Anda di halaman 1dari 3

Diskusi Hasil Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan metorik yang tidak menyenangkan, berubungan dengan adanya

potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut . Keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri , misalnya emosi dapat menimbulkan sakit kepala atau memperhebatnya , tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri . Ambang nyeri yang dimiliki setiap makhluk hidup berbeda-beda dan konstan . Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkatan dimana nyeri dirasakan untuk yang pertama kali . Jadi, intensitas rangsangan yang terendah saat seseorang merasakan nyeri. Batas nyeri untuk suhu adalah konstan , yakni 44-45 derajat celcius. 1 Gejala nyeri dapat digambarkan sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa terbakar, menyengat , pedih , nyeri yang merambat , rasa nyeri yang hilang timbul , dsb. Pada praktikum kali ini , respon nyeri diperlihatkan oleh mencit dengan menjilat telapak kakinya . Nyeri terjadi jika organ tubuh , otot, kulit terluka oleh benturan , penyakit , kram , atau bengkak . Rangsangan penimbul nyeri umumnya mempunyai kemampuan yang mengakibatkan sel-sel melepaskan enzil proteolitik (pengurai protein) dan poli peptida yang merangsang ujung saraf yang kemudian menimbulkan impuls nyeri . Senyawa kimia dalam tubuh yang disebut prostaglandin bereaksi membuat ujung syaraf menjadi lebih sensitif terhadap rangsang nyeri oleh polipeptida ini.2 Mediator nyeri, antara lain serotonin, histamine , beradikinin , leukotrien , dan prostaglandin mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktifasi reseptor nyeri diujung-ujung saraf bebas di kulit , mukosa , dan jaringan lainya. Neuroseptor ini terdapat diseluruh jaringan dan organ tubuh kecuali di SSP . dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan yang hebat dari sel-sel neuron dengan sinap yang sangat banyak melalui sumsum tulang belakang , sumsum lanjutan dan otak tengah . Dari thalamus impuls dilanjutkan di pusat nyeri di otak besar , dimana impuls dirasakan sebagai nyeri.2 Terapi farmakologis untuk nyeri dapat menggunakan obat-obat analgesik , baik nonopioid analgesik atau NSAID (golongan salsilat parasetamol , fenamat, asam

piranokarboksilat, asam propionat, asam karboksil pirolizin, serta inhibitor COX-2), maupun opioid analgesik (opioid agonis dan opioid antagonis) 3 Mencit yang dirangsang secara termis menggunakan hotplate , 1 diantaranya diberi obat kodein peroral , sedangkan mencit yang lain diberi plazebo dan digunakan sebagai

kontrol . Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil bahwa mencit yang diberi plazebo lebih menjilat kakinya karena lebih cepat atau lebih dulu merasakan nyeri dibanding mencit yang diberi kodein . Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kodein berperan sebagai obat anti nyeri atau analgesik . Kodein adalah jenis obat golongan analgesik opioid yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat , batuk (antitusif , diare, dan irritable bowl syndrome) . Seperti halnya obat golongan opioid lainya kodein dapat menyebabkan ketergantungan fisik , namun efek ini relatif sedang bila dibandingkan dengan senyawa golongan opioid lainya.4 Kodein merupakan pro-drug , karena disaluran pencernaan kodein diubah menjadi bentuk aktifnya yakni morphine dan kodeina-6 glukoronida. Pengubahan kodein menjadi morphine berlangsung di hati , dan dikatalisis oleh enzim sitokrome P450 dan CYP2D6, sedangkan enzim CYP3A4 akan mengubah kodein menjadi norkodeina . 4 Sasaran terapi nyeri dengan menggunakan antagonis opoid yaitu reseptor opioid , dengan cara berikatan dengan reseptor opioid untuk menghalangi pelepasan neurotransmitter sehingga respon nyeri tidak muncul . Tujuanya adalah untuk mengobati nyeri tersebut dengan cara menghilangkan gejala yang muncul . 3 Opioid merupakan senyawa alami atau sintetik yang menghasilkan efek seperti morphine. Semua obat dalam kategori ini bekerja dengan jalan mengikat reseptor opioid spesifik pada susunan syaraf pusat untuk menghasilkan efek yang meniru efek neurotransmitter peptida endogen, opiopeptin (misal endorphine dan enkofalin) . 3 Reseptor opioid secara luas terdistribusi dalam sistem syaraf pusat yang dikelompokan menjadi 3 tipe utama yaitu - , k- , dan -reseptor, -reseptor memiliki jumlah yang paling banyak di otak dan merupakan reseptor

DAFTAR PUSTAKA 1.
Dworkin RH, Backonja M, Rowbotham MC, et al. (2003). "Advances in neuropathic pain: diagnosis, mechanisms, and treatment recommendations". Arch. Neurol. 60 (11): 152434

2.

Klawe, C; Maschke, M (2009). "Flupirtine: pharmacology and clinical applications of a nonopioid analgesic and potentially neuroprotective compound". Expert opinion on pharmacotherapy 10

3.

4.

Gobbi M, Moia M, Pirona L, et al. (September 2002). "p-Methylthioamphetamine and 1-(m-chlorophenyl)piperazine, two non-neurotoxic 5-HT releasers in vivo, differ from neurotoxic amphetamine derivatives in their mode of action at 5-HT nerve endings in vitro". Journal of Neurochemistry 82 (6): 143543 Reimann W, Schneider F (May 1998). "Induction of 5-hydroxytryptamine release by tramadol, fenfluramine and reserpine". European Journal of Pharmacology 349 (23): 199203

Anda mungkin juga menyukai