Ekon Agroindustri
Ekon Agroindustri
Oleh Iwan Nugroho iwanuwg@yahoo.com http://iwanuwg.wordpress.com PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
DAFTAR PUSTAKA
Drjen BPPHP. 2005. REVITALISASI PERTANIAN MELALUI AGROINDUSTRI PERDESAAN. DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN, DEPARTEMEN PERTANIAN Supriati dan E. Suryani. 2006. Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan AGROINDUSTRI di Indonesia. Forum Penelitian Agroekonomi. 24(2):92-106. Amini Hidayati dan Mudrajad Kuncoro. 2004. KONSENTRASI GEOGRAFIS INDUSTRI MANUFAKTUR DI GREATER JAKARTA DAN BANDUNG PERIODE 1980-2000: MENUJU SATU DAERAH AGLOMERASI? Empirika, Vol. 17, No. 2, Desember 2004 Deptan. 2005. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009. Thomas Darmawan (GAPMMI). 2004. The Linkages Between Agriculture Development, Industry Development, and Regional Development. Disajikan dalam Agriculture Policy for The Future (UNSFIR) Jakarta, February 12-13, 2004 Iskandar A. Nuhung. 2002. Tantangan Usaha bagi UKM di Bidang Agribisnis. USAHAWAN NO. 07 TH XXXI JULI 2002 Rusastra, I. W., B Rahman, Sumedi, dan T Sudaryanto. 2004. Struktur Pasar dan Pemasaran Gabah-Beras dan Komoditi Kompetitor Utama. Forum Penelitian Agroekonomi. 24(2):227-260. Daryanto, A dan H.K.S. Daryanto. 2000. MODEL KEPEMIMPINAN DAN PEMIMPIN AGRIBISNIS DI MASA DEPAN. IPB BOGOR Daryanto, A. 2007. EKONOMI POLITIK IMPOR CHICKEN LEG QUARTER (CLQ) DI INDONESIA. IPB Bogor Drajad, B. 2004. DINAMIKA LINGKUNGAN NASIONAL DAN GLOBAL PERKEBUNAN: IMPLIKASI STRATEGIS BAGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN, LRPI Bogor
TUJUAN
Memahami karakteristik agroindustri Memahami peran agroindustri Memahami kebijakan agroindustri
POKOK BAHASAN
Peran agroindustri dalam perekonomian nasional, Struktur, Perilaku dan Kekuatan Pasar, Integrasi perusahaan dan konglomerasi, Riset dan pengembangan teknologi, Perusahaan Multinasional, Eksternalitas dalam industri, Kebijakan publik bagi perusahaan.
Universitas Widyagama Malang
Definisi AGROINDUSTRI
Industri secara umum yang mengandalkan SDA, teknologi, manajemen, skill yang berbasis lokal
PERAN AGROINDUSTRI
Peran umum/strategis: transformasi ekonomi Peran sosial: tenaga kerja, nilai-lokal Peran ekonomi: sektoral/makro (pertanian dan industri manufaktur), mikro (UMKM), struktur pasar, ekspor, PDRB Peran Lingkungan: buffer SDA,
Universitas Widyagama Malang
MANFAAT AGROINDUSTRI
MENDUKUNG kebijakan pertanian Menciptakan nilai tambah Menciptakan lapangan kerja Mendorong ekspor (export promotion) Menciptakan kesejahteraan: pendapatan dan pemerataan
Agroindustri pedesaan: kluster Industri RT UM/UB Komoditi pertanian yang berdaya saing Transfer Teknologi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Padi Jagung Ketela pohon Kedelai Sayur-sayuran Buah-buahan Umbi-umbian Kacang tanah Kacang-kacangan lainnya Tebu Kelapa Cengkeh The Tembakau Kopi Kelapa Sawit Karet T Perkebunan Sapi Potong Pemot. Hewan Kambing Telur Unggas Kerbau Susu
26 Peternakan lain 27 Kayu Pertuk. Jati 28 Kayu Pertuk. Rimba 29 Gondorukem 30 Hasil hutan lain 31 Perikanan Laut 32 Perikanan Tambak 33 Perikanan darat lain 34 Pengeringan dan penggaraman 35 Minyak bumi 36 Gas Bumi 37 Belerang 38 Penggalian Ind. Pengol&Pngwet daging, susu, sayur&buah 39 40 Ind. Minyak dan Lemak 41 Ind. Penggilingan Padi-padian 42 Ind Tepung segala jenis 43 Ind Makanan dari Tepung 44 Ind Gula 45 Ind Makanan lain 46 Ind Makanan Hewan 47 Ind minuman 48 Ind. Rokok Universitas Widyagama Malang Tembakau 49 Ind. 50 Ind Tekstil dan pakaian jadi
