Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN TUTORIAL 3 SKENARIO A

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Anggota :
Shinta Anggraini Fadhil Zuhri Lubis Egha Meyla Rosalita Endah Melisa Tasti Dwi Akbarini Imas Kartika Dewi E. R.A Reizkhi Fitriyana Donny Satya Nugraha Denny Abdul Rachman (70 2008 001) (70 2008 004) (70 2008 018) (70 2008 023) (70 2008 031) (70 2008 039) (70 2008 040) (70 2008 041) (70 2008 045) (70 2008 053)

Outlines
Skenario Klarifikasi Istilah Identifikasi Masalah Analisis Masalah Kerangka Konsep Hipotesis Sintesis Kesimpulan Daftar Pustaka

Skenario
Ny.Tuse, 40 tahun, datang ke praktek dokter umum dengan keluhan perih ulu hati, mual, pusing, dan merasa takut setiap hendak pergi bekerja, terutama bila hendak naik mobil. Keluhan ini dirasakan setelah suaminya meninggal ditabrak mobil 5 bulan yang lalu selain itu, Ny.Tuse selalu merasa sedih dan gelisah. Hasil pemeriksaan dokter, Ny.Tuse tidak memiliki penyakit pencernaan yang berat seperti ulkus peptikum, pemeriksaan faal hati dalam batas normal, tekanan darah 120/80 mmHg. Sebelumnya Ny.Tuse sudah berobat dari satu dokter kebeberapa dokter lainnya keluahan mual dan pusing yang tidak hilang, namun semua dokter mengatakan Ny.Tuse tidak menderita penyakit apapun. Ny.Tuse tidak mendengar bisikan suara-suara dan tidak sangat meyakini memiliki penyakit tertentu. Ny.Tuse bekerja di sebuah perusahaan sebagai buruh dengan gaji pas-pasan dan mempunyai 3 orang anak, masing-masing SD, SMP, SMA.

Klarifikasi Istilah
Perih ulu hati Perasaan menderita/agoni pda daerah epigastrium. Mual = Nausea Sensasi tidak menyenangkan yang secara samar mengacu pada epigastrium dan abdomen, dengan kecenderungan untuk muntah. Pusing = Dizzines Gangguan perasaan dari hubungan terhadap ruangan, sensasi tidak kokoh dengan perasaan kepala berputar. Takut = Phobia spesifik Ketakutan yang terbatas pada objek/ sensasi khusus. Sedih Merupakan gangguan afektif yang merupakan respon psikologis akibat dari kegagalan dampak untuk mengurangi gangguan traumatic

Cont..
Gelisah = Anxiety Perasaan keprihatinan, ketakpastian, ketakutan tanpa stimulus yang jelas, dikaitkan dengan perubahan fisiologis. Ulkus peptikum Ulserasi membrane mucosa lambung akibat getah lambung yang asam. Bisikan suara-suara = Halusinasi auditorik Persepsi suara yang keliru, biasanya berupa suara orang meski dapat saja berupa suara lain seperti music, merupakan jenis halusinasi yang paling sering ditemukan pada gangguan psikiatrik.

Identifikasi Masalah
1. Ny.Tuse, 40 tahun, datang ke praktek dokter umum dengan keluhan perih ulu hati, mual, pusing, dan merasa takut setiap hendak pergi bekerja, terutama bila hendak naik mobil. Keluhan ini dirasakan setelah suaminya meninggal ditabrak mobil 5 bulan yang lalu selain itu, Ny.Tuse selalu merasa sedih dan gelisah. 2. Hasil pemeriksaan dokter, Ny.Tuse tidak memiliki penyakit pencernaan yang berat seperti ulkus peptikum, pemeriksaan faal hati dalam batas normal, tekanan darah 120/80 mmHg. Sebelumnya Ny.Tuse sudah berobat dari satu dokter kebeberapa dokter lainnya keluahan mual dan pusing yang tidak hilang, namun semua dokter mengatakan Ny.Tuse tidak menderita penyakit apapun. 3. Ny.Tuse tidak mendengar bisikan suara-suara dan tidak sangat meyakini memiliki penyakit tertentu. 4. Ny.Tuse bekerja di sebuah perusahaan sebagai buruh dengan gaji pas-pasan dan mempunyai 3 orang anak, masing-masing SD, SMP, SMA.

Analisis Masalah
1. a. Apa saja penyebab perih ulu hati, mual, pusing? b. Bagaimana hubungan takut naik mobil yang ia rasakan setelah suaminya meninggal ditabrak mobil ? b. Bagaimana hubungan takut naik mocil dengan keluhan utama? c. Bagaimana dampak merasa sedih dengan gelisah selama 5 bulan terakhir? d. Bagaimana hubungan psikopatologis yang terjadi pada Ny.Tuse? 2. a. Mengapa Ny.Tuse merasa mual dan pusing sedangkan hasil pemeriksaan dokter, ia tidak menderita penyakit apapun? b. Apa yang seharusnya dilakukan dokter jika menemukan pasien seperti ini? c. Mengapa TD Ny.Tuse tetap normal sedangkan ia merasa sedih dan gelisah? 3. a. Interpretasi Ny.Tuse tidak mendengar bisikan suara-suara? b. Interpretasi tidak sangat meyakini memiliki penyakit tertentu? 4. Bagaimana hubungan pekerjaan, gaji, anak dengan keluhan yang dialami oleh Ny.Tuse? 5. Bagaimana diagnosis bandingnya?

Cont
6. Bagaimana pemeriksaan penunjangnya? 7. Bagaimana penegakan diagnosis? 8. Bagaimana etiologinya? 9. Bagaimana epidemiologinya? 10. Bagaimana patogenesisnya? 11. Bagaimana penatalaksanaannya? 12. Bagaimana komplikasi? 13. Bagaimana prognosanya? 14. Bagaimana preventif & promotifnya? 15. Berapakah level of competence pada kasus ini? 16. Bagaimana pandangan islam?

Kerangka Konsep

Hipotesis

Ny.N, , 65 tahun, mengalami gangguan somatisasi akibat depresi yang berkepanjangan.

Sintesis
1. a. Apa saja penyebab perih ulu hati, mual, pusing? Jawab : Penyebab perih ulu hati disertai mual : Hipersekresi HCl Motilitas usus yang menurun Infeksi bacteria Stress Penyebab pusing : Trauma kepala Hipoksia Polusi Stress Dalam hal ini penyebab dari perih ulu hati, mual dan pusing adalah stress.

1. b. Bagaimana hubungan takut naik mobil yang ia rasakan setelah suaminya


meninggal ditabrak mobil ?

Cont

Jawab :

Cont
1. c. Bagaimana dampak merasa sedih dengan gelisah selama 5 bulan terakhir? Jawab : Masalah tidur. Kebanyakan orang dengan depresi merasa kesulitan untuk tidur. Mereka akan bangun sangat pagi atau sulit tidur di malam hari. Lainnya, tidur lebih banyak dari yang biasanya. Perubahan nafsu makan atau berat tubuh. Beberapa orang yang mengalami depresi kehilangan nafsu makan dan kehilangan berat tubuhnya. Sebagian lainnya, mereka memiliki rasa ingin makan satu jenis makanan yang amat sangat, seperti karbohidrat, dan mengalami kenaikan berat badan. bila turun sampai ke tahap SUISIDAL, ingin bunuh diri.

1. d. Bagaimana hubungan psikopatologis yang terjadi pada Ny.Tuse? Jawab :

Cont

Cont
2. a. Mengapa Ny.Tuse merasa mual dan pusing sedangkan hasil pemeriksaan dokter, ia tidak menderita penyakit apapun? Jawab : Gejala mual, muntah dan pusing tersebut bukan disebabkan oleh penyakit di dalam tubuh Ny.Tuse. Tetapi gejala tersebut timbul karena adanya efek psikologis akibat kejadian /trauma di masa lampau. Sehingga saat diperiksa oleh dokter, Ny.Tuse tidak menderita penyakit apapun.

Cont
2. b. Apa yang seharusnya dilakukan dokter jika menemukan pasien seperti ini? Jawab : 1. Melakukan diagnosis tambahan meliputi :
Riwayat penyakit dan keluarga sebelumnya Riwayat pengobatan Riwayat pernikahan Riwayat kepribadian Riwayat psikososial Insomnia, nafsu makan, iritabilitas Aktivitas sehari-hari 2. Melakukan multiaksial diagnosis, yaitu : Aksis I : Gangguan klinis Aksis II : Gangguan kepribadian Aksis III : Kondisi medik umum Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan Aksis V : Penilaian fungsi secara global 3. Apabila gejala mengarah pada kelainan psikologi, segera rujuk ke dokter jiwa.

Cont
3. a. Interpretasi Ny.Tuse tidak mendengar bisikan suara-suara? Jawab : Halusinasi : Persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan stimuli eksternal yang nyata ; mungkin terdapat atau tidak terdapat atau tidak terdapat interpretasi waham tentang pengalaman halusinasi. Halusinasi dengar (auditorik) : Persepsi bunyi yang palsu, biasanya suara tetapi juga bunyi-bunyi yang lain, seperti music ; merupakan halusinasi yang paling sering pada gangguan psikiatrik. Ilusi : Mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli eksternal yang nyata.

Dalam kasus ini, Ny.Tuse tidak mengalami halusinasi auditorik, karena Ny.Tuse tidak mendengar bisikan suara-suara.

Cont
3. b. Interpretasi tidak sangat meyakini memiliki penyakit tertentu? Jawab : Hipokondriasis adalah Terpaku pada keyakinan bahwa dirinya menderita penyakit yang serius. Ketakutan akan adanya penyakit terus ada meskipun secara medis telah diyakinkan. Sensasi atau nyeri fisik biasa sering diasosiasikan dengan penyekit kronis tertentu. Dalam kasus ini, Ny. Tuse tidak mengalami hipokondriasis

Cont
4. Bagaimana hubungan pekerjaan, gaji, anak dengan keluhan yang dialami oleh Ny.Tuse?
Jawab :

Pekerjaan, Gaji, dan anak-anak merupakan faktor psikososial, yang dalam diagnosis multiaksial terdapat pada aksis IV.

5. Bagaimana diagnosis bandingnya?


Jawab :

Cont

Cont
6. Bagaimana pemeriksaan penunjangnya? Jawab : Untuk meyakinkan tidak adanya penyakit organic pada Ny.Tuse, maka dilakukan
pemeriksaan tambahan seperti : NGT, untuk memeriksa kadar asam lambung. Endoskopi, untuk melihat adanya ulkus peptikum atau tidak.

Cont
7. Bagaimana penegakan diagnosis? Jawab :
F.40 Gangguan Anxietas Fobik (PPDGJ) Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak membahayakan. Kondisi lain (dari diri individu itu sendiri) seperti perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia) da ketakutan akan perubahan bentuk badan (dismorfofobia) yang tak realistic dimasukkan dalam klasifikasi F45.2 (gangguan hipokondrik). Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam. Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai yang berat (serangan panik). Anxietas fobik seringkali berbarengan (coexist) dengan depresi. Suatu episode depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang temporer, sebaliknya afek defresif seringkali menyertai berbagai fobia, khususnya agoraphobia. Pembuatan diagnosis tergantung dari mana yang jelas-jelas timbul lebih dahulu dan mana yang lebih dominan pada saat pemeriksaan.

F45.0 Gangguan Somatisasi (PPDGJ) : A.Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama periode beberapa tahun dan membutuhkan terapi, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang terjadi pada sembarang waktu selama perjalanan gangguan: 1.Empat gejala nyeri: 2.Dua gejala gastrointestinal: 3.Satu gejala seksual 4.Satu gejala pseudoneurologis C.Salah satu (1)atau (2): 1.Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat dijelaskansepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek langsung dansuatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol) 2.Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium. D.Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguan buatan atau pura-pura)

8. Bagaimana diagnosis kerja? Jawab : Diagnosis kerja ditegakkan berdasarkan diagnosis multiaksial, yaitu : Aksis I : F.40 = Anxietas Fobik F.45.0 = Gangguan somatisasi Z.63.4 = Kehilangan dan kematian anggota keluarga Aksis II : Tidak ada diagnosis. Aksis III : Tidak ada diagnosis. Aksis IV : Masalah pekerjaan Masalah ekonomi Aksis V : 70-61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

Cont
8. Bagaimana etiologinya? Jawab : Faktor psikososial Penyebab gangguan somatisasi tidak diketahui.Secara psikososial, gejalagejala gangguan ini merupakan bentuk komunikasi social yang bertujuan untuk menghindari kewajiban, mengekspresikan emosi, atau menyimbolkan perasaan. Faktor Biologis Data genetic mengindikasikan adanya transmisi genetic pada gangguan somatisasi. Terjadi pada 10-20% wanita turunan pertama, sedangkan pada saudara laki-lakinya cenderung menjadi pengguna zat dan gangguan kepribadian antisocial. Pada kembar monozigot terjadi 29% dan dizigot 10%.

Cont
9. Bagaimana epidemiologinya? Jawab : Penyakit ini sering didapatkan, berkisar antara 2-20 dari 1000 penduduk. Lebih banyak terdapat pada wanita, perbandingannya wanita dan laki-laki = 5 : 1. Biasanya dimulai sebelum berumur 30 tahun. Terjadi paling sering pada pasien dengan pendidikan rendah dan miskin.

10. Bagaimana patogenesisnya? Jawab :

Cont

Cont
11. Bagaimana penatalaksanaannya? Jawab : Gangguan somatisasi : Anti anxietas = Clobazam tablet 10mg, dosis 23x10mg/hari. Anti depressan = Imipramin 25mg, dosis 1-6 tablet/hari

Gangguan nyeri menetap : Jika nyeri akut (<6bulan) = Acetaminophen dan NSAIDS (tidak dicampur atau sebagai tambahan opoid) Jika nyeri kronik (>6bulan) = Trisiklik anti depresan, acetaminophen dan NSAIDS.

Cont
12. Bagaimana komplikasi? Jawab : Suicide/ homicide, Menyakiti diri/bunuh diri (kira-kira duapertiga dari semua pasien terdepresi merenungkan bunuh diri, dan 10- 15 persennya melakukan bunuh diri) Membahayakan orang lain Depresi berat Isolasi sosial, menganggur, penyalahgunaan obat/alcohol Pembunuhan, dan adiksi Relaps jika antidepressan dihentikan sebelum tiga bulan.

Cont
13. Bagaimana prognosanya? Jawab : Dubia et bonam, gejala somatic bila mendapat penanganan yang baik, biasanya normal

Cont
14. Bagaimana preventif & promotifnya? Jawab : Selalu berpikir positif Memperbanyak ibadah dan doa Memperbanyak rasa ikhlas, sabar dan tawakal Memiliki keahlian dan pekerjaan juga penghasilan yang baik sehingga ekonomi tercukupi.

Cont
15. Berapakah level of competence pada kasus ini? Jawab : 3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-Ray). Dokter dapat memutuskan dan memberikan terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).

16. Bagaimana pandangan islam? Jawab : Senang, bahagia, suka cita, sedih, kecewa dan duka cita adalah sesuatu yang biasa dialami manusia. Ketika mendapatkan sesuatu yang menggembirakan dari kesenangan-kesenangan duniawi maka dia akan senang dan gembira. Sebaliknya ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka dia merasa sedih dan kecewa bahkan kadang-kadang sampai putus asa. Akan tetapi sebenarnya bagi seorang mukmin, semua perkaranya adalah baik. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

Cont

Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya jika dia ditimpa musibah (sesuatu yang tidak menyenangkan), dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya. (HR. Muslim no.2999 dari Shuhaib radhiyallahu anhu)

Kesimpulan
Ny. Tuse, 40 tahun mengalami perih ulu hati, mual dan pusing disebabkan anxietas,depresi dan gangguan somatisasi.

Daftar Pustaka
[1] Kaplan HI., Sadock BJ., Grebb JA., Synopsis of Psychiatry; Kusuma W., alih bahasa; Wiguna IM, editor; Sinopsis Psikiatri, Jilid 1, Tangerang : Binarupa Aksara Publisher, 2010, Maramis, W.F. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press,2005, [2]

[3]

Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran, jlin 1, Jakarta : Media Aesculapius, 2001,

[4]

Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, III, PPDGJ-III, Cetakan pertama, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, 2001.

[5]

Hartati N, Gangguan disosiatif dan Somatoform, diunduh dari http://catatankuliah.wordpres.com/2011/01/19.gangguan-disosiatif-dansomatisasi// diakses Januari 2011

[6]

Iskandar Yul, Somatoform, diunduh dari : http://www.dryuliskandar.Multyply.com/journal//item/53 diakses januari 2011

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai