Anda di halaman 1dari 19

1. PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG

Bangsa Indonesia pada masa sekarang ini tengah memasuki dunia perindustrian. Sistem pasar bebas yang telah disetujui oleh beberapa negara sudah dimulai. Dengan semakin terbka dan bebasnya sistem perdagangan tersebut, membuat perusahaan-perusahaan akan semakin bersaing ketat untuk memasuki dan merebut pasar perindustrian. PT. Gajah Tunggal Tbk. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur dengan produk utamanya berupa ban dalam maupun ban luar kendaraan. Sebagai perusahaan manufaktur, PT. Gajah Tunggal memiliki permasalahan untuk mengahasilkan produk berkualitas tinggi dalam jumlah besar dan continue agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya sehingga dapat merebut pasar perindustriaan. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan pengendalian kualitas dengan langkah awal berupa pengidentifikasian kecacatan produk agar dapat mengurangi kesalahan proses produksi seminimal mungkin. Dengan demikian, kualitas produk yang baik akan didapatkan dan tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk yang sesuai permintaan konsumen akan tercapai dengan baik dan memuaskan. 1.2 TUJUAN 1. 2. 3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen. Melihat dan mengetahaui pengaruh perubahan lingkungan bisnis pada kebijakan manajemen. Mengetahui inovasi yang dilakukan perusahaan dalam menanggapi perubahan lingkungan bisnis.

2. PEMBAHASAN 2.1 VISI DAN MISI PERUSAHAAN Visi Menjadi Good Corporate Citizen dengan posisi keuangan yang kuat, pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi perusahaan produsen ban yang berkualitas dengan reputasi global. Misi Menjadi produsen yang memimpin dan terpecaya sebuah portfolio produk ban yang optimal, dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang unggul disaat yang sama terus meningkatkan ekuitas merek produk kami, melaksanakan tanggung jawab sosial kami, dan memberikan profitabilitas/hasil investasi kepada para pemegang saham serta nilai tambah untuk semua stakeholder perusahaan. 2.2 STRUKTUR ORGANISASI Pada bulan Desember 2004, Perusahaan merasionalisasi lini usaha ban dan ikut serta dalam restrukturisasi hutang PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG), yang sebelumnya dikenal dengan PT GT Petrochem Industries. Restrukturisasi ini disetujui oleh pemegang saham minoritas independen di dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham di November 2004, seperti yang disyaratkan oleh Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) . Melalui restrukturisasi perusahaan, Perusahaan, sejalan dengan strategi integrasi vertikal, memperoleh aset kain ban dan karet sintetis milik ADMG. Secara bersamaan, restrukturisasi ini menyebabkan dilusi saham mayoritas Perusahaan di ADMG menjadi 28,9%, sebuah perusahaan di bisnis benang tekstil petrokimia dan polyester yang tidak berhubungan langsung dengan bisnis ban Perusahaan. Perusahaan juga melepas aset manufaktur kawat baja, PT Langgeng Baja Pratama. Pada bulan Februari 2005, Perusahaan
2

melakukan

divestasi

PT

Meshindo

Alloy

Wheel

Corp

Perusahaan juga memegang 99% saham di PT Prima Sentra Megah, sebuah perusahaan distribusi untuk SBR dan TC kepada pihak luar.

Gambar1. Kepemilikan saham Sumber: www.gt-tires.com

Susunan Direktur Christopher Chan Siew Choong Budhi Santoso Tanasaleh Tan Enk Ee Irene Chan Catharina Widjaja Hendra Soerijadi Kisyuwono Ling Jong Jen Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur

2.3

PERENCANAAN Peningkatan permintaan pasar yang banyak dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi di pasar global yang semakin membaik dan pasar dometik yang didukung berlanjutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia memberikan pengaruh pada peningkatan atas bisnis ban. Program ekpansi yang dilakukan sejak 2005, kembali dilanjutkan sesuai dengan rencana setelah dihentikan pada tahun 2009 karena menurunnya permintaan pasar. Kami mengharapkan prospek masa depan yang positif bagi Indonesia dan pengembangan yang pesat pada kelompok menengah akan mengangkat Gajah Tunggal ke tingkat kinerja yang lebih tinggi. Namun demikian Dewan Komisari merasa perlu menekankan bahwa kecenderungan kenaikan harga bahan baku dan mingkatnya persaingan dalam pasar domestik harus diberikan perhatian khusus di masa yang akan datang. Program ekspansi Perusahaan di segmen ban radial dan ban sepeda motor akan dilanjutkan dan diselesaikan secara progresif, sebanyak 35 juta ban telah diproduksi dan didistribusikan, sehingga penjualan mampu menunjukkan peningkatan 27% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan upaya pemasaran yang terus dilakukan dalam mempertahankan dan memperkuat merek GT radial di pasar konsumen otomotif Indonesia diharapkan akan meningkatkan penjualan dan pangsa pasar domestik. Dalam segmen produk ban bias, Perusahaan mengokohkan dominasinya di pasar replacement dan terus melakukan penetrasi di pasar Original Equipment. Kemudian, meningkatkan produksi ban sepeda motor Gajah Tunggal akan dilakukan seiring dengan peningkatan permintaan ban sepeda motor dalam pasar domestik. Untuk mempertahakan posisi perusahaan di urutan atas dalam pasar, Direksi juga meningkatkan aktivitas-aktivitas di bidang Penelitian dan Pengembangan (R&D), seperti ban musim dingin, ban driftingmulti warna, dan ban Champiro Eco yang terbaru. Namun demikian, peningkatan harga bahan baku yang terus menanjak akan membuat perusahaan tertekan. Untuk menghadapi hal ini, manajemen akan menerapkan strategi menyeluruh yang meliputi, antara lain penanganan
4

bauran produk secara hati-hati, lebih mengoptimalkan strategi penetapan harga dan meningkatkan efisiensi dalam memanfaatkan fasilitas-fasilitas pabrik, serta memperbaiki dan megimplementasikan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) dalam Gajah Tunggal. 2.4 PENGORGANISASIAN

President Director Vice President Director

Chief Financial Officer


Director CCIR & Accounting Director Finance Director Productio n

Chief Operating Officer


Director R&D HR & GA Directo r Director Global Development Director Non Tire Industries

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) merupakan komponen yang penting dari visi dan misi Perusahaan. Manajemen berkeyakinan bahwa mekanisme akuntabilitas yang kuat kepad asemua stakeholder akan menguntungkan kinerja Perusahaan secara keseluruhan. Dalam melaksanakan prinsip-prinsip GCG, manajemen Perusahaan telah mengambil langkah-langkah berkelanjutan untuk mempromosikan dan memelihara GCG sebagai bagian penting dari budaya dan nilai-nilai yang akan diadopsi oleh seluruh karyawan di semua tingkat organisasi.

Dewan Pengelola

Pengelolaan operasional rutin Perusahaan dilakukan oleh Dewan Direksi dibawah pengawasan Dewan Komisaris, yang anggotanya ditunjuk oleh rapat umum pemegang saham. Dalam melakukan tugas mereka, anggota direksi bertindak berdasarkan informasi yang lengkap dengan itikad baikm dengan kehati-hatian, untuk kepentingan terbaik bagi Perusahaan dan pemegang saham. Ketaatan pada prinsip-prinsip ini sangat penting dalam membangun kepercayaan Perusahaan bagi pemegang saham Perusahaan dan stakeholder lainnya. Peran Komisaris Peran Komisaris sangat penting dalam melindungi kepentingan para pemegang saham. Komisaris Perusahaan adalah profesional independen dengan pengalaman dan pengetahuan yang luas dalam industri, dan dalam bidang keuangan serta hukum dan peraturan pasar modal. Dewan Komisaris bertanggung jawab dan berwenang penuh untuk mengawasi kinerja Direksi, dan memberikan nasihat kepada Dewan Direksi jika dipandang perlu. Dewan Komisaris berhak memperoleh akses atas setiap informasi tentang perusahaan secara tepat waktu dan komprehensif. Peran Direksi Direksi Perusahaan bertanggung jawab untuk memimpin Perusahaan dan untuk merumuskan kebijakan Perusahaan sesuai dengan filosofi Perusahaan dan Anggaran Dasar Perusahaan, serta sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Tugas utama Direksi adalah memimpin Perusahaan untuk mencapai tujuan Perusahaam, seraya memelihara dan memanfaatkan aset dan sumber daya secara profesional dan bertanggung jawab. Direksi diwajibkan untuk melakukan pertemuan secara teratur, tetapi juga dapat mengadakan pertemuan yang tidak terjadwal sesuai kebutuhan.

Komite Audit Tugas Komite Audit meliputi pengawasan terhadap Internal Audit Unit dan External Auditors untuk menjaga indepedensi dan obyektivitas. Mencakup pengkajian rencana audit, pelaksanaan, dan penelaahan, serta mengawasi tindak lanjut hingga hasil audit. Komite ini juga secara aktif berpartisipasi dalam pemilihan Akuntan Publik, mengevaluasi kemampuannya dalam menjaga independensi, menetapkan kriteria evaluasi untuk pekerjaannya, dan melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria. Sekretaris Perusahaan Tugas utama Sekretaris Perusahaan adalah memastikan bahwa Perusahaan memenuhi dan menaati hukum, peraturan dan ketentuan pasar modal. Selain itu, Sekretaris Perusahaan berfungsi sebagai juru bicara dalam mengkomunikasikan kebijakan dan pencapaian Perusahaan kepada para pemegang saham, investor, analisis pasar modal, media massa, masyarakat umum, pejabat pemerintah, dan pengawas pasar modal. Pengendalian Internal Tugas utama Pengendalian Internal adalah memastikan bahwa strategi dan kebijakan yang ditentukan oleh direksi dilaksanakan dengan sungguhsungguh oleh seluruh tingkat unit usaha perusahaan.

2.5

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR) Sejak berdiri di tahun 1951, perusahaan telah secara aktif mempromosikan program-program yang bermanfaat bagi mayarakat luas. Gajah Tunggal dengan tegas berkomitmen untuk program CSR yang kuat, yang mana program ini telah menerima berbagai penghargaan. Untuk Gajah Tunggal, CSR mempunyai arti lebih dari sekadar mematuhi peraturan yang ada, yang hanya semata-mata untuk kepentingan hubungan masyarakat, tetapi juga untuk melayani kemajuan komunitas di tempat kerja. Program CSR Gajah Tunggal untuk mengembangkat empat pilar: kesehatan, pendidikan, pengembangan masyarakat, dan lingkungan. Kesehatan Kegiatan program kesehatan berfokus pada pencegahan HIV/AIDS dan penyalahgunaan obat serta mengurangi angka kematian anak. Perusahaan secara pro-aktif bekerjasama dengan Yayasan Kusuma Buana, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mengkhususkan sebuah program dalam pencegahan HIV/AIDS, dengan meluncurkan sebuah program untuk mengembangkan pelatihan pencegahan HIV/AIDS yang diwajibkan bagi karyawan perusahaan oleh rekan pendidik. Pada tahun 2007, Gajah Tunggal menjadi anggota pendiri Indonesian Business Coalition on Aids (IBCA). Koalisi ini bertujuan untuk memerangin HIV/AIDS melalu sektor swasta, dengan penyampaian keefektifan program tempat kerja yang berfokus pada kesadaran dan pencegahan. Pada tahun 2010, Gajah Tunggal bersama dengan Kick Andy Foundation memberikan lebih dari 40 alat bantu bagi orang-orang yang menderita cacat fisik. Gajah Tunggal juga mensponsori berbagai acara anti-narkoba dalam rangka kerjasama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa, seperti pada Kampanye Lights On pada tahun 2006, 2007, dan 2008. Pendidikan
8

Perusahaan berkeyakinan bahwa pendidikan adalah fondasi yang paling penting bagi masyarakat manapun dan karena itu mendukung berbagai upaya meningkatkan program pendidikan. Sejak 1997, perusahaan telah memberikan beasiswa kepada ratusa siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menegah Pertama di Tangerang, sebuah program yang dipercepat pada tahun 2009 karena keberhasilannya. Perusahaan juga mendidik siswa di Politeknik Gajah Tunggal, yang memberikan keterampilan yang penting bagi lebih dari 3.000 kaum muda yang kurang mampu sepanjang tahun. Selain program tersebut perusahaan telah memulai sebuai program percontohan untuk penyaluran beasiswa bagi siswa yang kurang mampu untuk belajar di Universitas Indonesia(UI). Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana Alam Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami berbagai bencana yang dahsyat. Sebagai tanggung jawab untuk memberikan bantuan secara tepat waktu dan layak kepada para korban bencana. Sebagian besar upaya penanggulangan bencana yang dilakukan oleh Perusahaan dikoordinasi dalam rangka kerjasama dengan United in Diversity (UID) Forum. Gajah Tunggal adalah salah satu penyumbang yang terlibat dalam rekonstruksi desa Sirombu, Nias. Aktivitas-aktivitas lain yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan adalah membantu korban gempa bumi di Sumatera Barat, banjir Jakarta tahun 2007, dan gempa bumi di Jawa Tengah pada tahun 2006.