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Ind Pengolahan dan Penyamakan kulit 76 Angk KA 77 Bus Ind Bambu, kayu dan rotan 78 Truk Ind Kertas 79 Ang darat lain Ind Barang dari Kertas dan Karton 80 Angk penyebrangan Ind Pupuk dan Pestisida 81 Angk. Laut Ind obat-obatan dan jamu 82 Angk. Udara Ind kimia lain 83 Jasa penunjang angkutan Ind Pengilangan minyak 84 Pos dan Giro Ind barang karet dan plastik 85 Telekomunikasi Ind barang dari mineral bukan logam 86 Jasa Penunjang Komunikasi Ind semen dan kapur 87 Bank dan lembaga Keuangan Ind Logam dasar 88 Koperasi Simpan Pinjam Ind barang dari logam 89 Asuransi Ind mesin 90 Pasar Modal Ind barang elektronika 91 Jasa Penunjang keuangan lain Ind Alat angkut&perbaikan kecuali kapal 92 Sewa Bangunan Ind kapal dan perbaikannya 93 Jasa Perusahaan Ind Barang yang tidak digolongkan 94 Pemerintahan Umum dan Pertahanan Listrik 95 Jasa Hiburan dan kebudayaan Gas kota 96 Jasa Pendidikan air bersih 97 Jasa Kesehatan bangunan/konstruksi 98 Jasa Kemasyarakatan lain Perdagangan 99 Jasa Perorangan dan Rumahtangga Hotel 100 kegitan yang tidak jelas batasannya Restoran Universitas Widyagama Malang
Competitive Environment
Highly fragmented Huge consumer base and low cost factors attract foreign players Private labels in infancy
Universitas Widyagama Malang
100.000 ton/th
G A P M M I
Total output
Hanya sekitar 25% dari total konsumsi pangan Jumlah industri : 916.000 (besar, UKM &RT) Tenaga Kerja : 3,2 juta orang Nilai Tambah : Rp. 64,6 triliun Berpengaruh kepada :
HULU : Pertanian, Industri Kimia Dasar HILIR : Industri Kemasan, BTP, Distribusi, Transportasi, Perdagangan, dsb.
Universitas Widyagama Malang
Tradisional Modern
Tradisional Modern
K O N S U M E N
Share thd PDB 25 persen Share thd TK 30 persen Pada sektor pertanian Share thd PDB 14 persen Share thd TK 40 persen Pada sektor industri manufaktur Share thd PDB 26 persen Share thd TK 9 persen
Universitas Widyagama Malang
Jumlah Industri Pangan Indonesia (Skala Besar/Menengah, Kecil & Rumah Tangga) Th 19982002 Jenis Industri Besar dan Menengah Kecil Rumah Tangga Total Tahun 1998 4.573 52.524 1999 4.666 67.253 2000 4.661 63.613 814.037 882.311 2001 4.544 60.020 798.201 862.765 2002 4.553 49.530 789.251 843.334
Sumber : BPS (2003) Penurunan jumlah Industri Kecil (1999-2002)->17.723 (26,35 %) Penurunan industri skala RT (2000 2002)->24.786 (3,04%) Universitas Widyagama Malang Penurunan skala Besar & Mngh (2000-2002)->108 (2,31%)
Jumlah Tenaga Kerja Industri Pangan Indonesia (Skala Besar, Menengah, Kecil dan Rumah Tangga) Tahun 1998-2002
Jenis Industri Besar dan Menengah Kecil Rumah Tangga Total Tahun 1998 600.390 402.558 1.487.258 2.490.206 1999 571.230 521.586 1.646.955 2.739.771 2000 597.373 480.643 1.671.698 2.749.714 2001 581.720 474.356 1.641.979 2.698.055 2002 582.869 391.450 1.623.568 2.597.887
Jumlah total penurunan tenaga kerja pada industri pangan dari thn 2000 2002 sebanyak 151.827 orang (5,5%). Untuk B/M relatif Universitas Widyagama Malang stabil, skala kecil turun 130.136 ( 24,9%) dan RT 48.130 (2,87%)
STRUKTUR PASAR
Daerah Aglomerasi di DKI Jakarta dan Jawa Barat, 1980-2000
STRUKTUR PASAR
Konsentrasi Industri Manufaktur di Jawa Berdasarkan Universitas Widyagama Malang Tenaga Kerja, 1995
STRUKTUR PASAR
KRITERIA TENAGA KERJA MIKRO/RMH TNGGA 1-4 ORANG KECIL 5 -19 ORANG MENENGAH 20 99 ORANG BESAR LEBIH DARI 100 ORANG AGROINDUSTRI MENENGAH/BESAR JUMLAH 0.5 % TK 29 % OUTPUT 88 % NILAI TAMBAH 91 % AGROINDUSTRI KECIL JUMLAH 95 % TK 60 % OUTPUT 7 % NILAI TAMBAH 6 %
MAKAN-MINUMAN, TEMBAKAU 25 % KAYU, OLAHAN HASIL HUTAN 88 % TEKSTIL, BRG KULIT & ALAS KAKI 15 % INDUSTRI NON PERTANIAN 30 %
STRUKTUR PASAR
MULTIPLIER SEKTOR AGROINDUSTRI DI INDONESIA
STRUKTUR PASAR
