hijau tidak terlepas dari peran swasta, LSM dan pemerintah. Dan yang paling penting adalah peran warga sekolah itu sendiri baik seluruh siswa, guru dan karyawan. Diperlukan guru atau beberapa guru untuk menjadi pelopor dan contoh bagi siswanya.

C. B. Perubahan Perilaku.
Lingkungan sekolah yang kondusif sangat diperlukan dalam menghasilkan tamatan yang cakap melalui proses belajar mengajar berbasis sistem pendidikan yang bermutu. Tidak itu saja, lingkungan sekolah yang kondusif juga akan ikut mendorong terwujudnya pola hidup bermutu yang pada saat ini sangat diperlukan dalam meningkatkan daya saing bangsa dimata dunia sekaligus melestarikan kekayaan sumber daya alam hayati Indonesia. Perwujudan sekolah hijau adalah sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan dalam seluruh aktivitas sekolah. Sekolah dengan visi, misi, tujuan dan kebijakan yang mengacu pada mutu sekolah, sangat berkepentingan mewujudkan pola hidup bermutu melalui program Green School. Sebenarnya tidaklah mudah mewujudkan kesejatian sekolah hijau karena tidak sekedar lingkungan fisik bersih yang terlihat, namun lebih pada terbangunnya kesadaran lingkungan warga sekolah yang tercermin dalam perilaku keseharian sebagai tuntutan peningkatan mutu hidup.

Pengembangan Sekolah Hijau.

Program sekolah hijau yang dikembangkan oleh Yayasan Kehati dan Yayasan Coca-Cola Indonesia ada lima kegiatan utama antara lain: 1. Pengembangan kurikulum berwawasan lingkungan. 2. Peningkatan kualitas kawasan sekolah dan lingkungan sekitarnya. 3. Pengembangan pendidikan berbasis komunitas. 4. Pengembangan sistem pendukung yang ramah lingkungan. 5. Pengembangan manajemen sekolah berwawasan lingkungan. Kini Kementerian Lingkungan Hidup RI, memberikan sebuah penghargaan bagi sekolah yang mempunyai atau memiliki kegiatan yang berwawasan lignkungan. Program penghargaan itu melalui Program Adiwiyata, Penghargaan akan diberikan setiap Hari Lingkungan Hidup Se Dunia pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya. Beberapa sekolah yang tekah mendapatkan penghargaan Adiwiyata, mengembangkan beberapa kegiatan sekolah antara lain: 1. Sekolah telah memiliki misi dan visi yang terkait dengan lingkungan.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

109

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Melakukan penghematan sumber daya alam dan energi. Misalnya penghematan listrik, kertas, air dsb. Menata lignkungan sekolah yang ramah lingkungan. Misalnya tak ada lahan yang kosong dan semua ditanami dengan berbagai tumbuhan baik sebagai tempat praktek siswa, seperti kebun sayur, kebun buah (untuk praktek IPA), pengelolaan sampah yang dapat digunakan sebagai bahan baku kompos. Pengembangan kurikulum, mulok, terintegrasi atau bagian eskul yang terkait dengan lingkungan. Bekerja sama dengan komunitas masyarakat untuk pemeliharaan lingkunga dan perbaikan alam. Melakukan berbagai kegiatan yang terkait denga pelestarian alam dan lingkungan. Melakukan peningkatan sumber daya manusia, baik siswa ataupun guru untuk lebih memahami tentang lingkungan.dsb

karena merasa tidak lagi mencukupi untuk kebutuhan. Namun kini semakin sadar bahwa sumber daya alam terbatas, sementara ini eksploitasi tiga dekade terus berlangsung dan menguras sumber daya alam tiada henti. Sehingga beberapa daerah sudah merasa kekurangan sumber tersebut, atau bahkan terjadinya pencemaran akibat aktifitas sehari-hari. Kembali ke alam atau back to nature semakin didengungkan oleh negara maju dan justru banyak belajar dengan pengetahuan tradisional yang bersahabat dengan alam. Banyak buku yang mengupas dan membuat tata kerja, dan dilengkapi dengan ilustrasi untuk memandu penggunaan dan cara kerjanya.

D. Hidup Serasi Dengan Alam


Pengetahuan praktis hidup selaras dengan alam, sebenarnya telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak peradaban ada. Setiap daerah, suku berbeda satu dengan lain, yang disesuaikan dengan kondisi alam, sumber daya alam yang dihasilkan dan tingkat kebutuhan. Namun kemajuan jaman tak terelakkan dengan kebutuhan yang semakin meningkat, sehingga pengetahuan yang telah berkembang sejak lama ditingalkan

110

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

111

BAB V

Merancang Kegiatan Sekolah

pa bila sekolah memiliki lahan, dan atau dapat bekerja sama dengan pihak lain, dapat merancang sebuah tempat pembelajaran yang nantinya dapat digunakan untuk siswa belajar.

2. Hutan Kemasyarakatan
Adalah sistem pengelolaan hutan dengan menggabungkan kegiatan kehutanan, perkebunan, tanaman industri, tanaman pangan, peternakan dan perikanan ke arah usaha tani terpadu untuk mencapai optimalisasi dan diversivikasi penggunaan lahan (anonim, 2006). Menurut Huxley (1999) dalam Hairiah, dkk (2003), agroforestry adalah sistem penggunaan lahan yang mengkombinasikan tanaman berkayu (pepohonan,

1. Green House
Green house atau rumah pembibitan atau bedeng percobaan untuk kegiatan pertanian, sangat bagus kalau bisa dibuat di komplek sekolah,

112

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

perdu, bambu, rotan dan sebagainya) dengan tanaman yang tidak berkayu atau dapat pula dengan rumput-rumputan (pasture), terkadang terdapat komponen ternak (lebah, ikan) sehingga terbentuk interaksi ekologis dan ekonomis antara tanaman berkayu dengan komponen lainnya. Tujuan pengembangan hutan kemasyarakatan ini adalah : a. untuk melindungi tanah dari erosi, pengawetan tanah, pemulihan kesuburan tanah, penghalang angin, pohon pelindung dan pohon penyangga. b. model agroforestry pada kegunaan hasil agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, serat, bahan bangunan, makanan ternak dan produksi lainnya. Ciri-ciri agroforestry: Biasanya tersusun atas dua jenis tanaman atau lebih (tanaman dan atau hewan). Minimal salah satu adalah tanaman berkayu. Sikusnya selalu lebih dari satu tahun Ada interaksi (ekonomi dan ekologi) antara tanaman berkayu dan tidak berkayu Selalu memiliki dua macam produk atau lebih, misal pkan ternak, kayu bakar, buah-buahan, obat-obatan, dll Minimal mempunyai satu fungsi pelayanan jasa, misalnya pelindung angin, penaung, penyubur tanah, dll Di daerah tropis, agroforestry bergantung pada penggunaan dan manipulasi biomassa tanaman terutama dengan mengoptimalkan penggunaan sisa panen

Secara biologis maupun ekonomis sistem agroforestry yang paling sederhana pun jeuh lebih kompleks daripada sistem budidaya monokultur

Keuntungan bagi sekolah yang dapat mengembangkan program ini adalah: Sebagai tabungan bagi sekolah untuk masa yang akan datang. Penyedia kebutuhan sehari-hari, seperti sayuran, buah, rempah, bumbu, tanaman obat dan sebagainya Tidak memerlukan teknologi canggih Mengelola keanekaragaman Pengembangan hasil hutan non kayu Model alternatif produksi kayu Sebagai sarana pelestarian in situ dan ek situ. Sebagai sarana pembelajaran siswa.

3. Kompos
Di bagian depan dalam buku ini sudah disinggung mengenai tata cara pembuatan kompos. Alangkah baiknya bila di sekolah mulai dirintis untuk melakukan pengelolaan sampah, dari sampah yang dihasilkan oleh siswa, ataupun sampah dari pepohonan yang ada di sekitar sekolah. Komps yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanamn yang ada di sekitar sekolah atau tanaman dalam pot.

4. Energi Alternatif
4.1. Biogas Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

113

karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil. Bahan o Sampah organic o Kotoran ternak (sapi atau kambing) Pembuatan

5. Peningkatan Sumber Daya Manusia


Potensi alam di pedesaan atau di pinggiran hutan, umumnya masih banyak yang menarik, untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata alam, wisata pedesaan, wisata pertanian. Sedapat mungkin pemberian pelajaran muatan lokal ini, yang terkait dengan pelestarian alam dan melibatkan semua unsur atau semua lapisan masyaraka, dapat memberikan nilai tambah atau pengetahuan. Sehingga suatu kelak siswa yang telah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas, memiliki keahlian yang dapat dijadikan bekal untuk hidup. Beberapa kegiatan yang terkait dengan kepariwisataan adalah 1. Pemandu wisata alam. Pemandu wisata alam, adalah ujung tombak dalam pelayanan para wisatawan. Keahlian pemandu sangat diperlukan untuk berceritera mengenai

114

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

2.

3.

4.

5.

kekayaan alam, untuk melayani pengunjung untuk mendapatkan informasi mengenai kekayaan alam. Tata boga. Masakan akan lebih bagus bila pengembangan masakan khas daerah dengan sedikit polesan yang menarik. Wisatawan atau pengunjung pasti ingin merasakan makanan khas daerah yang dikunjungi. Buah tangan (oleh-oleh). Kerajinan adalah faktor pendukung dalam kegiatan pariwisata. Kerajinan sebisa mungkin juga kerajinan khas daerah yang sedikit dipoles agar layak untuk dipasarkan. Di beberapa tempat, kerajinan menjadi sebuah usaha rumah tangga yang dapat meningkatkan nilai ekonomi. Di beberapa lokasi wisata, umumnya ada beberapa kerajina yang khas untuk oleh-oleh atau buah tangan pengunjung. Oleholeh ini bisa berupaka kerajinan ataupun makanan Penginapan. Untuk pengembangan wisata alam yang terdapat di pinggiran hutan, penginapan tidak harus mewah. Namun bersih air cukup, tempat tidur aman, wc layak. Bisa memanfaatkan rumah penduduk desa yang layak yang memenuhi beberapa hal yang sudah disebutkan diatas. Paket Wisata. Obyek yang sangat penting dalam usaha pengembangan wisata alam. Paket wista tergantung dari kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. Misalnya paket wisata alam (Menjelajah alam, mengintip satwa liar dsb( atau wisata pertanian, wisata kebudayaan. Masih bnayak

6.

7.

yang perlu dikembangkan. Pemasaran. Bagaimanapun keindahan alam, kekayaan sumber daya alam dan keragaman hayati, banyaknya kebudayaan daerah, namun tanpa adanya usaha melakukan pemasaran, tak akan ada orang yang beli atau yang datang ke daerah tersebut. Oleh karena itu sangat perlu pembuatan paket program untuk dipasarkan. Management. Pengaturan dalam pengembangan wisata alam di suatu daerah, perlu dibicarakan dengan berbagai pihak yang terkait. Mulai dari pengurus RT, Desa, Kecamatan, Kabupaten. Karena program ini adalah program yang dikerjakan oleh berbagai pihak. Namun di tingkat daerah, hal ini perlu suatu majemen yang kuat untuk berbagai pengembangan wisata alam.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

115

116

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

BAB VI

Permainan Permbuka Terkait Dengan Pendidikan Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup
ntuk siswa SMA atau yang sederajat, dalam memperkenalkan program pendidikan lingkungan hidup, tentu mempunyai cara tersendiri, berbeda dengan siswa SD atau SMA. Siswa SMA lebih banyak diberikan motivasi, kebersamaan, berpikir positif untuk masa depan dengan berbagai permainan. Di bagian ahir buku ini, kami

akan lebih banyak memberikan tulisan mengenai permainan untuk membangkitkan minat siswa masalah pendidikan lingkungan. Ada beberapa permainan yang terkait atau mempunyai pesan-pesan atau pemahaman mengenai usaha pelesatrai alam dan lingkungan hidup serta. Di bawah ini akan disampaikan

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

117

beberapa permainan awal yang diasanya dilakukan sebelum memberikan permainan inti yang memiliki pesan lingkungan. Selain itu permainan yang sifatnya kebersamaan antara kelompok atau kelas, sehingga diharapkan dalam memberikan solusi dapat dilakukan bersama.

A. Permainan Pembuka
Seperti yang telah disebutkan di bab terdahulu, permainan ini sifatnya memecahkan suasana, atau membangkitkan antusiasme, agar siswa senang, gembira, bisa tertawa, sehingga, permainan inti yang terkait dengan mata pelajaran dapat dilakukan dengan baik. Beberapa permainan pembuka atau sering disebut Ice-breaking antara lain : 1. Konsentrasi Banyak sekali permainan yang sifatnya mengajak peserta untuk berkonsentrasi, agar pikiran dapat terfokus pada pelajaran atau pengetahuan yang akan diberikan. Permianan-permainan konsentrasi yang dapat diberikan dan sifatnya menggembilakan antara lain. 1.1. Permainan apel dan botol o Siswa duduk di lantai dan membuat sebuah lingkaran. o Pemandu (guru) berada dalam lingkaran tersebut dan memimpin sebuah permainan ini. o Guru membawa alat peraga (diumpmakan sebagai botol dan apel), kemudian memberi tahu ke kanan dan kekiri (bergantian) mengenai nama ba-

o o

rang tersebut. Ini apel, kemudian penerima bertanya APA dan guru menjawab APEL. Peserta berikutnya memberikan benda tersebut dengan mengatakan INI APEL, lantas peserta yang menerima bertanya APA. Orang yang memberikan tadi bertanya kepada pemberi tahu pertama dengan berkata APA. Maka pemberi tahu pertama menjawab APEL, dan melanjutkan ke penerima dengan kata APEL. Kunci permainan di sini adalah, yang berhak menjawab pertanyaan HANYA SATU ORANG, yaitu pemandu yang pertama kali memberikan barang tersebut, Demikian juga untuk barang BOTOL. Sehingga permainan ini akan memberikan penyegaran bagi siswa sebelum memulai permaina inti untuk memberikan pemahaman tentang lingkungan.

1.2. Tepuk tangan o Peserta membuat sebuah lingkaran dan berdiri. o Bila pemandu menepuk dada dengan tangan kiri, dengan mengatakan SATU, maka sebelah kiri mengikuti arah atau tangan mana yang digunakan untuk menepuk dada, dengan mengatakan DUA, dan sete-

118

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

rusnya hingga angka LIMA. Nah pada hitungan ke lima, peserta terserah akan menggunakan tangan kiri atau kanan. Sehingga peserta yang berada pada sebelah kiri atau kanan harus konsentrasi, kemana peserta yang mendapat giliran mengucapkan angka LIMA menggunakan tangan kiri atau kanan. Dan seterusnya. Bila ada yang tidak konsentrasi keluar dari arena permainan. Demikian seterusnya, sehingga akhirnya akan tinggal beberapa orang yang benar-benar berkonsentrasi dan memahami sebuah permainan ini.

2. Lempar Bola Waktu permainan: 30 menit. Usia peserta: Semua usia Jumlah Peserta: Tujuan: Mencairkan suasana, ketangkasan, berkenalan dan konsentrasi Peralatan: Bola tenis. Cara bermain: Bagi siswa menjadi dua kelompok, sama banyak.dan masing-masing membuat lingkaran. Berikan bola pada salah satu siswa, dan lemparkan bola tersebut ke teman di depannya, sambil memanggil namanya. Berikan penjelasan setiap siswa harus mengingat kepada siapa memberikan bola dan dari siapa mendapatkan bola. Demikian seterusnya, dan ulangi berapa kali. Dapatkan lebih cepat, karena permainan ini dilombakan dengan kelompok lainnya. Dengan menggunakan stopwatch, guru dapat menghitung berapa menit siswa melemparkan bola ke temannya hingga di terima kembali. Lemparan berikutnya harus mengikuti urutan yang diberikan bola.

