Anda di halaman 1dari 17

Laporan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Hari/ Tanggal PJ Dosen Dosen

: Kamis, 02 Juni 2012 : Ir. Dewi Sarastani, M.Si : M. Islam Nasution

SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PT SALLY HERBAL INTERNATIONAL
Kelompok 6 Dwi Herlambang Amanda Rizki Putri Sri Novita Dewi Zaky Satrio Pamungkas Jessica Putri J3E111139 J3E211149 J3E211154 J3E211160 J3E211163

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

PENDAHULUAN
Latar belakang PT. Sally Herbal International (SHI) didirikan pada 17 Maret 2005 di Bogor, memiliki komitmen untuk mengembangkan produk- produk dan jasa herbal alami Indonesia yang berkualitas serta memberikan manfaat yang positif untuk masyarak luas. Spirit SHI adalah "Mitra Sehat Alami Keluarga". Saat ini SHI telah berhasil mengembangkan produk herbal suplemen dalam bentuk kapsul dan teh (34 jenis), minuman tradisional bandrek, dan gula alami yang berasal dari nira aren alami. SHI secara terus menerus melakukan penelitian, pengembangan, dan inovasi untuk melahirkan produk - produk yang berkualitas dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Produk- produk SHI telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan, Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Pengetesan Laboratorium di Insitut Pertanian Bogor dan Kedokteran Universitas Indonesia. Derajat kesehatan dan keselamatan yang tinggi di tempat kerja merupakan hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif lainnya. Perusahaan hendaknya sadar dan mengerti bahwa pekerja bukanlah sebuah sumber daya yang terus-menerus dimanfaatkan melainkan sebagai makhluk sosial yang harus dijaga dan diperhatikan mengingat banyaknya faktor dan resiko bahaya yang ada di tempat kerja. Selain perusahaan, pemerintah pun turut bertanggungjawab untuk melindungi kesehatan dan keselamatan kerja. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dengan mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang yang mengatur tentang K3 yaitu UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Permenaker No.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (SMK3). Di dalam pasal 87 (1): UU No.13 Th 2003 Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa setiap perusahaan wajib menetapkan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Pada pasal 3 ayat 1 dan 2 dinyatakan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,

kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen K3. Dengan demikian kewajiban penerapan SMK3 didasarkan pada dua hal yaitu ukuran besarnya perusahaan dan tingkat potensi bahaya yang ditimbulkan. kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Karena SMK3 bukan hanya tanggung jawab pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya.

Tujuan Tujuan dan sasaran yang termuat dalam SMK3 ini adalah : 1. Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang berkonsentrasi pada APD dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit yang disebabkan karena kedisiplinan dalam penggunaan APD dan ketidaksesuaian APD. 2. Terciptanya Kedisiplinan dalam penggunaan APD. 3. Memperkecil tingkat kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelalaian dalam penggunaan APD.

BAB I KEBIJAKAN K3
1.1 Kebijakan Perusahaan Perusahaan menjamin keselamatan dan kesehatan kerja setiap tenaga kerja dan pengunjung yang memasuki atau berada didalam lingkungan kerja. Perusahaan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja khusunya dalam lingkup APD sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER. 05/MEN/1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ini bertujuan untuk menekan angka kecelakaan kerja yang terjadi pada lingkungan kerja dan mengimplementasikan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER. 05/MEN/1996 tentang Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Bogor, 31 Mei 2012

Bogor, 31 Mei 2012

Supriyanti M.Kes (Ketua P2K3)

Supriyanti M.Kes (Manajer P2K3)

1.2 Organisasi Perusahaan

Struktur Perusahaan Sali Herbal

1.3 Organisasi P2K3 Struktur Organisasi P2K3 perusahaan Sali Herbal

BAB II PERENCANAAN K3
2.1 Perencanaan 2.1.1 Identifikasi Masalah a. Aspek pekerja Merebus botol plastik tanpa menggunakan APD (sarung tangan) Masuk ke ruang bahan tanpa memakai APD (masker) Memotong plastik sisa menggunakan cutter namun tidak dengan prosedur yang benar Memakai perhiasan pada saat bekerja Bekerja tidak sesuai prosedur (menggeser kardus dengan kaki) Mengobrol pada saat bekerja Konsentrasi pekerja dapat terganggu akibat kesalahan manajemen

b. Aspek mesin Suara mesin yang bising

c. Aspek lingkungan kerja Tempat sampah diletakkan disembarang tempat Akses keluar tempat produksi sempit dan gelap Tidak ada ventilasi Terlalu banyak kardus dan sekat Tangga terlalu tinggi Atap berjamur (bocor) Pijakan kaki rapuh

