Anda di halaman 1dari 26

Nama : Irtanty Nur Rachmatika NPM : 220110090013 Kasus 1 : Kehamilan Ny.

K 36 tahun, pendidikan terakhir SD, pekerjaan : ibu rumah tangga, suku sunda, HPHT: 12 Desember 2011, TP: 19 September 2012, status paritas G4P3A0. Usia kehamilan saat ini 37 minggu. Klien datang ke Puskesmas pada tanggal 21 Agustus 2012 untuk melakukan kontrol rutin, klien mengatakan imunisasi TT ke-2 belum dilakukan, beberapa hari ini klien merasa lebih sering pusing, BAK menjadi sering, kaki dan tangan bengkak dan kalau malam sering kram, hasil pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, kesadaran : compos mentis, BB : 72 kg (sebelum hamil BB 55 kg) TD : 180/90 mmHg, nadi : 78x/menit, RR: 20x/menit. Suhu 36,5, muka Nampak cloasma gravidarum, kolostrum (-), abdomen tidak simetris Nampak linea nigra dan striae gravidarum, TFU 32 cm, hasil pemeriksaan Leopold: teraba bulat lunak, TFU 3 jari dibawah px, puki, letak kep, DJJ: 134 x/menit, observasi vagina : chadwik (-), keluaran cairan bening, tidak berbau, jumlah sedikit, tidak ada varises vagina, ekstremitas bawah edema (-) human sign (+/+), varises (-/-), reflek patella (+/+). Hasil USG : bayi tunggal, hidup, letak kepala, cairan amnion cukup. Pemeriksaan laboratorium : proteinuria (+++) I. Konsepsi dan perkembangan janin 1.1 Konsepsi Konsepsi atau fertilisasi adalah peristiwa bertemunya sel telur dengan sperma dan peristiwa ini terjadi di ampula tuba. Spermatozoa yang dapat melintasi zona pellusida dan masuk ke dalam vitellus pada saat fertilisasi hanya satu. Pada keadaan normal, sel tubuh mempunyai 46 buah kromosom, masing-masing ovumdan sperma memiliki 23 kromosom terdiri dari 22 kromosom tubuh (autosom) dan 1 kromosom seks. Kedua inti akan menyatu pada saat fertilisasi, sehingga ovum memiliki 46 kromosom, bersatunya sel sperma dan sel telur membentuk zigot. Hari ke 11- 14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal > siap dibuahi > coitus > 3-5 cc semen yang ditumpahkan ke dalam forniks posterior dengan jumlah 200-500 juta > gerakan sperma dari serviks-uterus-tuba falopi > bertemu dengan ovum > terbentuk zigot.

1.2 Pekembangan embrio dan janin

a. Terjadinya fertilisasi (inti sperma + inti ovum) > zigot > membelah diri (30 jam pasca konsepsi) menjadi 32 sel morula. Ukuran janin 0.1 0. 15 mm. b. Morula > blastula (hari ke 4 pasca fertilisasi, terdapat 2 lapisan sel sel dalam akan tumbuh menjadi embrio dan sel luar akan tumbuh menjadi plasenta). Ukuran janin 0.1 0.2 mm c. Blastula melekat pada cavum uteri pada hari ke 6. Ukuran janin 0.1 0.2 mm d. Pada hari ke 21 blastula akan menjadi gastrula yang memiliki 3 lapisan ; ektodermis, endodermis, dan mesodermis. Ukuran janin 1.5 2.5 mm e. Embrio 5 minggu memiliki panjang 1 cm dan berat 0,8 gram, kuncup tangan, mata, hati, jantung tumbuh. f. Embrio 14 minggu mempunyai panjang 6 cm dan berat 25 gram, organ lengkap sudah terbentuk g. Embrio 20 minggu mempunyai panjang 30 cm dan berat 260 gram, organ lengkap semakin tumbuh sempurna. h. Embrio 38 minggu mempunyai panjang 45 cm dengan berat 3 kg. Embrio pada tahap ini dilapisi oleh 4 membran : - Kandung kuning telur (tidak berkembang) - Amnion ( kurang lebih 800ml, melindungi dari benturan) - Alantois (rudimeter) - Korion (plasenta bentuk cakram dengan diameter 20 cm tebal 2,5cm) i. Menjelang kelahiran kadar esterogen meningkat, kontraksi uterus meningkat produksi prolaktin meningkat untuk memicu keluarnya air susu. 1.3 Pembentukan plasenta Pada saat zigot membelah mitosis menjadi 32 sel (morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula akan membentuk janin dan bagian luarnya akan membentuk trofoblas (bagian dinding untuk menyerap makanan dan berkembang menjadi plasenta). Fungsi plasenta : a. Nutrive ; alat menyalurkan makanan dari ibu ke janin.

b. Ekskresi ; alat menyalurkan hasil metabolisme janin ke ibu. c. Respirasi ; alat menyalurkan oksigen dari ibu ke janin, dan karbondioksida dari janin ke ibu. d. Alat oembentuk hormon e. Alat penyalur antibodi ibu ke janin f. Alat menyalurkan obat yang dibutuhkan janin dari ibu.

II. Anatomi dan fisiologi kehamilan 2.1 Graviditas dan Paritas Kehamilan adalah suatu keadaan dimana pada diri seorang wanita terdapat janin yang sedang berkembang. Usia gestasi : usia kehamilan yang dinyatakan dalam minggu dan dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT). Usia janin : usia kehamilan yang dihitung sejak saat implantasi. Gravid : hamil dan graviditas adalah jumlah total kehamilan (normal atau tak normal) Paritas : jumlah persalinan mati atau hidup. Graviditas dan paritas dalam kasus kehamilan/persalinan dinyatakan dalam : G(raviditas)P(aritas)A(bortus) 1234 1. Jumlah persalinan aterm 2. Jumlah persalinan prematur/immatur 3. Jumlah abortus 4. Jumlah anak hidup 2.2 Tes Kehamilan a. Test Latex Aglutination Inhibition (LAI) HCG merupakan suatu hormon dan hormon adalah protein. Apabila HCG disuntikkan pada kelinci, maka tubuh kelinci akan terangsang untuk antibodi yang ditunjukkan terhadap HCG (anti HCG). Antibodi inilah yang dipakai untuk menentukan kehadiran HCG didalam urine, reaksi yang terjadi adalah kompleks HCG anti HCG. TestLatex Aglutination Inhibition mudah dilakukan dan hasil diperoleh dalam 2 menit. Test ini akurat pada 4-10 hari setelah terlambat haid.