1.3. Bang, Bing, Bung, Dor. 1. Buatlah lingkaran besar, dan semua siswa ikut dalam permainan tersebut. 2. Hitung 1,2,3 dan seterusnya hingga peserta terakhir. 3. Buatlah aturan, setiap angka 3 dan kelipatannya diganti dengan Bang. Misalnya 1,2, bang, 4,5, bang dan seterusnya. 4. Kemudian angka 4 dan kelipatannya diganti dengan bing. Misalnya 1,2 bang, bing, 5, bang, tujuh bing dan seterusnya. 5. Ulangi berkali-kali hingga siswa dapat melakukan dengan benar sampai siswa terakhir. 6. Demikian seterusnya angka tertentu diganti dengan bung, door ...

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

119

3. Mencari Pasangan
Waktu permainan : 30 menit. Usia peserta : Semua usia Jumlah Peserta : Tujuan : Mencairkan suasana dan perkenalan Peralatan : Cara bermain : 1. Kelompok yang lebih dari 20 orang, ditutup matanya. Di dalam tutup mata diberikan tulisan rahasia yang ditutup dengan lakban, sejumlah peserta dengan kelompok yang diharapkan. 2. Berapa kelompok yang diinginkan? Seandainya dibagi dalam 4 kelompok berarti 1 kelompok 5 orang. 3. Buatkan suara yang meniru suara apa saja, sebanyak 5 jenis suara. Misalnya suara burung, gajah atau suara kendaraan. 4. Setelah semua tertutup matanya, setiap orang meneriakkan suara yang sudah ditentukan. Peserta mencari suara yang sama. Dalam permainan ini juga mengandung filisofi, betapa sulitnya untuk mencari kelompok diskusi yang seia sekata, perlu perjuangan. Namun akan bertemu juga bila dengan menyuarakan hati dan kesabaran.

3.

4.

5.

Untuk 20 orang bila akan dibagi menjadi 4 kelompok, berarti satu kelompok terdiri dari 5 orang. Peserta berhitung 1 4. Untuk orang ke 5 mulai berhitung dari 1 4. Begitu seterusnya, hingga orang terakhir. Bagi yang merasa jatuh pada hitungan 1 kumpul dengan yang satu dan seterusnya. Terbentuk 5 kelompok dengan pilihan acak.

5. Puzzle
Waktu permainan : 30 menit. Usia peserta : Semua usia Jumlah Peserta : 5 anak per kelompok Tujuan : Mencairkan suasana Peralatan : Puzzle yang terkait dengan flora fauna atau potongan gambar.

4. Mencari pasangan Untuk Kelompok II


Cara: 1. Kelompok yang lebih dari 20 orang membentuk sebuah lingkaran. 2. Berapa kelompok yang diinginkan?

120

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Cara bermain: 1. Peserta diminta untuk membagi diri ke dalam kelompok, dengan jumlah anggota yang ditentukan instruktur 2. Peserta memilih nomer amplop (yang telah berisi potongan gambar) 3. Peserta diberikan potongan-potongan kertas dari sebuah gambar 4. Peserta bertugas menyatukan potongan kertas tersebut menjadi sebuah gambar Tips 1: membuat puzzle murah meriah Carilah gambar satwa atau tumbuhan yang bisa diperoleh dari poster, majalah, kalender, poster, dsb Tempelkan gambar tersebut pada sebuah karton tebal (bisa dari kardus yang sudah tidak terpakai, sampul map, dsb) Di bagian belakang (yang tidak ditempeli gambar) gambarkan pola puzzle yang diinginkan. Semakin kecil ukuran dan semakin banyak jumlah kepingannya, tingkat kesulitannya semakin tinggi. Untuk anakanak sd sebaiknya dibuat potongan yang bersar serta jumlah kepingan 25-50 buah. Guntinglah karton tersebut mengikuti pola untuk mendaptkan kepingankepingan puzzle. Simpan kepingan puzzle tersebut dalam wada htertentu (misalnya kotak sepatu yang sudah tidak terpakai) dan beri nama, keterangan mengenai gambar (misalnya tumbuhan/satwa yang hidup di air, satwa bertanduk dan berkaki 4, dsb) dan

jumlah kepingan yang menjelaskan gambar puzzle tersebut di luar wadahnya. (kegiatan ini akan menyenangkan jika dapat dilakukan oleh anak-anak itu sendiri, dengan pengawasan dari guru, terutama pada saat pengguntingan).

6. Melukis Wajah
Waktu permainan Usia peserta Jumlah Peserta Tujuan suasana Peralatan : 30 menit. : Semua usia : : Mencairkan :

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

121

Cara bermain: 1. Masing-masing peserta mendapatkan potongan kertas ukuran kartu pos & pinsil. 2. Tugas dari masing-masing orang tersebut adalah melukis dirinya. 3. Setelah seluruh peserta melukis dirinya, hasil lukisan tersebut dikumpulkan oleh Guru. 4. Kartu pos tersebut kemudian dibagikan kembali kepada seluruh peserta dengan catatan tidak boleh ada yang mendapatkan lukisan dirinya sendiri. 5. Masing-masing orang bertugas mewawancarai si empunya lukisan selengkap mungkin (data minimal yang harus didapatkan adalah nama, sekolah/kelas, hobi/kesukaan, dan ketakutan) 6. Hasil wawancara tersebut akan dipresentasikan pada saat berkumpul

7. Tepuk Tangan
Waktu permainan : 30 menit. Usia peserta : Semua usia Jumlah Peserta : Tujuan : Mencairkan suasana, belajar berhitung. Peralatan : Cara bermain: Peserta diminta untuk memilih satu orang teman sebagai pasangannya. Guru menyebut satu dan peserta melakukan tepuk tangan satu kali di tangan masing-masing dan dilanjutkan tepuk tangan satu kali dengan telapak tangan kawan.

Guru menyebut dua , maka peserta melakukan dua kali tepuk tangan di tangan masing-masing dan dua kali tepuk tangan dengan kawan, dan seterusnya Guru menyebutkan sebuah angka dan peserta melakukan tepuk tangan dengan pola serupa dengan jumlah yang sama dengan angka yang disebut. Permainan selesai bila terjadi kesalahan. Permainan bisa dilanjutkan dengan merubah formasi peserta menjadi tiga orang, empat orang, lima orang dan diakhiri dengan seluruh peserta

Catatan: Permainan tepuk tangan ini juga dapat dirubah pertanyaannya. Misalnya 2 x 2, atau 2 + 3 atau 2 pangkat 3, atau pengurangan, pembagian dsb. sambil belajar menghitung dan bermain

8. Harimau dan Rusa.


Waktu permainan : 30 menit. Usia peserta : Semua usia Jumlah Peserta :

122

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Tujuan : Mencairkan suasana Peralatan : Tali yang dibuat lingkaran atau rotan atau kain sarung. Cara: 1. Buat lingkaran besar, semua peserta dapat mengikuti permainan ini. 2. Berkan alat tali/rotan/kain sarung kepada salah satu siswa dalam lingkaran, berperan sebagai rusa. 3. Lebih kurang dihadapan dalam lingkaran berikan alat yang sama, dan berperan sebagai harimau. 4. Rusa memasukkan tubuhnya dalam lingkaran dua kali, setelah itu di berikan kepada teman sebelah kanannya. Demikian juga yang berperan sebagai hari mau, memasukan tubuhnya ke dalam lingkaran, namun hanya sekali, kemudian berikan kepada kawan sebelah kananya. 5. Terus kejar-kejaran, sampai tali/ rotan/kain sarung yang berperan sebagai rusa tertangkap dengan alat yang berperan sebagai harimau. 6. Bagi yang tertangkap, untuk maju ke depan. 7. Ulangi beberapa kali, sampai suasana cair dan permainan inti dapat dimulai.

Transfer benda

Peralatan : 3-4 potongan kayu bulat, tergantung jumlah kelompok Cara bermain: Siapkan potongan tongkat 40-50 sentimeter. Bagi siswa menjadi 2 kelompok atau 3 kelompok sesuai dengan jumlah siswa dalam kelas. Minimal 1 kelompok 10 siswa. Berbaris. Permainan ini adalah kebersamaan dan pertandingan. Berikan tongkat kepada siswa terdepan, dan dijepit pada leher. Tidak boleh dipegang tangan. Beri aba-aba agar siswa memberikan (memindahkan) tongkat tersebut ke kawan di belakangnya. Dan seterusnya hingga tongkat itu sampai pada siswa terakhir.

9.

Transfer Benda
Waktu permainan : 30 menit. Usia peserta : Semua usia Jumlah Peserta : Tujuan : Mencairkan suasana dan kebersamaan

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

123

Beri aba-aba untuk berjalan, kirikana-kira-kanan. Diskusi : Kerja sama perlu kekompakan.

11. Hula hup


Waktu permainan Usia peserta Jumlah Peserta Tujuan suasana Peralatan : 30 menit. : Semua usia : : Mencairkan :

10. Duduk Bersama


Waktu permainan Usia peserta Jumlah Peserta Tujuan suasana Peralatan : 30 menit. : Semua usia : : Mencairkan : Cara bermain: 1. Peserta membuat sebuah lingkaran 2. Peserta dipersilahkan menghadap kanan. 3. Setelah itu seluruh tangan kanan peserta disilangkan diantara dua paha sampai menjulur keluar, sedangkan tangan kiri harus memegang tangan kanan kawan didepannya, sehingga membentuk sebuah rantai. 4. Lingkaran rotan dimasukan dalam lingkaran orang tersebut dan harus berputar hingga kembali lagi ke posisi semula.

Cara bermain: Buat lingkaran besar, sebaiknya siswa pria dan wanita dipisahkan. Lingkaran bertolak punggung (lihat gambar), dan rapat. Siswa tangan di atas, dan kemudian saling duduk di lutut.

124

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

12. Arah angin Waktu permainan Usia peserta Jumlah Peserta Tujuan suasana Peralatan

: 30 menit. : Semua usia : : Mencairkan :

B. Permainan Kebersamaan
Permainan kebersamaan sifatnya menumbuhkan rasa bersama dalam suatu kelompok, dan bertujuan agar siswa bepikir bersama untuk memberikan solusi bila menemukan permasalahan yang harus dilakukan. Kebersamaan dalam melakukan kegiatan pendidikan konservasi sangat penting artinya. Kerjasama, lebih cenderung untuk mencari solusi ketika ada permasalahan yang timbul di lapangan. Tentu permasalahan itu dapat diselesaikan dengan kerja sama. Selain kebersamaan dalam melakukan pendidikan konservasi adalah kepercayaan satu sama lain. Sehingga dalam mencari jalan keluar untuk semua masalah, apabila kita saling percaya kepada teman, akan menemui penyelesainya.

Cara bermain: Buatlah lingkaran, dan semua siswa ikut dalam permainan ini. Berilah penjelasan: Bila guru mengatakan angin dari kiri, maka siswa miring ke kanan. Bila guru mengatakan angin dari belakang, maka siswa dooyong ke depan, dan seterusnya. Namun bila guru mengatakan angin ribut, maka siswa pindah tempat ke depan. Berilah penjelasan, siswa tidak perlu lari kencang, dan hindari bertabrakan saat guru mengatkan angin ribut.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

125

1. Keberagaman Kehidupan
Permainan ini dapat diibaratkan tentang tanaman homogen dan heterogen. Dimana tumbuhan yang campuran seperti hutan tropik, akan sulit terserang penyakit. Hanya tumbuhan tertentu saja yang terserang. Namun bila homogen seperti perkebunan, terserang satu, akan mati semua. Waktu : 20 menit Usia : > 13 tahun Jumlah peserta : Tujuan: menginformasikan fungsi hutan campuran yang akan tahan terhadap serangan berbagai penyakit. Alat: potongan kertas (seperti gulungan arisan kocok), sebanyak peserta yang mengikuti program ini. Cara bermaian : Siapkan potongan kertas yang digulung, tulis nomor 1 7. Angka 1 6 hanya beberapa saja sesuai dengan jumlah peserta, misalnya 10 % nya (kalau jumlah siswa 40 maka angka 1- 6 sekitar 15 gulungan kertas. Contoh angka 1 : 2 kertas, angka 2 : 4 kertas, angka3 : 3 kertas, angka 4 : 3 kertas, angka 5 : 2 kertas dan angka 6 : 1). Sisanya angka 7 semua. Peserta membuat lingkaran dan saling gandeng tangan. Bagi nomor yang dipanggil, Misalnya satuuu ....... enam ..... tiga ...... empat. yang merasa angka disebut diharapkan untuk menggantung ke peserta 6.

sebelah kanan dan kirinya. Angka tujuh sebutkan yang terakhir kalinya, yang dipanggil dan akhirnya tumbang semua.

2. Memecahkan Permasalahan
Permainan ini menggambarkan permasalahan atau keruwetan dalam kehidupan. Namun permasalahan itu dapat berirkan sebuah solusi dengan berbagai cara, misalnya kerja sama, kesabaran, menghormati pendapat orang lain, koordinasi dan memerlukan kepemimpinan dsb. Hal-hal ini bisa dibahas pada saat permainan usai. Waktu : 20-30 menit Usia : > 13 tahun Jumlah peserta : minimal 10 orang Peralatan : tali atau langsung dengan tangan Tujuan: kerja sama. mencari solusi sebuah masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Caranya permainan: Bila tidak menggunakan tali, permainan ini sebaiknya. Tangan kanan peserta diangkat dan berpegangan pada peserta dihadapannya. Kemudian diikuti tangan kiri berpegangan denga peserta lain yang bukan peserta yang tangan kanannya berpegangan. Kemudian dengan cara bagaimana, kekusutan tangan tersebut dapat lepas dan membentuk sebuah lingkaran.

1. 2.

1. 2.

3.

3.

4.

5.

4.

126

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

5.

6.

7.

Akhir dari permainan ini ada yang terbentuk lingkaran dan atau ada dua lingkaran kecil. Tujuan, bahwa permasalahan yang timbul harus dihadapi dengan kerja sama, dan tidak 100 % permasalahan dipat diatasi. Diskusikan apa saja yang diperlukan dalam memecahkan masalah. Tanyakan satu persatu, sehingga akan terjawab seperti yang telah disebutkan di atas.

4.

5.

6.

Seorang kawan yang baik pasti akan memberi tahu dan bukan menjerumuskan bila ada rintangan. Kemudian bergantian yang dituntun pertama, menjadi penuntun. Sehingga saling merasakan menjadi kawan dan sahabat. Disinilah akan terjadi bagaimana perserta akan membalas kebaikan atau balas dendam dengan perbuatan pernah dilakukan.