2.1.2 Perundang-undangan A. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Dalam rangka pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah menetapkan kebijakan dan menyusun perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja disusun atas dasar informasi ketenagakerjaan yang antara lain meliputi : a. penduduk dan tenaga kerja b. kesempatan kerja c. pelatihan kerja termasuk kompetensi kerja d. produktivitas tenaga kerja e. hubungan industrial f. kondisi lingkungan kerja; g. pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja; dan h. jaminan sosial tenaga kerja. Menurut BAB I, Pasal 1 : Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana

ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,

disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

B. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perecanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Dengan peraturan perundangan-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: a. mencegah dan mengurangi kecelakaan; b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya e. memberi pertolongan pada kecelakaan f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya r. menyeseuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA No. PER. 05/MEN/1996 Sistem Manajemen K3 Pedoman Penerapan dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kepemimpinan dan Komitmen. Pengurus harus menunjukkan kepemimpinan dan komitmen terhadap K3 dengan menyediakan sumberdaya dan memadai. Pengusaha dan pengurus perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap K3 yang diwujudkan dalam: a. Menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan. b. Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan di bidang K3. c. Menempatkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban yang jelas dalam penanganan K3. d. Perencanaan K3 yang terkoordinasi. e. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3.

Komitmen dan kebijakan tersebut pada butir a sampai dengan diadakan peninjauan ulang secara teratur. Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap K3 sehingga penerpanan SMK3 berhasil diterapkan dan dikembangkan. Setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja harus berperan serta dalam menjaga dan mengendalikan pelaksanaan K3.

2.3 Program Kerja Agar terwujudnya tujuan kebijakan yang telah disahkan maka dibuat lah program kerja untuk menunjang merealisasikannya , berikut adalah program kerja yang akan dilaksanakn selama satu tahun kedepan : Pengadaaan APD Sosialisasi APD Penyusunan aturan penggunaan APD Pemberian reward terhadap karyawan terajin dan sanksi kepada karyawan termalas dalam family gathering Inspeksi

BAB III Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3.1 Uraian dari setiap program kerja


1. Pengadaan APD APD disediakan oleh perusahaan, setiap APD di datangkan dari PT. Gajah terbang , foundation. APD yang dibutuhkan antara lain masker , sarung tangan dan jas lab.

2. Sosialisasi APD a. tenaga instruktur. tenaga instruktur yang dilibatkan adalah tenaga Instruktur dari sucofindo yang sangat berpengalaman dalam ISO dibidang keselamatan kerja. b. Orang yang terlibat dari program Sosiaslisasi APD Diambil 5 orang dari tiap divisi untuk mengikuti training untuk pelatihan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja khususnya dalam lingkup APD. Dari 5 orang tersebut sekiranya dapat menjadi pemimpin dari setiap divisi untuk mensosialisasi penerapan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada lingkup APD kepada karyawan. c. Pelaksanaan program sosialisasi APD Sosialisasi APD dilakukan diawal serta pertengahan bulan yaitu di bulan pertama serta bulan kelima.

3. Penyusunan Aturan Penggunaan APD 1. SOP a. APD digunakan sebagian besar pada ruang produksi, menggunakan APD antara lain masker , sarung tangan dan masker. Area yang tidak tidak memerlukan APD adalah ruang tamu.

b. Sanksi jika melanggar ketentuan atau peraturan dalam pemakaian APD adalah : pertama akan diberi surat peringatan , kedua akan diberikan denda sebesar Rp. 100.000 , ketiga akan diberikan denda sebesar Rp. 200.000 .

4. Family gathering Panitia : Panitia terbentuk dari wakil tiap divisi yang ada dalam perusahaan. Waktu : Family gathering dilakukan setahun sekali , family gathering dilakukan setiap akhir tahun. Family gathering dilakukan untuk melakukan silahturahmi antar karyawan. Dalam family gathering akan dilakukan pemberian award bagi karyawan terbaik.

5. Inspeksi karyawan inspeksi karyawan dilakukan setiap 2 bulan sekali yaitu bulan kedua , empat , delapan , sepuluh dan duabelas. Inspeksi bertujuan untuk memantau.

3.2 Skedul Pelaksanaan Program Kerja

No 1 2 3 4 5

Program Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengadaan APD Sosialisasi APD Penyusunan Pengaturan APD Family Gathering Inspeksi Tabel 1 Skedul Pelaksanaan program kerja

10

11

12

BAB IV PENGUKURAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM K3

4.1 Pemantauan Untuk dapat menghasilkan produk, baik barang maupun jasa diperlukan produktivitas yang maksimal dari tenaga kerjanya. Lingkungan yang nyaman termasuk prosedur kerjanya kan meningkatkan kinerja tenaga kerja. SALLY HERBAL merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi minuman serta obat-obatan herbal. Dalam pekerjaannya terdiri dari bebereapa aktivitas yang sebagian pekerjaannya berhadapan langsung dengan alat-alat dan mesin yang kompleks dan dikendalikan oleh tenaga kerja itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keselamatan kerja guna mengidentifikasi risiko yang potensial, analisa bahaya, dan bentuk pengendalian yang diperlukan dengan metoda Job Safety Analysis dan Job Safety Observation.

4.1.1 Job Safety Analysis JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya potensial di tempat kerja yang dapat diidentifikasi, dianalisa dan direkam. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA :

Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang berpotensi untuk menyebabkan bahaya serius. Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya. Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf lainnya. Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan aturan kerja yang spesifik untuk setiap pekerjaan.

4.1.2 Job Safety Observation Adalah suatu metoda atau cara untuk mempelajari lebih mendalam sikap kebiasaan dan tata cara bekerja tiap tiap personel.

Jenis Pekerjaan

Tanggal Jabatan

: 1 Juni 2012 : Supervisor

1. Pelaksanaan kerja (job practice) yang unsafe : a. Merebus botol yang akan direkatkan b. Memasukkan pil tidak menggunakan sarung tangan.

2. Pelaksanaan kerja (job practice) yang patut dihargai/sudah benar : a. Menggunakan masker pada tempat pengisian pil.

4.2 Evaluasi Rapat dibidang K3 Inspeksi mendadak

LAMPIRAN
Jumlah Kecelakaan Kerja Jumlah Korban Jiwa Jumlah luka Berat Jumlah Luka Ringan 2 kali 1 Orang 2 Orang

Tabel 2 JUMLAH KECELAKAN KERJA DI SHI Pada tanggal 31 januari 2012 tangan ibu sukmini tercelup kedalam perebus botol kemasan pil. Hal tersebut berakibat tangan dari bu sukmini melepuh . Dari kecelakaan tersebut ibu sukmini dilarikan ke klinik 24 jam Doktor Rustaman yang berada di Jalan Azimar nomor 30 Bogor selatan. Ibu Sukmini Diobati sepenuhnya sampai dapat bekerja seperti normal dan konpensasi dengan biaya 100% dari perusahaan. Pada tanggal 2 maret 2012 terjadi kecelakaan kerja yang menimpa bapak sufarwanto. Tangan dari bapak sufarwanto terpotong cutter saat memotong sisa kemasan plastik. Dari kecelakaan tersebut, bapak Sufarwanto dibawa ke klinik setia mekar yang terdapat di cimahpar, Bogor utara. Pak sufarwanto juga di obati sampai sembuh dan biaya juga ditanggung oleh perusahaan. Pada tanggal 24 agustus 2012 tangan dari bapak ari terjepit mesin filler pil. Dari kecelakaan tersebut bapak ari dilarikan ke Rs Azra yang berada di jalan pajajaran bogor pusat. Pada saat Pengobatan, jari dari bapak ari harus di amputasi, karena tidak bisa diusahakan kembali. Dari kecelakaan tersebut pak ari Diberi

santunan sebesar 2.000.000 Dan biaya penyembuhan pasca amputasi di tanggung juga 100% oleh perusahaan.

Pembiayaan Kecelakaan kerja 1. Pembiayaan penyembuhan luka panas : Rp 150.000,2. Penggantian Tidak dapat bekerja pada ibu Sukmini : Rp 150.000,3. Pembiayaan penyembuahan luka sobek : Rp 200.000,4. Penggantian tidak dapat bekerja pada bapak sufarwanto : Rp 150.000,5. Pembiayaan amputasi + penyembuahan pasca amputasi : Rp 1.500.000,6. Penyantunan akibat kehilangan anggota tubuh/ cacat : Rp 1.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai