Anda di halaman 1dari 4

MANUSIA

Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dai berjalan, dari bumi dia makan dan ke dalam bumi dia kembali. Dari tanah, kembali menjadi tanah. Maka oleh karena itu dalam anggapan mereka, tidak ada keistimewaan manusia dibanding dengan makhluk lain yang hidup di muka bumi ini, bahkan dimasukkannya ke dalam bangsa kera, yang setelah melalui masa yang panjang, berubah menjadi manusia sebagaimana kita lihat sekarang ini. Inilah teori evolusi atau teori desedensi, bahwa hayat berasal dari makhluk satu sel. Dia berevolusi kedua arah yaitu binatang dan tanaman. Pandangan ini menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini makhluk yang rendah dan hina, sama dengan hewan-hewan, yang hidupnya hanya untuk memenuhi keperluan dan kepuasan kebendaan semata. Pandangan hidup semacam ini adalah kesesatan. Sebaimana telah dijelaskan oleh Allah dalam Q.S Al-Jatsiyah, 45:24 yang artinya Dan mereka berkata: Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah manduga-duga saja. Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik. Sesudah ditiupkan Roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi dan menjadi pusat kegiatan di ala mini. Segala apa yang di langit dan di bumi, semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya diberikan nikmat lahir dan batin. Kesimpulannya, apa yang ada di alam ini dalah berkhidmat kapada manusia, dan Tuhan menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada Tuhan, Firman-Nya dalam

Q.S. Al-Baqarah, 2:29 yang artinya: Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan langit, lalu dijadikanNya tujuh langit) Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan dalam Q.S. Adz-Dzaariyat, 51:56 yang artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku

Pembahasan tentang manusia ditinjau dari beberapa aspek: 1. Manusia makhluk yang berakal Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya, sebagai anugerah Tuhan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, yaitu akal. Sekiranya manusia tidak diberikan akal, niscaya keadaannya dan perbuatannya akan sama saja dengan hewan. Mengenai pemberian akal terhadap manusia, Allah telah berfirman dalam Q.S. An-Nahl, 16:78 yang artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. 2. Timbulnya ilmu pengetahuan Timbulnya ilmu pengetahuan, disebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang berkemauan hidup bahagia. Dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan hidupnya itu, manusia menggunakan akal pikirannya. Adapun ayat-ayat Al-Quran yang menyuruh berpikir, diantaranya: Q.S. Yunus, 10:101 yang artinya : Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi oran-orang yang tidak beriman. Hasil dari pemikiran manusia itu,maka lahirlah beberapa ilmu pengetahuan seperti: Ilmu prtanian, perikanan, humaniora, kesehatan, Ilmu hukum sosial, ilmu bahasa, ilmu pasti alam dan teknologi (ipatek) dan lain sebagainya.

Ilmu pengetahuan bukanlah musuh atau lawan dari iman,melainkan penunjuk jalan yang membimbing kearah keimanan. Ilmu pengetahuan yang dilimpahkan kepada manusia, yang kebanyakan manusia menganggap banyak ilmu yang dimilikinya sehingga dalam pandangan hidupnya menjadi sombong, adalah sangat sedikit menurut pandangan Allah. Firman-Nya : Q.S. Al-Israa 17-85 Dan mereka bertanya kepadmu tentang roh. Katakanlah :Roh itu termasuk urusan Tuhan-Ku,dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.

3) Hak dan Kewajiban Manusia Hak adalah suatu tuntutan yang sah yang sesuai dengan kewajiban dalam hokum islam. Sedangkan wajib ialah pekerjaan yang akan mendapat pahala apabila dikerjakan,dan akan mendapat sanksi hukum apabila ditinggalkan. Hukum Islam memberikan empat macam hak atas manusia,yaitu : a) Hak Tuhan Mengimaninya dan tidak mensyarikatkannya. Kita harus menerima petunjuk-Nya Kita harus mentaati-Nya dan dinyatakan dengan ketundukan kepada hukumNya. Kita harus menyembah-Nya

b) Hak terhadap diri sendiri ialah hak pribadi seseorang yaitu hak jasmani dan rohani. Kelemahan manusia yang terbesar ialah apabila keinginannya telah melampaui batas,ia pasti akan menjadi budaknya demiuntuk memuaskan hawa nafsunya,sadar atau tidak, ia akan ditimpa bahaya besar. c) Hak terhadap orang lain Ialah hukum agama memerintahkan agar manusia memenuhi keinginan pribadinya dengan tidak melampaui batas, dan jangan sampai merusak hak orang lain.

d) Hak atas harta Ialah memelihara dan memanfaatkan harta yang diberikan dijalan Allah demi mengharap Ridho-Nya.

4) Manusia sebagai khalifah di atas bumi Manusia sebagai khalifah di atas bumi maksudnya adalah manusia menjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan segala isinya. Maka ditangan manusialah terletak kemakmuran dunia dan ketentramannya. Tetapi disebabkan oleh ulah perbuatan manusia juga, dunia ini menjadi kacau balau, tidak ada kemakmuran, berbunuh-bunuhan di antara sesamanya, karena mereka mengabaikan segala amanat Allah SWT. Mengenai manusia dijadikan khalifah di atas bumi, dinyatakan dalam AlQuran Firman Allah dalam surah Al-Baqarah, 2:30 yang artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata : Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak Engkau ketahui. Kemudian ditegas pula, dengan firman Allah dalam surah Al-Anam yang artinya : Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggalkan sebahagiaan (yang lain) beberapa derajat, untuk memujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaanNya, dan sesungguhNya Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Perbedaan tingkat yang diadakan oleh Tuhan di dalam masyarakat, bukanlah suatu kesempatan bagi si kuat dan si lemah atau si kaya tidak memperdulikan si miskin, melainkan suatu penyusunan masyarakat ke arah kebaikan hidup bersama melalui tolong-menolong.

Anda mungkin juga menyukai