b. Test Hemaglutination Inhibition (HAI) Test ini lebih sensitif daripada test LAI, tetapi memerlukan waktu 1 sampai 2 jam hasil diperoleh. Akan tetapi, Neocept yang memberi hasil akurat sebelum atau pada haid terlambat. Semua test HAI akurat sekitar 4 hari setelah terlambat haid, dipasaran juga dijual e.p.t (early pregnano test = test kehamilan dini). Suatu test HAI yang dapat dilakukan di rumah dan dijual di umum. c. Radioreceptor Assay Salah satu kategori terbaru test kehamilan. Test serum 1 jam ini memerlukan peralatan yang cukup canggih. Radioreceptor Assay biasanya akibat pada saat terlambat haid (14 hari setelah konsepsi). d. Radio Immunoassay Test ini untuk subunit beta HCG memakai tanda berlabel radioaktif sehingga test harus dilakukan di laboratorium. Bergantung pada derajat sensitivitas yang diinginkan, waktu test bervariasi dari 1 sampai 48 jam. Radio Immunoassay merupakan test kehamilan yang paling sensitif. Saat ini kehamilan dapat didiagnosis 8 hari setelah ovulasi atau 6 hari sebelum haid berikutnya. e. Enzyme-Link Immuno Sorben Assay (ELISA) Merupakan test kehamilan yang paling populer. Test ini menggunakan antibodi monoklonal sfesifik yang dihasilkan oleh cell-line hibrida. Suatu enzim yang bukan merupakan senyawa radioaktif, mengidentifikasi antigen substansi yang akan diukur. Enzim menginduksi reaksi perubahan warna sederhana. Hasil akhir test dapat dibaca dengan mata telanjang atau spektrofotometer. Test ini memiliki banyak kelebihan. Antigen enzim berkonjugasi dengan reagen test stabil. Peralatan yang diperlukan sederhana dan tidak ada produk sampah nuklir. 2.3 Tanda kehamilan Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil dikenal sebagai tanda kehamilan. Ada tiga kategori, yaitu : a. Presumsi : perubahan yang dirasakan wanita, misalnya amenore, keletihan, nyeri payudara, pembesaran payudara, morning sickness, quickening b. Kemungkinan/probable : perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa, misalnya tanda hegar, ballottement, tes kehamilan, tanda goodell c. Pasti/objective : misalnya ultrasonografi, bunyi denyut jantung janin, pemeriksa melihat dan merasakan gerakan bayi. Secara umum tanda kehamilan : 1. Payudara membengkak dan empuk Salah satu tanda kehamilan adalah payudara menjadi sensitif dan sedikit terasa sakit akibat meningkatnya kadar hormon. Rasa sakit yang dialami biasanya lebih sakit dibandingkan saat mengalami menstruasi. Ketidaknyaman ini akan berkurang secara signifikan setelah trimester pertama karena tubuh sudah bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormon. 2. Cepat merasa lelah Orang yang hamil di trimester pertama seringkali merasa lelah secara tiba-tiba, mungkin diakibatkan oleh meningkatnya kadar hormon progesteron secara cepat. Tapi perempuan hamil akan merasa lebih energik setelah mencapai trimester kedua.

3. Ada sedikit pendarahan Beberapa perempuan mengalami sedikit pendarahan di vagina sekitar 11-12 hari setelah berhubungan. Pendarahan ini disebabkan oleh sel telur yang dibuahi memasuki lapisan rahim. Pendarahan yang terjadi sangat ringan seperti muncul sebagai bercak darah, merah muda atau hanya bercak noda berwarna coklat kemerahan. 4. Mengalami mual dan muntah Perempuan yang mengalami mual dan muntah di pagi hari biasanya dialami setelah 1 bulan melakukan hubungan suami istri. Tapi bagi perempuan yang hamil rasa mual dan muntah ini tidak hanya terjadi di pagi hari tapi juga masalah di siang dan malam hari. 5. Meningkatnya kepekaan terhadap bau-bauan Terkadang perempuan hamil merasa jijik dengan bau tertentu seperti kopi, parfum atau bau makanan yang sebelumnya sangat disenangi oleh perempuan tersebut. Reaksi ini dapat memicu refleks muntah. 6. Perut kembung Perubahan hormon yang terjadi saat awal kehamilan dapat membuat perut seseorang terasa kembung, mirip seperti saat perempuan sebelum periode menstruasinya datang. 7. Sering buang air kecil Perempuan hamil sering buang air kecil sepanjang waktu, karena jumlah darah dan cairan selama hamil meningkat sehingga mengakibatkan adanya cairan tambahan yang diproses oleh ginjal dan kandung kemih. 8. Telatnya jadwal menstruasi Jika periode menstruasinya teratur, maka seseorang akan melakukan tes kehamilan sebelum tanda yang lain muncul. Tapi jika periodenya tidak teratur, maka salah satu gejala di atas bisa menjadi petunjuk bahwa Anda akan telat mendapatkan periode menstruasi. 9. Suhu basal tubuh tetap tinggi Suhu basal tubuh adalah suhu yang diukur pada pagi hari saat masih di tempat tidur dan belum melakukan kegiatan apapun. Untuk mengukurnya bisa menggunakan termometer yang diletakkan di bawah lidah. Jika suhu basal tubuh tetap tinggi selama 18 hari berturut-turut ada kemungkinan Anda hamil. 10. Menggunakan tes kehamilan Salah satu tanda kehamilan yang bisa dibilang akurat adalah dengan menggunakan alat tes kehamilan. Penggunaan alat tes kehamilan paling baik sekitar 1 minggu setelah telat mendapatkan menstruasi. Jika tanda-tanda diatas tetap ada tapi hasilnya negatif, cobalah untuk mengulanginya lagi beberapa hari kemudian 2.4 Adaptasi terhadap kehamilan 2.4.1 Sistem reproduksi dan payudara a. Aksis hipotalamus hipofisis-ovarium Selama hamil kadar estrogen dan progesterone yang meningkat menekan sekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Maturasi folikel dan pelepasan ovum tidak terjadi. Siklus menstruasi berhenti

(sering merupakan tanda kemungkinan kehamilan). Walaupun mayoritas wanita mengalami amenore (tidak haid), namun sedikitnya 20% wanita mengalami perdarahan kecil tanpa rasa sakit dan sebab yang jelas di awal gestasi. Sebagian besar wanita ini terus menjalani kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan bayi normal. Setelah implantasi, ovum yang dibuahi dan vili korionik memproduksi hCG yang mempertahankan korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan progesterone selama 8 sampai 10 minggu pertama kehamilan sampai plasenta mengambil alih fungsi tersebut. b. Uterus Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama berlanjut sebagai respon terhadap stimulus kadar hormone estrogen dan progesterone yang tinggi. Pembesaran terjadi akibat peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan hipertrofi (pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada), dan perkembangan desidua. Pada minggu ke-7 ukuran uterus sebesar telur ayam negeri; Pada minggu ke-10 uterus mencapai ukuran buah jeruk (dua kali ukuran uterus tidak hamil); Pada minggu ke-12 uterus mencapai ukuran buah grapefruit (jeruk asam berwarna kuning yang besarnya sekitar dua kali jeruk biasa). Setelah bulan ketiga, pembesaran uterus terutama disebabkan oleh tekanan mekanis akibat pertumbuhan janin. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk, dan posisi. Dinding-dinding otot menguat dan menjadi lebih elastic. Pada saat konsepsi uterus berbentuk seperti buah pir terbalik. Selama trimester kedua bentuk uterus bulat. Karena janin kemudian memanjang, uterus menjadi lebih besar, lebih lonjong, dan membesar keluar rongga panggul menuju rongga abdomen. Rongga uterus wanita tidak hamil mampu menampung sekitar 10 ml cairan. Selama hamil, kapasitasnya meningkat 5 sampai 10 L atau lebih. Pada sekitar minggu ke-7 dan ke-8, terlihat pola pelunakan uterus sebagai berikut : istmus melunak dan dapat ditekan (tanda hegar), serviks melunak (tanda goodell), dan fundus pada serviks mudah fleksi (tanda McDonald). Ini adalah tanda kemungkinan kehamilan. Setelah minggu ke-8, korpus uteri dan serviks melunak dan membesar secara keseluruhan. Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus. Walaupun aliran darah uterus meningkat dua puluh kali lipat, ukuran konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya, lebih banyak oksigen diambil dari darah uterus selama masa hamil tahap lanjut. Pada kehamilan cukup bulan yang normal, seperenam volume darah total ibu berada di dalam sistem pendarahan uterus. Kecepatan ratarata aliran darah di uterus ialah 500 ml/menit dan konsumsi rata-rata oksigen uterus gravid ialah 25 ml/menit. Tekanan arteri maternal, kontraksi uterus, dan posisi maternal mempengaruhi aliran darah. Estrogen juga berperan dalam mengatur aliran darah uterus.

