Anda di halaman 1dari 5

PENELUSURAN FILSAFAT TERSEMBUNYI DALAM FILM WU XIA

Wu Xia () (2011) Directed by Peter Chan Produced by Jojo Hui, Peter Chan Written by Aubrey Lam Starring Donnie Yen, Takeshi Kaneshiro, Tang Wei, Jimmy Wang, Kara Hui, Li Xiaoran, Jiang Wu Music by Chan Kwong-wing, Peter Kam, Pong Prapahanchatchi Cinematography Jake Pollock, Lai Yiu-fai Editing by Derek Hui Studio We Pictures Running time 116 minutes Country China, Hong Kong Language Mandarin

Penonton yang familiar dengan A History of Violence (2005) karya David Cronenberg kemungkinan besar akan sangat mengenal jalan cerita yang ditawarkan oleh Peter Chan lewat film pertamanya setelah mengarahkan The Warlords pada tahun 2007 lalu, Wu Xia. Dirilis dengan judul Dragon dan Swordsmen di beberapa negara, film ini mengisahkan mengenai Liu Jinxi (Donnie Yen) yang baru saja membunuh dua orang penjahat yang berniat untuk merampok pemilik toko kertas tempat ia bekerja. Tak disangka, salah satu dari penjahat tersebut merupakan seorang buronan yang telah lama dicari-cari oleh pihak kepolisian dan dikenal sebagai seorang penjahat brutal yang memiliki kemampuan kungfu yang sangat tinggi. Keberhasilan Liu Jinxi dalam membunuh sang buronan kemudian membuat salah

seorang detektif bernama Xu Baijiu (Takeshi Kaneshiro) kemudian mulai menyelidiki siapa Liu Jinxi sebenarnya.

Sebagai seorang yang ahli di bidang fisiologi dan mengenal daerah titik-titik tekanan (pressing points) pada tubuh yang biasanya digunakan oleh seseorang yang memiliki kemampuan martial arts untuk memberikan rasa sakit pada lawannya, Xu Baijiu sangat merasa penasaran mengenai bagaimana seorang biasa seperti Liu Jinxi mampu menggunakan kemampuan tersebut dalam mengalahkan lawannya. Penelusuran yang dilakukan oleh Xu Baijiu akhirnya mampu sedikit mengungkap masa lalu Liu Jinxi bahwa ia merupakan seorang pendatang di desa tersebut dan memiliki masa lalu yang gelap dengan keluarganya. Sementara itu, di sebuah tempat lain, para anggota kelompok 72 Demons yang kejam dan telah lama mencari salah satu anggotanya yang hilang, Tang Long, mulai menemukan titik terang mengenai keberadaan pria tersebut yang ternyata memiliki hubungan dengan keberadaan Liu Jinxi.

Walau memiliki judul yang sangat umum Wu Xia, yang merupakan sebuah sebutan genre dalam fiksi China yang melibatkan deretan adegan pertarungan martial arts antara karakterkarakternya Wu Xia tidak melulu mengisahkan mengenai adu kemampuan bertarung yang dilakukan oleh para karakternya. Penulis naskah, Aubrey Lam, mampu menuliskan lebih dari itu. Meskipun jalan cerita film ini menempatkan kisah hidup karakter Liu Jinxi sebagai jalan cerita utamanya, namun penyelidikan detektif Xu Baijiu-lah yang menjadi sorotan utama yang mampu mengalirkan kisah cerita di film ini. Lewat berbagai analisis Xu Baijiu yang ia

lakukan secara fisiologi maupun pressing points terhadap kasus yang melibatkan Liu Jinxi penonton kemudian secara perlahan diperkenalkan pada rangkaian masa lalu Liu Jinxi yang akhirnya akan mengambil alih jalan cerita pada paruh kedua film dimana Wu Xia akhirnya benar-benar akan menampilkan deretan adegan yang berisi koreografi action yang menawan.

Peter Chan melakukan pekerjaan yang sangat sempurna dalam mengarahkan jalan cerita Wu Xia sehingga mampu berjalan dengan ritme yang tidak pernah berjalan terlalu cepat namun mampu terhindar dari jalan penceritaan yang terlalu bertele-tele walaupun beberapa bagian cerita ditampilkan dengan durasi yang sebenarnya dapat dipersingkat. Chan juga mampu mengeluarkan kemampuan akting terbaik dari setiap jajaran pemeran filmnya, bahkan dari Donnie Yen yang dikenal kurang mampu menampilkan tampilan emosi yang mendalam dari wajahnya. Dalam Wu Xia, Chan memanfaatkan penampilan Yen yang tenang dengan baik pada saat karakter yang Yen digambarkan sebagai seorang pria/suami/ayah biasa, namun menggali kemampuan martial arts Yen dengan maksimal ketika karakter yang ia perankan dikisahkan mulai melakukan pertarungannya. Koreografi action yang diarahkan oleh Yan Hua dan Tanagaki Kenji serta melibatkan Yen pada beberapa bagian juga tampil sangat memukau, khususnya pada paruh kedua film yang memang dipenuhi banyak adegan laga tersebut.

Pemeran lainnya juga mampu tampil tidak mengecewakan. Sebagai seorang detektif dengan kemampuan analisis yang tajam, Takeshi Kaneshiro tampil meyakinkan. Peran Kaneshiro dan Yen dapat dinilai sama maksimalnya dalam jalan cerita Wu Xia dengan keduanya mampu memberikan chemistry yang cukup meyakinkan ketika tampil bersama dalam sebuah adegan.

Sayangnya tidak banyak cukup ruang yang diberikan kepada Tang Wei yang berperan sebagai istri karakter Liu Jinxi, namun penampilan Wei tetap tampil meyakinkan. Wu Xia juga menampilkan Jimmy Wang dan Kara Hui dalam penampilan yang singkat namun sangat mencuri perhatian lewat adegan laga yang mereka isi. Penampilan keduanya juga menjadi salah satu momen emas di sepanjang berjalannya durasi Wu Xia selama 116 menit.

Sebagai sebuah film period, Peter Chan juga mampu menghadirkan tata produksi yang meyakinkan. Mulai dari tata kostum, tata rias hingga art direction mampu memberikan dukungan yang akan meyakinkan penonton Wu Xia bahwa jalan cerita film ini berjalan pada tahun 1917. Yang juga menjadi highlight Wu Xia adalah tata musik film ini yang diarahkan tiga orang komposer sekaligus: Chan Kwong-wing, Peter Kam dan Pong Prapahanchatchi. Keberadaan tiga kepala pada pengarahan musik memberikan tata musik yang cukup bervariasi di sepanjang penceritaan Wu Xia. Tata musik Wu Xia mampu tampil begitu lembut dan harmonis ketika adegan menceritakan mengenai kehidupan pedesaaan, namun tampil kuat dan menggugah ketika adegan laga berlangsung. Penggunaan elemen musik rock pada adegan-adegan laga di penghujung film juga menjadi sebuah tampilan yang sangat menarik dan memberikan tambahan energi pada jalan cerita film.

Meskipun jalan cerita yang diusung oleh Wu Xia terasa cukup familiar, namun Peter Chan mampu memberikan berbagai elemen yang dapat membuat film yang ia arahkan terasa begitu segar untuk dinikmati. Perpaduan yang pas antara kisah penyelidikan, misteri mengenai masa lalu dan adegan-adegan laga yang memukau menjadikan Wu Xia sama sekali tidak pernah terlihat datar bahkan dalam durasi penayangannya yang cukup panjang itu. Didukung dengan kemampuan para jajaran pemerannya dalam menampilkan kemampuan akting yang apik, tata produksi yang meyakinkan, khususnya tata musik yang bervariasi dan benar-benar mampu mengisi di setiap adegan, Wu Xia adalah sebuah film bercita rasa tinggi dengan kualitas yang akan sangat memuaskan para penontonnya.

Anda mungkin juga menyukai