Anda di halaman 1dari 5

1

Produk dan Jasa Ekowisata di Jawa Timur1

Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara2

Jawa Timur memiliki potensi pengembangan ekowisata yang menjanjikan. Ada


beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, geografi Jawa Timur berdekatan
dengan wilayah tujuan wisata Bali, dan Yogyakarta. Wisatawan umumnya
menganggap Jawa Timur sebagai tujuan antara atau pelengkap dari tujuan utama
yang direncanakan. Kedua, Jawa Timur memiliki empat taman nasional (TN)
sebagai wilayah tujuan ekowisata, yakni TN Bromo Tengger Semeru, TN Meru
Betiri, TN Baluran dan TN Alas Purwo. Secara umum empat TN tersebut belum
menghasilkan manfaat yang signifikan kecuali manfaat ekologi. Ketiga, faktor sosial
di sekitar wilayah TN perlu mendapat perhatian agar berdampak kepada
kesejahteraan. Penduduk di sekitar wilayah TN umumnya bekerja dalam sektor
pertanian dengan kemampuan usaha tani yang rendah. Hutan dan lingkungan
sekitarnya perlu dikelola sebaik mungkin agar menghasilkan manfaat nyata.
Entrepreneurship merupakan kata kunci agar penduduk lokal mampu
menjalankan jasa ekowisata. Jasa ekowisata sebagai suatu pendekatan ekonomi,
dapat mengoptimalkan manfaat dari aspek-aspek sosial dan ekologi. Ekowisata perlu
dimaknai seperti halnya usaha tani yang dapat memberi pekerjaan, serta
menghasilkan pendapatan. Untuk itu, petani atau penduduk lokal perlu dibekali
pengetahuan manajemen, ketrampilan pelayanan, berpikir positif dan keterbukaan,
pengenalan lingkungan, serta kemampuan berkomunikasi dan bertoleransi dengan
kelompok masyarakat lainnya.
Produk dan Jasa Ekowisata
Menurut masyarakat ekowisata internasional (The International Ecotourism
Society), pengertian ekowisata dapat dirangkum sebagai berikut. Ekowisata adalah
kegiatan perjalanan wisata yang dikemas secara profesional, terlatih, dan memuat
unsur pendidikan, sebagai suatu sektor/usaha ekonomi, yang mempertimbangkan
warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya
konservasi sumberdaya alam dan lingkungan
Sebagai suatu usaha ekonomi, efektifitas operasional jasa ekowisata sangat
efisien dan ramping. Karakteristiknya adalah jumlah rombongan pengunjung rendah
(low volume), pelayanan berkualitas (high quality) dan menghasilkan nilai tambah
yang tinggi (high value added).
Produk dan jasa ekowisata terdiri enam jenis (i) pemandangan dan atraksi
lingkungan dan budaya, misalnya titik pengamatan atau sajian budaya; (ii) manfaat
lansekap, misalnya jalur pendakian atau trekking; (iii) akomodasi, misalnya pondok
wisata, restoran; (iv) peralatan dan perlengkapan, misalnya sewa alat penyelam dan
camping; (v) pendidikan dan ketrampilan, dan (vi) penghargaan, yakni prestasi di
dalam upaya konservasi (lihat Tabel)

1
Naskah telah terbit di majalah TEROPONG, Balitbang Provinsi Jatim. 38 (Maret April 2008):26-29.
ISSN 1412-8829
2
Masing-masing adalah Kepala Pusat Studi Pembangunan Wilayah dan Lingkungan Hidup
Universitas Widyagama Malang dan Dewan Daerah WALHI Jawa Timur
2