Lingkungan Hidup Disamping komitmen kuat perusahaan kepada produk yang ramah lingkungan, misalnya Champiro Eco yang baru diluncurkan pada bulan Juni 2010, dan proses produksi, Gajah Tunggal bergabung dengan Conservation International (CI) dalam upaya untuk memerangi perubahan iklim dan melindungi spesies yang terancam punah, dengan memberikan kontribusi
9

finansial untuk beberapa proyek yang terlibat dalam upaya tersebut. Sasaran sumbangan perusahaan pada proyek konservasi adalah kawasan konservasi Batang Toru di Sumatera Utara, adalah untuk melindungi habitat yang merupakan rumah bagi spesies yang terancam punah seperti orang utan Sumatera, dengan antara lain mendukung mata pencaharian masyarakat lokal untuk menjamin kelangsungan program terebut. 2.6 SEJARAH SINGKAT PT GAJAH TUNGGAL 1951 PT Gajah Tunggal didirikan untuk memproduksi dan mendistribusikan ban luar dan ban dalam sepeda. 1973 Persetujuan bantuan teknik ditandatangani dengan Inoue Rubber Company, Jepang untuk memproduksi ban sepeda motor. 1981 Perusahaan mulai memproduksi ban bias untuk kendaraan penumpang dan niaga dengan bantuan teknik dari Yokohama Rubber Company, Jepang. 1990 PT Gajah Tunggal Tbk terdaftar di Bursa Efek Jakarta and Surabaya. 1991 PT Gajah Tunggal Tbk mengakuisisi GT Petrochem Industries, sebuah produsen kain ban (TC) dan benang nilon. 1993 Perusahaan mulai memproduksi secara komersial ban radial untuk mobil penumpang dan truk ringan. 1995 PT Gajah Tunggal Tbk mengakuisisi Langgeng Baja Pratama (LBP), produsen kawat baja. 1996 PT Gajah Tunggal Tbk mengakuisisi Meshindo Alloy Wheel Corporation, produsen velg aluminium terbesar kedua di Indonesia. PT GT Petrochem Industries, anak perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk, memperluas lingkup
10

operasinya dengan memproduksi karet sintetis, etilena glikol, benang poliester dan serat poliester. 2001 Perusahaan membuat perjanjian produksi dengan Nokian Tyres Group, sebuah perusahaan manufaktur ban terkemuka yang berbasis di Finlandia, untuk memproduksi beberapa jenis ban mobil penumpang, termasuk ban untuk musim dingin (salju), untuk pasar di luar Indonesia. 2002 PT Gajah Tunggal Tbk menyelesaikan restrukturisasinya karena timbulnya krisis keuangan Asia, yang memungkinkan Perusahaan untuk menurunkan beban hutangnya lebih dari US$ 200 juta dan mengkonversi hutang ke FRN. 2004 Selesainya restrukturisasi Perusahaan dengan terlaksananya dekonsolidasi laporan keuangan Perusahaan dengan PT GT Petrochem Industries dan pada saat bersamaan mengakuisisi aset TC and SBR. Divestasi saham Langgeng Bajapratama yang merupakan produsen kawat baja. Dimulainya perjanjian off-take dengan Michelin yang mana Gajah Tunggal akan memproduksi 5 juta ban per tahun untuk Michelin untuk pasar ekspor hingga tahun 2010. Peluncuran gerai-gerai TireZone. 2005 Perusahaan menerbitkan Obligasi Global senilai US$ 325 juta. Dana hasil dari obligasi tersebut digunakan untuk membeli kembali sejumlah wesel bayar dan untuk membiayai ekspansi perusahaan. Divestasi saham Meshindo Alloy Wheel yang merupakan produsen velg aluminium. Dimulainya produksi ban untuk Michelin melalui program off-take. 2006 PT Gajah Tunggal Tbk menerima penghargaan "Best Managed Company in Indonesia" dari Euromoney Magazine. 2007 Tambahan dana sebesar US$ 95 juta berasal dari penawaran tambahan obligasi global untuk membiayai ekspansi yang sedang berjalan dan untuk pengeluaran modal guna membiayai riset dan pengembangan produk baru.
11

Perusahaan juga kembali memasuki pasar modal dengan melakukan emisi saham dengan perbandingan 10:1 dengan nilai emisi sebesar Rp 158,4 milyar (sekitar US$ 17 juta) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.

3. ANALISIS MASALAH

12

Perubahan merupakan salah satu masalah yang dialami setiap perusahaan. Perubahan yang dimaksud adalah setiap perubahan internal maupun eksternal yang terkait dengan orang, struktur, atau teknologi. Perubahan lingkungan merupakan salah satu bagian dari perubahan eksternal yang bepengaruh pada pengambilan kebijaksanaan manajemen perusahaan\ 3.1 PERMASALAHAN Pada tahun 2010, industri ban menghadapi tekanan peningkatan biaya karena harga karet alam melonjak cukup tinggi. Kemudian Namun demikian, perusahaan mampu menghadapi tekanan tersebut dengan respon yang sesuai, seperti dukungan manajemen portofolio produk, memanfaatkan pertumbuhan yang semakin kuat pada sektor otomotif, dan mengoptimalkan pencapaian produktifitas. Sistem pasar bebas yang saat ini berlaku menjadi salah satu perubahan lingkungan yang sangat berpengaruh. Perusahaan mempunyai kesempatan untuk bisa memperluas pasar dan mendapatkan keuntungan yang lebih. Akan tetapi, hal ini hanya bisa terwujud apabila perusahaan bisa mengembangkan produk dan teknologinya dan jika perusahaan tidak bisa melakukan hal itu, perusahaan akan beresiko kalah saing dengan produk perusahaan asing yang masuk dengan derasnya ke dalam negeri. Salah satu cara yang ditempuh oleh PT Gajah Tunggal adalah dengan meminta fasilitas keringanan pajak (tax allowance) kepada pemerintah. Keringanan pajak ini untuk mengembangkan ekspor ban ke pasar global. Produsen ban terbesar di Asia Tenggara ini berencana menggenjot produksi ban truk dan bis sebanyak 45.000 unit perhari dari sebelumnya sebesar 40.000 unit per hari. Sedangkan, untuk produksi ban sepeda motor dari 105.000 unit per hari dari sebelumnya 75.000 unit per hari. Perkembangan teknologi juga meenjadi dalah satu alasan perusahaan untuk terus mengembangkan produk dan meningkatkan daya saing dengan cara memanfaatkan teknologi yang dimiliki semaksimal mungkin. Dan pada
13

akhirnya, jika semua permasalahan bisa diatasi maka perusahaan dapat menguasai pasar perdagangan bebas di Asia dan bahkan dunia. Prnggunaan teknologi yang tinggi menghasilkan kualitas produk yang bbaik dan menghasilkan keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi daya saing tersendiri.

3.2 3.2.1

RESPON PERUSAHAAN Tinjauan licensing pada PT. Gajah Tunggal Tbk. Pada bulan Mei 2004, Gajah Tunggal melakukan kerjasama bisnis yang berfokus pada pembuatan ban mobil penumpang untuk pasar dengan Michelin, salah satu perusahaan ban terkemuka di dunia yang juga merupakan pemegang saham baru Perusahaan dan memiliki 10% saham Perusahaan. Melalui perjanjian off-take, Gajah Tunggal setuju untuk memproduksi beberapa merk ban dalam group Michelin, namun tidak termasuk merk Michelin, untuk pasar di luar Indonesia. Berdasarkan perjanjian distribusi, Michelin akan mendistribusikan ban-ban Michelin & BF Goodrich melalui jaringan distribusi Perusahaan di Indonesia. Gajah Tunggal juga melaksanakan kerjasama lisensi dengan Inoue Rubber Company (IRC), perusahaan ban sepeda motor terkemuka di Jepang, untuk memproduksi dan menjual ban sepeda motor dengan merek IRC di Indonesia sejak tahun 1973. Pada akhir 2004 perusahaan mempunyai 10.521 pegawai dimana sebelumnya pada tahun 2003 perusahaan mempunyai 15.049 pegawai dari 10.521 pegawai, 8.159 bekerja di divisi ban, 1.250 bekerja di divisi cord ban, 340 di divisi karet sintetik, 722 di PT. Meshindo Alloy Wheell.