Kapasitas produksi agoindustri
STRUKTUR PASAR
AGROINDUSTRI SEDANG/BESAR JUMLAH 0.5 % TK 29 % OUTPUT 88 % NILAI TAMBAH 91 % AGROINDUSTRI KECIL JUMLAH 95 % TK 60 % OUTPUT 7 % NILAI TAMBAH 6 %
KRITERIA TENAGA KERJA MIKRO/RMH TNGGA 1-4 ORANG KECIL 5 -19 ORANG MENENGAH 20 99 ORANG BESAR LEBIH DARI 100 ORANG
Pengaruh Kenaikan Bea Masuk dan Tataniaga Gula Bea masuk 30% pada Jan 2000, naik Rp 550/700/kg (45%) dan tata niaga pada tahun 2002. Terjadi kenaikan harga eceran & kelangkaan gula dipasar dari Rp 3.100 3.500 jadi Rp 5.000 5.500/kg sebesar 40 60% Kenaikan ongkos produksi pangan yg memakai gula 15 35% (rata2 : 30% utk roti & biskuit. 60% utk permen, sirop,manisan). Pengaruh kenaikan pada bahan pemanis lainnya seperti gula kelapa, gula merah, dll ikut meningkat tinggi Untuk menaikan harga jual sangat sulit karena daya beli konsumen yg rendah dan adanya ancaman dari produksi industri besar/multinasional serta barang impor. Kelangkaan akan berpengaruh pada produk pertanian (buah2an unt manisan/dodol/ampyang) krn penjualan turun Universitas Widyagama Malang banyak yg stop produksi.
KEPENTINGAN INDUSTRI
MENJUAL PRODUCT YANG COMPETITIVE HARGANYA BAIK DI PASAR LOCAL MAUPUN PASAR INTERNATIONAL 2 MEMPERTAHANKAN KWALITAS PRODUCT DENGAN CARA MENJAGA KWALITAS BAHAN BAKUNYA 3 MELINDUNGI KARYAWAN DARI PHK (JUMLAH KARYAWAN INDUSTRI MAKANAN/MINUMAN = 2,7 JUTA ORANG) 4 INDUSTRI PANGAN MEMERLUKAN GULA UNTUK :PEMANIS(ROTI,BISKUIT,SIROP,MINUMAN, SKM) PENGAWETAN (MANISAN, NATA DE COCO) DAN PENGERASAN (PERMEN, DODOL), DAN TIDAK BISA DIGANTI DENGAN YANG LAIN
1
KEPENTINGAN PEMERINTAH
1 2 3 4 5 6 7 8
MELINDUNGI PETANI TEBU DAN PABRIK GULA NASIONAL (2 JUTA ORANG) MELINDUNGI RAKYAT AGAR HARGA BAHAN KEBUTUHAN POKOK TERJANGKAU (210 JUTA ORANG) MENGEFISIENKAN PABRIK GULA DI INDONESIA AGAR DAPAT BERSAING DI PASAR BEBAS MENCEGAH INFLASI YANG TERLALU TINGGI MELINDUNGI INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DALAM NEGERI MENGUSAHAKAN INVESTASI ASING MASUK KE INDONESIA MENINGKATKAN CADANGAN DEVISA NEGARA MENJAGA AGAR TIDAK ADA DISTORSI & MEMATIKAN INDUSTRI KECIL & RUMAH TANGGA
Universitas Widyagama Malang
Model Kepemimpinan
Model Watak. Memperhatikan kepada watak individu para pemimpin, misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, dll Model Situasional. Memperhatikan lebih berdasarkan fungsi melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien. Model Efektif. Memperhatikan kepada dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan (mengorganisasikan kelompok) dan konsiderasi (menjalin komunikasi dan human relation). Model Kontingensi. Gabungan dari model watak (gaya) dan situasi. Model Transformasional. kepemimpinan (modern/luwes, breakthrough leadership) yang mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya. Lawan dari model transaksional (birokratis)
Universitas Widyagama Malang
KEBUTUHAN STRATEGI
1. Aspek Kebijakan: pembangunan agribisnis (hulu-hilir) BERBASIS pedesaan. 2. Koordinasi Lintas Sektoral: sinkronisasi kelembagaan dan program-2 di tingkat pusat dan daerah; mencakup penyuluhan, .penanganan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil 3. Aspek Teknologi: pengembangan teknologi alsin tepat guna didukung fasilitas kredit berbunga rendah dan persyaratan lunak. 4. Aspek Kelembagaan: sistem perekonomian pedesaan terutama di bidang teknologi alsin dan manajemen usaha agar mereka mampu meraih nilai tambah 5. Aspek Sumber Daya Manusia: Peningkatan mutu SDM dalam kewirausahaan, manajemen dan perencanaan usaha. 6. Aspek Permodalan. Pengembangan kelembagaan permodalan untuk pascapanen/pengolahan, berbunga rendah dan persyaratan lunak Universitas Widyagama Malang