Produk dan Jasa Ekowisata pada wilayah Taman Nasional di Jawa Timur

No Produk dan
Bromo Tengger
jasa Meru Betiri Baluran Alas Purwo
Semeru
ekowisata
1 Pemandangan flora dan fauna; flora dan fauna; flora dan fauna; flora dan fauna;
dan atraksi lautan pasir, Gunung Meru gunung: gunung pantai
lingkungan dan pengamatan Betiri, pantai Baluran trianggulasi,
budaya matahari terbit; Sukamade, Teluk calderanya, gunung plengkung, pasir
savana, ranu Meru, Teluk Hijau, klosot, gunung gotri, pasir hitam;
pane, ranu Teluk Permisan, priuk, gunung goa istana, goa
kumbolo, ranu Teluk Damai; glenseran, gunung putri, goa
regulo, air terjun habitat dan kakapa, gunung padepokan, goa
(trisulo dan coban pembiakan penyu motor macan; budaya
pelang); budaya di pantai blambangan, pura
Tengger, upacara Sukamade, Pantai hindu,
kasodo dan karo, Rajegwesi
2 Manfaat pendakian gunung Menjelajahi hutan Wisata bahari, Selancar di
lansekap Semeru, Bromo, di sekitar Teluk memancing, Plengkung.
Widodaren, Batok, Hijau. trekking berperahu kano atraksi dan wisata
offroad, trekking Nanggelan- menyusuri pantai, penelusuran
lautan pasir, Bandealit (3 hari), menyelam/snorkeli hutan,
trekking savana, trekking Bande ng di Bama, mengamati
para layang Alit-Sukamade (3 Balanan, Bilik; banteng di
hari), panjat mendaki gunung Sedengan,
tebing, wisata Baluran, trekking trekking
bahari, kampung savana Trianggulasi,
nelayan tradisionil Plengkung
3 Akomodasi dan hotel, restoran, Pondok wisata dan Wisma peneliti, Wisma peneliti,
fasilitas layanan pondok wisata di wisma peneliti, kantin, menara pondok wisata,
pendukung Ngadisari dan menara pandang, pandang di Bekol resor peselancar,
Ranu pane, camping ground dan Samiang untuk menara pandang
camping ground pengamatan satwa, di Sedengan,
camping ground shelter, camping
ground
4 Peralatan dan Pemandu wisata, Pemandu wisata, Pemandu wisata, Pemandu wisata,
perlengkapan Sewa kuda, motor motor jagawana motor motor ojeg, sewa
ojek, offroad ojek/jagawana boat, sewa alat
selancar, motor
jagawana, mobil
petugas TN
5 Pendidikan dan Penelitian kearifan Penelitian Penelitian kerbau Penyelamatan
ketrampilan lokal, pembiakan penyu, liar banteng, penyu
ekspedisi harimau dan sawo kecik
jawa
6 Penghargaan, Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
prestasi
konservasi atau
layanan

Produk dan jasa ekowisata di TN Bromo Tengger Semeru (TN BTS) sangat
beragam, mulai dari pemandangan lautan pasir dan kawah Bromo, pendakian Semeru,
flora-fauna, hingga sajian budaya Kasodo dan Karo. Peneliti antropologi atau biologi
3

memiliki tantangan mengamati kekayaan budaya dan lingkungan di daerah ini. Di


Ranu Pane, yang merupakan base-camp pendakian Semeru, aktifitas ekonomi
meliputi jasa portir, transportasi (menggunakan jip), sajian tari kuda lumping,
warung-toko dan jasa penginapan, melibatkan lebih dari setengah rumah tangga. Jasa
transportasi off-road akan mengantarkan pengunjung ke Bromo atau Semeru dipandu
driver yang trampil dan mampu menjelaskan sejarah, budaya, karakteristik
lingkungan setempat.
Permintaan produk dan jasa makin ramai saat Kasodo pada bulan Desember.
Penduduk di Ngadisari menyewakan rumah tinggal dengan penerangan dan sanitas
sederhana, seharga hingga 100 ribu rupiah per malam. Pengunjung sejumlah hingga
12 orang dapat menyewa Jeep seharga 400 ribu rupiah dari Tumpang (Malang)
menuju Ranu Pane. Jasa lainnya, kuda disewakan 25 ribu rupiah untuk mengantar
pengunjung dari lautan pasir ke puncak Bromo. Di puncak Bromo, dapat ditemui
pedagang asongan makanan minuman, penjaja foto polaroid, atau suvenir.
Di wilayah Ngadas atau Ranu Pane, yang masuk teritori TN BTS, penduduk lokal
dari suku Tengger atau Jawa mampu berperan dalam jasa layanan transportasi,
penginapan, warung makanan dan minuman atau kemasan atraksi budaya tradisional.
Usaha ekowisata dijalankan dengan kualitas layanan dan dengan manajemen yang
simpel. Pengunjung disambut dalam suasana keramahan dan kekeluargaan.
Sementara di wilayah Ngadisari, ditemukan peran penduduk luar wilayah dalam
jasa-jasa hotel, restoran dan transportasi. Usaha layanan tersebut melibatkan
penduduk lokal sebagai pekerja atau tenaga lapangan. Jasa layanan dijalankan
dengan manajemen semi formal hingga modern. Di Ngadisari ditemukan hotel setara
bintang tiga. Sementara sebagian penduduk lokal yang mandiri menjalankan usaha
dengan manajemen yang lebih sederhana.
Produk dan jasa ekowisata di TN Meru Betiri mencakup flora dan fauna rawa
dan hutan tropika. Pembiakan penyu merupakan sajian khas dari wilayah ini. Pantai
Sukamade merupakan habitat penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu
ridel/lekang. Di pantai tersebut dibangun beberapa fasilitas sederhana untuk
pengembangbiakan penyu agar tidak punah. Telah dikembangkan program selama
tiga hari masing-masing untuk trekking Nanggelan-Bandealit dan trekking Bande
Alit-Sukamade. Sepanjang trekking tersebut, pengunjung dapat mengamati jejak
harimau Jawa dan bunga Padmasari yang langka. Mahasiswa biologi sering
menempatkan TN Meru Betiri sebagai tempat kerja lapang atau penelitian.
Pengunjung juga dapat menjelajahi hutan atau berwisata bahari di sekitar Teluk
Hijau. Di pantai Rajegwesi, pengunjung dapat mengenal kehidupan dan budaya
nelayan tradisional.
Jasa usaha ekowisata di TN Meru Betiri relatif belum berkembang. Keadaannya
relatif alami atau belum tersentuh, dimana penduduk setempat masih mengandalkan
sektor pertanian maupun perikanan. Di Bandealit, di dalam wilayah teritori TN Meru
Betiri, penduduk lokal belum proaktif menguasai jasa-jasa layanan ekowisata.
Dalam beberapa kasus, penduduk dapat mengantarkan pengunjung menjelajahi hutan
dengan layanan yang seadanya. Potensi penduduk lokal dapat diarahkan kepada
penyediaan jasa penginapan atau transportasi (ojek motor) agar pengunjung dapat
lebih nyaman dan tinggal lebih lama. Sebagian besar jasa layanan di TN Meru Betiri
masih diperankan oleh jagawana TN.
4