3.2.2

Tinjauan investment pada PT. Gajah Tunggal Tbk. Produsen ban PT. Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) akan membangun pabrik ban radial dan ban sepeda motor dalam kurun waktu tiga tahun ini. Nilai
14

investasi masing-masing pabrik sebesar US$100 juta dan US$70 juta. Pembangunan pabrik baru ini, seiring dengan meningkatnya permintaan dan adanya capacity demand dari Michelin dan GT. Perseroan menargetkan kapasitas produksi setelah adanya pabrik baru untuk ban radial akan naik 50% menjadi 45 ribu ban per hari pada akhir tahun 2008. sedangkan kapasitas produksi ban sepeda motor tahun 2009 akan menjadi 105 ribu ban dan 155 ribu ban per hari. Gajah Tunggal merupakan produsen ban terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Tiga produk utama perseroan adalah ban radial, ban bias, dan ban sepeda motor, untuk kendaraan penumpang, bus, truk, dan sepeda motor. Kapasitas produksi saat ini ban radial 30ribu ban per hari, ban sepeda motor 37 ribu ban per hari dan ban bias 12 ribu ban per hari. Secara rata-rata pangsa pasar Gajah Tunggal adalah 18% ban radial, 58% ban sepeda motor dan 37%ban bias. Dana pengembangan pabrik tersebut diambil dari hasil penerbitan obligasi yang dilakukan pada juli lalu sebesar US$325 juta. Obligasi ini memberikan tingkat kupon bunga sebesar 10.25% per tahun dengan jangka waktu lima tahun yang akan jatuh tempo pada 2010. Obligasi ini dikeluarkan anak usaha Gajah Tunggal yang ada di Belanda dengan di jamin oleh induk perusahaan. Dana dari hasil penerbitan obligasi sebesar US$220 juta ini di gunakan untuk melunasi sebagian floating rate note (FRN) dan sisanya untuk ekspansi usaha. Komposisi pemegang saham perseroan ini adalah Garibaldi Venture Fund ltd sebesar 43.6%, Global Union Fiber Investment Ltd sebesar 11%, Compagnie Financiere Michelin sebesar 10%, dan publik 35.4%. 3.2.3 Tinjauan Strategic Alliances pada PT. Gajah Tunggal Tbk. Perusahaan Gajah Tunggal merupakan produsen ban yang dikontrak oleh beberapa perusahaan ban terkemuka di dunia. Gajah Tunggal pernah memproduksi ban bagi perusahaan-perusahaan ban terkemuka seperti Yohohama dan Pirelli. Berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, kontrak-kontrak ini telah dihentikan pada tahun 1995 dan tahun 2001. Sejak tahun 2001 Gajah Tunggal melakukan kerjasama produksi dengan Nokian
15

Tyres Group, sebuah Perusahaan ban terkemuka dari Finlandia, untuk memproduksi ban mobil berpenumpang, termasuk ban musim dingin (salju), untuk pasar di luar Indonesia. 3.2.4 Tinjauan Market Expansion Strategy PT. Gajah Tunggal Tbk. Gajah Tunggal memang sudah menjadi perusahaan taraf Internasional, bukan saja karena jumlah ekspor perusahaan yang mencapai 46 persen dari total penjualan perusahaan pada tahun 2007, tapi juga karena berbagai standarisasi dan sertifikasi internasional yang berhasil diperolehnya, antara lain: E-Mark (Eropa), TUV CERT (Jerman), BPS (Filipina), Inmetro (Brazil), PAI (Kuwait), SASO (Arab Saudi), dan BVQI (Kolumbia). Ini tentunya mempermudah GJTL untuk menembus pasar internasional, terutama Eropa, yang sangat ketat dalam hal standarisasi produk. Karena itu, kalau kita melakukan search di google.com (bukan yang versi Indonesia) dengan keyword GT Radial, kebanyakan hasil di halaman utama adalah mengenai penggunaan ban merek ini di negara-negara seperti Australia, Kanada, dan Inggris. Memang produk ini cukup dikenal sebagai sebagai ban pilihan untuk pembeli yang value oriented di berbagai negara. Beberapa masyarakat Indonesia pun mungkin awalnya juga tidak menyangka kalau merek ini berasal dari Indonesia, sebelum menyadari bahwa GT adalah singkatan dari Gajah Tunggal. Dengan kemampuan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar internasional, Gajah Tunggal berhasil mendapatkan kepercayaan dari merekmerek luar negeri yang ingin melakukan produksi ban di Indonesia. Dua perusahaan yang dulu pernah bekerja sama adalah Pirelli (hingga 2001) dan Yokohama (hingga 1995). Sedangkan perusahaan dunia yang kini masih mempercayai Gajah Tunggal untuk produksi merek ban mereka adalah Nokian sejak 2001 dan Michelin sejak 2004. Kepercayaan Michelin yang tinggi terhadap Gajah Tunggal mungkin dapat dilihat dari volume produksi yang dilakukan. Tahun 2007, Gajah Tunggal memproduksi sekitar 2,1 juta ban untuk mereka, dengan target kedepan sebesar 5 juta ban per tahun pada tahun 2010.

16

Demi untuk mendukung berbagai kerjasama external ini mungkin alasan mengapa Gajah Tunggal mulai melakukan langkah ekspansi pada tahun 2005. Target perusahaan adalah meningkatkan kapasitas produksi ban radial menjadi 45.000 ban per hari dari 30.000 perhari saat ini, dan kapasitas produksi ban sepeda motor menjadi 105.000 ban per hari dari sekitar 40.000 per hari saat ini. Dengan kekuatan ini, ditambah pengalaman selama 30 tahun di industri ban, serta didukung lebih dari 10 ribu karyawan, Gajah Tunggal memang bisa dikatakan sebagai salah satu raksasa industri ban di Indonesia. Tapi tentunya perusahaan tetap ingin memperkuat posisinya, terutama di pasar dimana mereka masih belum menjadi pemain yang kuat. Salah satunya adalah pasar replacement tire ban radial, dimana Gajah Tunggal baru memegang sekitar 20 persen pangsa pasar. Upaya Gajah Tunggal untuk meningkatkan pasar ban radial domestik adalah dengan mengembangkan Tirezone. Gerai retail ban yang juga menawarkan pelayanan modern ini berfungsi sebagai outlet produk GT Radial, Michelin, dan juga BF Goodrich. Tirezone kini memiliki 30 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Tirezone adalah buah kerjasama dengan Michelin yang notabene memiliki 10 persen dari saham Gajah Tunggal. Dengan mampu terus berkembang memasuki pasar yang potensial ke depan, seperti pasar replacement tire ban radial dan juga pasar OEM, didukung dengan kerjasama yang kuat dengan berbagai perusahaan kelas dunia, Gajah Tunggal akan berkembang menjadi salah satu produsen ban yang diperhitungkan tidak hanya di Indonesia, ataupun Asia, tapi juga di dunia.

4. PENUTUP

17

4.1

KESIMPULAN Perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap

kebijakan suatu perusahaan. Dengan semakin terbuka dan bebasnya sistem perdagangan, membuat perusahaan dari berbagai negara untuk saling memasuki dan merebut pasar perindustrian yang ada. Oleh karena itu, perubahan-perubahan lingkungan yang berpengaruh akan semakin besar luas cakupannya. PT. Gajah Tunggal Tbk. Merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur juga mengalami efek dari perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi. Perubahan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kebijakan strategi manajemen yang diterapkan. PT. Gajah Tunggal menanggapi setiap perubahan lingkungan yang terjadi dengan berfokuskan pada peningkatan kualitas dari karakteristik dan keistimewaan suatu produk, serta efisiensi dari produktivitas produk tersebut. 4.2 SARAN Semakin pesatnya perkembangan ekonomi juga sebanding dengan perkembangan teknologi. PT. Gajah Tunggal sebaiknya juga terus meningkatkan kualitas produk mereka sehingga dapat bersaing pada pasar atas secara global bukan hanya sebatas pasar region saja. Tetap melaksanakan tanggung jawab sosial tanpa mengurangi tanggung jawab kepada stakeholder perusahaan. Oleh karena itu, setiap kebijakan manajemen PT. Gajah Tunggal hendaknya harus tetap mempertahankan visi dan misi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

18

Fajerin, AA. 2010. Analisa dampak kegagalan proses produksi terhadap kerusakan produk ban dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Proposal Skripsi. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Munandar, JM dkk. 2007. Modul Kuliah II Pengantar Manajemen. Bogor: Departemen Manajemen,FEM,IPB PT. Gajah Tunggal. http://www.gt-tires.com. (25 Maret 2012)

19

Anda mungkin juga menyukai