c. Vagina dan vulva Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar, hipertrofi otot polos, dan pemanjangan vagina. Peningkatan vaskularisasi menimbulkan warna ungu kebiruan pada mukosa vagina dan serviks. Perubahan warna yang disebut tanda Chadwick, suatu tanad kehamilan, dapat muncul pada minggu keenam, tetapi dengan mudah tetrlihat pada minggu ke-8 kehamilan. Deskuamasi (eksfoliasi) sel-sel vagina yang kaya glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen. Selsel yang tanggal ini membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan, yang disebut leukore. Selama masa hamil, pH vagina berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan pH ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina, khususnya infeksi jamur. Diet yang mengandung gula dalam jumlah besar dapat membuat lingkungan vagina lebih cocok untuk infeksi jamur. Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain menyebabkan peningkatan sensitivitas yang mencolok. Peningkatan sensitivitas dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama trimester kedua kehamilan. Peningkatan kongesti, ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus yang berat, dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises biasanya membaik selama periode pascapartum. d. Payudara Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda kemungkinan kehamilan. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri yang tajam. Putting susu dan areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda sekunder pada areola, dan putting susu menjadi lebih erektil. Hipertrofi kelenjar sebasea yang muncul di areola primer dan disebut tuberkel Montgomery dapat terlihat disekitar putting susu. Kelenjar sebasea ini mempunyai peran protektif sebagai pelumas putting susu. Kelembutan putting susu terganggu, jika lemak pelindung ini dicuci dengan sabun. Walaupun perkembangan kelenjar mamae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terhambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir. Namun, sekresi prakolostrum yang cair, jernih, dan kental dapat dikeluarkan dari putting susu pada akhir minggu keenam. Sekresi ini mengental saat kehamilan mendekati aterm dan kemudian disebut kolostrum. Kolostrum, cairan sebelum menjadi susu, yang berwarna kem atau putih kekuningan dapat dikeluarkan dari putting susu selama trimester ketiga. 2.4.2 Sistem kardiovaskuler Adaptasi kardiovaskuler melindungi fungsi fisiologi normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolic tubuh saat hamil, dan menyediakan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. a. Tekanan darah Tekanan darah arteri bervariasi sesuai usia. Ada factor-faktor tambahan yang harus dipertimbangkan. Factor-faktor ini meliputi posisi ibu, kecemasan

ibu, dan ukuran manset. Posisi ibu mempengaruhi hasil karena posisi uterus dapat menghambat aliran balik vena, dengan demikian, curah jantung dan tekanan darah menurun. Tekanan darah brakialis tertinggi saat wanita duduk, terendah saat wanita berbaring pada posisi rekumben lateral kiri, sedangkan pada posisi telentang, tekanan darah berada di antara kedua posisi tersebut. Oleh karena itu, pada setiap kunjungan, gunakan lengan dan posisi yang sama untuk mengukur tekanan darah. Posisi dan lengan yang digunakan harus dicatat bersama hasil pengukuran. Selama pertengahan pertama masa hamil, tekanan sistolik dan diastolic menurun 5 sampai 10 mmHg. Penurunan tekanan darah ini kemungkinan disebabkan oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama masa hamil. Selama trimester ketiga, tekanan darah ibu harus kembali ke nilai tekanan darah selama trimester pertama. Edema pada ekstremitas bawah dan varises terjadi akibat obstruksi vena iliaka dan vena kava inferior oleh uterus. Hal ini juga menyebabkan tekanan vena meningkat. b. Volume dan komposisi darah Derajat ekspansi volume darah sangat bervariasi. Volume darah meningkat sekitar 1500 ml (nilai normal : 8,5% sampai 9% berat badan). Peningkatan terdiri atas 1000 ml plasma ditambah 450 ml sel darah merah (SDM). Peningkatan volume mulai terjadi pada sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-12, mencapai puncak sekitar 30% sampai 50% diatas volume tidak hamil pada minggu ke-20 sampai ke-26, dan menurun setelah minggu ke-3. Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif. Keadaan ini sangat penting untuk sistem vaskuler yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus, hidrasi jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri atau telentang, dan cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang selama proses melahirkan dan puerperium. Vasodilatasi perifer mempertahankan tekanan darah tetap normal walaupun volume darah meningkat. Selama hamil terjadi percepatan produksi sel darah merah (normal : 4 sampai 5,5 juta/mm3). Presentasi kenaikan bergantung jumlah besi yang tersedia. Massa SDM meningkat 30% sampai 33% pada kehamilan aterm, jika ibu mengkonsumsi suplemen besi. Apabila tidak mengkonsumsi suplemen besi, SDM hanya meningkat 17% pada beberapa wanita. c. Curah jantung Curah jantung meningkat 30% sampai 50% pada minggu ke-32 gestasi. Kemudian menurun sampai sekitar 20% pada minggu ke-40. Peningkatan curah jantung terutama disebabkan oleh peningkatan volume sekuncup dan peningkatan ini merupakan respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen jaringan. Curah jantung pada kehamilan tahap lanjut jauh kebih tinggi saat wanita dalam posisi rekumben lateral daripada dalam posisi telentang. Pada posisi telentang, uterus yang besar dan berat seringkali menghambat aliran

balik vena ke jantung. Setiap kali terdapat pengerahan tenaga, curah jantung meningkat, misalnya pada saat persalinan dan melahirkan. d. Waktu sirkulasi dan waktu koagulasi Waktu sirkulasi sedikit menurun pada minggu ke-32. Waktu ini hampir kembali normal menjelang aterm. Kecenderungan koagulasi lebih besar selama masa hamil. Ini merupakan akibat peningkatan berbagai factor pembekuan (factor VII, VIII, IX, X, dan fibrinogen). Aktivias fibrinolitik mengalami depresi selama masa hamil dan periode pueperium, sehingga wanita lebih rentan terhadap thrombosis. 2.4.3 Sistem respirasi Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolic dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbondioksida. Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap peningkatan kadar estrogen juga terjadi pada traktus pernapasan atas. Karena kapiler membesar, terbentuklah edema dan hyperemia di hidung, laring, faring, trakea, dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan traktus respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi yang umum terlihat selama masa hamil. Kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, hidung berdarah, perubahan suara, dan respon peradangan yang mencolok bahkan terhadap infeksi pernapasan bagian atas yang ringan sekalipun. a. Fungsi paru Wanita hamil bernapas lebih dalam (meningkatkan volume tidal) tetapi frekuensi napasnya hanya sedikit meningkat (kira-kira dua kali bernapas dalam dua menit). Peningkatan volume tidal pernapasan yang berhubungan dengan frekuensi napas normal, menyebabkan peningkatan volume napas satu menit sekitar 26%. Peningkatan volume napas satu menit disebut hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi karbondioksida di alveoli menurun. Peningkatan kadar progesterone tampaknya menyebabkan hiperventilasi kehamilan. Progesterone dan estrogen diduga menyebabkan peningkatan sensitivitas pusat pernapasan terhadap karbondioksida. Selain itu, kesadaran wanita hamil akan kebutuhan napas meningkat. beberapa wanita mengeluh dispnea saat istirahat. b. Laju metabolism basal Vasodilatasi perifer dan percepatan aktivitas kelenjar keringat membantu melepaskan kelebihan panas yang timbul akibat peningkatan metabolism selama masa hamil. Wanita hamil dapat mengalami intoleransi panas, yang pada beberapa wanita dirasa mengganggu. Pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah melakukan aktivitas ringan. Perasaan ini dapat bertahan diikuti peningkatan kebutuhan tidur.