Produk jasa ekowisata di TN Baluran mencakup flora dan fauna darat dan air,
bumi perkemahan, dan wisata bahari. Di Batangan, pengunjung dapat. melihat
peninggalan sejarah/situs berupa goa Jepang, makam putra Maulana Malik Ibrahim,
atraksi tarian burung merak pada musim kawin antara bulan Oktober/November dan
berkemah. Di Bama, pengunjung dapat memancing, menyelam/snorkeling, dan serta
melihat perkelahian antara rusa jantan pada bulan Juli/Agustus; dan sekawanan kera
abu-abu yang memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut surut.
Di Bekol dan Samiang, tersedia akomodasi wisma bagi para peneliti untuk
pengamatan satwa (tersedia menara pandang) seperti ayam hutan, merak, rusa, kijang,
banteng, kerbau liar, atau burung. Sejauh ini, penelitian terhadap satwa liar dilakukan
oleh peneliti biologi dan kehutanan, dan belum dikemas ke dalam program pelatihan
ketrampilan untuk pengunjung.
Jasa usaha ekowisata di TN Baluran relatif belum berkembang. Keadaannya
relatif alami atau belum tersentuh, dimana penduduk sekitar TN masih mengandalkan
sektor pertanian maupun perikanan. Penduduk setempat memang tidak ada yang
bermukin di dalam wilayah teritori TN Baluran. Namun demikian, keadaannya yang
relatif miskin menjadikan wilayah TN Baluran relatif peka terhadap ancaman
eksploitasi dan kerusakan. Sebagian besar jasa layanan di TN Baluran masih
diperankan oleh jagawana TN. Lebih jauh, aksesnya yang relatif mudah dengan
tujuan wisata Pasir Putih, Situbondo atau dengan kota Banyuwangi, mengakibatkan
pengembangan akomodasi di sekitar TN Baluran tidak optimal.
Produk jasa ekowisata di TN Alas Purwo meliputi flora dan fauna hutan
tropika, rawa, pesisir dan wisata bahari. Taman nasional ini memiliki ragam obyek
dan daya tarik wisata alam dan wisata budaya (sea, sand, sun, forest, wild animal,
sport and culture) yang letaknya tidak begitu jauh satu sama lain. Pantai Plengkung
yang berada di sebelah selatan telah dikenal dengan sebutan G-Land (dapat diakses
melalui Google Earth). Plengkung termasuk empat lokasi terbaik di dunia untuk
kegiatan berselancar dan dapat disejajarkan dengan lokasi surfing di Hawai,
Australia, dan Afrika Selatan. Pantai Trianggulasi sangat dikenal dengan pantai pasir
putih dengan formasi hutan pantai untuk kegiatan wisata bahari dan berkemah.
Menyelusuri pantai pasir putih dari Trianggulasi ke Plengkung akan menemukan
daerah pasir gotri. Pasir tersebut bewarna kuning, berbentuk bulat dan berdiameter
sekitar 2,5 mm.
Masyarakat sekitar TN Alas purwo sangat kental dengan warna budaya
“Blambangan”. Mereka percaya bahwa Alas Purwo merupakan pemberhentian
terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari serbuan Mataram, dan meyakini
bahwa di hutan taman nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.
Oleh karena itu, banyak orang-orang yang melakukan semedhi maupun mengadakan
upacara religius di Goa Padepokan dan Goa Istana.
Dari Denpasar, Bali, diperlukan waktu sekitar enam jam perjalanan darat menuju
TN Alas Purwo (melalui pintu masuk Pasaranyar). Dari Pasar Anyar pengunjung
dapat naik truk atau ojeg motor untuk masuk hingga Pos Rowo Bendo (ojeg motor 20
ribu per orang), dimana tersedia akomodasi penginapan (dengan tarif 100 ribu
semalam) atau warung makan. Pengunjung dapat melanjutkan penjelajahan darat atau
(bila kebetulan lewat) dapat memanfaatkan tumpangan mobil bak terbuka milik
pengelola Resort Surfing Jungle Camp. Secara umum sarana transportasi dalam
5

wilayah TN lancar sekalipun frekwensinya rendah. Tersedia persewaan boat dari


pantai Trianggulasi ke pantai Plengkung atau ke segara Anakan. Juga tersedia
penginapan sederhana di sekitar wilayah pesisir tersebut.
Jasa ekowisata di TN Alas Purwo berkembang relatif lebih baik dibanding TN
Meru Betiri dan Baluran. Aktivitas ekonomi relatif berkembang sekalipun belum
mengalir kepada kesejahteraan penduduk lokal. Peran penduduk lokal hanya terbatas
pada pemanduan informal dan sewa ojek motor. Jasa-jasa ekowisata kebanyakan
masih diperankan oleh petugas taman nasional. Jasa pemanduan diberikan oleh para
jaga wana dengan tarif 50 hingga 150 ribu rupiah per hari.

Arah Pengembangan Produk


Pengembangan produk dan jasa ekowisata di Jawa Timur masih sampai produk
ke empat (lihat Tabel), yang berarti belum menguasai kegiatan-kegiatan interpretasi.
Tanpa interpretasi, aktivitas ekowisata beroperasi tidak optimal, atau menghasilkan
keluaran seperti kegiatan wisata umumnya. Dalam keadaan seperti itu, aktivitas jasa
ekowisata masih diwarnai kegiatan-kegiatan yang mengancam kelestarian
lingkungan. Ancaman semakin besar pada wilayah dengan kepadatan penduduk
tinggi dan tanpa kemampuan berwirausaha.
Kegiatan interpretasi menuntut kemampuan penguasaan filosofis hingga praktis
perihal aset lingkungan, budaya dan karakteristik lokal lainnya. Dalam interpretasi,
terjadi transfer pengetahuan dan ketrampilam yang intensif yang menghasilkan
pengalaman dan kepuasan bagi pengunjung serta nilai tambah bagi penduduk lokal.
Di Bali, pengunjung diberi kesempatan mengikuti upacara atau seremonial tradisionil
dengan membayar harga relatif mahal. Di Tangkahan (di wilayah TN Gunung
Leuser, Langkat, Sumatera Utara), pengunjung dapat memandikan gajah dengan
membayar 15 ribu rupiah, atau trekking dengan mengendarai gajah dengan harga 160
ribu rupiah. Pendeknya, semua atraksi dapat dikemas secara interaktif yang
melibatkan psikomotorik pengunjung.
Kemampuan kewirausahaan dan peluang peningkatan nilai tambah ekonomi
ekowisata terjadi di Ngadisari (TN BTS) dan pantai Plengkung (TN Alas Purwo).
Dua tempat itu sudah dikenal oleh pasar ekowisata dunia. Namun demikian, dua
tujuan ekowisata tersebut juga berpeluang menghasilkan enclave ekonomi apabila
tidak melibatkan aktivitas ekonomi dam kewirausahaan penduduk lokal.

Anda mungkin juga menyukai