Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN JIGSAW (Penyakit Infeksi Pernafasan) Pneumonia,Bronkopneumonia,ISPA,TB paru,Pleuritis, dan Emfiema,

Oleh: Totoh Siti Mutoharoh (G1D010002)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2012

Sistem pernafasan merupakan sistem yang terdiri dari saluran dan organ yang terdiri dari hidung, faring, laring, bronkus,bronkiolus, dan alveolus. Apabila terjadi kerusakan disalah satu saluran atau organ akan menyebabkan gangguan pernafasan. Paper ini akan membahas mengenai penyakit gangguan pernafasan seperti pneumonia, bronkopneumonia,ISPA, TB paru, pleuritis dan emfiema. Pneumonia adalah penyakit yang menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh agen infeksius (bakteri dan virus) (Brunner:Suddarth, 2002). Pneumonia berdasarkan agen penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu pneumonia bakterialis dan pneumonia atipikal. Pneumonia bakterialis yaitu pneumonia yang disebabkan karena bakteri misalnya karena bakteri streptococcus pneumonia dan staphylococcus aureus. Pneumonia atipikal yaitu pneumonia yang disebabkan karena virus , mikoplasma, dan fungi misalnya virus influenza tipe A,B, dan C. Tanda dan gejala pneumonia yaitu nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk karena bakteri yang berkembang di parenkimnya, demam, dan batuk. Bronkopneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru-paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi (Price, 2006). Penyebabnya sama seperti pneumonia yaitu bakteri, virus, protozoa. Tanda dan gejala dari penyakit bronkopneumonia adalah kesulitan dan sakit pada pernfasan disebabkan karena inflamasi pada paru-paru, batuk kental karena peningkatan leukosit, sianosis karena penurunan O2 didalam tubuh, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan sekelompok penyakit komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai penyebab dan mengenai setiap lokasi disepanjang saluran pernafasan.(WHO,1986). ISPA ini berlangsung selama 14 hari. Jika >14 hari berarti dapat dikategorikan kronis. Penyebab dari penyakit ini yaitu bakteri dan virus. Bakterinya ada streptococcus penyebab faringitis dan virusnya ada miksovirus penyebab influenza. Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada pasien ISPA adalah tachypnea (pernafasan cepat ), adanya retraksi dinding dada, sianosis (kebiruan) disebabkan karena suplai O2 ke paru menurun, wheezing. Pathogenesis ISPA terdiri atas empat tahap yaitu: a) Tahap Prepatogenesis: pada tahap ini, penyebabnya sudah ada tetapi belum menunjukan reaksi apa-apa b) Tahap inkubasi: pada tahap ini, virus sudah mulai merusak lapisan epitel dan mukosa c) Tahap dini penyakit: pada tahap ini, mulai muncul gejal ISPA seperti demam dan batuk d) Tahap lanjut penyakit: pada tahap ini, pasien ada yang sembuh sempurna, sembuh dengan ateletaksis (pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara), kronis (ISPA >14 minggu), dan jika ISPA tidak ditangani dapat menyebabkan kematian. TB paru (Tuberkulosis) merupakan penyakit infeksius yang menyerang parenkim paru. Penyebab dari TB ini terutama disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Tanda dan gejala dari penyakit TB ini batuk, nyeri dada, penurunan berat badan, berkeringat, dan anoreksia (tidak nafsu makan). Penatalaksanaan TB paru ini, pengobatan dengan agens antituberkulosis selama 6-12 bulan. Obat- obat yang termasuk antituberkulosis yaitu Isoniazid, rifampizin, streptomisin, etambutol, dan pirasinamid. Dosis yang diberikan tergantung pada umur. Termasuk dewasa atau anak-anak (Mansjoer, 2009).

Pleuritis merupakan suatu inflamasi pada kedua lapisan pleura yaitu pleura parietalis dan pleura viseralis. Pleura parietalis yaitu lapisan yang menutupi permukaan dinding dada, mediastinum, dan permukaan atas diafragma. Pleura viseralis yaitu lapisan yang menutupi seluruh permukaan kedua paru. Tanda dan gejala pada pleuritis ini hampir sama dengan penyakit gangguan pernfasan yang lain yitu nyeri ketika bernafas, ketika di auskultasi tidak akan terdengar gesekan jika cairan terkumpul. Patofisiologi pleuritis bakteri masuk saluran pernafasan >infeksi>radang di pleura>lapisan permeabilitas >cairan masuk ke pleura>pleuritis (Brunner:Suddarth, 2002). Emfiema merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya akumulasi cairan purulen (pus) dalam cavitas pleural. Penyebab emfiema yaitu bakteri, infeksi diluar paru, dan berasal dari parunya. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini misalnya Staphylococcus Pyogenes. Infeksi diluar paru misalnya karena adanya trauma dari tumor dan pembedahan otak. Berasal dari paru misalnya karen TB dan pneumonia. Emfiema dibagi menjadi dua stadium akut dan kronis. Akut <3 bulan gejalanya yaitu panas tinggi dan nyeri pleuritik. Kronis >3 bulan gejalanya pasien lemah, kesehatannya semakin menurun, dan pucat. Patofisiologi emfiema dimulai ketika bakteri > pleura > terjadi peradangan akut dan pembentukan eksudat>PMN aktif (neutrofil) sebagai pagosit>sel mati dan protein > warna keruh pada pus>infeksi pada pleura>terdapat benang fibrin.\> emfiema (Brunner:Suddarth, 2002). Pemeriksaan penunjang untuk gangguan diatas hampir sama yaitu dengan pemeriksaan fisik paru, analisa gas darah, dan rontgen. Pemeriksaan fisik paru: inspeksi dinding dadanya simetris atau tidak, auskultasi ada bunyi tambahan tidak misalnya ronchi,wheezing, perkusi, dan palpasi nyeri atau tidak pada dada. Analisa gas darah untuk menunjukan hipoksia, dan rontgen untuk mengetahui ada cairan atau tidak.Namun, pemeriksaan penunjang pada TB ada tambahan yaitu dengan tes kulit tuberculin yaitu suatu tes yang digunakan apakah individu tersebut telah terinfeksi basil TB atau belum. Hasil yang didapatkan apabila seseorang terkena TB jika setelah dilakukan tes tuberculin diameter indurasi atau area reaksinya 10mm atau lebih (Brunner:Suddarth, 2002). Penatalaksanaan pada pasien pada gangguan pernafasan yang telah disebutkan diatas hampir sama yaitu dengan terapi oksigen, nebulizer untuk mengencerkan dahak, dan pemberian antibiotik. Namun, pada pasien TB ada obat yang diberikan khusus yaitu agens antituberkulosis selama 6-12 bulan. Obat- obat yang termasuk antituberkulosis yaitu Isoniazid, rifampizin, streptomisin, etambutol, dan pirasinamid. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit yang ditimbulkan karena adanya gangguan pada saluran pernafasan bermacam-macam misalnya penyakit pleuritis (peradangan di pleura), emfiema (adanya akumulasi cairan di cavitas paru), pneumonia (kerusakan pada parenkim), faringitis (peradangan pada faring) dan masih banyak penyakit-penyakit akibat gangguan di saluran pernafasan.

Referensi

Brunner:Suddarth. (2002). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. In Smeltzer, Pengkajian Fungsi Kardiovaskuler (pp. 719-750). Jakarta: EGC. Mansjoer, A. (2009). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Ausculaplus. Pearce, E. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: EGC. Price, S. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai