Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PRAKTIKUM MANDIRI ELEKTRONIKA DASAR LED DIMMER

Nama

Arina Nuha Rafiuddin

No. Mhs

37425

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FT.UGM
YOGYAKARTA

2011

I.PENDAHULUAN

A. DASAR TEORI IC 555 adalah IC timer yang bisa dikonfigurasikan sebagai astable multivibrator. Astable multivibrator adalah sebuah perangkat yang outputnya selalu berganti-ganti dari kondisi HIGH ke LOW (sehingga dinamakan astable). Contoh rangkaiannya :

Outputnya adalah seperti ini

berdasarkan datasheet waktu saat output HIGH ditentukan dengan rumus

T1=0.693( R1+ R2)C


T2=0.693 R2 C

Sedang waktu ketika LOW ditentukan dengan rumus sehingga waktu total adalah

T =T1+ T2=0.693(2R1+ R2)C duty cycle= T1 T

Duty cycle adalah perbandingan waktu HIGH dengan periode total, rumusnya

contoh gelombang kotak dengan frekuensi yang seragam namun duty cycle yang berbeda

Bila gelombang kotak tersebut diberikan ke LED, LED akan nyala-padam sesuai duty cycle. Misalkan gelombang dengan duty cycle 100% (sama dengan tegangan DC) LED akan menyala dengan kecerahan 100%. Jika gelombang dengan duty cycle 80% yang diberikan, LED akan menyala selama 0.8T (T adalah periode gelombang) dengan kecerahan 100% kemudian padam selama 0.2 T. Jika periode dibuat pendek, mata manusia tidak dapat mengikuti perubahan nyala padam LED, sehingga pada contoh kedua tersebut LED akan kelihatan menyala selama T dengan tingkat kecerahan 80%. Hal ini yang dimanfaatkan untuk mengatur tingkat kecerahan LED dengan mengatur duty-cycle gelombang kotak dan untuk mengatur duty-cycle adalah dengan mengatur besaran RC.

II.GAMBAR RANGKAIAN

nb : diagram IC 555 diatas sekedar untuk mempermudah penggambaran. Susunan pin sebenarnya tidak seperti ini. Pin ground tidak ditampakkan IC 555 pada rangkaian diatas dikonfigurasikan sebagai astable multivibrator dengan frekuensi tetap namun dengan duty cycle yang bisa diubah-ubah dengan mengatur VR1. Lamanya output HIGH dari IC 555 ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk men-chargeC1 dari 1/3 Vcc hingga 2/3 Vcc. Sedangkan output LOW ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan untuk men-discharge C1 dari 2/3 Vcc hingga 1/3 Vcc.

Rangkaian diatas adalah jalur yang dilewati arus untuk men-charge C1. Dimulai dari sumber tegangan melewati R1 dan D2, kemudian melewati bagian kanan VR1 (dimisalkan bagian kanan adalah Rx dan bagian kiri adalah Ry sehingga Rx + Ry = VR1) kemudian menuju C1.Jika dianggap D2 ideal, waktu yang dibutuhkan adalah

T =0,693 RC

nilai 0,693 didapat dari :

1 Vcc Vcc 3 t=ln =0.693 2 Vcc Vcc 3 1 (Vcc0,7) Vcc 3 t=ln 2 (Vcc0,7) Vcc 3 T =0.793RC T1=0.793( R1+ Rx) C1

terlihat nilai t tidak tergantung besarnya Vcc yaitu tetap 0,693.Karena digunakan model dioda praktis, nilai t perlu dihitung ulang menjadi :

terlihat nilai t dipengaruhi oleh besarnya Vcc. Untuk Vcc 12 Volt, nilai t menjadi 0,793 sehingga waktu charging menjadi

Sedangkan jalur yang dilewati arus untuk discharging adalah

Dimulai dari kapasitor menuju Ry dan D1 kemudian ke pin discharge pada IC 555 yang pada internal IC tersebut terhubung ke ground melalui sebuah transistor. Waktu yang dibutuhkan adalah

T2=0.793RyC1

T =T1+ T2 T =0.793(Rx+ Ry+ R1)C1 T =0.793(VR1+ R1) C1

Periode total satu siklus adalah

terlihat bahwa frekuensi osilasi selalu tetap, sekalipun waktu output HIGH dan LOW dapat diubah-ubah. Artinya dengan menaikkan waktu output HIGH juga menurunkan waktu output LOW dan sebaliknya. Duty cycle memiliki rumus

duty cycle=

T1 T

dengan begitu duty cycle osilasi dapat diubah-ubah dengan mengatur VR1 Output dari IC dihubungkan ke transistor yang berperan sebagai switch. Saat output IC HIGH, transistor akan saturated sehingga LED dapat menyala, saat output LOW transistor menjadi cut-off dan LED padam. Frekuensi nyala-padam LED dibuat tinggi sehingga LED tidak terlihat berkedap-kedip.

Frekuensi dipilih dengan batas bawah 50 Hz (batas ini dipilih dengan melihat fakta bahwa lampu pijar yang terhubung ke listrik AC tidak terlihat berkedap-kedip) dan batas atas yaitu kemampuan maksimal IC 555 dan frekuensi maksimum transistor. Sehingga dipilih frekuensi dalam orde ratusan Hz, yaitu kira-kira 200 Hz atau dengan periode 5ms.Berdasarkan rumus

T =0.793(VR1+ R1) C1

periode ditentukan oleh VR1, R1 dan C1.Ada banyak kemungkinan nilai VR1,R1 dan C1 yang bisa dipakai. Pedoman yang digunakan adalah nilai resistansi yang relatif besar dan kapasitansi yang relatif kecil dengan alasan : 1. Resistor (termasuk variable resistor) dengan resistansi besar memiliki harga yang sama dengan resistor dengan resistansi kecil, sedangkan kapasitor dengan kapasitansi besar biasanya lebih mahal dibandingkan kapasitor dengan kapasitansi kecil. 2. Kapasitor dengan kapasistansi besar biasanya hanya tersedia dalam tipe kapasitor elektrolit. Kapasitor elektrolit memiliki kekurangan yaitu ESR (Equivalent Series Resistant) , leakage-current dan toleransi yang relatif besar dan semakin besar dengan bertambahnya umur kapasitor. ESR ,leakage-current dan toleransi kapasitor mengakibatkan nilai kapasitansi sesungguhnya berbeda dengan nilai yang tertera. Sedang kapasitor dengan kapasitansi kecil dapat memakai kapasitor milar yang relatif lebih baik dan stabil. Berdasarkan hal tersebut dipilih nilai R1=1K Ohm, VR1 = 50K Ohm dan C1 = 100nF. Dengan nilai tersebut periode gelombang adalah

T =0.793(50+ 1) 10010 =4.04ms f= 1 3 10 =247 Hz 4.04

Dioda yang dipilih adalah jenis signal dioda. Signal dioda (misal IN4148) dibandingkan dioda penyearah biasa (IN400X) adalah reverse recovery time yang kecil sehingga cocok untuk dioperasikan pada frekuensi yang relatif lebih tinggi. Berdasarkan datasheet, IN4148 memiliki reverse recovery time sebesar 4ns jauh lebih cepat daripada periode gelombang sebesar 4.04 ms. Arus sentak maksimal 300mA masih diatas arus sentak terbesar yang timbul pada rangkaian, yaitu saat kapasitor mula-mula kosong dan Rx = 0 yang besarnya

Isurge=

Vcc 12 = =12 mA R1 1000

Besar R3 dan R4 (Resistor limiter) yang dipilih sedemikian hingga arus yang mengalir ke LED mendekati 20 mA (besar yang direkomendasikan untuk LED Super bright) masing-masing LED memiliki Vf kurang-lebih 3.1 Volt total 9.3 Volt sehingga nilai resistor limiter adalah :

R3=

Vcc9.3 2.7 = =135Ohm 20 20

Dibulatkan ke standard nilai resistor yang lebih tinggi yaitu 150 Ohm, sehingga arus nya menjadi 18mA Transistor yang digunakan adalah model NPN dengan kemampuan arus maksimal diatas 2x18mA dan frekuensi switching diatas 247 Hz. Transistor model 2N4904 memiliki arus maksimal 100mA dan frekuensi switching maksimal 100 Mhz dapat digunakan. Nilai R2 sedemikian kecil sehingga :

I B R B=

I C (sat) 36 = =0.36mA h FE 100

Untuk amannya dipakai nilai IB = 1 mA

Vcc0,7 =11.3 k Ohm 1

Dibulatkan kebawah menjadi 10 k Ohm

Rangkain LED-Dimmer ini menggunakan sumber tegangan 12 Volt. Namun sebenarnya dapat juga memakai tegangan yang lebih rendah dengan sedikit perubahan. Batas bawahnya adalah tegangan minimum yang dibutuhkan IC 555 untuk beroperasi yaitu 4.5 Volt untuk tipe TTL dan 2 Volt untuk tipe CMOS. Misalnya jika dioperasikan dari supply 7,5 Volt, susunan LED harus diubah (maksimal 2 LED seri) dan frekuensi output juga akan berubah.

III.APLIKASI PENGGUNAAN

Lampu dimmer yang biasa dipakai sekarang adalah menggunakan lampu pijar (karena lampu flourescent tidak bisa/tidak cocok untuk di Dimmer akibat rangkaian elektronik di dalamnya). Lampu pijar memiliki kekurangan yaitu boros energi dan menghasilkan panas yang besar sehingga akan sangat tidak cocok jika digunakan sebagai lampu meja/lampu belajar. Sedangkan LED memiliki keunggulan lebih hemat energi dan tidak menghasilkan panas. Serta dibandingkan lampu flourescent LED memiliki keunggulan dapat dioperasikan pada tegangan relatif rendah, bahkan bisa dioperasikan dari battery. Sehingga rangkaian LED-Dimmer ini dapat dipakai sebagai alternatif lampu darurat dengan kemampuan pengaturan tingkat kecerahan (lampu darurat yang kebanyakan beredar sekarang tidak bisa diatur tingkat kecerahannya). Kekurangannya jika dioperasikan dari battery adalah IC TTL 555 membutuhkan arus yang cukup besar, yaitu 10mA bahkan saat tidak beroperasi (padahal arus yang dipakai oleh LED sebesar 36 mA) sehingga battery cepat habis. Solusinya adalah memakai IC CMOS 555 yang hanya membutuuhkan 60 uA bahkan saat beroperasi.

IV.HASIL PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan adalah melihat hubungan nilai VR1 dengan bentuk gelombang pada kapasitor C1 dan kolektor pada Q1. Karena VR1 telah disolder pada PCB sehingga tidak bisa dihitung berapa nilai tepatnya VR1 maka pengujian diakukan secara kualitatif. Yaitu untuk posisi VR1 hampir tertutup penuh, VR1 pada posisi tengah dan VR1 dibuka hampir penuh. A. Pengujian tegangan kapasitor 1. VR1 ditutup hampir penuh (Rx 0,Ry 50k)

2. VR1 pada posisi tengah-tengah (Rx 25k,Ry 25k)

3. VR1 dibuka hampir penuh (Rx 50k,Ry 0)

B. Pengujian tegangan kolektor Q1 1. VR1 ditutup hampir penuh (Rx 0,Ry 50k)

2. VR1 pada posisi tengah-tengah (Rx 25k,Ry 25k)

3. VR1 dibuka hampir penuh (Rx 50k,Ry 0)

V.ANALISA HASIL PENGUJIAN Hasil pengujian menunjukkan periode gelombang adalah 4,04 ms untuk setiap pengujian. Artinya periode gelombang bersifat independen dan tidak tergantung putaran VR1. Frekuensi gelombang adalag

f=

1 3 10 =247,524 Hz hasil ini sesuai perhitungan teori 247 Hz 4,04

A. Pengujian tegangan kapasitor Grafik tegangan kapasitor menunjukkan proses pengisian dan pengosongan kapasitor antara tegangan 1/3 Vcc hingga 2/3 Vcc. Proses pengisian dipengaruhi besaran Rx, sedangkan proses pengosongan dipengaruhi besaran Ry sehingga pada nilai Rx 0,Ry 50k proses pengisian sangat cepat sedangkan pengosongannya lambat. Pada Rx 25k,Ry 25k waktu pengisian dan pengosongan relatif sama. Sedangkan pada Rx 50k,Ry 0 waktu pengisian sangat lama dibanding waktu pengosongannya yang sangat cepat. B. Pengujian tegangan kolektor Q1 Pada periode pengisian kapasitor, output IC adalah HIGH (idealnya sama dengan Vcc) dan saat periode pengosongan output IC adalah LOW (idealnya 0 volt). Saat output IC HIGH,Q1 mengalami saturasi sehingga tegangan kolektor (idealnya) adalah 0 volt. Saat output IC LOW,Q1 mengalami cut-off sehingga tegangan kolektor (idealnya) sama dengan Vcc. Dalam hal ini terdapat kekeliruan pembacaan grafik di osiloskop sehingga grafik seharusnya 1. Posisi VR1 hampir ditutup penuh

2. Posisi VR1 tengah-tengah

3. Posisi VR1 hampir dibuka penuh

Kecerahan LED paling maksimal terjadi saat VR1 dibuka maksimum. Berdasarkan grafik tegangan kolektor saat VR1 dibuka maksimum, Q1 hanya mengalami cut-off untuk waktu yang pendek dan mengalami saturasi untuk waktu yang lama. Kebalikannya, tingkat kecerahan LED minimum saat VR1 ditutup. Berdasarkan grafik tegangan kolektor saat VR1 ditutup penuh, transistor mengalami saturasi hanya untuk waktu yang pendek, sisanya untuk waktu yang panjang transistor mengalami cut-off

VI.KESIMPULAN

1. IC 555 adalah IC timer yang bisa dikonfigurasikan sebagai astable multivibrator yang menghasilkan gelombang kotak. 2. LED yang diberikan gelombang kotak akan nyala-padam sesuai frekuensi gelombang kotak. Semakin tinggi frekuensi LED akan nyala-padam semakin cepat. Hingga pada suatu titik dimana LED yang nyala-padam terlihat menyala secara kontinyu akibat keterbatasan mata dalam melihat benda yang berubah-ubah secara cepat. Contohnya adalah lampu pijar yang beroperasi pada listrik AC dan terlihat menyala secara kontinyu. 3. Tingkat kecerahan LED dapat diatur dengan mengatur besarnya arus yang melewati LED. Cara lain adalah dengan mengaplikasikan gelombang kotak dengan duty cycle yang berbeda-beda Duty cycle yang tinggi mengakibatkan LED menyala terang sedangkan duty cycle yang rendah mengakibatkan LED menyala redup. 4. Kesalahan pembacaan grafik osiloskop disebabkan kekeliruan pembacaan tegngan referensi ground. Hal yang terjadi saat pengujian adalah grafik referensi ground berubah saat VR1 diputar.

Anda mungkin juga menyukai