Anda di halaman 1dari 2

Nama : Deviani

Nim : 211101010
Kelas : B21
Matkul : Pariwisata Berkelanjutan

Destinasi Wisata Tangkahan, Sumatera Utara

Antara tahun 1980 hingga tahun 1990-an, masyarakat di sekitar Tangkahan dulunya giat
membalak kayu hutan yang berasal dari Taman Nasional Gunung Leuser. Namun seiring
dengan waktu, masyarakat kemudian sadar akan kerusakan dan kesalahan yang telah
mereka lakukan sehingga atas kesepakatan bersama masyarakat di Tangkahan kemudian
memutuskan untuk menghentikan pembalakan kayu illegal dari Taman Nasional Gunung
Leuser dan mengembangkan kawasan Tangkahan daerah ekowisata. Pada tahun 2001,
masyarakat Tangkahan berkumpul dan menyepakati peraturan desa (perdes) yang
melarang segala aktifitas yang mengeksploitasi hutan secara illegal dan mendirikan
Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT)

• Sungai Batang di Tangkahan


Pada bulan April 2002, LPT membuat nota kesepahaman (MoU) dengan pihak pengelola
Taman Nasional Gunung Leuser untuk mengelola Tangkahan sebagai tujuan wisata. LPT
juga mendirikan Community Tour Operator (CTO) yang berfungsi memfasilitasi penyediaan
akomodasi, interpreter bagi pengunjung dan paket-paket wisata yang menarik. Selain untuk
trekking di hutan Taman Nasional Gunung Leuser yang mempesona, Tangkahan juga
merupakan tempat kegiatan Conservation Response Unit (CRU) yang terdiri dari beberapa
gajah bekas peliharaan (ex-captive) dan sekelompok mahout (pelatih gajah) yang secara
teratur berpatroli untuk melindungi kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dari aktifitas
perambahan kawasan. Pengunjung juga dapat ikut dalam trekking gajah selama 1 – 2 jam
bersama-sama dengan mahout berpetualang dan menelusuri hutan, atau menikmati
trekking menunggangi gajah selama 4 hari 3 malam dari Tangkahan ke Bukit Lawang.

• Elephant Trekking di Tangkahan


Untuk mencapai lokasi tangkahan dapat ditempuh dari Medan selama 3 jam dengan jarak
berkisar 124 km melewati kota Binjai dan Tanjung Pura dengan kondisi jalan sangat
baik/telah diaspal. Jalur lain adalah melalui jalur jalan memotong Stabat – Simpang
Sidodadi dengan jarak sekitar 95 km dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan. Jalur ini
sebagian jalannya dalam kondisi rusak (13 km) belum beraspal terutama di kawasan
perkebunan. Setiap hari terdapat angkutan umum regular untuk rute Medan – Tangkahan
dari terminal Pinag Baris Medan. Lokasi pemberhentian bus berada di simpang Robert di
Dusun Titi Mangga. Perjalanan ke lokasi Tangkahan dari simpang ini dilanjutkan dengan
mengendarai ojek/sepeda motor. Jalan dari simpang ini ke Tangkahan merupakan jalan
perkebunan dengan kondisi jalan belum beraspal dan masih berupa jalan batu/kerikil.
Terdapat rakit penyeberangan di Sungai Batang Serangan yang menghubungkan ke sarana
penginapan Bamboo River Lodge memiliki 6 kamar double dilengkapi dengan kamar mandi
dengan tarif Rp. 75.000 s/d 100.000 per malam dan Alex’s House yang memiliki 8 kamar
dengan tarif Rp.125.000 s/d Rp. 150.000 per malam, hotel green load 6 kmr Rp.125.000 s/d
150.000 per malam dan homestay dengan tarif Rp. 15.000 s/d 30.000 per malam. Di
masing-masing penginapan terdapat pendopo yang berfungsi juga sebagai ruang
pertemuan dan restoran. Fasilitas lainnya yang tersedia adalah Visitor Centre, papan
interpretasi, jalan trail, camping ground dan warung makan tradisional milik masyarakat
setempat. Pada hari libur banyak dikunjungi wisatawan nusantara/lokal untuk berekreasi
mandi di sungai Batang Serangan dan Sungai Buluh.
Kawasan wisata Tangkahan juga sudah dikenal dan banyak dikunjungi oleh wisatawan
mancanegara yang biasanya sering dibawa oleh pemandu lokal dari Bukit Lawang.
Kawasan ini memiliki tipe ekosistem dataran rendah dan dataran tinggi dengan kondisi
hutan yang masih terjaga kemurniannya. Flora fauna yang terdapat pada kawasan ini
berupa kantong semar, rafflessia, Amorphophalus sp, damar, meranti, mayang, sedangkan
fauna yang terdapat dikawasan ini berupa gajah, orangutan, kera ekor panjang, harimau,
kambing hutan, babi hutan, burung kuau serta lainnya.
Kawasan ini merupakan tempat pertemuan sungai Buluh dan sungai Batang Serangan.
Kondisi air cukup jernih namun pada saat hujan permukaan air sungai akan naik dan air
berubah keruh untuk selanjutnya berangsur-angsur jernih kembali dalam waktu yang tidak
terlalu lama.
Sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian dan perkebunan. Anak-anak
mudanya banyak yang bekerja sebagai guide/pemandu di lokasi wisata ini. Mayoritas suku
Karo dan sebagian lagi adalah suku Jawa serta Melayu.
Potensi wisata berupa pemandian air panas, gua kalong, gua kambing, air terjun dan jalur
trekking dengan berjalan kaki ataupun dengan menaiki Gajah Sumatera. Kegiatan wisata
yang dapat dilakukan berupa berpetualang dan menyingkap rahasia hutan hujan tropis
Sumatra dengan trekking atau menunggangi Gajah Sumatra dengan rute pendek dan rute
panjang sampai ke Bukit Lawang, ikut memandikan Gajah Sumatra, mengarungi jeram
sungai dengan menggunakan ban (tubbing) atau rubber boat, berkemah di areal camping
ground, menyelusuri gua alam, menyegarkan badan dengan mandi di sungai yang jernih,
mengamati atraksi satwa, menyaksikan atraksi budaya lokal dan menikmati kuliner khas
lokal.

• Mengapa Destinasi Wisata Tangkahan termasuk dalam destinasi Ekowisata

Karena Keberadaan Gajah patroli, Orangutan Sumatra liar dan panorama hutan hujan tropis
yang indah di Tangkahan menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata yang digemari oleh
para wisatawan, memiliki luas area ± 17.000 ha yang berada di Desa Namo Sialang
Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis
berada pada 03º05’30” LU dan 098º04’26.8” BT. Tangkahan karena keindahannya terkenal
sebagai surga tersembunyi di Leuser.

Anda mungkin juga menyukai