Perasaan lemah dan letih sebagian dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas metabolic. c. Keseimbangan asam-basa Pada sekitar minggu ke-10 gestasi terjadi penurunan tekanan karbondioksida sekitar 5 mmHg. Progesterondapat meningkatkan sensitivitas reseptor pusat panas sehingga volume tidal meningkat, PCO2 menurun, kelebihan basa menurun, dan pH meningkat (menjadi lebih basa). Perubahan keseimbangan asam-basa ini menunjukkan bahwa kehamilan merupakan kondisi alkalosis respiratorik yang dikompensasi oleh asidosis metabolic ringan. 2.4.4 Sistem perkemihan a. Perubahan anatomi Perubahan struktur ginjal merupakan akibat aktivitas hormonal (estrogen dan progesteron), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah. Sejak minggu ke-10 gestasi, pevis, ginjal, dan ureter berdilatasi. Dilatasi ureter tampak lebih jelas di atas pintu atas panggul, sebagian karena ureter terkompresi antara uterus dan pintu atas panggul. Dilatasi di atas PAP lebih mencolok di sisi sebelah kanan. Pada kebanyakan wanita, uterus di bawah PAP berukuran normal. Dinding otot polos ureter mengalami hyperplasia, hipertrofi, dan relaksasi tonus otot. Ureter memanjang, berkelok-kelok, dan membentuk lekukan tunggal atau ganda. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid disebelah kiri. Perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urin dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine. Stasis atau stagnasi urin menimbulkan beberapa konsekuensi : - Terdapat selang waktu antara waktu pemebntukan urin sampai urin tersebut mencapai kandung kemih. Oleh karena itu, hasil tes kliens menunjukkan substansi yang terkandung dalam filtrasi glomerulus beberapa jam sebelumnya. - Urine yang mengalami stagnasis merupakan medium yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu, urin wanita hamil mengandung nutrient dalam jumlah yang lebih besar, termasuk glukosa. Oleh karena itu, selama hamil, wanita lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih. Iritabilitas kandung kemih, nokturia, dan sering berkemih (urinary frequency) dan urgensi (tanpa disuria) umum dilaporkan pada awal kehamilan mendekati aterm, gejala pada kandung dapat kembali muncul. Urinary frequency merupakan akibat peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. b. Perubahan fungsi ginjal

Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan. Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolism dan sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan juga mengeksresi produk sampah janin. Fungsi ginjal berubah akibat adanya hormone kehamilan, peningkatan volume darah, postur wanita, aktivitas fisik, dan asupan makanan. 2.4.5 Sistem integument Perubahan keseimbangan hormone dan peregangan mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integument selama masa hamil. Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormone hipofisis anterior melanotropin selama masa hamil. Melasma di wajah, yang juga disebut kloasma atau topeng kehamilan, adalah bercak hiperpigmentasi kecokelatan pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam. Kloasma dialami 50% sampai 70% wanita hamil, dimulai setelah minggu ke-16 dan meningkat secara bertahap sampai bayi lahir. Sinar matahari membuat pigmentasi ini semakin jelas pada wanita yang rentan. Kloasma ini biasanya hilang setelah wanita melahirkan. Pada sekitar waktu yang sama, warna putting susu, areola, aksila, dan vulva menjadi lebih gelap dan warna ini menghilang setelah wanita melahirkan. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus di garsi tengah tubuh. Garis ini dikenal sebagai line alba sebelum hiperpigmentasi diinduksi hormone timbul. Pada primigravida, panjang linea nigra yang mulai terlihat pada bulan ketiga terus memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada multigravida keseluruhan, garis seringkali muncul sebelum bulan ketiga. Linea nigra tidak muncul pada semua wainita hamil. Stria gravidarum atau tanda regangan terlihat dibagian bawah abdomen yang timbul pada 50% sampai 90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan dapat disebabkan kerja adenokortikosteroid. Stria menunjukkan pemisahan jaringan ikat dibawah kulit. Garis-garis yang sedikit cekung ini cenderung timbul di daerah dengan regangan maksimum (misalnya abdomen, paha, payudara). Regangan kadang-kadang menimbulkan sensasi mirip rasa gatal. Tendensi perkembangan stria dapat diturunkan. Sesudah melahirkan biasanya stria memudar, walaupun tidak hilang sama sekali. Pada multipara, selain stria kemrahan akibat kehamilan saat ini, umumnya terdapat garis keperakan mengkilap yang merupakan sikatrik (jaringan parut) stria sebelumnya. Stria dapat muncul di payudara akibat peregangan payudara yang membesar. Angioma atau telangiektasis umumnya disebut vascular spiders. Angioma adalah ujung arteriola yang berdenyut dan sedikit menonjol, berbentuk kecil seperti cabang atau bintang. Spiders, hasil peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi, biasanya ditemukan dileher, dada, wajah, dan lengan. Spisers juga dideskripsikan berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan. Vascular spiders terlihat selama bulan kedua sampai kelima kehamilan pada 65% wanita kulit putih dan 10% wanita afrika amerika. Spiders biasanya hilang setelah melahikan.

Epulis (gingival granuloma gravidarum) ialah suatu nodul berwarna merah pada gusi yang mudah berdarah. Lesi ini dapat timbul pada sekitar bulan ketiga dan biasanya uterus membesar seiring kemajuan kehamilan. 2.4.6 Sistem musculoskeletal Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. kurva lumbosakrum harus semakin melengkung dan di daerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala berebihan) untuk mempertahankan keseimbangan. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbar menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit, gaya berjalan wanita hamil yang bergoyang. Struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Perubahan ini dan perubahan lain terkait seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman pada musculoskeletal. 2.4.7 Sistem neurologi Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular berikut : - Kompresi saraf panggul atau stasis vaskuler akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori tingkat bawah. - Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi akar saraf. - Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai oleh parestesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku. Tangan yang dominan biasanya paling banyak terkena. - Akroestesia (rasa baal dan gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu yang membungkuk dirasakan oleh beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada pleksus brakialis - Nyeri pada kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan seperti kesalahan refraksi, sinusitis, atau migren. - Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural, atau hipoglikemia mungkin merupakan keadaan yang bertanggung jawab atas gejala ini. - Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuscular seperti kram otot atau tetani. 2.4.8 Sistem pencernaan Fungsi saluran cerna selama masa hamil menunjukkan gambaran yang sangat menarik. Nafsu makan meningkat. sekresi usus berkurang. Fungsi hati berubah dan absorbsi nutrient meningkat. usus besar bergeser kea rah lateral atas dan posterior.

Aktivitas peristaltic menurun. Akibatnya, bising usus menghilang dan konstipasi, mual, serta muntah umum terjadi. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat, menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan. a. Mulut Gusi hiperemi, berongga dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat yang menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan proliferasi jaringan ikat. Tidak ada peningkatan sekresi saliva. Namun, wanita mengeluhkan ptialisme (kelebihan saliva). Perasaan ini diduga akibat wanita secara tidak sadar jarang menelan saat merasa mual. b. Gigi Wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 g kalsium dan fosfor dalam jumlah yang kira-kira sama setiap hari selama ia hamil. Kebutuhan kasium dan fosfor ini lebih tinggi sekitar 0,4 g daripada kebutuhan saat ia tidak hamil. Diet yang seimbang memenuhi kebutuhan ini. Namun defisiensi diet yang berat dapat mengurangi simpanan unsure-unsur ini di dalam tulang, tetapi tidak menarik kalsium dari giginya. Demineralisasi gigi tidak terjadi selama masa hamil. Hygiene gigi yang buruk selama masa hamil atau pada setiap waktu dan gingivitis dapat menimbulkan karies gigi yang dapat menyebabkan gigi hilang. c. Nafsu makan Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada trimester pertama sering terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea dan/atau vomitus. Gejala ini muncul pada sekitar setengah jumlah kehamilan dan merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah. Pada trimester kedua, nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan meningkat. peningkatan nafsu makan ini memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan janin. d. Esophagus, lambung, dan usus halus Pada sekitar 15% sampai 20% wanita hamil, herniasi bagian atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ketujuh atau kedelapan kehamilan. Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung ke atas yang menyebabkan hiatus diafragma melebar. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita multipara, wanita yang gemuk, atau wanita yang lebih tua. Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi asam hidroklorida. Oleh karena itu, pembentukan tukak peptic atau perkembangan tukak peptic yang sudah ada tidak umum selama masa hamil. Peningkatan produksi progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun, sehingga terjadi regurgitasi esophagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltis balik. Akibatnya wanita tidak mampu mencerna asam atau mengalami nyeri ulu hati. Peningkatan progesterone juga menyebabkan absorbs air di usus besar meningkat, sehingga dapat terjadi konstipasi. Selain itu, konstipasi merupakan akibat hipoperistalsis, pilihan makanan yang tidak lazim, kurang

