Anda di halaman 1dari 24

Keperawatan Anak II Asuhan Keperawatan Bayi Asfiksia

SUPRIYADI 09060026 AHMAD SOLEH 09060030 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PENGERTIAN
Definisi:

Asfiksia neonaturium ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera lahir (Hutchinson,1967). Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak bisa bernafas secara spontan dan adekuat (Wroatmodjo,1994). Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan dimana hipoksia dan hiperkapnea serta sering berakhir dengan asidosis (Santoso NI, 1992)

JENIS-JENIS ASFIKSIA
Ada dua jenis asfiksia, yaitu : 1. Asfiksia livida (biru). 2. Asfiksia pallida (putih).

Mochtar (1998)

Asfiksia livida lebih baik dari pada asfiksia pallida, prognosis tergantung pada kekurangan O2 dan luasnya perdarahan dalam otak. Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus di pikirkan kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsi dan bodoh pada masa mendatang.

Klasifikasi Asfiksia Sesuai Dg APGAR Score


Asfiksia

Ringan : 7-10 dianggap normal Asfiksia sedang : 4-6 Asfiksia Berat : 0-3

Tabel APGAR

Tabel APGAR
Tanda Detak jantung Pernafasan Tonus otot Tidak ada Tidak ada Lunglai 0 < 100x/menit Tidak teratur Fleksi ekstermitas (lemah) 1 > 100x/menit Menangis kuat Fleksi kuat Gerakan aktif 3

Reflek saat jalan nafas dibersihkan

Tidak ada

Menyeringai

Batuk/bersin

Warna kulit

Biru/pucat

Tubuh kemerahan Ekstermitas biru

Merah seluruh tubuh

ETIOLOGI

Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan perlukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu kejanin Kegagalan nafas. penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari: 1. Faktor Ibu 2. Faktor Plasenta 3. Faktor Fetus 4. Faktor Neonatus

PATOFISIOLOGY
Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan / persalinan, akan terjadi asfiksia. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan ini dapat reversible atau tidak tergantung dari berat badan dan lamanya asfiksia. Asfiksia ringan yang terjadi dimulai dengan suatu periode appnoe, disertai penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan menunjukan usaha nafas, yang kemudian diikuti pernafasan teratur. Pada asfiksia sedang dan berat usaha nafas tidak tampak sehingga bayi berada dalam periode appnoe yang kedua, dan ditemukan pula bradikardi dan penurunan tekanan darah.Disamping perubahan klinis juga terjadi gangguan metabolisme dan keseimbangan asam dan basa pada neonatus.

Manifestasi Klinis
Pernafasan

terganggu. Detak jantung berkurang. Reflek / respon bayi melemah. Tonus otot menurun. Warna kulit biru atau pucat.

DIAGNOSIS
Asfiksia pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia atau hipoksia janin. Diagnosa anoksia/hipoksia dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukan tanda-tanda gawat janin untuk menentukan bayi yang akan dilahirkan terjadi asfiksia, maka ada beberapa hal yang perlu perhatikan yakni : DJJ Pemeriksaan pH darah janin Mekonium dalam air ketuban Penilaian APGAR score

PENATALAKSANAAN RESUSITASI

Membuka Jalan Nafas Mencegah Kehilangan Suhu Tubuh / Panas Pemberian Tindakan VTP (Ventilasi Tekanan Positif) Pemberian Obat-Obatan Penunjang

KOMPLIKASI

Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain :


Edema otak & Perdarahan. Anuria atau oliguria Disfungsi ventrikel jantung Kejang Koma

PROGNOSA

Asfiksia ringan / normal : Baik. Asfiksia sedang; tergantung kecepatan penatalaksanaan bila cepat prognosa baik. Asfiksia berat; dapat menimbulkan kematian pada hari-hari pertama, atau kelainan syaraf permanen. Asfiksia dengan pH 6,9 dapat menyebabkan kejang sampai koma dan kelainan neurologis yang permanent misalnya cerebal palsy, mental retardation (Wirjoatmodjo, 1994 : 68).

ASKEP . . . I. Pengkajian a) Data subyektif, terdiri dari: Biodata atau identitas pasien : Bayi; meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin Orangtua; meliputi nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat (Talbott Laura A, 1997 : 6). Riwayat kesehatan Riwayat antenatal Riwayat natal komplikasi persalinan Riwayat post natal

Contt . . . ASKEP

Pola eliminasi Latar belakang sosial budaya Kebudayaan yang berpengaruh terhadap kejadian asfiksia Kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol Hubungan psikologis

b.) Data Obyektif, terdiri dari:

Keadaan umum Tanda-tanda Vital, Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36 ?C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37 ?C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5?C 37,5?C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit. Pemeriksaan fisik. Kulit; warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks. Kepala; kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung. Mata; warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya. Hidung terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir. Mulut; Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak. Telinga; perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan Leher; perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek .

Cont

Thorax; bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit. Abdomen, bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 2 cm dibawah arcus costaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna. Umbilikus, tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda tanda infeksi pada tali pusat. Genitalia; pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada neonatus laki laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan Anus; perhatikan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari faeses. Ekstremitas; warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya. Refleks; pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter Patricia A, 1996 : 109-356).

c)

Data Penunjang,
Pemeriksaan yang diperlukan adalah : Darah; Nilai darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari : Hb (normal 15-19 gr%) biasanya pada bayi dengan asfiksia Hb cenderung turun karena O2 dalam darah sedikit. Leukositnya lebih dari 10,3 x 10 gr/ct (normal 4,3-10,3 x 10 gr/ct) karena bayi preterm imunitas masih rendah sehingga resiko tinggi. Trombosit (normal 350 x 10 gr/ct). Distrosfiks pada bayi preterm dengan post asfiksi cenderung turun karena sering terjadi hipoglikemi. Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksi terdiri dari : pH (normal 7,36-7,44). Kadar pH cenderung turun terjadi asidosis metabolik. PCO2 (normal 35-45 mmHg) kadar PCO2 pada bayi post asfiksia cenderung naik sering terjadi hiperapnea. PO2 (normal 75100 mmHg), kadar PO2 pada bayi post asfiksia cenderung turun karena terjadi hipoksia progresif. HCO3 (normal 24-28 mEq/L) Urine Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari : Natrium (normal 134-150 mEq/L) Kalium (normal 3,6-5,8 mEq/L) Kalsium (normal 8,1-10,4 mEq/L) Foto thorax Pulmonal tidak tampak gambaran, jantung ukuran normal.

II. Diagnosa keperawatan Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien post asfiksia berat antara lain: 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan post asfiksia berat. 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek menghisap lemah. 3. Resiko terjadinya hipoglikemia 4. Resiko terjadinya hipotermia 5. Resiko terjadinya infeksi 6. Gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi sehubungan dengan rawat terpisah.

PRENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Dx : Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan post asfiksia berat. Tujuan: Kebutuhan O2 bayi terpenuhi Kriteria: Pernafasan normal 40-60 kali permenit; Pernafasan teratur; Tidak cyanosis; Wajah dan seluruh tubuh warna kemerahan; Gas darah normal. Intervensi: 1. Letakkan bayi terlentang dengan alas yang rata, kepala lurus, dan leher sedikit tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm.

Contt . .
PRENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

2. Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu. R/ Jalan nafas harus tetap dipertahankan bebas dari lendir untuk menjamin pertukaran gas yang sempurna. 3. Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam. R/ Deteksi dini adanya kelainan. 4. Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar gas darah arteri. R/ Menjamin oksigenasi jaringan yang adekuat terutama untuk jantung dan otak. Dan peningkatan pada kadar PCO2 menunjukkan hypoventilasi.

PELAKSANAAN TINDAKAN

Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Santosa NI, 1995).

KESIMPULAN
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang dapat menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut sehingga sangat membutuhkan penanganan /pertolongan yang tepat &cepat.

EVALUASI
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan (Santosa NI, 1995).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai