Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN (RESUME)

POROS
Resume ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elemen Mesin II
semester empat dengan dosen pengempu Drs.H.Uum Sumirat, M.Pd,MT.





Disusun oleh:
Cecep Zaenudin Nuli (1002430)


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012


RINGKASAN ( RESUME)
Secara istilah poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang dan umumnya
berpenampang lingkaran, berfungsi untuk memindahkan putaran atau mendukung sesuatu
beban dengan atau tanpa meneruskan daya.
Poros merupakan bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin
meneruskan tenaga dan putaranya melalui poros, karena peran utama poros yaitu meneruskan
tenaga bersama-sama dengan putaran. Poros adalah untuk
menopang bagian mesin yang diam, berayun atau berputar,
tetapi tidak menderita momen putar dan dengan demikian
tegangan utamanya adalah tekukan (bending). Poros
pendek juga disebut sebagai baut.
Beban yang didukung oleh poros pada umumnya adalah
roda gigi, roda daya (fly wheel), roda ban (pulley), roda
gesek, dan lain lain. poros hampir terdapat pada setiap
konstruksi mesin dengan fungsi yang berbeda beda. dilihat
dari fungsinya poros dibedakan menjadi:
1. Poros dukung : misalnya gandar, poros motor
2. Poros transmisi : misalnya poros motor listrik, poros gigi transmisi pada gear box
3. Gabungan antara dukung dan transmisi : misalnya poros pada roda mobil
Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan
kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang
tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung
yang berputar , yaitu poros roda keran berputar gerobak.
Macam- macam Poros:
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut:
1. Poros dukung
Poros dukung biasanya hanya dihitung menurut bengkokan, sedangkan dalam
keadaan-keadaan istimewa, kadang-kadang kita harus lagi memperhatikan, apakah
pelengkungan poros itu tidak terlampau besar. Tap poros dukung tentu juga harus diperiksa
lagi menurut tekanan bidang dan peneluaran kalor. Jadi harus ditentukan momen bengkok
maksimal, dengan rumus :
Mw s Wb x w
Kita tetapkan ukuran-ukuran poros itu.
Untuk poros bulat kita pakai rumus :
Mw s 0.1 d3 . w
Untuk poros bulat yang bolong kita pakai rumus :
Mw s 0.1 D4- d4D . w
Disini : D = garis tengah sebelah luar
d = garis tengah sebelah dalam
Untuk merencanakan sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada
poros di atas antara lain: gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik
gravitasinya. Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda
ataupun membentuk sudut dengan permukanan benda. Gaya F dapat menimbulkan
tegangan pada poros, karena tegangan dapat rimbul pada benda yang mengalami gayagaya.
Gaya yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda sendiri atau
gaya luar yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan
menimbulkan berbagai macam tegangan pada kontruksi tersebut
Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta api, As gardan,
dan lain-lain.

Gambar 1.1 Konstruksi Poros pada Kereta Api

2. Poros Transmisi (pemindah)
Poros pemindah berguna untuk pemindahan gerak yang berputar, sehingga dibebani dengan
beban putaran. Selain itu terdapat lagi tegangan bengkok, yang disebabkan oleh cakeram rim,
roda gigi dan sebaginya, yang biasanya diikatkan pada poros ini.
Tegangan bengkok ini kita usahakan sedikit mungkin dengan jalan menempatkan
bantalan perputaran sedekat mungkin pada cakram rim atau roda gigi itu.
Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni atau puntir dan
lentur. Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu cara, bukan tujuan. Jadi, poros
ini berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin
yang lain.
Bila tegangan bengkok itu sedikit terhadap tegangan punturan, maka poros ini
biasanya hanya kita hitung menurut menurut puntiran, makin tinggi tegangan bengkok itu,
makinrendah tegangan puntiran yang diperbolehkan.
pakai rumus :
t
s =


T=
torsi/momen puntir
T = 71620 N/n => kg. Cm
T = 9550 N/n => N.m
T = 6325 N/n

WP = Momen Tahanan
WP = Ip / e =

= 0.2 d
3
t
s (max)
s t
s (izin) =
t




Gambar 1. Poros Transmisi Untuk Roda Gigi
Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan
lain-lain.
Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros dapat
ditentukan dengan mengetahui garis tengah pada poros.
Apabila gaya keliling F pada gambar sepanjang lingkaran dengan jari-jari r
menempuh jarak melalui sudut titik tengah (dalam radial), maka jarak ini adalah r , dan
kerja yang dilakukan adalah F.
Gaya F yang bekerja pada keliling roda gigi dengan jari-jari r dan gaya reaksi pada
poros sebesar F merupakan suatu kopel yang momennya Mw = F.r. Momen ini merupakan
momen puntir yang bekerja dalam poros.
W = F r = Mw
Bila jarak ini ditempuh dalam waktu t, maka daya:
P = W / t = Mw t = Mw
di mana ialah kecepatan sudut poros. Jadi, momen puntirnya:
Mw = P

3. Poros Dukung Transmisi

Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin
untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros tersebut
mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban. Beban yang bekerja pada poros pada
umumnya adalah beban berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk
meneruskan daya besar, maka kejutan berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang
berputar. Selain itu beban punter dan lentur juga terjadi pada lengan arbor mesin frais,
terutama pada saat pemakanan. pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser karena
momen puntir dan tegangan lentur karena momen lengkung,
Agar mampu menahan beban puntir dan lentur, bahan poros harus bersifat liat dan ulet agar
mampu menahan tegangan geser maksimum, maka daya rencana poros dapat ditentukan
denan rumus:
( ) kW P f P
c d
=
Dimana:
Pd = daya rencana (kW)
Fc = factor koreksi
P = daya nominal motor penggerak (kW)
Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm) maka:
( )( )
1
5
1
10 74 , 9
102
60 / 2 1000 /
n
P
x T
sehingga
n T
P
d
d
=
=
t

Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros d (mm), maka
tegangan geser (kg.mm
2
) yang terjadi adalah:
( )
3 3
1 , 5
16 / d
T
d
T
= =
t
t
Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya terdiri atas
momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban
lentur dimasa mendatang. Jika memang diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban
lentur maka dapat dipertimbangkan pemakaian factor Cb yang harganya antara 1,2-2,3.(jika
tidak diperkirakan akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil = 1,0).
Dari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros:
( )
2 1
3 / 1
/
: dimana
1 , 5
sf x sf
T C K d
B a
b t
a
o t
t
=
(

=

Perhitungan putaran kritis
W
I
Il
d
Nc
2
52700 =
Dimana :
W = berat beban yang berputar
l = jarak antara bantalan


DAFTAR PUSTAKA
http://nd4s4ch.wordpress.com/2012/01/02/makalah-poros-elemen-mesin-i-kuliah/
http://www.scribd.com/doc/41056483/poros
http://okasatria.blogspot.com/2007/10/engineering-knowledge.html

Anda mungkin juga menyukai