cairan, distensi abdomen akibat kehamilan, dan pergeseran usus akibat kompresi. Hemoroid dapat semakin menonjol ke luar atau berdarah saat buang air besar. Kebiasaan buang air besar dan tipe khas tinja terbentuk pada awal kehidupan. Variasi akan diperhatikan dan dapat dipersepsikan sebagai proses penyakit. Ileus yang melemah setelah melahirkan, kehilangan cairan setelah melahirkan, dan rasa tidak nyaman di perineum menyebabkan konstipasi berlanjut. e. Kandung empedu dan hati Kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu biasa terjadi. Gambaran ini, bersama hiperkolesterolemia ringan akibat peningkatn progesterone, dapat menyebabkan pembentukan batu empedu selama masa hamil. Fungsi hati sulit dinilai selama gestasi, hanya sedikit perubahan fungsi hati yang terjadi selama masa hamil. Kadang-kadang kolestasis intrahepatik (retensi dan akumulasi di dalam empedu didalam hati, yang disebabkan oleh factor-faktor di dalam hati), sebagai respon terhadap steroid plasenta, terjadi pada akhir kehamilan dan dapat menyebabkan timbulnya pruritus gravidarum (rasa gatal yang berat) dengan atau tanpa iketrik. f. Rasa tidak nyaman di abdomen Perubahan pada abdomen yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman meliputi panggul berat atau tertekan, ketegangan pada ligamentum teres uteri, flatulen (pembentukan gas berlebihan dalam lambung), distensi dank ram usus, serta kontraksi uterus. Selain pergeseran usus, tekanan akibat pembesaran uterus meningkatkan tekanan vena di dalam panggul. 2.4.9 Sistem endokrin Perubahan besar pada sistem endokrin yang esensial terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan pascapartum. a. Kelenjar tiroid Selama masa hamil, pembesaran moderat kelenjar tiroid merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular dan peningkatan vaskularitas. konsumsi oksigen dan peningkatan BMR merupakan akibat aktivitas metabolic janin. b. Kelenjar paratiroid Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleksi peningkatan kebutuhan kalsium dan vitamin D. saat kebutuhan untuk pertumbuhan rangka janin mencapai puncak (pertengahan kedua kehamilan), kadar parathormon plasma meningkat, kadar puncak terjadi antara minggu ke-15 dan ke-35 gestasi. c. Pancreas Janin membutuhkan glukosa dalam jumlah yang signifikan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pertumbuhan, janin tidak saja menghabiskan simpanan glukosa ibu, tetapi juga menurunkan kemampuan ibu menyintesis glukosa dengan

menyedot habis asam amino ibu. Kadar glukosa darah ibu menurun, insulin tidak dapat menembus plasenta untuk sampai ke janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pancreas menurunkan produksi insulinnya. Seiring peningkatan usia kehamilan, plasenta bertumbuh dan secara progresif memproduksi hormone dalam jumlah yang lebbih besar (misalnya human placental lactogen [HPL], estrogen dan progesteron).produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga meningkat. estrogen, progesterone, HPL, dan kortisol menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakan insulin. Kortisol secara simultan menstimulasi peningkatan produksi insulin dan meningkatkan resistensi perifer ibu terhadap insulin. Insulinase adalah enzim yang diproduksi plasenta untuk melemahkan aktivitas insulin ibu. Penurunan kemampuan ibu untuk menggunakan insulinnya sendiri adalah suatu mekanisme protektif yang menjamin suplai glukosa untuk mencukupi kebutuhan unit fetoplasental. Akibatnya tubuh wanita hamil membutuhkan lebih banyak insulin. Sel-sel beta normal pulau langerhans di pancreas dapat memenuhi kebutuhan insulin yang secara kontinu tetap meningkat sampai aterm. d. Prolatin hipofisis Pada kehamilan, prolaktin serum mulai meningkat secara progresif sampa aterm. Secara umum diyakini bahwa walaupun semua unsure hormonal yang diperlukan untuk pertumbuhan payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang meningkat selama kehamilan, kadar estrogen yang tinggi menghambat pengikatan prolaktin pada jaringan payudara, sehingga mennghambat efek prolatin pada efitel target. e. Sistem endokrin dan nutrisi ibu Progesterone menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi baik pada masa hamil maupun menyusui. Beberapa hormone yang lain mempengaruhi nutrisi. Aldosteron mempertahankan natrium, tiroksin mengatur metabolism, hormone paratiroid mengontrol metabolism kalsium dan magnesium. Human placental lactogen (hPL) berperan sebagai hormone pertumbuhan. hCG menginduksi mual dan muntah pada beberapa wanita selama awal kehamilan. III. Dinamika keluarga pada masa hamil 3.1 Adaptasi maternal Adaptasi maternal terjadi agar terdapat suasana kehidupan yang baik bagi janin tanpa mengganggu kesehatan maternal. 1. Trimester I a. Ketidakyakinan/Ketidakpastian Pada awal minggu kehamilan, wanita akan merasa tidak yakin dengan kehamilannya dan berusaha untuk mengkonfirmasikan kehamilan tersebut. Hal ini disebabkan karena tanda-tanda fisik akan kehamilannya tidak begitu jelas atau sedikit berubah. Setiap wanita memiliki tingkat reaksi yang bevariasi terhadap

ketidakyakinan akan kehamilan. Wanita hamil akan berusaha untuk mencari kepastian bahwa ia hamil. Bahkan ia menjadi takut akan kehamilan yang terjadi dan berharap tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa dia tidak hamil. Ia akan mengobservasi seluruh bagian tubuhnya untuk memastikan perubahan yang mengindikasikan tandatanda kehamilan. Ia juga merundingkan kepada keluarga dan teman tentang kemungkinan bahwa telah terjadi kehamilan dan bahkan ia memvalidasi kehamilan tersebut dengan menggunakan tes kehamilan. Pada trimester I, biasanya wanita hamil mencari konfirmasi lebih lanjut ke doktre kandungan, bidan bersertifikat, atau perawat terlatih. b. Ambivalen Ambivalen didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau keadaan (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005). Setiap wanita hamil memiliki sedikit rasa ambivalen dalam dirinya selama masa kehamilan. Ambivalen merupakan respon normal individu ketika akan memasuki suatu peran baru. Beberapa wanita merasa bahwa ini tidak nyata dan bukanlah saat yang tepat untuk hamil, walaupun ini telah direncanakan atau diidamkan. Wanita yang sudah merencanakan kehamilan sering berpikir bahwa ia membutuhkan waktu yang lama untuk menerima kehamilan dan ia akan merasa khawatir dengan bertambahnya tanggung jawab dan perasaan akan

ketidakmampuannya untuk menjadi orang tua yang baik. Ia takut jika kehamilan ini akan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. c. Fokus pada Diri Sendiri Pada awal kehamilan, pusat pikiran ibu berfokus pada dirinya sendiri, bukan pada janin. Ibu merasa bahwa janin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri si ibu. Selain itu, calon ibu juga mulai berkeinginan untuk menghentikan rutinitasnya yang penuh tuntutan sosial dan tekanan agar dapat menikmati waktu kosong tanpa beban. Banyak waktu yang dihabiskan untuk tidur. Perubahan fisik dan meningkatkan hormon akan menyebabkan emosi menjadi labil. Perubahan hormonal merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan. Perubahan hormon inidapat menjadi penyebab perubahan mood, hamper sama seperti saat wanita mestruasi atau menopause. Mood ibu hamil akan mudah sekali berubah-ubah. Perubahan ini seringkali membuat ibu dan ornag-orang di sekitarnya menjadi bingung.