4. Menjatuhkan Diri (Ringan) 3. Menuntun orang Buta


Dalam melakukan kerjasama yang baik, tentu akan memerlukan kepercayaan diantara teman. Atau kawan yang baik, akan selalu menuntun atau memberikan pengetahuan yang benar dan bukan menjerumuskan. Waktu : 20-30 menit Usia : > 13 tahun Jumlah peserta : genap Peralatan : tutup mata. Tujuan: Meningkatkan kepercayaan antar peserta Cara bermain: Peserta membuat pasangan, satu ditutup matanya. Kemudian kawan yang ditutup matanya dituntun melewati jalan dengan beberapa rintangan. Kawan yang menuntun memberikan aba-aba bila melewati rintangan, misalnya melangkah, menunduk sesuai dengan rintangan yang akan dilalui. Hampir sama dengan permainan sebelumnya, permainan ini adalah kepercayaan antara teman dan sahabat. Bila permaian sebelumnya adalah seorang sahabat menuntun kawannya, maka permainan ini menolong dengan berbagai permasalahan yang di alami. Dari permainan sebelumnya, bila sudah saling percaya, saling menolong maka kepercayaan itu dicoba dalam permainan ini. Waktu : 20 menit Usia : > 12 tahun Jumlah peserta : berpasangan. Peralatan : Tujuan: meningkatkan kepercayaan antar peserta Cara bermain: Peserta didepan berdiri tegak dan memeluk dada. Peserta kedua siap-siap untuk menangkap dengan posisi kaki kuda-kuda. Sebelum menjatuhkan diri, peserta yang akan menjatuhkan diri berkata Apakah sudah siap

1. 2.

1. 2.

3.

3.

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

127

4. 5. 6.

Kemudian teman yang dibelakangnya menjawab siap. Kemudian peserta di depan menjatuhkan diri dan ditangkap. Di coba untuk jarak yang agak jauh.

4. 5.

Catatan Penting : Permainan ini harus dilakukan benarbenar dan tidak boleh becanda, karena akan fatal bila hal ini tidak ditangkap saat peserta yang menjatuhkan diri itu jatuh. Hal ini peserta yang menjatuhkan diri, bila sudah percaya dengan pasangannya tak jadi masalah. Namun kalau masih ragu-ragu, maka bila saling tidak percaya adalah sulit untuk diajak kerja sama.

6.

7. 8.

gangan membentuk sebuah jaring untuk menangkap peserta yang akan menjatuhkan diri. Peserta menjatuhkan diri dari ketinggian. Sebelum menjatuhkan diri, peserta yang akan menjatuhkan diri berkata apakah sudah siap Kemudian kelompok teman yang akan menangkan serempak mengatakan siap. Kemudian jatuh dan ditangkap. Kadang ada yang merasa takut, dan ragu, apakah teman-teman benar-benar akan menangkap dirinya. Memang kepercayaan adalah mahal.

5. Menjatuhkan Diri (Berat atau beresiko)


Permainan ini agak beresiko, artinya harus dilakukan dengan hati-hati atau tidak boleh bermain-main atau bercanda. Waktu : 30 menit Usia : > 12 tahun Jumlah peserta : genap Peralatan : Tujuan: meningkatkan kepercayaan antar peserta Cara bermain: Untuk menjatuhkan diri dari ketinggian, perlu tempat, misalnya meja, drum, dsb. Peserta yang akan menjatuhkan diri naik di atas meja. Peserta yang tidak menjatuhkan diri, bergandengan tangan, saling berpe-

6. Memindahkan Benda Dengan Tali


Hampir sama dengan menuntun orang buta, permainan ini juga memberikan tuntunan bagi kawan yang tidak dapat melihat. Namun disini terdiri beberapa orang yang tidak mengetahui dan yang memandupun terdiri dari beberapa orang, sehingga perlu kerjasama dan memadukan beberapa pendapat. Waktu : 20 menit Usia : > 12 tahun Jumlah peserta : minimal 10 orang Peralatan: Satu gelas, karet, tutup mata dan tali Tujuan : Meningkatkan kerjasama dan menyusun strategi Perlu kerja sama dan strategi untuk mengambil gelas dan dipindahkan ke

1.

2. 3.

128

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

tempat lain dengan menggunakan tali yang dihubungkan dengan ring yang terbuat dari karet. Caranya bermain: Peserta berpasangan, satu orang ditutup matanya. Buat 5 tali yang telah diikat dengan ring karet. Peserta yang mendampingi pasangannya yang ditutup matanya, mengarahkan untuk mengambil gelas yang ada di tengah-tengah arena. Bila sudah mendapatkan gelas, bersama dengan pasangan lain, memindahkan ke tempat lain yang sudah ditentukan.

1. 2. 3.

Cara bermain: Ada 8 lubang jaring laba-laba yang terbuat dari tali plastik. Empat lubang dibawah hanya boleh dilewati 1 orang setiap lubang, sedangkan lubang atas hanya boleh 2 orang setiap lubang. Perlu kerja sama untuk dapat melewati lubang tersebut, yaitu kerja sama dan strategi

8. Mengisi Gentong Bocor


Waktu : 20 menit Usia : > 12 tahun Jumlah peserta : minimal 10 orang Peralatan: o gentong/ember yang sudah dilubangi o gayung atau ember kecil. o Bola pingpong Tujuan: meningkatkan kerjasama dan menyusun strategi 1. Gentong yang sudah dilubangi dimasukkan bola, pingpong. 2. Peserta diberikan tugas untuk

4.

7.

Jaring Laba-laba
Waktu : 20 menit Usia: > 12 tahun Jumlah peserta : 12 orang Peralatan : tali rafia Tujuan: meningkatkan kerjasama dan menyusun strategi

Permainan jaring laba-laba

Permainan gentong bocor

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

129

mengisi gentong hingga bola tersebut keluar. 5. Tentu harus ada kerjasama yang baik untuk menutupi kebocoran dan mengisi.

agar langkah itu bias dilakukan. Permainan ini mengajarkan untuk bersatu, kerjasama yang baik, mengikuti aturan

10. Berdiri Bersama


Waktu : 20 menit Usia : > 12 tahun Jumlah peserta : minimal 10 orang Peralatan : Tujuan: meningkatkan kerjasama dan menyusun strategi Cara bermain: Peserta berpasangan, duduk di tanah dan kaki saling bertemu atau bertumpu pada kaki pasanganya (menempel), kemudian berdiri bersama. Mulanya dilakukan 2 peserta, kemudian 3, 4 dan seterusnya, hingga satu kelompok. Seluruh peserta dapat diharapkan dapat berdiri bersama.

9. Duduk di Lutut Kawan


Waktu : 20 menit Usia : > 12 tahun Jumlah peserta : tak terbatas Peralatan : Tujuan : meningkatkan kerjasama dan kekompakan Cara bermain: Peserta membuat lingkaran kecil, dengan posisi saling berdempetan (merapat). Kemudian mengambil posisi duduk pada lutuk kawan di belakangnya. Berjalan bersama, samakan langkah (kiri, kanan, kiri, kanan dst) Memerlukan kerjasama yang baik 1.

1.

2. 3. 4.

2.

3.

Duduk di lutut kawan

Berdiri bersama

130

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Bab VII

Penutup

alam penutup ini, kami memohon kepada Allah SWT, agar buku yang kami susun yang sangat sederhana ini, kiranya dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa khususnya serta bagi masyarakat luas pada umumnya. Karena kami berfikir, hanya melalui pendidikan di sekolahlah, pengetahuan dapat disebarkan kepada generasi mendatang untuk kelestarian alam dan lingkungan. Kami menyadari, bahwa alam yang kita tempati ini sifatnya hanyalah sementara, dan suatu kelak nanti akan hancur dan kembali ke hadapan Nya. Oleh karena itu, kita sebagai khalifah dan selama kita menempati bumi ciptaan Allah yang fana ini, selayaknya memilihara agar nyaman, tenteram dengan harapan kita sebagai manusia dapat hidup serasi dan seimbang dengan alam. Kita dapat berbagi tempat untuk kehidupan bagi semua mahluk yang diciptakan Nya. Karena manusia tidak dapat hidup sendiri, dan saling tergantung dari mahluk lain, dan Allah berkali-kali memperingatkan kepada kita agar tidak melakukan perusakan di muka bumi ini. Seperti salah satu firman Allah dalam Al Quran Surat Al Araaf ayat 56, yang artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Akhirnya, kami dari FFI Program Aceh sangat mengharap masukan, kritikan untuk memperbaiki buku yang sederhana ini, agar kelak dapat diperbaiki sesuai dengan perkembangan lingkungan yang selalu berubah. Segala puji dan syukur hanya kepada Allah Rabb seru sekalian alam.

FFI Program Aceh

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

131

DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Cornell J. : Sharing Nature With Children. Dawn Publication, California, USA 1998 Exploring Biodiversity. Conservation International, Washington DC, 2004. Grupo Aprender con la Naturaleza. A Day of Adventure in the Forest. English Edition, Xanadu Printing&Graphics, South Africa 2003. Ham Sam. Interpretation A Practical Guide for People with Big Ideas and Small Budgets. Golden, Colorado, USA: Fulcrum/North American Press 1992. Putro H.R : Panduan Konservasi Hutan Bagi Pengambil Keputusan, Inform Jakarta, 2004. Rully Wijayakusuma.Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI) Daerah Bandung, 2004. Time Life : Hamparan Dunia Ilmu. Jakarta 1999. Ulu Masen Majlah, Edisi I V. Fauna Flora International Program Aceh, 2007. Wahyono, EH. Bagaimana Menjadi Guru dan Interpreter Alam. Conservation International Indonesia, Jakarta 1998. 10. Wahyono, EH, Ario A, Digdo, A. Modul Pendidikan Konservasi Alam. Conservation International Indonesia, Jakarta 2002. 11. Wahyono, E.H, Sarilani, P, Rozali S. Main main di Hutan, Sebuah Pendekatan Untuk Pendidikan Konservasi Alam. Conservation International Indonesia, Jakarta 2004. 12. Wahyono, EH. Coca-Cola Foundation. Laporan Kegiatan Go Green School, Program Cinta Air. Jakarta 2007. 13. www.kompas.com 14. www.dephut.go.id 15. www.conservation.or.id 16. www.fff.or.id

132

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

133

Buku Ujicoba ini diterbitkan oleh : Fauna Flora International Aceh Program dan didukung oleh Multi Donor Fund. Jl. Tgk. Chik Di Pasi No 50, Desa Limpok, Darussalam, Aceh Besar Telp : +62-6517410024. Fax : +62-6517551483 Website : http: //www.ffi.or.id

134

M o d u l

P e n d i d i k a n

P e l e s t a r i a n

A l a m

d a n

L i n g k u n g a n

H i d u p

Anda mungkin juga menyukai