Anda di halaman 1dari 2

Dasar Teori Asam lemah monoprotik (HA) di dalam larutan selalu berada dalam kesetimbangan dengan ion ionnya

a (H3O+ dan A-) HA + H2O --> H3O+ + ADengan tetapan disosiasi (Ka) Ka = [H3O+] [A-] / [HA] Atau jika dinyatakan dalam log Ka = pKa pKa = pH + log [HA] / [A-] Asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi seluruhnya ketika asam lemah tersebut dilarutkan dalam air. Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas. Asam etanoat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat, tetapi reaksi kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke arah depan. Ion bereaksi dengan sangat mudah untuk membentuk kembali asam dan air.

CH3COOH + H2O --> CH3COONa + H2O Pada setiap saat, hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang diubah ke dalam bentuk ion. Sisanya tetap sebagai molekul asam etanoat yang sederhana. Sebagaian besar asam organik adalah asam lemah. Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidrofluorida) adalah asam anorganik lemah. Disosiasi (ionisasi) asam adalah contoh reaksi homogen. Semuanya berada pada fasa yang sama pada kasus ini, pada larutan dalam air. Karena itu anda dapat menuliskan ungkapan yang sederhana untuk tetapan kesetimbangan, Kc. Potensiometri yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH larutan air. Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator.

III. Alat dan bahan Labu takar 250 mL Pipet ukuran 25 dan 50 mL Buret 25 mL atau 10 mL Peralatan gelas umum pH meter elektroda gelas dan elektroda pembanding pengaduk magnetik batang magnet larutan baku NaOH 0,1 M larutan buffer baku pH 4, pH 7, atau pH 10 senyawa asam lemah mono atau diprotik

IV. Prosedur Kerja

timbang dengan teliti 0,25 0,35 gram sampel asam lemah murni ke dalam gelas piala 250 mL. Kemudian tambahkan 175 mL air bebas mineral, tutup dengan kaca arloji dan panaskan pada 40o C. Aduk larutan tersebut hingga sampel asam terlarut sempurna. Dinginkan dan pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 250 mL kemudian encerkan hingga tanda batas.

Kalibrasi pH meter dengan larutan buffer baku pH 7 dan pH 4 atau dengan buffer baku pH 7 dan pH 9.

Pipet 50 mL larutan sampel ini ke dalam gelas piala 150 mL dan tempatkan di atas alat pengaduk magnetik. Celupkan elektroda gelas dan elektroda pembanding ke dalam larutan ini.

Ukur pH sambil mengaduk larutan. Kemudian tambahkan 0,5 mL larutan NaOH 0,1 M dan catat pH larutan. Ulangi pengukuran pH pada setiap penambahan 0,5 mL (0,1 mL di sekitar titik ekivalen) larutan basa. Hentikan pengukuran bila pH larutan antara 10 sampai 12. Pipet sekali lagi larutan sampel asam dan ulangi pekerjaan ini. Namun sekarang gunakan porsi yang lebih besar untuk menghemat waktu. pertama dan turunan kedua dari data yang Anda peroleh. Dari kurva kurva tersebut, tentukan massa molekul relatif asam yang anda titrasi. Tentukan pH larutan pada titik tengah titrasi untuk menentukan nilai pKa asam yang anda titrasi.

Dari data yang Anda peroleh, buat kurva titrasi antara volume titran dan pH larutan. Gambarkan juga kurva titrasi turunan

Identifikasi asam yang anda titrasi dengan membandingkan nilai pKa dan massa molekul relatif yang anda peroleh dengan data literatur.

Anda mungkin juga menyukai