Anda di halaman 1dari 3

Komplikasi Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan pada lambung.

Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal. Terapi Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya. Terapi terhadap asam lambung Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti : Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat. Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi. Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup pompa asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari pompa-pompa ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori. Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. pylori.

Terapi terhadap H. pylori Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas.

Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

Prognosa
Hasil prediksi yang terkait dengan gastritis akut terkait dengan penyebab gastritis tersebut. Kebanyakan individu dengan gastritis akut sembuh sepenuhnya dalam waktu 48 jam dari mulai pengobatan. Gastritis akut akibat stres atau berhubungan dengan perdarahan memiliki prognosis yang lebih buruk, dan waktu pemulihan lebih lama dapat diharapkan. Tipe A gastritis (gastritis atrofik autoimun) dapat mengakibatkan kerusakan senyawa disekresikan oleh lambung (faktor intrinsik) yang memungkinkan vitamin B 12 untuk diserap. Suatu bentuk anemia ( anemia pernisiosa ) dapat terjadi jika individu menjadi kekurangan vitamin B 12. Suntikan vitamin B 12 dapat meringankan kondisi ini. Gastritis kronis yang berhubungan dengan infeksi H. pylori (gastritis tipe B, atau gastritis atrofik sederhana) biasanya dikelola berhasil dengan terapi obat; resolusi infeksi H. pylori biasanya dicapai dalam 80% sampai 95% kasus (Sepulveda). Hal ini terkadang dapat berkembang menjadi ulserasi, dibutuhkan suatu kursus yang lebih lama pengobatan. Jika ulkus lambung hadir, gastrektomi subtotal dapat digunakan sebagai pengobatan. Sederhana gastritis atrofik dapat berlanjut menjadi gastritis atrofik kronik, yang berhubungan dengan perkembangan kanker perut.

Prognosa Setelah dokter Anda mengidentifikasi penyebab gastritis dan mulai pengobatan, prospek untuk pemulihan penuh sangat baik. Namun, jika Anda adalah gastritis berhubungan dengan penggunaan merokok atau alkohol, Anda harus bersedia untuk mengubah gaya hidup Anda untuk menghilangkan iritasi. Komplikasi Jika dibiarkan tidak ditangani, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan risiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. Terapi Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya. Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung

seperti antasida, penghambat asam, penghambat pompa proton, dan cytoprotective agents (melindungi jaringan yang melapisis lambung).

skema gambar yang berhipotesis bagaimana H. pylori gastritis kronis dan menghasilkan penyakit ulkus peptikum (PUD). organisme menyerang lapisan mukosa dari mukosa lambung, menyebabkan respon antiinflamasi. faktor-faktor lain juga dapat menyebabkan respon inflamasi. salah satu faktor ini dapat meningkatkan atau mempertahankan yang lain, menghasilkan gastritis superfisial kronis. strain yang lebih virulen H. pylori terus menyebabkan PUD. strain kurang virulen mempertahankan gastritis, yang pada akhirnya menyebabkan atrofi mukosa dan epitel metaplasia-para pendahulu untuk kanker lambung.

Anda mungkin juga menyukai