Anda di halaman 1dari 3

Pola Perilaku Masyarakat dan Perannya dalam Menciptakan Produk Hukum

A.Pola Perilaku Masyarakat Sebagai Sumber Hukum Materiil. Hukum administrasi negara terdiri dari dua aspek yaitu; pertama, perlengkapan negara untuk melekukan tugasnya; kedua, aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan antara alat perlengkapan administrasi negara dengan para warga negaranya . Seiring dengan perkembangan tugas-tugas pemerintahan, khususnya dalam ajaran welfare state, yang memberikan kewenangan yang luas kepada administrasi negara termasuk dalam kewenangan dalam bidang legislasi, maka peraturan-peraturan hukum dalam hukum administrasi negara disamping dibuat oleh lembaga legislatif, juga ada peraturan-peraturan yang dibuat secara mendiri oleh administrasi negara. Kewenangan aparat pemerintah dalam menciptakan produk hukum dalam negara modern saat ini merupakan landasan yuridis kebijakan pemerintah dalam mengatur dan memaksa warga negara. agar dikatakan sebagai produk hukum yang baik maka produk hukum tersebut haruslah merupakan produk hukum yang populis. Pengaturan-pengaturan lewat berbagai produk hukum yang dibuat oleh pemerintah terdiri dari berbagai sumber-sumber hukum. Hal ini tidak terlepas dari sistem yang digunakan dalam menciptakan produk hukum yang bersifat terbuka, artinya faktor-faktor luar mempengaruhi dan saling berinteraksi dalam menciptakan output yaitu berupa sebuah produk hukum baru. Sumber-sumber hukum dalam menciptakan produk hukum terdiri dari : 1. Sumber Hukum Materiil, dan 2. Sumber Hukum Formil. Sumber hukum materiil adalah faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat undang-undang..) , atau faktor-faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum , atau tempat darimana materi hukum itu diambil. Sumber hukum materiil dapat terbagi menjadi tiga jenis yaitu: a. Sumber hukum historis Sumber hukum historis memiliki arti sebagai sumber pengenalan atau tempat menemukan hukum pada saat tertentu dan sebagai sumber bahan dalam pembuatan produk hukum. b. Sumber Hukum Sosiologis Sumber hukum sosiologis yaitu faktor-faktor sosiologis yang mempengaruhi isi hukum positif. Artinya peraturan hukum tertentu mencerminkan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. c. Sumber Hukum Filosofis Sumber hukum filosofis diartikan sebagai sumber untuk isi hukum yang adil dan sumber unntuk menaati kewajiban terhadap hukum. Sumber hukum formil yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang ada. Sumber hukum formil terdiri atas peraturan perundang-undangan, praktek administrasi negara, yurisprudensi dan doktrin. Berdasarkan sumber hukum diatas, maka faktor luar yang mempengaruhi terciptanya suatu produk hukum ternyata juga dipengaruhi oleh pola perilaku dalam masyarakat. Faktor perilaku masyarakat tersebut di dalamnya juga mengenai kenyataan yang hidup dalam masyarakat, kecenderungan-kecenderungan dan harapan-harapan masyarakat. B. Pola Perilaku Masyarakat Berperan Dalam Menciptakan Produk Hukum Yang Baik. Menurut Leopold Pospil dalam bukunya Antropoligical Of Law, terdapat tiga pemikiran (teori materiil), yaitu: a. Semua produk hukum di dunia terpecah menjadi dua :

1. authoritarian law (Hukum oleh penguasa), dan 2. common law (hukum oleh kebiasaan masyarakat). b. Kedua kelompok hukum tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan, kelebihan dan kelemahan tersebut saling berbanding terbalik. Keunggulan authoritarian law ialah memiliki kepastian hukum yang tinggi dan daya paksanya tinggi. Kelemahan dari authoritarian law ialah berifat statis (tidak mengikuti perkembangan) dan sulit untuk mewujudkan keadilan yang obyektif karena diciptakan oleh penguasa. Kelemahan dari common law ialah kepastian hukum yang rendah dan daya paksa yang rendah. Sedangkan kelebihan common law ialah bersifat dinamis (mengikuti perkembangan jaman) dan obyektifitas keadilan dapat terwujud, oleh karena memiliki indikator yaitu kesadaran hukum masyarakat. c. Produk hukum yang baik adalah produk hukum yang isinya sebanyak mungkin diambil dari common law, tetapi bentuk dari produk hukum tersebut ialah authoritarian law. Dari tiga pemikiran teori diatas, dapat disimpulkan bahwa pola perilaku dalam masyarakat ternyata erat hubungannya dalam berperan menciptakan produk hukum yang baik, sehingga produk hukum tersebut diterima dan ditaati dalam masyarakat itu sendiri. Aspek perilaku masyarakat dan aspek hukum positif akan saling berkaitan dalam suatu budaya hukum. Adanya kebiasaan dalam masyarakat dalam mematuhi peraturan hukum dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu : a. Pertama, karena anggota-anggota masyarakat itu sendiri menghendaki agar peraturanperaturan hukum diberlakukan terhadap mereka, karena mereka menyadari fungsi dari hukum, yaitu mengayomi, melindungi hak-hak mereka, dan dapat memaksakan orang yang mempunyai kewajiban hukum, untuk memenuhi kewajibannya atas tuntutan orang yang berhak. b. Kedua, karena anggota-anggota masyarakat sangat berkepentingan akan berlakunya peraturan-peraturan hukum tersebut. Yang dimaksud dengan kepentingan disini adalah kepentingan sebagai keinginan atau tuntutan yang manusia mencoba memenuhinya, baik secara perorangan atau berkelompok-kelompok atau dalam himpunan, yang karenanya harus diperhatikan oleh pihak yang mengatur hubungan-hubungan antarmanusia atau menertibkan kelakuan manusia. c. Ketiga, orang yang menaati hukum, oleh karena hukum tersebut sebagai pernyataan kehendak pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara. Seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945, yaitu: 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia, 2. Memajukan kesejahteraan umum, 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. Oleh karena perilaku masyarakat dan hukum tidak dapat dipisahkan satu sama lain, maka keduanya saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, kebiasaan dan perilaku masyarakat berperan sebagai sumber hukum dalam menciptakan produk hukum, sedangkan secara langsung produk hukum yang diciptakan oleh aparat pemerintah mengatur hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan bernegara. Agar peraturan tersebut diakui dan ditaati oleh masyarakat, keadilan dan dan kepastian hukum haruslah didasarkan kepada nilai-nilai yang lahir dan tumbuh dalam masyarakat. Kebiasaan dan pola perilaku masyarakat merupakan salah satu faktor peinting yang tidak boleh diabaikan oleh aparat pemerintah dalam pembuatan produk hukum yang populis. Dalam menciptakan produk hukum yang baik, aparat pemerintah dapat mengambil bahanbahan historis dari berbagai sistem hukum yang pernah ada pada waktu dan tempat tertentu, memperhatikan faktor-faktor sosial yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat, dan mengisi produk hukum tersebut dengan nilai-nilai positif yang menjadi rechtsidee masyarakat

Anda mungkin juga menyukai