d. Perubahan Seksual Selama trimester I, seringkali keinginan seksual wanita menurun. Ketakutan akan keguguran menjadi penyebab pasangan menghindari aktivitas seksual. Apalagi jika wanita tersebut sebelumnya pernah mengalami keguguran. 2. Trimester II

a. Tanda-Tanda Kehamilan secara Fisik Pada trimester II, mulai terlihat tanda-tanda perubahan isik yang jelas, sehingga dirasakan keberadaan janin. Tanda-tanda tersebut diantaranya uterus yang membesar dengan cepat dan dapat dirasakan jika di palpasi di daerah abdomen, naiknya berat badan, serta payudara yang mulai membesar. Janin dapat terlihat jka dilakukan USG, sehingga dapat diperlihatkan gambar/video janin di dalam kandungan kepada keluarga. Pada tahap ini, sudah terasa pergerakan dari janin. Hal tersebut membuat calon ibu menerima bahwa janin merupakan bagain terpisah dari dirinya meskipun si janin tetap saja bergantung pada dirinya. b. Janin sebagai Fokus Utama Pada tahap ini, janin sudh menjadi focus utama dari si ibu. Ibu mulai memperhatikan kesehatan dari janin. Ibu menjadi tertarik akan informasi tentang diet dan perkembangan fetal. Pada trimester II. Mucul quickening pada diri ibu, sehingga terjadilah reduksi waktu dan ruang, baik secara geografik maupun sosial. Hal tersebut karena calon ibu telah lebih mengalihkan perhatiannya kepada janin. Selain itu, calon ibu juga lebih mendekatkan hubungan dengan ibu kandungnya atau wanita yang pernah atau sedang hamil. c. Narsisme dan Introvert Pada tahap ini, beberapa wanita akan menjadi lebih narsis dan introvert terhadap dirinya sendiri. Ia sadar akan kemampuannya untuk melindungi dan menyediakan kebutuhan bagi janin. Ia lebih selektif akan makanan dan baju yang ingin dipakai. Beberapa wanita juga akan kehilangan ketertarikan akan pekerjaan. Beberapa wanita akan menjadi begitu berlebihan jika mengalami kejadian, karena ia takut jika kejadian tersebut akan berdampak buruk dan membahayakan janin. Calon ibu mulai tertarik melihat kembali gambar-gambar ia dan suaminya pada saat mereka masih bayi. Mereka ingin tahu dan mendengarkan cerita bagaimana mereka sewaktu bayi. Ibu lebih sering menghabiskan waktu untuk memikirkan janin, membaca buku perkembangan janin, serta mengkhayalkan kehidupan setelah janin lahir. Ia juga senang memanggil jann dengan panggilan kesayangan dan menceritakan

tentang kepribadian janin yang ada dalam kandungannya. Orang-orang di sekitarnya, baik suami maupun keluarga yang lain, akan heran sebab hal-hal tersebut berbeda dengan perilakunya yang biasa. d. Citra Tubuh Pada trimester II, perubahan bentuk tubuh terjadi begitu cepat dan terlihat jelas. Perubahan yang terjadi mepiluti pembesaran abdomen, penebalan pinggang, dan pembesaran payudara. Hal tersebut semakin memastikan status kehamilan. Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang yang lebih luas. Perubahan-perubahan ini akan diterima dan dianggap sebagai suatu kebanggaan bagi pasangan suami dan istri. Akan tetapi, sikap ini dapat berubah-ubah seiring dengan perkembangan kehamilan. Pada awal kehamilan, citra tubuh terlihat positif, namun seiring perkembangan kehamilan pencitraan terhadap tubuhnya akan berubah menjadi lebih negatif. Perasaan ini hanya bersifat sementara dan tidak akan mempengaruhi persepsi tentang diri mereka secara permanen. e. Perubahan Seksual Ketertarikan dan aktivitas sekdual selama masa kehamilan bersifat individual dan sulit ditebak. Bersifat individual, karena ada pasangan yang puas dan ada yang tidak. Perasaaan tersebut tergantung dari faktor-faktor fisik, emosi, interaksi, budaya, masalah disfungsi seksual, perubahan fisik pada wanita, bahkan takhayul/mitos tentnag seks selama kehamilan. Bersifat sulit ditebak, karena perasaan seksual itu dapat sewaktu-waktu neik, turun, atau bahkan tidak berubah. Aktivitas seksual tetap aman dilakukan jika tidak ada komplikasi pada masa kehamilan. Pada trimester II, terjadi peningkatan sensitifitas dari lebia dan klitoris, serta peningkatan lumbrikasi vaginal sebagai hasil dari vasokongesti pelvis. Selain itu, mual dan fatigue juga sudah tidak begitu dirasakan. Hal tersebut menyebabkan timbul peningkatan sejahtera dan energy yang akan meningkatkan keinginan seksual. Orgasme terjadi dengan frekuensi yang lebih banyak dan dengan intensitas yang lebih besar selama kehamilan akibat perubahan-perubahan di atas. Meskipun orgasme akan menyebabkan kontraksi uterin sementara, namun hal itu tidak akan melukai jika kehamilan masih dalam keadaan normal. 3. Trimester III Pada trimester III, calon ibu akan semakin peka perasaannya. Tingkat kecemasan ibu akan semakin meningkat. Calon ibu akan lebih sering mengelus-elus perutnya untuk menunjukkan perlindungannya kepada janin. Selain itu, calon ibu juga

senang berbicara kepada janin, terutama ketika janin berubah posisi. Banyak calon ibu yang sering berkhayal atau bermimpi tentang apabila hal-hal negatif akan terjadi kepada bayinya saat melahirkan nanti. Khayalan-khayalan tersebut seperti kelaian letak bayi, tidak dapat melahirkan, atau bahkan janin .akan lahir dengan kecacatan. Calon ibu menjadi sangat merasa bergantung kepada pasangannya. Pada trimester II ini, terutama pada minggu-minggu terakhir kehamilan atau menjelang kelahiran. Ia membutuhkan lebih banyak perhatian dan cinta dari pasangannya. Ia juga mulai takut jika akan terjadi sesuatu terhadap suaminya. Maka dari itu, calon ibu ingin memastikan bahwa pasangannya mendukung dan selalu ada di sampingnya. Tidak semua wanita dapat mengekspresikan perasaan ketergantungan terhadap pasangannya. Akan tetapi, ia tetap mengharapkan bahwa perhatian, dukungan, dan kasih saying dapat tercurah dari pasangannya tersebut. Selain itu, calon ibu akan menjadi lebih mudah lelah dan iritabilita. Beberapa wanita akan sulit untuk berkonsentrasi dan focus akan penjelasan-penjelasan baru yang diberikan oleh perawat. Maka dari itu, penjelasan yang diberikan harus jelas dan ringkas agar calon ibu dapat menyerapnya dengan lebih mudah. Pada fase ini, calon ibu mulai sibuk mempersiapkan diri untuk persiapan melahirkan dan mengasuh anaknya setelah dilahirkan. Ia mempersiapkan segala kebutuhan bayli, seperti baju, nama, dan tempat tidur. Ibu merancang tempat tidur bayi dan juga bernegosiasi dengan pasangannya tentang pembagian tugas selama masa-masa menjelang melahirkan sampai nanti setelah bayi lahir. Pergerakan dan aktivitas bayi akan semakin sering terasa, seperti memukul, menendang, dan menggelitik. Perasaan bahwa janin merupakan bagian yang terpisah semakin kuat dan meningkat. Peningkatan keluhan somatik dan ukuran tubuh pada trimester III dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap aktivitas seksual menurun. 3.2 Adaptasi paternal Jordan (1990) mendeskripsikan 3 proses perkembangan yang dialami oleh calon ayah,yaitu mengaitkan dengan realitas akan kehamilan dan anak, mengenal peran orang tua dari keluarga dan lingkungan masyarakat, serta berusaha melihat relevansi akan childbearing. 1. Realitas akan Kehamilan dan Anak Pria akan menunjukkan reaksi bangga dan gembira ketika diberitahu tentang berita kehamilan istrinya, walaupun dia akan menunjukkan gejala ambivalen seperti istrinya, terutama dalam hal komitmen dan penambahan tanggung jawab. Kehadiran

janin akan menjadi nyata bagi calon ayah saat ia mendengarkan denyut jantung janin, merasakan pergerakan janin, serta melihat janin melalui sonogram. 2. Mengenal Peran Orang Tua Selama masa kehamilan dan melahirkan, tanggung jawab utama pria yaitu memberikan dukungan penuh kepada istrinya. Mereka terkadang kecewa karena hanya dianggap sebagai pendukung dan penolong, bukan sebagai bagian dari calon ornag tua. Maka dari itu, diadakan grup pendukung atau kelas bagi calon ayah mengenal perannya lebih jauh. Di forum ini pria lain yang sudah berpengalaman berbagi pengalamannya dalam menghadapi kehamilan, melahirkan, dan bahkan mengasuh anak. 3. Peran dari Keterlibatan Ayah Calon ayah terkadang mengobservasi pria lain yang sudah menjadi ayah dan mencoba bersikap seperti seorang ayah untuk menentukan kenyamanan dan kesesuaian dengan konsepnya akan peran seorang ayah. Calon ayah mencari informasi tentang perawatan dan tumbuh-kembang bayi, sehingga ia dapat mempersiapkan diri untuk tanggung jawab yang baru. Meskipun ia mendapatkan pengetahuan yang banyak akan persiapan menjadi ayah, akan tetapi ia tetap saja belum siap untuk mempelajarinya saat ini, sehingga ia mungkin masih abstrak akan pengetahuan dan pelatihan tentang perawatan bayi. Maka dari itu, perawat harus mengulang kembali informasi-informasi tersebut setelah bayi lahir, sehingga pengetahuannya menjadi relevan dengan praktiknya. 3.3 Adaptasi kakek-nenek Adaptasi dari kakek-nenek bergantung pada beberapa faktor, yaitu usia, jumlah dan jarak dari cucu yang lain, dan persepsi mereka terhadap peran kakek-nenek. 1. Usia Beberapa orang sudah siap dengan sebutan kakek-nenek, karena mereka menyadari akan penuaan dan usia mereka. Mereka akan merespon dengan gembira saat mendengar akan mendapatkan cucu. Mereka akan mencintai cucu mereka yang akan lahir untuk meneruskan silsilah keluarga. Akan tetapi, lain halnya dengan kakeknenek yang usiaa masih muda. Mereka merasa enggan atau tidak senang dengan stereotipe dari kakek-nenek sebagai orang yang sudah tua. 2. Jumlah dan Jarak dari Cucu yang Lain Kehadiran cucu pertama tentunya akan menjadi saat-saat yang paling membahagiakan. Namun, apabila sebelumnya sudah mempunyai cucu atau bahkan

jarakya berdekatan dengan cucu yang sekrang baru lahir, maka kegembiraan atau ketertarikan akan berkurang dibandingkan pada saat kelahiran cucuc pertama. 3. Persepsi terhadap Peran Kakek-Nenek Kakek-nenek merupakan narasumber yang membagikan pengetahuannya berdasarkan pengalaman, orang yang menjadi panutan, serta orang yang memberi dukungan. Kehadiran kakek-nenek dapat menguatkan sistem keluarga. Kakek-nenek berperan sebagai sumber yang potensial untuk keluarga. Maka dari itu, perawat maternitas harus melibatkan kakek-nenek dalam proses perawatan keluarga pasangan. 3.4 Adapasi sibling Adaptasi saudara kandung akan kelahiran bayi tergantung dari usia dan level perkembangannya. 1. Toddler Anak berusia < 2 tahuntidak begitu sadar akan perubahan yang terjadi pada ibunya selama masa kehamilan. Mereka tidak mengerti bahwa saudara baru akan lahir. Hal ini disebabkan karena toddler memiliki sedikit pemahaman akan kehamilan. Ornag tua diharapkan toddler jika nanti keluarga dan teman-temannya lebih memilih menaruh perhatiannya ke bayi yang baru lahir. 2. Anak yang Lebih Tua Anak usia 3-4 tahun sudah lebih sadar dan berespon aka perubahan fisik dan tingkah laku yang terjadi pada ibunya. Anak usia 4-5 tahun akan tertarik mengobservasi perut ibu, merasakan gerakan janin, dn juga mendengarkan denyut jantung janin. Mereka membayangkan bahwa bayi yang keluar dapat dijadikan teman bermain, tetapi mereka akan kecewa saat mengetahui bahwa bayi yang keluar kecil dan tidak berdaya. Mereka butuh persiapan akan fakta bahwa ibunya akan pergi beberapa hari saat bayi akan lahir. Anak usia sekolah lebih menunjukkan minat klinis terhadap kehamilan ibunya. Mereka berpartisipasi dalam menyambut kelahiran bayi baru. Mereka menikmati pekembangan dari janin, menyiapkan tempat tidur bayi, dan membantu segala kebutuhan dari bayi. Mereka juga mulai menanyakan bagaimana janin dapat berkembang, cara bayi terbentuk, bagaimana bayi dapat keluar dari perut, dan lainlain. Anak sekolah penasaran akan pengaruh dari kelahiran bayi terhadap peran mereka di dalam keluarga. Sediakan waktu bagi mereka untuk memastikan cinta dan perlindungan untuk mereka selalu ada.

3.

Remaja Respon dari remaja akan kehamilan tergantung dari perkembangan mereka.

Remaja awal dan pertengahan akan mengalami kesulitan untuk menerima bukti nyata aktivitas seksual orang tua mereka. Hal ini disebabkan karena mereka masih dalam tahap pengenalan identitas seksual. Beberapa remaja akan merasa malu dan tidak senang dengan penampilan ibunya. Akan tetapi, remaja lain justru berpartisipasi dalam persiapan kelahiran bayi yang baru. Remaja lanjut tidak akan begitu peduli, karena mereka beranggapan bahwa sebentar lagi mereka akan meinggalkan rumah. IV. Nutrisi selama kehamilan 4.1 Peningkatan berat badan selama kehamilan Kenaikan berat badan memegang peranan penting dalam kehamilan. Kenaikan berat badan rendah pada awal kehamilan akan menyebabkan terjadinya SGA pada janin. Kenaikan berat badan yang tidak adekuat pada setengah akhir kehamilan berdasarkan hasil pengamatan menunjukan terjadinya kelahiran preterm. Resiko ini ditemukan waupun pada akhir kemilan dicapai sesuai dengan range yang direkomendasikan. Kenaikan berat badan optimal tergantung pada tahapan kehamilan. Pada trimester pertama dan kedua kenaikan berat badan banyak disebabkan oleh kenaikan organ pendukung kehamilan, sedangkan pada trimester ketiga yang mempengaruhi kenaikan berat badan adalah pertumbuhan janin. Pada trimester kenaikan berat badan rata-rata adalah antara 1 sampai dengan 2 kg pada wanita. Untuk trimester kedua dan ketiga pada wanita dengan berat badan normal kenaikannya diharapkan 0,4 kg per minggu. Untuk wanita dengan berat badan lebih, kenaikan berat badannya adalah 0,3 kg dan untuk wanita dengan berat badan kurang kenaikannya adalah 0,5. Untuk asupan kalori pada trimester pertama diharpakan tidak ada perubahan dari kebiasaan, pada trimester kedua dan ketiga asupan kalorinya harus dinaikan sebesar 300 kkal per hari lebih dari biasanya. Kenaikan ini dapat dicapai dengan mudah melalui asupan susu, yogurt, atau keju, buah-buahan, sayuran, sereal, nasi atau roti. Sebuah bagan disusun untuk memonitor perkembangan kenaikan berat badan selama kehamilan untuk wanita dengan berat badan normal, kurang atau lebih. Kenaikan berat badan dicatakan sesuai dengan hasil pengukuran. Setiap ibu hamil diharapkan dapat mengerti pola peningkatan berat badan dan kenaikan berat badan yang direkomendasikan. Untuk meningkatkan pengendalian kenaikan berat badan sangath membutuhkan peran ibu hamil sendiri dalam memantau kenaikan berat badannya danb berusaha memenuhi kenaikan berat badan sesuai dengan yang direkomendasikan oleh BMI. 4.2 Pola peningkatan berat badan selama kehamilan Tinggi dan berat badan Ibu sebelum hamil, bisa jadi acuan untuk menentukan penambahan berat badan yang normal selama hamil. Indeks Masa Tubuh (Body Mass Indek/BMI) dari Dokter atau Bidan Ibu juga merupakan acuan yang baik.

Mungkin sulit untuk mendapatkan peningkatan berat badan yang bertahap selama hamil karena tiap ibu berbeda. Tapi jangan khawatir, dengan pola makan yang seimbang dan olahraga yang teratur, Ibu bisa mengontrolnya. Rumus BMI = BB / (TB x TB) (BB = Berat Badan (dalam kg),TB = Tinggi Badan (dalam meter))

Jika Ibu berusia di bawah 20 tahun, sebaiknya penambahan berat badan selama kehamilan mencapai batas tertinggi sesuai dengan Indeks Massa Tubuh Ibu sebelum hamil. 4.3 Kebutuhan nutrisi selama kehamilan Agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani hari-hari kehamilannya dengan sehat, makan konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi sebagai berikut: a. Kalori. Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal perharinya. Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi. b. Asam Folat. Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifda (kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau. c. Protein. Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacang-kacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu.

V.

d. Kalsium. Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis. Kenapa hal ini bisa terjadi? karena jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seerti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga. e. Vitamin A. Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit. Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Namun meskiun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan samapi berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika ibu hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat janin terganggu pertumbuhannya. f. Zat Besi. Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan. g. Vitamin C. Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari bberbagai macam kerusakan serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan. h. Vitamin D. Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan. Exercise selama kehamilan Tipe-tipe program latihan yang aman untuk semua wanita hamil antara lain kebugaran kardiovaskuler, penguatan otot, penguluran, dan relaksasi. Latihan-latihan ini harus dilakukan secara rutin paling tidak tiga kali setiap minggunya. Intensitas latihan dilakukan dari yang ringan sampai yang sedang, denyut jantung anda tidak boleh lebih dari 140 denyutan per menit. a. Pemanasan Latihan pemanasan harus dimulai dengan aktifitas fisik. Terdiri dari berjalan pelan, atau menaiki sepeda static selama 5 sampai 8 menit dimulai dengan yang ringan, dipertahankan pada titik ketegangan yang ringan. Jangan

memaksa pada titik nyeri dan jangan memaksakan diri sejauh yang anda lakukan. b. Latihan kardiovaskular Tipe yang ideal pada latihan kardiovaskuler selam kehamilan adalah dengan aktifitas tanpa menggunakan beban, seperti bersepeda static, berenang, dan latihan di dalam air. Latihan di dalam air lebih memberikan keseimbangan, meleindungi sendi, dan mempertinggi penghilangan panas. Selama di dalam air, anda mungkin mendapatkan bahwa ketegangan pungung anda berkurang, sampai menjadi hilang, terutama pada kehamilan yang telah lanjut. Bagaimanapun, ketika melakukan latihan di dalam kolam yang panas harus dibatasi. Air yang hangat bisa menyebabkan temperature internal menjadi meningkat, yang tidak aman untuk bayi. Jika tidak nyaman dengan air hangat, segeralah keluar dari kolam tersebut. Berjalan adalah jenis aktifitas lain yang bagus untuk latihan para pemula yang ingin menjaga tingkat kebugaran yang bagus. c. Penguatan Dalam penambahan untuk aktifitas aerobic, membutuhkan penguatan untuk otot-otot. Membawa beban ekstra selama kehamilan dapat menyebabkan nyeri punggung. Untuk mencegah nyeri ini, perkuatlah otot-otot perut dan punggung dengan melakukan pelvic tilting. Ada pula Kegel exercise. Untuk melakukan latihan Kegel ini, kontraksikan perineum (terletak antara vagina dan anus) kemudian lepaskan. Gerakan ini seperti ketika anda menghentikan keluarnya kencing. d. Penguluran dan rileksasi Sisihkan waktu juga untuk latihan penguluran dan rileksasi selama kehamilan. Selalu hindari gerakan menyentak ketika anda melakukan penguluran. Aturlah nafas dengan menghirup dan meniupkannya secara pelan. Ingatlah selalu untuk melakukan penguluran untuk seluruh tubuh, terutama pada tendon Achilles untuk mencegah terjadinya kram tungka. setelah bulan keempat, hindarilah tidur terlentang atau miring ke sisi kanan ketika melakukan latihan atau rileksasi. Posisi ini akan membatasi aliran darah ke uterus. Posisi tidur yang terbaik adalah miring ke sisi kiri. VI. Imunisasi selama kehamilan a. Imunisasi TT atau TetanusToxoid Diberikan sebanyak dua kali, yakni setelah trimester kedua kehamilan dan dilanjutkan minimal empat minggu setelah suntikan pertama. Imunisasi ini sendiri seharusnya diberikan secara rutin setiap 10 tahun sebagai booster (penguat) imunisasi yang pernah diberikan sebelumnya. Namun,pemberian vaksin ini lebih diutamakan pada ibu hamil yang punya kemungkinan melahirkan di tempat-tempat yang kurang steril. b. Imunisasi influenza Dengan virus yang tidak aktif ini bisa diberikan pada ibu hamil, bila ada indikasi ibu hamil tersebut berisiko terkena flu dalam kondisi parah, seperti yang

terjadi di Amerika Serikat. Pada musim flu (menjelang dan pada musim dingin), penyakit flu di Amerika bisa berkembang sangat parah sampai-sampai perlu dirawat di rumah sakit. Jadi, ibu yang menjalani kehamilan trimester kedua dan tiga di musim dingin, sebaiknya diimunisasi influenza. c. Hepatitis A Dalam Panduan Pemberian Imunisasi bagi Wanita Hamil dan Menyusui (dikeluarkan CDC) disebutkan, keamanan pemberian imunisasi Hepatitis A masih belum bisa dipastikan. Namun, karena vaksin ini dibuat dari virus mati atau tidak aktif, secara teoritis risiko janin terpengaruh sangat rendah. Jadi, imunisasi ini bisa diberikan pada ibu hamil, jika ada indikasi berisiko tinggi terkena penyakit tersebut. Misalnya,memiliki kelainan hati, hidup di lingkungan yang berisiko terinfeksi Hepatitis A, sering berada di Tempat Penitipan Anak (TPA), atau akan bepergian ke negaradimana penyakit ini menjadi endemis. d. Meningococcal Polysaccharide Vaccine (MCV4) Studi mengenai pemberian imunisasi ini pada ibu hamil memang belum pernah menunjukkan adanya efek merugikan bagi sang ibu maupun bayinya. Jadi, imunisasi Meningococcal bisa diberikan, terutama bagi ibu hamil yang terindikasi akan terpapar virus tersebut. Misalnya, mereka yang berencana melakukan perjalanan ke negara-negara dengan risiko terpapar virus meningococcal. Meski begitu, pemberian imunisasi ini tetap harus didasarkan pada indikasi, serta turut pula memperhitungkan faktor risiko dan keuntungannya. e. Hepatitis B Walau imunisasi ini dikatakan aman bagi ibu hamil, sebaiknya hanya diberikan bila ia berisiko tinggi terjangkit Hepatitis B. Misalnya, ibu hamil merupakan pekerja kesehatan yang punya kemungkinan terpapar atau tertusuk jarum suntik yang bisa menularkan virus Hepatitis B, dll. VII. Pemenuhan kebutuhan seksual selama kehamilan VIII. Stimulasi selama kehamilan IX. Nilai dan keyakinan (budaya) selama kehamilan X. Masalah yang mungkin muncul berdasarkan trimester beserta penatalaksanaannya XI. Pendidikan kesehatan yang dibutuhkan oleh ibu hamil XII. Asuhan keperawatan 12.1 Pengkajian : anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang 12.2 Analisa data 12.3 Diagnosa keperawatan 12.4 Intervensi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai