Anda di halaman 1dari 2

Siapkan Kredit Lunak, Bunga Hanya 6 Persen.

Sejak tahun 2002 lalu Pemkot Probolinggo telah menyediakan dana kredit lunak untuk UMKM. Hingga tahun ini dana yang bergulir sudah mencapai Rp 5.058.500.000. Diskoperindag menyatakan masih ada dana sekitar Rp 700 juta yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM. Bagi Agus Haryanto, pemilik By_U Collection yang mengerjakan batik khas Probolinggo, keterpurukan modal pernah dialami beberapa tahun lalu. Namun masalah permodalan pada waktu itu dapat ia selesaikan secara cepat setelah mendapat informasi tentang kredit lunak yang disediakan oleh Pemkot Probolinggo bagi UMKM. Ia pun meraskaan betul manfaat kredit lunak tersebut. Bermanfaat sekali karena bunganya sangat lunak. Cuma antrenya itu sing suwi. Nunggu sampai dua bulan. Enaknya lagi pinjaman tidak akan dikejar-kejar denda. Karena ini dana bergulir diharapkan nasabahnya itu konsekuen, tuturnya. Pemkot mempercayakan urusan kredit lunak ini kepada dua bank saja yaitu Bank Jatim dan BPR Jatim. Dengan persyaratan administrasi yang diminta dan prosedur tertentu, UMKM dapat meminjam dana yang harus dibayar kurun waktu dua tahun. Nilai tertinggi kredit lunak mencapai Rp 20 juta. Agus mengaku sebenarnya kendala yang banyak dialami UMKM adalah jaminan (agunan). Sebab tidak semua UMKM punya agunan tersebut. Ia meminjam uang untuk menyokong permodalan usaha batiknya yang baru dirintis. Alhasil, kini usahanya tersebut mulai berkembang dan membuat produk batik berkualitas. Sebelumnya (usaha) belum bisa berkembang. Mau pinjam ke bank lain sulitnya luar biasa karena saya kan usaha baru. Lalu ada info soal kredit lunak yang bunganya hanya 6 persen per tahun, ya akhirnya saya ambil. Uangnya untuk beli kain, peralatan dan kebutuhan usaha lainnya, tutur mantan pegawai PT KTI yang mengakui cicilannya tinggal satu kali ini. Agus menambahkan, saat ini yang menjadi kendala bagi sejumlah pembatik adalah masalah cuaca. Hujan yang terjadi mengancam produksi batik. Pasalnya, banyak pembatik yang membuat batiknya di outdoor. Ketika hujan turun batik yang mereka buat terancam rusak. Untuk itu ia berharap ada bantuan dari pemkot untuk membuat atap supaya mereka bisa tetap bekerja dan musim hujan tidak lagi jadi kendala berarti.

Kepala Diskoperindag Edy Sutrisno mengatakan untuk menggerakkan UMKM maka pemkot memfasilitasi dengan pemberian kredit lunak. Program ini bisa diakses untuk masyarakat ekonomi lemah yang memiliki kegiatan usaha atau ekonomi produktif. Dana bergulir (sejak 2002 sampai 2012) yang ada di Bank Jatim Rp 2.351.000.000 sedangkan BPR Jatim Rp 2.707.500.000. Diketahui, dana yang mencapai Rp 5 M adalah uang yang berputar ditambah kucuran dana dari pemkot untuk memenuhi kebutuhan UMKM. Tahun 2002 dana yang digelontor Rp 351 juta, tahun 2005 Rp 317.500.000, tahun 2006 Rp 400 juta, tahun 2008 Rp 600 juta, tahun 2009 Rp 800 juta, tahun 2010 Rp 800 juta dan tahun 2011 Rp 1 M. Dijelaskan bahwa plafon dana di dua bank tersebut masih mencukupi yakni sekitar Rp 700 juta. Bunga kredit lunak sangat kecil hanya 6 persen. Diharapkan dengan kredit ini benar-benar bisa dimanfaatkan. Sekarang sudah ada sekitar 400 nasabah, terangnya. Prosedur kredit lunak bagi UMKM harus mengajukan proposal kepada walikota disertai dokumen pendukung semacam KTP, KK (kartu keluarga), surat nikah, SIUP atau surat keterangan usaha dari kelurahan/kecamatan. Setelah mendapat persetujuan dari walikota, UMKM harus menunggu proses berikutnya sesuai standar yang ditetapkan oleh Diskoperindag. Tidak jauh berbeda dengan kredit di bank-bank lainnya, kredit lunak ini juga ada survey dari pihak bank pelaksana. Bagi UMKM yang perlu dana untuk usaha silakan saja mengajukan kreditnya. Nilai pinjaman silahkan disesuaikan dengan kemampuan yang dibayarkan. Dana ini memang disediakan khusus oleh pemerintah, ada monitoring dan auditnya, katanya. Sedangkan untuk nilai pinjaman yang lebih dari kredit lunak UMKM dapat memanfaatkan KUR (kredit usaha rakyat) di Bank Jatim dan BRI. (fa)

Anda mungkin juga menyukai