Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena dengan petunjuk dan hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelasaikan penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam rang penyelesaian studi pada Program Studi PKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar. Penulis menyadari bahwa dalam rangka penulisan skripsi ini sungguh banyak hambatan dan kesulitan yang ditemui, akan tetapi kesemuanya dapat diatasi berkat bantuan, arahan serta petunjuk dari konsultan dan kerjasama darri berbagai pihak sehingga penulismdapat menyelasaikan skripsi ini. Oleh karena itu secara khusus pada kesmpatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. 2. 3. Bapak Prof. DR. Umar Tirtarahaja, Rektor UVRI Makassar. Bapak Dr. H. Rivai Mana, M.Si Dekan FKIP UVRI Makassar. Bapak Drs. H. Abd Azis DP, S.H, M.H, dan Drs Ridwan Malik, M.Si: Sebagai konsultan I dan II, yang senantiasa memberikan bimbingan nasehat dan saran hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu, yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil selama proses penyelasain skripsi ini.

4.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karenanya kritik dan saran yang konstruktif dari segenap pembaca sangat diperlukan demi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini ada manfaatnya dagi kita semua, bagi bangsa dan negara dalam upaya mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan di negara tercinta ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan kepada kita semua. Amin ya rabbul alamin.

Penulis,

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan Nasional besumber pada kebudayaan Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakn satu sistem penjaran Nasional yang diatur dengan undang-undang. Sebagai perwujudan cita-cita tersebut diterbitkan undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional berfungsi umtuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional. Konsep ini sedang diterapkan pada semua jenjang pendidikan termasuk pada sekolah dasar yang menitikberatkan pada proses belajar mengajar yang melibatkan anak didik dan pendidik. Namun dalam suasan proses belajar mengajar di kelas pada setiap sekolah, masih terdapat sejumlah masalah yang aktual. Para siswa meskipun mendapatkan nilai-nilai tinggi dalm sejumlah mata pelajarn, namun merek nampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan kedalam situasi yang lain. Pada prinsipnya proses belajar mengajar memerlukan kegiatan yang sistematis dan terjadi manakala ada interaksi antara guru dan siswa,dan antara siswa dengan siswa. Atas dasar ini, maka tidak ada pilihan lain dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa adalah keaktifan optimal belajar siswa dalam proses belajar mengajar, dengan memperlihatkan 3 (tiga) asumsi pokok yaitu : 1. Telah diakui dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah dimana kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 2. Tidak dapat disangkal bahwa dalam proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Dan salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah aktifitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar, oleh karena ini tepatlah kiranya jika diteliti untuk mengendalikan faktor-faktor tersebut hingga dapat terjadi proses belajar yang optimal. 3. Mengingat aktivitas belajar siswa yang merupakan salah satu altenatif penilaian bagi guru, maka idealnya diperlukan indikator penilaian yang objektif. Dengan demikian proses belajar mengajar PKn,diharapkan terlaksana sesuai dengan misi yang tercantum dalam intruksional dimana sasaran utamanya adalah peserta didik yang diharapkan mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai moral Pancasila.

B. Rumusan Masalah Apakah siswa di SD Inpres Perumnas Antang II Makassar dominan aktif dalam proses belajar mengajar bidang studi PKn?

C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar dalam bidang studi PKn. D. Manfaat Penelitian Nilai praktis yang dapat diperoleh setelah mengkaji judul penelitian ini adalah diharapkan siswa aktif belajar dalam proses pembelajaran PKn sebagai aspek utama dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Juga bermanfaat bagi lembaga dan pengembangan Iptek.

BAB II KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktifitas Belajar Siswa Secara harfiah akrivitas belajar siswa sebagai sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara kognitif, efektif, dan psikomotor. Dari semua asas-asas di atas didaktik boleh dikatakan aktivitaslah asas yang terpenting oleh sebab belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan tak mungkin seseorang belajar. Hal ini juga dubenarkan oleh setiap ahli pendidik. Gurulah yang menentukan bahan pelajarn sedangkan murid-murid bersifat reseptif dan pasif. Akitivtas anak terutama terdiri dari medengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dengan aktivitas tidak hanya bermaksud aktivitas jasmania saja, melainkan juga aktivitas rohani. Dan sebenarnya kedua-duanya harus dihubungkan. Anak dapat berpikir sepanjang ia berbuat, ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada tahap verbal baru timbul setelah anal berpikir pada taraf perbuatannya Cara belajar siswa aktif merupakan konsep yang sangat sukar didefinisikan secara tegas sebab sebenarnya semua belajar itu mengandung unsur keaktifan pada diri anak didik, meskipun kadar keaktifannya berbeda-beda. Keaktifan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Bukan keaktifan anak yang tidak kurang pentingnya yang sulit diamati orang lain. Menurut Uzer Usman (1998 : 17) Aktif dalam proses belajar siswa adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas sis dapat digolongkan kedalam beberapa hal, antara lain : One) Two) Three) Four) Five) Aktivitas Visual Aktivitas Lisan Aktivitas Mendengarkan Aktivitas Gerak Aktivitas Menulis Pada strategi Cara Belajar Siswa Aktif, keaktifan guru dalam proses belajar mengajar kurang mendapat perhatian. Yang penting guru dapat mengatur siswanya

sedemikian rupa sehingga mereka dapat belajar secara aktif. Nana Sudajana (1988 : 3) mengemukakan, Cara belajar siswa aktif adalah suatu salah satu strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi subjek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dan efisien. Dengan cara demikian strategi belajar siswa aktif menempatkan siswa sebagai inti kegiatan proses belajar mengajar. Karena strategi CBSA sebagai cara belajar siswa aktif menekankan pada keaktifan belajar siswa dan kurang memperhatikan keaktifan guru di dalam kelas, maka ciri yang mendasar pada aktifitas belajar siswa adalah: a. Optimilisasi interaksi antara unsur-unsur dalam kegiatan belajar mengajar. b. Optimilisasikeikutsertaan seluruh peran serta didik selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Indikator cara belajar siswa aktif dapat dilihat tingkah laku mana yang muncul dalam proses belajar mengajar, berdasarkan apa yang distimulasi oleh guru, yaitu : a. Dari sudut siwa, dapat dilihat dari : 1) Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahannya. 2) Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk persiapan, proses dan kelanjuta belajar. 3) Penampilan berbagai usaha/keaktifan belajar dan menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya. 4) Kebebasan dan keleluasaan melakukan hal diatas tersebut tanpa tekanan guru/pihak lainnya (kemandirian belajar). b. Dilihat dari sudut pandang guru, nampak adanya : 1) Usaha mendorong, membina gairah belajar dan partisipasi siswa secara aktif. 2) Peranan guru tidak mendominasi kegiatan proses belajar siswa. 3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan masingmasing. 4) Menggunakan berbagai jenis metode mengajar serta pendekatan multi media. c. Dilihat dari segi program, hendaknya tujuan intruksional serta konsep maupun isi pelajaran serta yang sesuai dengan kebutuhan, minat serta kemampuan anak didik.

2. Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar dan Hasil Belajar. Proses dalam pengertian disini adalah interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Yang termasuk dalam komponen belajar mengajar antara lain meliputu tujuan intruksional yang hendak dicapai, materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran dan evaluasi sebagai alat ukru tercapai tidaknya tujuan. Dalam satu kali proses belajar mengajar yang pertama kali dilakukan adlaha merumuskan tujuan interaksional khusus yang akan dicapai, langkah selanjutnya ialah menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut. Selanjutnya metode mengajar yang akan diajarkan dan dijabarkan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar yang merupakan wahan pengembangan materi pelajaran sehingga dapat diterima dan menjadi milik siswa. Kemudian menentukan alat peraga pengajaran yang dapat digunakan untuk memperjelas dan mempermudah penerimaan materi pelajaran oleh siswa serta menunjang tercapainya tujuan

tersebut.langkah terakhir adalah menentukan alat evaluasi yang dapat mengukur tercapai tidaknya tujuan yang hasilnya dapat dijadikan feed back bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya maupun kuantitas belajar siswa. Dari uraian tersebut ini jelaslah bahwa belajar mengajar ini merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lin dan salah satunya tidak dilepaskan serta tidaklah berarti bilas tidak dalam kesatuan. Proses belajar mengajar makna dan pengertian yang lebih luas dari pada pengerian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjadi interaksi yang saling menunjang. Proses belajar mengajarmerupakan suatu perbuatan yang memerlukan moril yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya, sebab kegiatan belajar mengajar merupakan perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik tetapi sederhana. Dikatakan unik karena ia berkenaan dengan manusia yang belajar, yakni siswa dan mengajar, yakni guru dan bertalian erat dengan manusia didalam masyarakat dan kesemuanya menunjukan keunikan. Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan sehari-hari mudah dihayati oleh siapa saja. Mengajar pada prinsipnya menurut Moh. Uzer Usman (1991 : 3) yaitu :Membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.

Pengertian diatas tersebut mengandung makna bahwa guru dituntut dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memnfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas yang menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar. Pemahaman akan pengertian dan pandangan mengajar akan banyak mempengaruhi peranan dan aktivitas guru dalam mengajar. Sebaliknya aktivitas guru dalam mengajar serta aktivitas siswa dalam belajar sangat bergantung pada pemahaman guru terhadap mengajar. Mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna lebih luas, yakni terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya yang cukup kompleks. Proses belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan sebagaimana telah diungkapkan di atas. Perkembangan pandangan tentang belajar mengajar tersebut banyak mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini terbukti dengan adanya pembauran-pembauran dalm pendidikan. Semua ini menimbulkan tantangan bagi guru untuk senantiasa meningkatkan tugas, peranan dan kompetensinya. Guru dalam proses belajar mengajar dalam makna yang lebih luas, yakni terjadinya interaksi manusiawi dengan bernagai aspeknya cukup luas. Dengan demikian, belajar mengajar dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat pengalaman dan latihan, sedangkan mengajar adalah usah memberikan bimbingan kepada siswa dalam belajar. Proses belajarmengajar dapat terjadi manakala terdapat interaksi antara guru sebagai pengajar dengan siswa sebagai pelajar. Kondisi yang demikian memberikan

peluang sebanyak mungkin kepada para peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, karena merupakan sasaran utama dalam pendidikan. Hasil belajar PKn memuat 2 kata dalam utama yaitu belajar dan prestasi. Belajar PKn adalah sebagai proses kearah perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan secara aktif dan disadari. Sedang prestasi adalah suatu tingkat keberhasilan seseorang setelah melakukan kegiatan yang berlangsung secara terus menerus secara berangsu-angsur, stingkat demi setinglat sepanjang kehidupan manusia. Hasil aktivitas belajar PKn adalah hasil belajar siswa yang dicapai dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan alat pengukur keberhasian belajar. Secara ringkas prestasi adalah hasil yang telah dicapai (Elsantoso, tanpa tahun 96). Bia pendapat ini dikaitkan dengan hasil belajar mengajar, maka yang dimaksud prestasi belajar adalah kecakapan nyata dari siswa yang dapat diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

B. Kerangka Berpikir Prinsip dasar yang dikaji dalam kerangka berpikir adalah aplikasi dari teori yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian, mengingat kajian pokok pada penelitian ini adalah mengembangkan cara belajar siswa aktif (CBSA), maka model strategi yang diterapkan yaitu model Delikan yang secara skematis dapat diilustraskan sebagai berikut :

Dengar

Lihat

Kerjakan

Nana Sudjana, 1989 : 72 Ada beberapa pertimbangan sehingga model delikan ini diterapkan dalam upaya mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar yaitu : 1. Siswa dalam berpikir menuntut kematangan yang menghendaki adanya motivasi yang secara umum masih banyak tergantung kepada tuntunan dan arahan guru, 2. Bahan pengajaran atau kurikulum pada umumnya berisikan konsep-konsep dasar sebagai landasan untuk pengembangan lanjut di SLTP. 3. Guru SD (hingga kini sebagian tamatan SPG), sehingga teori yang berkenaan dengan proses, pembelajaran harus betul-betul praktis dan mudah dilaksanakan. 4. Suasana belajar di sekolah umumnya adalah suasana yang mencerminkan hubungan guru dengan siswa sebagai bapak-anak, sehingga pola perilaku di kelas berpengaruh terhadap pribadi siswa. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka penulis berpendapat model delikan tetap berorientasi atau bercirikan dengan cara belajar siswa aktif.

C. Hipotesis Hipotesis penelitian adalah suatu pernyataan yang sifatnya sementara, karena masih diperlukan pembuktian melalui penelitian empiris. Pada penelitian dirumuskan hipotesis: Siswa SD Inpres Perumnas Antang II Makassar dominan aktif dalam proses pembelajaran PKn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada lokasi SD Inpres Perumnas Antang II makassar. Penentuan untuk meneliti disekolah ini, sebagai salah satu alternatif mengkaji tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik dan pengajar sebagai sekolah yang ditempati mengabdi setiap hari kerja. Pendidikan dasar yang diselenggarakan di sekolah dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada tingkat kanak-kanak yang bermanfaat bagi siswa, untuk mengembangkan kehidupan pribadinya, angoota masyarakat, dan warganegara sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Prinsip sekolah dasar ini senantiasa memperhatikan dan mengutamakan kualitas lulusan dengan memperhatikan kebutuhan siswanya dalam proses belajar mengajar, karena dengan pemenuhan kebutuhan belajar siswa akan menciptakan proses belajar mengajar yang optimal.

B. Identifikasi Variabel Penelitian. Setelah dilakukan identifikasi tenyata variabel pokok pada penelitian ini adlah Aktivitas belajar siswa sebagai variabel Independent dan proses belajar mengajar sebdagai Dipendent.

C. Defenisi Operasi Variabel Pada prinsipnya yang dimaksud dengan defenisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang terdapat pada variabel penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan pengumpulan data. Variabel penelitian ini dapat didefinisikan secara operasional yaitu: Aktivitas belajar adalah berfungsinya mental dan fisik siswa dalam proses belajar mengar, yang diukur dari: 1. Frekuensi kehadiran 2. Keseringan bertanya 3. Ketepatan menyelesaikan tugas 4. Berdiskusi

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa SD Inpres Perumnas Antang II Makassar, untuk jelasnya dapat dirangkum dalam tabel 1.

Tabel 1 : Keadaan populasi penelitian Nomor 1 2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber data : Papan Potensi SD Inpres Antang II Makassar Berdasarkan tabel 1 menunjukan tentang keadaan populasi penelitian sebanyak 490 orang siswa yang dijadikan sasaran dalam penelitian. Jumlah 238 orang 252 orang 490 orang

2. Sampel Penelitian Proses penentuan jumlah sampel yang akan terpilih, penulis mempergunakan salah satu pedoman yang ditegahkan oleh Winarno Surakhmad, (1982 : 1000) bahwa: Bila populasi cukup homogen, terdapat populasi dibawah seratus dapat dipergunakan 50% dan diatas seribu sebesar 15% untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit laghi dari jumlah matematis tadi. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis mengambil sampel secara purpossive Sampling. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2 : Keadaan Sampel Penelitian Nomor 1 2 3 Jumlah Kelas IV V VI Jumlah 10 orang 11 orang 14 orang 35 orang

Memperhatikan data tabel 2, diperoleh data tentang keadaan sampel penelitian sebanyak 35 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data Penulis mengumpulkan data dengan cara Observasi, Dokumentasi, dan angket

F. .Teknik Analisi Data Adapun model statistik yang akan diterapkan dalam pengujian hipotesis penelitian, yaitu analisis persentase. Presentase = Dimana: F = Frekuensi, N = Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Setelah data terkumpul dan diolah, ternyata diperoleh diantara 35 lembar angket yang dibagikan kepada siswa. Penetapan strategi kadar keaktifan belajar siswa ditentukan berdasarkan kualitas jawaban yang diperoleh yaitu : Jawaban a, bobotnya 4 (4 Jawaban b, bobotnya 3 (3 Jawaban c, bobotnya 2 (2 Jawaban d, bobotnya 1 (1 10) = 40 (sangat tinggi) 10) = 30 (tinggi) 10) = 20 (sedang) 10) = 10 (kurang)

Adapun penjabaran hasil angket keaktifan belajar siswa dapat dirangkum dalam tabel 3.

Tabel 3 : Skor Aktivitas Belajar Siswa dalam PBM PKN

NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Skor Aktivitas Belajar


32 30 40 32 40 32 40 30 40 40 32 40 40 40 30 32 40

Kelas
IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV V V V V V V V

NO
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Skor Aktivitas Belajar


40 40 30 32 40 30 32 40 30 40 30 40 32 40 30 40 32 30

Kelas
V V V VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI

Tabel 4: Tabel Kerja dari Tabel 3

X 30 32 40 N

(F) 9 9 17 35

(F.X) 270 288 680 1.238

Presentase = Rata-rata =

B. Pembahasan Maka rata-rata 3,54 pada kategori tinggi, ini dapat diinterprestasikan bahwa pada prinsipnya dominan (diatas 50%) aktif belajar dalam kadar yang tinggi (3,54). Konsekuen terhadap hipotesis penelitian yang berbunyi : Siswa SD Inpres Perumnas Antang II Makassar dominan aktif belajar mengajar PKn ternyata diterima.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa penelitian ini memberikan gambaran tentang kondisi pelaksanaan proses belajar mengajar PKn, maka implikasinya adalah sebagai berikut : bahwa aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar masih menunjuka kadar keaktifan tinggi B. Saran-saran Penulis sarankan sebaiknya kendala yang dapat mempengaruhi altifikas belajar seperti kelengkapan literatur wajib dan penunjang diupayakan sedini mungkin dimiliki secara pribadi oleh setiap siswa, sebab dengan cara ini selain dapat dibaca disekolah juga dapat dipelajari di rumah.

Anda mungkin juga menyukai