Kabupaten Bima memiliki potensi wisata yang luar biasa, baik berupa wisata
alam maupun budaya, berada pada banyak titik lokasi destinasi serta tersebar di
seluruh wilayah, juga karena kualitas dan daya tariknya yang sangat unik dan
beragam.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 50 tahun 2012 tentang
daya tarik wisata maka objek tujuan masyarakat dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu
objek wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya. Wisata alam adalah objek
wisata yang disajikan secara alami tanpa ada sentuhan tangan manusia, wisata
buatan adalah wisata yang telah tersentuh atau terdapat campur tangan manusia
sedangkan wisata budaya adalah wisata non alam dan wisata yang disajikan
bersumber dari kebudayaan daerah (lokal) dapat berupa benda dan tak benda.
Beberapa pengertian terkait Kepariwisataan yaitu Pariwisata adalah suatu
proses berpergian seseorang atau sekelompok orang menuju tempat lain
di luar wilayah tempat tinggalnya dalam jangka waktu tertentu dan bersifat
sementara, Daya Tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam budaya dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan lebih wilayah
administrasi yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata sedangkan tujuan wisata
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau atau lebih wilayah
administrasi yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata,
Destinasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah tempat
tujuan atau daerah tujuan wisata. Jadi Destinasi Pariwisata dalam tulisan ini
mengandung maksud merupakan tempat dimana terdapat potensi untuk
pengembangan kegiatan pariwisata yang dilakukan dengan segala kondisi fasilitas
dan atraksi wisata yang ada didalamnya.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 1
2.2 SEBARAN ZONASI OBJEK WISATA
Sebaran titik objek wisata di seluruh wilayah Kab. Bima yang cukup
luas dan beragam, diperlukan pengelompokan zona untuk memudahkan
pembahasan dan kajian pengembangannya ke depn.
Adapun zona – zona pariwisata di Kabupaten Bima dikelompokkan
berdasarkan kedekatan kawasan, yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Kawasan Bentang Tambora, yaitu meliputi Kecamatan Sanggar dan
Tambora;
b. Kawasan Madong Park, yaitu meliputi Kecamatan Madapangga – Bolo –
Donggo – dan Soromandi;
c. Kawasan Teluk Waworada, yaitu meliputi Kecamatan Parado – Monta –
dan Langgudu;
d. Kawasan Metro Lewamori, yaitu meliputi Kecamatan Woha – Belo –
Palibelo – dan Lambitu;
e. Kawasan Salawa, yaitu meliputi Kecamatan Sape – Lambu dan Wawo
f. Kawasan Sangiang Api, yaitu meliputi Kecamatan Wera dan Ambalawi
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 2
2.3 JENIS – JENIS OBJEK WISATA DAN BUDAYA PADA SETIAP KAWASAN
KAWASAN CAKUPAN
No JENIS OBJEK WISATA
DESTINASI KAWASAN
1 Kawasan Kecamatan
Mada Oi Tampuro, Pantai Teluk Sanggar,
Bentang Sanggar dan
Pacuan Kuda Pantai Sandue, Sumur Oi
Tambora TamboraMonca, Pantai Mene Manu’u, Pantai
Piong, Pantai So Tengke, Padang Savana
Sanggar, Kuburan Rade Na’e Sanggar,
Agrowisata Kebun Kopi, Air Terjun Oi
Marai, Air Terjun Oi Panihi, Wisata
Gunung Tambora, Pasanggrahan
Tambora, Situs Peradaban Tambora,
Kampung Hutan Madu, Pantai Labuan
Kananga, Donggo Jara/ Tab’e Na’e
(Vulcano Diluar Kawah), Hutan Cemara.
2 Kawasan Kecamatan Taman Wisata Alam Madapangga, Air
Madong Park Madapangga- Terjun Oi Taba, Gua Dae Jena, Situs Bekas
Bolo-Donggo Candi, Uma Ncuhi, Wadu Genda, Makam
dan Soromandi Kuno Manuru Nggembe, Uma Ncuhi
(Rumah Adat Mbawa), Pesanggrahan
Donggo, Tapak Kaki Gajah Mada, Uma
Ncuhi Padende, Wadu Tunti, So Noti
(Tanjung Noti), Benteng Asa Kota, Wadu
Pa’a.
3 Kawasan Teluk Kecamatan Pantai Wane, Pantai Woro, Pantai Tanawu
Waworada Parado, Monta – Tolomoro, Pantai Lere, Situs Wadu
dan Langgudu Wawi, Hutan Wisata Kaleli, Pantai Rontu,
Kalate Ndira, Air Terjun Oi Sariwu Tuda
Ncua, Bendungan Pela Parado, Teluk
Waworada, Masjid Kamina, Pantai Temba
Ruma, Pantai Wadu Baba Sambane, Nisa
(Pulau), Air Terjun Oi Kalo, Air Terjun
Kalemba, Pantai Tamandaka.
4 Kawasan Metro Kecamatan Air Terjun Kalate Mbaju, Tugu Pelopor
Lewamori Woha, Belo dan Pancasila, Bombo Ncera, Monumen
PaliBelo dan Perang Ngali, Embung Roka, Pacuan
Lambitu Kuda, Pantai Kalaki, Taman Makam
Pahlawan, Bombo Ntonggu, Bombo Roi,
Sumber Mata Air Kuta, Puncak Duwe
Kasipahu, Air Terjun Kaowa, Air Terjun
Teta, Kampung Adat Sambori
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 3
5 Kawasan Salawa Kecamatan Pantai Matamboko, Pantai Torowamba,
(Sape-Lambu- Sape, Lambu Pantai Lamere, Kawasan Bajo Pulau,
Wawo) dan Wawo Pantai Santigi, Telaga Ana Fari/ Telaga
Bidadari, Pulau Gilibanta, Bukit, Telaga
dan Spot Pantai Naga Nuri, Wadu Sura
dan Supah Parapi, Situs Wadu Kopa Koka,
Tabe Bangkolo, Air Terjun Jo Rato, Pantai
Papa Lambu, Pulau Kelapa, Bendungan
Sumi – Diwu Moro, Pantai Lawoli, Temba
Romba, Pantai Lariti (Nisa Lampa Jara),
Pantai Toro Mbala/ Pantai Pink, Toro
Maria, Pantai Pasir Terbang (Sarae
Mangemo), Air Terjun Sori Kuwu, Pantai
Nanga Kala, Pantai So Dau,
Pasanggrahan Oi Wobo Wawo, Puncak
Doro Maria, Puncak Gunung Sambore/
Palu, Uma Lengge Maria Wawo, Makam
Prajurit La Jala, Situs So Jalamba, Air
Terjun Tarlawi, Air Terjun Riamau, Air
Terjun Sambu, Panorama Ina Hami.
6 Kawasan Kecamatan Karombo Wera, Gunung Sangiang, Pulau
Sangiang Api Wera dan Ular, Air Terjun Oi Nca, Pantai Oi Fanda,
Ambalawi Pantai Nanga Raba, Pantai Mawu, Pantai
Pasir Putih, Pantai Diwu Mawu, Air Terjun
Talapiti, Panorama Bukit Ncai Kapenta.
Secara umum, destinasi wisata yang akan dipaparkan dalam tulisan ini terdiri
dari objek wisata alam dan wisata budaya. Untuk mendapatkan potret destinasi yang
sangat banyak dan terpencar tersebut, maka dalam dokumen profil ini akan dibahas
secara rinci objek wisata di Kabupaten Bima dan dikelompokkan berdasarkan Lokasi
Kecamatan sebagai berikut :
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 4
A. KAWASAN BENTANG TAMBORA
2.3.1 Kecamatan Sanggar
Objek yang popular sebagai tempat wisata di Kecamatan Sanggar cukup
beragam, antara lain sebagai berikut :
1) Taman Wisata Oi Tampuro
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 5
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 7
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 8
rusa pasca panen di kerajaan Sanggar. Rusa-rusa dijebak dalam jebakan khusus yang
disebut Parangga dan yang lolos diarahkan ke laut untuk ditangkap dan langsung
disembelih.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 9
Desa setempat dan penduduk sekitar dapat mengantarkan para tamu menuju
makam Kuburan Rade Na’e
.
Godo Ruma adalah salah satu situs sejarah yang berada di Desa Boro
Kecamatan Sanggar, Istilah Godo Ruma dalam Bahasa Kore ( Godo berarti,
Banyak, Besar, Ruma berarti Raja, jadi Godo Ruma diartikan sebagai tempat
penimbunan harta kekayaan raja)
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 10
Pada situs tersebut ditemukan kerangka manusia. Setelah dilakukan
analisis secara stratigrafi, usianya diperkirakan sekitar 342 tahun. Di sekitar
kerangka tersebut, tim menemukan berbagai jenis benda seperti guci,
mangkuk, piring, gelang, kalung emas, gerabah, keramik dan berbagai
jenis benda lainnya.
Salah satu informasi kesejarahan yang diperoleh dari benda temuan
tersebut adalah adanya hubungan perdagangan antara Kerajaan Sanggar
dengan kerajaan lainnya di Nusantara bahkan dengan kerajaan-kerajaan di
asia Timur, sebab benda- benda tersebut teridentifikasi berasal dari Cina
selain produk lokal. Hubungan antara kerajaan hanya terjadi apabila
kerajaan-kerajaan tersebut memiliki kedaulatan. Demikian halnya dengan
Kerajaan Sanggar yang memiliki kedaulatan, sejajar dengan kerajaan
lainnya di Pulau Sumbawa.
Selain informasi kesejarahan, benda-benda tersebut memiliki nilai
budaya, karena memberikan informasi tentang kebudayaan masyarakat
Sanggar pada masa lalu, yang menunjukkan bahwa masyarakat Sanggar
pada masa itu telah memiliki peradaban yang tinggi oleh karena itu nilai
kebudayaan masyarakat Sanggar hendaknya tidak diperjual belikan karena
merupakan asset budaya yang dapat dijadikan sumber motivasi dan
inspirasi terutama bagi generasi muda Sanggar dalam membangun
kemajuan Sanggar di masa yang akan datang.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 11
tumbuhnya semak belukar dan hutan lebat yang menutupi kawasan
Tambora.
Kebun Kopi
Kopi Redstone
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 13
Sori Oi Marai selebar 30 Meter memiliki debit air yang sangat besar
serta terdapat 7 (tujuh) tingkat air terjun yang indah.
Air Terjun Oi Panihi Tk. Ketiga Air Terjun Oi Panihi Tk. Kedua Air Terjun Oi Panihi Tk. Pertama
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 14
4) Wisata Gunung Tambora
5) Pesanggrahan Tambora
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 16
6) Situs Peradaban Tambora
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 17
permukiman penduduk ini sudah maju karena dari beberapa artefak yang
ada ditemukan alat tenun, hasil bumi, lesung, alat berburu, alat pertanian dll
Gambar : Pohon owo, Pohon yang diduga usianya lebih dari seratus tahun ini menjadi
tempat bersarang lebah-lebah madu.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 18
mengalami penurunan Hal ini disebabkan karena adanya pembukaan hutan,
dan berkurangnya tumbuhan penghasil bunga.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 19
9). Donggo Jara/Ta’be Nae (Vulcano Diluar Kawah)
Doro Jara Ta’be Na’e begitu biasa disebut oleh penduduk yang biasa
mencari madu, merupakan anak gunung Tambora yang terletak di
Kecamatan Tambora, Disuguhi indah dan megahnya pemandangan anak
gunung Tambora ini menambah decak kagum pengunjung yang melewati
lokasi ini baik yang ingin mendaki gunung Tambora atau yang akan menuju
destinasi wisata lainnya di Kecamatan Tambora.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 20
10). Hutan Cemara
Sumber : http://wisata-alam.kampung-media.com
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 22
B. KAWASAN MADONG PARK (MADAPANGGA – DONGGO)
2.3.3. Kecamatan Madapangga
Objek wisata di Kecamatan Madapangga cukup beragam dan didominasi
wisata alam antara lain sebagai berikut :
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 23
2) Air Terjun Oi Taba
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 24
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 25
Situs Bekas Candi berada di desa Monggo yang berjarak 2 km dari
pusat Ibukota Kecamatan, yang menawarkan wisata budaya dengan
bentangan alam pedesaan yang terhampar luas. Saat mengunjungi situs
tersebut kita akan melewati pedesaan khas Bima, konon situs bekas candi ini
sebagai sajian wisata budaya peninggalan kerajaan majapahit. Akses menuju
ke dalam situs masih dalam kondisi yang kurang baik.
2) Wadu Genda
Wadu Genda berada di Desa Tambe yang berjarak 12 km dari pusat
Ibukota Kecamatan dengan jenis wisata yang disajikan adalah wisata budaya,
yang menampilkan peninggalan budaya berupa batu yang berbetuk seperti
gendang, batu ini diyakini merupakan peninggalan kesultanan Bima. Saat
mengunjungi wisata ini maka kita akan disajikan pemandangan berupa
bentangan sawah dan pegunungan hijau yang sangat indah. akses menuju
objek wisata masih jalan tanah serta masih kurangnya fasilitas pendukung
seperti instalasi listrik dan air bersih sementara jaringan telekomunikasi sudah
lengkap dan memadai.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 26
2.3.5. Kecamatan Donggo
Objek wisata di Kecamatan Donggo tersebar pada beberapa Desa
yaitu sebagai berikut :
1) Uma Ncuhi (Rumah Adat) desa Mbawa
2) Pesanggrahan Donggo
Kondisi fisik pesanggrahan ini masih cukup kokoh namun kurang terawat dengan
baik.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 27
Sumber : Hasil Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 28
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 29
Ncuhi menempati Strata tertinggi sebagai pimpinan komunitas dan
menempati rumah yang khusus yang sekarang dikenal sebagai Uma Ncuhi.
5) Wadu Tunti
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 30
2.3.6. Kecamatan Soromandi
Lokasi persebaran objek wisata yang ada di Kecamatan Soromandi
adalah sebagai berikut :
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 31
kanannya diapit oleh dua teluk, dan memiliki pantai yang indah. Posisi yang
cukup strategis untuk dikunjungi. Jika dari Kota Bima bisa ditempuh melalui
jalur laut dan darat, hanya menghabiskan waktu 20 menit dari pelabuhan
Bima menggunakan perahu motor.
3) Wadu Pa’a
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 33
Gambar 2. 33 Peta Objek Wisata di Zona Kawasan Madong Park
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 34
C. KAWASAN TELUK WAWORADA
1) Pantai Wane
Pantai Wane terletak di Desa Parado Wane Kecamatan Parado, untuk
menuju pantai wane dapat menempuh perjalanan lebih kurang 1,5 Jam dari
Bandara Sultan M. Salahuddin menggunakan Kendaraan roda empat
ataupun roda dua.
Infrastruktur jalan menuju pantai ini kurang nyaman karena belum
diaspal, meskipun demikian pesona pantai Wane tidak akan pernah
terlupakan oleh pengunjung. Pantai wane terdiri dari 2 bagian yaitu bagian
utara dan selatan yang sama sama memiliki pesona yang indah, yaitu pasir
putih yang halus dan deburan ombak yang menyapu batuan karang dipinggir
pantai menghasilkan suara gemuruh yang menyatu dengan alam menambah
keindahan pesona pantai ini.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 35
disewakan sehingga pengunjung bisa dengan leluasa menikmati keindahan
pantai wane hingga sepuasnya.
2) Pantai Woro
Pantai Woro terletak di Dusun Woro Desa Parado Wane Kecamatan
Parado, Untuk menuju lokasi ini pengunjung harus bersiap dengan stamina
yang baik meski sudah ada pembukaan jalan namun Karena kondisi jalan
belum di aspal dan masih berbatu, meski demikian ketika sudah sampai di
Pantai Woro segala kesulitan yang dilalui akan terbayarkan oleh pesona
keindahan pantai Woro yang masih satu garis pantai dengan Pantai Wane.
Pantai Woro dengan bentangan pasir putih yang bersih, lautan yang
jernih dan dengan keunikan lainnya seperti pasirnya yang putih bersih,
dipinggir pantai juga terdapat susunan batu karang sehingga menjadikan
pantai ini semakin indah.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 36
Kec. Parado sampai Pantai Lakey Kec. Huu Kab. Dompu ditemani oleh
Ombak Pantai Selatan Bima yang berhadapan langsung dengan
Samudera Indonesia.
Pantai Tanawu-Tolomoro, pantai yang memanjakan mata setiap orang
melihatnya, Pantai yang diisi dengan berbagai biota laut mulai dari yang
berukuran raksasa sampai yang berukuran kecil seperti Ikan Paus, Hiu,
Pari, Ikan Tuna, Ikan Tongkol, dan ratusan species ikan lainya dengan
berbagai ukuran dan jenis berbeda. disamping itu, karena terumbu karang
yang terjaga dengan baik, hidup juga berbagai jenis kerang dan rumput
laut.
Bagi yang hobi rekreasi dengan memancing dan berburu di alam
bebas gugusan gunung dan hamparan pantai Tanawu-Tolomoro adalah
tempat yang tepat untuk dikunjungi, namun bagi wisatawan yang hendak
berencana ke sini hendaknya tetap mempersiapkan stamina dengan baik
karena kondisi jalan yang dilalui masih terbilang ekstrim atau belum
dilakukan perbaikan.
4) Pantai Lere
Pantai Lere termasuk dalam kategori wisata alam dengan daya tarik
yang disajikan berupa hamparan pasir pantai yang berada di Desa Kuta
Kecamatan Parado, setiap hari libur Pantai ini seringkali dikunjungi oleh
wisatawan baik dari warga sekitar maupun yang datang dari luar kota.
Potensi yang ditawarkanpun sangat banyak mulai dari keberagaman ikan
dan biota laut lainnya sehingga menjadikan tempat ini sebagai lokasi yang
perlu dikunjungi, meski kondisi akses jalan masih harus dibenahi, sementara
fasilitas seperti telekomunikasi sudah terlayani dengan baik.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 37
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
5) Wadu Wawi
Situs Wadu Wawi termasuk dalam kategori situs Budaya karena
merupakan peninggalan sejarah yang diduga mirip dengan archa Ganesha
yang juga dikategorikan dalam arca nandi (sapi) yang dikenal sebagai
kendaraan Dewa siwa dan dinyatakan sebagai kuburan yang terbuat dari
jenis batuan kapur dengan ukuran panjang 82 cm, lebar 29 cm, tinggi 36 cm
dengan tinggi lapik 44 cm. Fasilitas pendukung yang tersedia belum ada
karena letak situs ini berada ditengah hutan.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 38
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
1) Pantai Rontu
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 40
sekitar menikmati keindahan panorama pantai ini padahal lokasi pantai
rontu cukup jauh dari pusat kota, terkadang banyak juga turis
mencanegara yang mendatangi pantai ini untuk berselancar.
2) Kalate Ndira
Salah satu tempat wisata yang layak untuk dijadikan tujuan wisata
yaitu Kalate Ndira. Medan jalan yang masih tergolong berat, untuk
mencapai lokasi ini pengunjung harus menempuh perjalanan panjang yang
cukup menantang dengan kondisi jalan banyak berlubang.
Kalate Ndira adalah sebuah wisata sungai sekaligus air terjun dengan
ketinggian ± 10 m, tepat di bawah air terjun terdapat sebuah kolam alami
dengan kondisi air yang cukup jernih. Daya tarik dari tempat wisata ini
adalah kolam alaminya yang bisa dijadikan tempat untuk berenang dan
kondisi alam disekitarnya yang begitu alami. Pohon – pohon beraneka
ragam, bebatuan sungai yang kokoh.
Berdasarkan cerita dari masyarakat, Kalate berarti batu besar
sedangkan Ndira berarti rata sehingga jika digabungkan Kalate Ndira
memiliki makna batu besar yang berbentuk rata. Ditempat ini memang
terdapat batu – batu besar yang berada disepanjang aliran sungai,
dibeberapa kolam alami yang terdapat di tempat ini juga dikelilingi oleh
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 41
bebatuan besar yang seakan tersusun rapi sebagai dinding dari kolam
alami tersebut.
Untuk mencapai lokasi ini baiknya menggunakan kendaraan roda dua,
dari Desa Sie pengunjung harus bergegas ke Dusun Diha, sesampainya di
sana sebaiknya kendaraan yang digunakan agar dititip pada rumah warga,
untuk perjalanan selanjutnya pengunjung harus mulai dengan berjalan kaki
beberapa menit pengunjung sudah sampai di tujuan wisata Kalate Ndira.
Gemuruh aliran sungai beserta alam kalate Ndira akan segera menyambut
pengunjung, kelelahan dalam perjalanan akan terbayarkan dengan
panorama alam di Kalate Ndira.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 42
pertama. Dari air terjun kedua ini diatasnya kira-kira 4 meter pengunjung
akan menjumpai air terjun mini.
Setelah melanjutkan perjalanan untuk mencapai puncak, tiba di atas air
terjun terakhir view pemandangan yang sangat indah akan semakin
mengobati lelah pengunjung. Sejuknya udara pegunungan di atas akan
membuat perjalanan petualangan alam ke Oi Sariwu Tuda Ncua sangat
berkesan
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 44
2.3.9 Kecamatan Langgudu
Objek wisata serta persebaran lokasi objek wisata pada Kecamatan
Langgudu adalah sebagai berikut :
1) Teluk Waworada
2) Masjid Kamina
Mesjid Kamina konon merupakan mesjid tertua dan pertama di Bima
sebagai tempat ibadah Sultan Abdul Kahir I, masjid ini terletak di Desa
Kalodu Kecamatan Langgudu, dapat dijangkau dalam waktu 30 menit
menggunakan kendaraan roda dua dari ibukota kecamatan , akses menuju
kesana melewati jalur yang berkelok-kelok namun terbayarkan dengan
sajian pemandangan bentangan pegunungan yang asri dan hawa yang
sejuk.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 45
Trap/ Tangga Menuju Masjid Kamina
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 46
4)
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 47
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
5) Nisa (Pulau)
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 49
menjadikan lokasi wisata ini khusus diperuntukan bagi wisatawan dengan jiwa
petualang. Meski demikian Air terjun ini sangat indah dengan letaknya di
dalam hutan, air terjun ini masih alami dengan tebing susunan batu granit
yang berwarna kemerah-merahan.
7) Air Terjun Kalemba
8) Pantai Tamandaka
Pantai tamandaka terletak jauh di ujung selatan Bima menghadap laut
Selatan. Untuk mencapai pantai ini pengunjung harus melewati separuh
perjalanan yang masih tanah dan berbatu, meski jalan yang dilewati berkelok
– kelok namun pengunjung akan terus dimanjakan oleh potongan – potongan
lukisan alam sepanjang perjalanan. Di pantai tamandaka ada surga yang
tersembunyi, pantai dengan hamparan pasir yang putih bersih, membentang
sangat luas. kontras dengan air yang berwarna biru jernih, berpadu dengan
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 50
langit yang juga sama birunya. Penduduk sekitar memanfaatkannya dengan
sangat baik seperti tanaman rumput laut, penduduk setempat menyebutnya
goseng, goseng di jual keluar daerah sebagai bahan baku pupuk dan menjadi
salah satu sumber pendapatan penduduk setempat disamping potensi
perikanan tangkap.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 53
2.3.11 Kecamatan Belo
Objek wisata di Kecamatan Belo antara lain yaitu sebagai berikut :
1) Bombo Ncera
Bombo Ncera berada di Desa Ncera dengan jarak 4 km dari pusat kota
Woha, masuk dalam kategori wisata alam dengan air terjun yang indah
dengan debit air sepanjang tahun. Bombo Ncera mempunyai beberapa air
terjun yang ketinggiannya mencapai sekitar 5 Meter, selain itu terdapat
beberapa kolam renang alami yang berdinding batu alam dan tebing , nama
kolam – kolam tersebut adalah bombo To’I (Bombo Kecil), yaitu tempat
mandi anak – anak, Bombo Woha (Bombo Tengah) tempat mandi para
muda mudi yang belum mahir berenang, karena kolam ini hanya sebahu
orang dewasa, kemudian Bombo Na’e (Bombo Besar) tempat mandi orang –
orang yang sudah mahir berenang.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 54
2) Monumen Perang Ngali
3) Embung Roka
Embung Roka merupakan Embung yang pertama kali di bangun di
pulau Sumbawa, Embung Roka yang terletak di desa Roka kecamatan
Palibelo ini sering di kunjungi para wisatawan untuk menikmati alam
pegunungan dan kolam air yang sejuk.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 55
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
2) Pantai Kalaki
Pantai Kalaki adalah salah satu objek wisata pantai yang berada di
kawasan teluk Bima dan sangat dekat dengan Bandara ± 5 menit, memiliki
keanekaragaman daya tarik antara lain pantai pasir putih, perairan laut yang
tenang, panorama alam pegunungan sekeliling, yang mendukung
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 57
keberadaan objek wisata tersebut. Pantai Kalaki relevan sebagai lokasi
ajang berbagai kegiatan kepariwisataan Kabupaten Bima, seperti lomba
perahu dayung, lomba renang dan aneka ragam hiburan laut bagi wisata
sepeda air, perahu pisang (banana boat), jetsky, selancar angin dan lain –
lainnya.
RTH Kalaki
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
Pantai kalaki juga memiliki tempat wisata buatan yaitu adanya Ruang
Terbuka Hijau (RTH). Sarana pariwisata ini sangat cocok untuk kegiatan
wisata edukasi. Ruang Terbuka Hijau (RTH) ini juga memiliki fasilitas dan
bangunan yang mengedapankan bangunan Tradisional Mbojo (Bima) dan
memiliki sarana hiburan seperti kolam renang, joging treek, volly pantai dan
fasilitas yang lainnya.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 58
3) Taman Makam Pahlawan
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 59
abadi yang berisi nama pahlawan yang saat ini berisi sekitar 37 makam
pahlawan.
Untuk menuju lokasi ini sangatlah mudah karena tidak jauh dari
Bandara Sultan M. Salahuddin hanya lebih kurang 300 M dari Bandara
pengunjung sudah bisa mencapai tempat ini.
4) Bombo Ntonggu
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 60
motor maupun roda empat. Sekitar 1 kilometer dari desa menuju area parkir
yang telah disediakan oleh pemuda setempat.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 61
2.13 Kecamatan Lambitu
Di Kecamatan Lambitu terdapat beberapa objek wisata yaitu sebagai
berikut :
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 63
Air Terjun Yang berada di Desa Kaowa ini adalah salah satu air terjun
terbaik yang dimiliki oleh Kabupaten Bima, Jarak dari pusat kecamatan
kurang lebih 5 km, air terjun ini memiliki debit air cukup banyak yang mengalir
sepanjang tahun, akses jalan menuju air terjun kaowa masih belum memadai
karena masih melewati hutan rakyat dengan tebing yang terbentang
sepanjang jalan menuju ke sana, fasilitas penunjang seperti penerangan
belum maksimal, karena biasanya jalur menuju ke air terjun biasa ditempuh
pada siang hari.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 64
Air terjun Teta Berada tepat di Desa Teta Kecamatan Lambitu, air
terjun dengan ketinggian ± 8 m, air yang jernih dan sejuk khas air
pegunungan, dari Desa Teta pengunjung hanya bisa berjalan kaki dengan
waktu tempuh ± 2 Jam sampai di lokasi, bagi yang ingin lebih cepat bisa
juga menggunakan motor trail karena kondisi akses jalan masih berupa
jalan setapak. Sepanjang perjalanan pengunjung disuguhi pemandangan
Desa yang asri dan melewati perkebunan masyarakat setempat. Air terjun ini
cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar
kota.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 66
E. KAWASAN SALAWA (SAPE – LAMBU – WAWO)
2) Pantai Torowamba
Merupakan salah satu pantai dengan panjang lebih kurang 1 (satu)
km. Pantai Torowamba berbeda dengan pantai-pantai lain, pantai ini unik
dengan pasir yang berwarna kemerah-merahan dan halus. Air laut yang
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 67
tenang dan jernih dengan sebaran terumbu karang yang masih terjaga
dengan baik menjadi daya tarik tersendiri. Waktu tempuh menuju pantai
Torowamba kurang lebih 1,5 jam dari pelabuhan sape menggunakan perahu
atau speedboat. Yang terletak di desa Poja Kecamatan Sape, namun Pantai
torowamba belum memiliki akses jalan yang memadai serta masih kurangnya
jumlah fasilitas pendukung seperti jaringan air bersih serta instalasi
penerangan.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 68
3) Pantai Lamere
Merupakan bentangan pantai dangan pemandangan alam yang sangat
indah dan termasuk dalam kategori wisata alam dengan daya Tarik
pemandangan pantai yang disajikan berupa hamparan pasir putih. Pantai
lamere ini terletak di Desa Lamere sekitar 2 km dari Ibukota Kecamatan
Sape.
Di sisi timur desa ini membentang pantai indah yang diapit oleh dua tanjung
yaitu Toro Si’i dan Toro Mata Mboko. Mata pencaharian warga desa ini
adalah melaut dan pembuat perahu, Dermaga Lamere sangat potensial untuk
dijadikan objek wisata kuliner dan wisata perahu mejelajahi selat Sape dan
sekitarnya.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 69
terdapat 3 (tiga) dusun, yaitu; dusun pasir putih, dusun bajo pulo tengah, dan
dusun bajo pulo barat. Pada dusun pasir Putih terdapat hamparan pasir putih
nan cantik yang membentang sepanjang 1 km dengan lebar hamparan pasir
dari bibir pantai ke air laut mencapai 10 m.
Sumber : Panggita
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 70
5) Pantai Santigi
Sumber : Panggita
Sumber : Panggita
Pada sisi timur pulau terdapat Pantai Santigi yang merupakan pantai
berpasir putih dengan hamparan laut lepas di depannya. Pada lokasi ini juga
terdapat ekosistem yang unik, yaitu kawasan yang dipenuhi oleh monyet liar.
Monyet ini mencari makan dengan menangakp kerang dan ikan kecil yang
terperangkap di karang-karang pada saat air laut surut. Hal ini menjadi
pemandangan yang sangat unik pada sepanjang pantai Santigi ini. Pantai
santigi masuk dalam jenis destinasi wisata alam dengan multi pemandangan
yang disajikan sangat beragam, mulai dari karang laut serta pepohonan yang
menakjubkan.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 71
6) Telaga Ana Fari
Sarang burung walet dan telaga telaga Ana Fari yang berada pada goa
Karombo Sobu di tengah-tengah pulau, merupakan objek wisata yang
menarik dan menantang bagi para peminat olah raga panjat tebing pada batu-
batu terjal. biasanya telaga indah tersebut dipakai untuk berenang para
wisatawan, jika bisa dikatakan bahwa telaga tersebut dapat digunakan
berbagai aktivitas untuk wisata air, dengan pemandangan dan bentangan air
laut yang indah. Untuk menuju telaga ana fari masih menggunakan perahu
mesin masyarakat, saat ini kawasan itu telah dikelola baik oleh perusahaan
yang memanfaatkan burung walet sebagai usaha.
Sumber : Panggita
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 72
7) Pulau Gilibanta
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 73
karang yang terhampar luas yang bisa dinikmati dengan bebas dari atas
boat sehingga tempat ini pun cocok bagi yang hobi snorkling ...
Pulau kecil ini jarang ditumbuhi pepohonan, hampir 80% merupakan
dataran dan perbukitan savana yang ditumbuhi ilalang. Sejauh mata
memandang, keindahan savana nya sangatlah memanjakan mata, dan begitu
menggoda untuk terus berlama-lama berada di sini, apalagi jika berada di
ketinggian terutama di puncak tertingginya.
Pulau ini telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Laut daerah
(KKLD) Kabupaten Bima berdasarkan SK Bupati Bima, Nomor 08 Tahun
2005, tanggal 2 Januari 2005. Pulau gilibanta salah satu pulau terluar dan
pulau – pulau kecil dalam peruntukan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bima (RTRW), dalam pengembangan kawasan ini diharapkan
mampu menjadi objek singgah wisata sebelum ke Pulau Komodo.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 75
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 76
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 77
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 78
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 79
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
2) Pulau Kelapa
Pulau Kelapa merupakan sebuah pulau yang berada di ujung timur
wilayah Kabupaten Bima tepatnya berada di selat Sape, dengan luas wilayah
5.850 Ha. Pulau ini terdiri dari perbukitan yang ditumbuhi rerumputan,
sehingga pulau ini sebagian besarnya merupakan padang savana.
Mengunjungi pulaui ini serasa berada di Raja Ampat Papua, karena
disuguhkan dengan deretan pulau-pulau karang kecil yang saling berjejer.
Sejauh mata memandang, hamparan laut biru dengan terumbu karang yang
masih terjaga, juga sebaran pulau-pulau kecil dapat menambah nilai jual dari
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 80
pulau ini. Masyarakat menyebut pulau ini dengan pulau So lampu, karena
disini terdapat sebuah mercusuar dan sebuah menara lampu pandu kapal.
Disini juga terdapat sebuah bunker yang dibuat oleh belanda. Untuk
mencapai pulau ini harus dengan naik boat, berangkat dari pelabuhan Sape
akan tiba di sana sekitar 1 jam perjalanan. Pada pulau ini telah ada fasilitas
penginapan sederhana gaya tradisional yang disewakan oleh pengelolanya,
meski demikian fasilitas pendukung seperti listrik dan air bersih belum
terlayani dengan baik.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 81
kawasan wisata potensial, karena terdapat hamparan air bendungan seperti
lautan utk wisata air dan budidaya perikanan, di sekitarnya ada bukit hijau
dengan satwa endemik dan burung Keto Wolo merupakan burung yang
masuk dalam kategori satwa langka, sehingga merupaka kawasan wisata
Forestry yang menarik. Untuk mencapai lokasi Diwu Moro dapat
menggunakan kendaraan melewati jalan beraspal yang sudah mulus, cukup
25 menit dari Desa Rato. Disekitar kawasan diwu moro ini belum terdapat
fasilitas pendukung parawisata.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 82
4) Pantai Lawoli
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 83
Sumber : Dokuentasi Pemerhati Wisata
5) Temba Romba
Temba Romba adalah sebuah situs purba peninggalan para mubalig
yang dulu melakukan syiar Islam di tanah Bima. Temba yang berarti sumur
dan romba berarti kuningan. Sampai saat ini air sumur ini tidak pernah kering
meski musim kemarau panjang. Temba Romba dulu merupakan wadah syiar
Islam pada abad ke 15. Temba Romba berada di Desa Sumi Kecamatan
Lambu usianya diperkirakan lebih dari 4 Abad. Sumur ini merupakan
rangkaian yang tidak terpisahkan dari proses Islamisasi di tanah Bima yang
berawal dari tanah Sape dan Lambu.
Pada Kawasan Temba Romba ini sering dilaksanakan do’a dana
dengan memotong “ Sahe Bulangkalu “ (Kerbau belang) untuk do’a mohon
keselamatan dan rejeki yang dihadiri oleh masyarakat ramai, do’a dipimpin
oleh Lebe Na’e Sumi dan dipayungi dengan Paju Monca dan juga ada acara
peragaan silat yang diiringi “ Genda ra No”
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 84
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 85
lebih nyaman. Di belakang Nisa/ Pulau merupakan areal yang indah untuk
snorkeling karena hamparan terumbu karang yang masih terjaga.
Sumber : Panggita
9) Toro Maria
Toro Maria atau biasa disebut dengan Tanjung Meriam memiliki
pemandangan yang berbeda dengan lainnya yakni terdapat bukit yang
dipenuhi oleh bebatuan heksagonal (Columner Joint). Columner Joint yang
seragam dengan bentuk segi enam ini terbentuk secara alami.
Untuk menuju ke tempat ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam
perjalanan dengan menyewa perahu dari pelabuhan Sape, sepanjang
perjalanan pengunjung akan dimanjakan oleh pesona alam yang sangat
indah, ditempat ini pengunjung bisa bisa melakukan aktifitas renang dan
snorkeling karena airlautnya yang jernih, juga terdapat terumbu karang yang
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 87
memiliki warna yang indah dan tumbuh subur. Lokasi Toro Maria ini satu jalur
dan berdekatan dengan pantai pink.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 88
Sumber : Panggita
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 89
11) Air Terjun Sori Kuwu
Air terjun ini memiliki daya tarik yang luar biasa bagi para Wisata Lokal,
pada musim hujan debit air sangat besar dan yang terus mengalir dibutuhkan
oleh warga setempat untuk irigasi pertanian, selain airnya yang sangat jernih,
juga kawasannya yang sangat sejuk dan jauh dari pencemaran air, serta
pemandangan alam pegungungan yang sangat menakjudkan dan bisa
menghilangkan rasa jenuh dihati, kawasan yang unik ini terletak 1 KM dari
pemukiman warga Desa Simpasai
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 90
infrastruktur seperti jaringan jalan, listrik dan air bersih belum terlayani
dengan baik.
Pada sisi dalam dari alur pantai Nanga Kala ini juga terdapat air terjun
yang berasadaripegunungandisekitar pantai, serta terdapat terumbu karang
yang masih asri dan habitat ikan yang beragam.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 91
Dau yang ada di Kabupaten Bima ini, pengunjung akan terpukau dengan
garis pantai yang panjang, pasirnya yang putih bersih serta air lautnya yang
jernih dan jika masuk lebih dalam lagi tepat di sisi dekat tebing akan banyak
ditemui terumbu karang yang masih asri terjaga. Uniknya pantai ini adalah
area terumbu karang dan pasirnya terpisah. Juga terdapat bebatuan
karang, sehingga buat yang suka snorkeling dan bermain-main dengan ikan
sangat cocok disini.
Meskipun pantai ini tersembunyi karena akses jalan belum diaspal,
namun daya tarik pantai So Dau dengan kebersihan dan jauh dari
pemukiman menyebabkan pantai ini selalu dikunjungi wisatawan, sebagai
pilihan tempat yang tepat untuk berlibur bersama keluarga.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 92
2.3.16 Kecamatan Wawo
Di Kecamatan Wawo terdapat beberapa objek Pariwisata yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 93
2) Puncak Doro Maria
Puncak Doro Maria merupakan salah satu jenis wisata alam yang
terletak di Kecamatan Wawo, setelah mencapai puncak ini wisatawan dapat
melihat panorama keindahan panorama alam di atas bukit ini.
Untuk menuju Puncak Doro Maria ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki
kurang lebih 2 (Dua) jam perjalanan dari pusat ibu kota kecamatan wawo
yang melewati jalan arteri penghubung Kota Bima dan Kabupaten Bima di
wilayah timur .
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 94
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 95
Uma lengge terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama dipergunakan untuk
menerima tamu dan kegiatan upacara adat, lantai kedua berfungsi sebagai
tempat tidur sekaligus dapur, sementara itu lantai ketiga digunakan untuk
menyimpan bahan makanan, seperti padi dan lain-lain.
Seiring perubahan zaman dimana masyarakat lebih memilih tinggal
di rumah yang lebih luas dan nyaman maka keberadaan uma lengge ini
sudah semakin terkikis dan tertinggal. Fungsinyapun sudah dialihkan
sebagai lumbung padi dan terpisah dari rumah penduduk. Seperti halnya
uma lengge yang ada di Desa Maria Kecamatan Wawo, uma lengge sudah
ditempatkan dan dikelompokkan terpisah dari areal rumah penduduk.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 96
Bima “ Uma Lengge “, juga terdapat acara festival Uma Lengge yang
dilaksanakan pada bulan November setiap tahun.
6) Situs So Jalamba
So Jalamba/So Kaliwu merupakan sebuah wilayah di dataran tinggi
Kecamatan Wawo. Pada situs ini terdapat sebaran sarkofagus (kuburan batu)
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 97
atau dalam bahasa Bima disebut Wadu Nocu. Sarkofagus merupakan salah satu
peninggalan zaman megalitikum yang berfungsi sebagai keranda dari batu besar
berbentuk lesung atau palung dengan tutupan yang diukir diatasnya.
Mengunjungi situs merupakan pilihan lain bagi wisatawan untuk berlibur selain
menambah wawasan sejarah juga sangat bagus sebagai pilihan wisata edukasi
baik pagi para peneliti maupun pelajar yang melakukan study penelitian lainnya.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 98
dari kabupaten Dompu. Air terjun tarlawi layak menjadi destinasi wisata yang
pertama dikunjungi karena kejernihan air, kesejukan dan keunikannya.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 99
Riamau kea rah Kota Bima menawarkan view yang menarik membentang
sampai teluk Bima dan doro Salunga Donggo.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 100
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 101
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 102
F. KAWASAN SANGIANG API
Lokasi persebaran objek wisata yang ada di Kecamatan Wera adalah sebagai
berikut :
1) Karombo Wera
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 103
mitos belaka.10 meter dari pintu keluar gua pengujung akan sampai di tepi
pantai dengan air yang jernih dihiasi terumbu karang.
2) Gunung Sangiang
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 104
Gunung Sangiang berada di sebelah timur laut pulau Sumbawa
yang terpisah membentuk pulaunya sendiri bernama pulau sangiang.
Secara administratif berada dalam wilayah Desa Sangiang, Kecamatan
Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Berbatasan langsung
dengan laut sape di sebelah timurnya sedangkan sebelah barat
berbatasan langsung dengan kabupaten dompu. Sebelah utara berbatasan
dengan laut flores dan sebelah selatannya berbatasan dengan laut
Indonesia.
3) Pulau Ular
Pulau yang tiada duanya ini terletak dekat dengan daratan, lebih
kurang 400 -500 m. Pulau Ular demikian Orang Bima menyebutnya,
karena pulau ini hanya dihuni oleh sekelompok ular-ular jinak yang tidak
mengganggu penduduk. Yang menarik sebenarnya bukan sekedar
banyaknya ular di pulau seluas 500 m2 ini, tetapi lebih karena ular-ular ini
berbeda dengan umumnya, ular-ular ini mencari makanan di dalam laut
dan beristirahat di atas pulau diantara celah celah bebatuan, atau
bergelantungan pada tebing-tebing terjal, maka menambah daya tarik
pulau ini.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 105
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 106
Masyarakat setempat ada yang menganggap komunitas ular yang
populasinya sekitar hampir 700 ekor ini sebagai mitos atau disebut Ular
Jadi-jadian.
Air terjun Oi Nca berada di Desa Ntoke Kecamatan Wera, dari Desa
Ntoke untuk mencapai lokasi ini pengunjung hanya bisa berjalan kaki selama
± 1,5 Jam, sedangkan bagi yang ingin menggunakan kendaraan yang paling
cocok adalah menggunakan motor trail karena medan untuk mencapai lokasi
ini masih terbilang ekstrim berupa jalan ekonomi, melewati sungai, sawah
dan hutan menempuh jarak lebih kurang 5 Km cocok bagi mereka yang suka
dengan jiwa petualang yang memacu adrenalin meski demikian setelah
sampai di lokasi ini pengunjung akan dibuat berdecak kagum dengan
suguhan air terjun yang tingginya ± 10 M, air yang jernih, dan sejuk
menambah pesona kecantikannya, uniknya air terjun ini juga lebar sehingga
menjadi ciri khas tersediri dari air terjun, setiap hari libur lokasi air terjun ini
kerap dikunjungi oleh wisatawan baik dari warga sekitar maupun dari luar
kota.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 107
2.3.18 Kecamatan Ambalawi
Di Kecamatan Ambalawi terdapat beberapa titik Destinasi Pariwisata yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pantai Oi Fanda
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 108
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
3) Pantai Mawu
Pantai Mawu terbantang sepanjang jalur Ambalawi - Wera cukup
menjanjikan harapan baik dari segi perikanan kelautan maupun wisata
Bahari dan wisata Pantai. Tidak hanya Pantai Mawu, sepanjang perjalanan
pengunjung akan menemukan pantai - pantai indah berpasir putih seperti
pantai Nipa dan lainnya.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 109
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 110
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
Gambar 2. 114 Pantai Pasir Putih
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 111
tidaklah sulit. Dapat menggunakan kendaraan bermotor karena akses jalan
yang sudah cukup baik.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 112
7) Panorama Bukit Ncai Kapenta
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 114
Budaya
Bahasa : suku bima biasanya sehari – hari berkomunikasi menggunakan bahasa
Bima yang biasa disebut juga dengan nggahi Mbojo. Bahasa Bima terdiri dari
beberapa dialek, yaitu ada dialek Bima, Bima donggo, dan sangiang. Dialek tersebut
menunjukan tingkatan tinggi rendahnya bahasa Bima.
Kesenian :
1. Tari wura bongi monca
Tari wura bongi monca atau dalam bahasa Bimanya adalah Tari tabur beras
kuning, biasanya tari wura bongi monca dilakukan oleh 6 orang wanita perawan
sebab dalam sejarah tari wura bongi monca hanya dilakukan dalam acara
penyambutan raja atau tamu raja yang berkenan hadir di istana raja Bima. Gerakan
tarian ini lemah gemulai, penuh dengan senyuman yang manis sebagai
penyambutan yang baik, gerakan tubuh yang penuh dengan hati - hati lentingan
jarinya yang penuh kelembutan adalah menunjukkan bahwa penaburan beras
kuning atau wura bongi monca penuh dengan tatakrama dan sopan sebagai
penyambutan yang luar biasa pada pendatang atau yang di sambutnya .
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 115
2. Sagele
Tradisi Sagele adalah tradisi menanam yang diiringi musik tradisional dan
nyanyian yang menceritakan kegembiraan dan ungkapan rasa syukur masyarakat
Bima yang secara turun menurun dilaksanakan terutama memasuki musim
penghujan. Sagele kini masih tetap lestari, terutama di kecamatan Wera dan
Ambalawi.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 116
3. Taji Tuta
Mpa’a Gantao adalah salah satu tarian rakyat yang telah tumbuh sejak
zaman Kesultanan Bima. Atraksi kesenian ini diperkirakan ada sejak masa
pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1648 – 1685). Atraksi kesenian
ini cukup popular bagi masyarakat Bima, karena hingga saat ini masih tetap
eksis dan dipertunjukkan dalam berbagai acara dan hajatan baik di lingkup
Pemerintah Daerah maupun masyarakat. Biasanya Gantao dipertunjukkan
pada acara hajatan pernikahan maupun sunatan.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 117
Mpa’a Gantao dimainkan oleh dua orang penari, ragam geraknya sama
dengan ragam gerak silat, tetapi dimainkan dalam irama gerak yang cepat,
alat music pengiringnya adalah dua buah gendang, tawa – tawa, Gong serta
alunan Serunai Khas Mbojo yang disebut “Sarone”. Dalam Satu Group
Gantao terdiri dari lima orang pemain music dan dua orang pemain Gantao.
3. Mpa’a Manca
Tradisi Mpa’a Manca merupakan atraksi permainan pedang yang
dikombinasikan dengan seni bela diri Pencak Silat. Atraksi ini selalu
ditampilkan pada saat prosesi sunatan.
Mpa’a Manca merupakan tradisi warisan sejak era Kesultanan di Bima.
Awalnya atraksi ini sebenarnya dimainkan perempuan. Namun seiring dengan
perkembangan zaman, Mpa’a Manca perlahan mulai dimainkan laki – laki
karena alasan tingkat kesulitannya perlu latihan khusus
“Dilihat dari namanya, Mpa’a Manca dulunya memang dimainkan perempuan.
Tapi karena atraksi ini dikolaborasikan dengan seni bela diri, sehingga
memerlukan tenaga dan fisik yang kuat.
Peralatan yang dibutuhkan untuk Mpa’a Manca, yakni dua buah pedang
karena dimainkan dengan berpasangan dan pasapu monca agar atraksi
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 118
terlihat menarik. Selain itu, atraksi harus diiringi dengan music tradisional dari
gendang dan suling hingga usai.
4. B’uja Ka’danda
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 119
dibawakan oleh dua orang penari pria berpakaian prajurit bersenjatakan tombak
dan perisai. Tari buja kandanda ini merupakan salah satu tarian tradisional dari
daerah Bima, Tari Buja Kadanda ini awalnya merupakan tarian yang tumbuh dan
berkembang di luar istana kerajaan. Sehingga dapat diartikan bahwa tarian ini
murni merupakan tarian yang diciptakan oleh rakyat. Berkat dukungan dari
Kerajaan Bima dan para seniman istana, tarian ini kemudian mulai dikenal
masyarakat luas. Buja kadanda sendiri merupakan tombak berumbai bulu ekor
kuda yang digunakan penari sebagai atribut menarinya. Oleh karena itu tarian ini
disebut dengan Tari Buja Kadanda atau Mpa’a Buja Kadanda
5. Kareku Kandei
Kareku Kandei atau memukul lesung dengan berbagai ragam ritme dan
irama adalah sebuah tradisi unik masyarakat Bima yang telah berlangsung
sejak zaman dulu. Atraksi ini biasa dilakukan oleh kaum perempuan terutama
setelah selesai menumbuk padi secara bersama-sama. Hal ini dilakukan
sebagai hiburan dan pelepas lelah setelah menumbuk padi dan
membersihkannya hingga menjadi beras.
Atraksi ini biasa dilakukan pada sore hari atau malam hari. Disamping itu,
Kareku Kandei juga dilaksanakan pada saat Gerhana Matahari atau Gerhana
Bulan diiringi bunyi kentongan sebagai pertanda bahwa Gerhana sedang
terjadi.
Atraksi unik ini dimainkan oleh sekitar 4 sampai 6 orang perempuan
dengan menggunakan Alu yang dalam Bahasa Bima disebut Aru. Alu atau Aru
terbuat dari Kayu seperti Kayu Nangka, kadang juga terbuat dari Bambu.
Sedangkan Lesung terbuat dari berbagai jenis kayu, tapi yang sering dijumpai
adalah pembuatan Lesung (Kandei ) dari jenis Kayu Nangka. Karena Jenis
Kayu ini dinilai sangat bagus dan menggema suaranya. Pada Zaman dulu,
Kareku Kandei juga diiringi senandung E Aule dan iringan Biola serta Gambo
(Gambus) yang dilaksanakan terutama saat-saat panen padi dan sebagai
ajang berkumpulnya muda mudi untuk bersyair, berpantun dan bersenandung.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 120
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
Upacara adat Hanta Ua Pua dipusatkan di halaman depan Istana Kesultanan Bima,
Salah satu yang menjadi daya tarik upacara adat resmi Kerajaan Bima ini, adalah
iring – iringan Uma Lige. Uma Lige adalah semacam mahligai persegi empat yang
dijadikan sebagai tandu untuk membawa penghulu Melayu dari Kampung Melayu
hingga serambi Istana Kerajaan Bima. Penghulu Melayu tersebut didampingi oleh
empat orang penari perempuan Lenggo Mbojo dan empat orang penari laki-laki
Lenggo Melayu. Selain penghulu Melayu dan para penari, di dalam Uma Lige juga
terdapat sebuah kitab suci Al-Qur’an dan Ua Pua (Sirih Puan), yaitu 99 tangkai
bunga telur aneka warna dan hiasan yang dilengkapi dengan sirih dan pinang. 99
tangkai bunga telur itu melukiskan 99 nama Asmaul Husna. Uma Lige ini digotong
oleh 44 orang pemuda, di mana masing-masing sudut Uma Lige akan digotong oleh
11 orang. Konon, 44 orang penggotong tersebut menggambarkan 44 jenis
keahlian/profesi masyarakat Bima pada masa lalu. Misalnya, daerah Ngadi terkenal
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 121
sebagai pencetak guru mengaji Al-Qur’an, kawasan sekitar Bedi terkenal sebagai
penghasil tentara, dan lain sebagainya.
Hal lain yang dapat mempesona wisatawan adalah parade pasukan berkuda.
Pasukan berkuda tersebut terdiri dari dua kelompok, yaitu Jara Wera dan Jara
Sara’u. Jara Wera adalah pasukan berkuda yang bertugas untuk mengawal Sultan
Bima, sementara Jara Sara’u adalah pasukan berkuda yang digunakan untuk
mengawal tamu kehormatan Kerajaan Bima. Konon dulunya, penunggang-
penunggang kuda ini adalah para pendekar yang mengantar datuk-datuk dari
Makassar yang datang ke Bima melalui Teluk Bima untuk memperkenalkan agama
Islam pertama kalinya.
Sesampainya di depan Istana Kerajaan Bima, pasukan Jara Wera tampil ke depan.
Mereka akan memperlihatkan kebolehan menunggang kuda. Setelah itu pasukan
Jara Sara’u memasuki arena yang diiringi oleh bala tentara yang dilengkapi dengan
pakaian kebesaran prajurit Kerajaan Bima. Mereka melakukan atraksi ketangkasan
menggunakan senjata. Suasana kian meriah karena unjuk kebolehan berkuda dan
ketangkasan menggunakan senjata ini diakhiri dengan masuknya para penari yang
membawakan tari perang.
Setelah atraksi pasukan berkuda selesai, rombongan Uma Lige tampil ke depan.
Penghulu Melayu menyerahkan Al-Qur’an kepada Jena Teke/Raja Muda Kerajaan
Bima yang merupakan acara inti upacara adat Hanta Ua Pua. Penyerahan Al-Qur’an
ini melambangkan bahwa Kesultanan Bima senantiasa teguh memeluk agama Islam
hingga akhir zaman dan masyarakat Bima harus mengamalkan kandungan Al-
Qur’an dalam kehidupan mereka sehari-hari. Rangkaian upacara berikutnya adalah
penyerahan Ua Pua/Sirih Pinang oleh para penari Lenggo kepada Jena Teke.
Setelah upacara adat Hanta Ua Pua usai, hal lain yang membuat para turis terhibur
adalah tatkala menyaksikan para pengunjung berlomba-lomba memperebutkan Ua
Pua. Mereka meyakini, bahwa bunga-bunga telur tersebut dapat membawah berkah,
seperti dimudahkan rezeki oleh Allah SWT dan cepat mendapat jodoh. Selain itu,
sepanjang perhelatan upacara, para turis juga akan disuguhkan dengan tarian-tarian
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 122
khas daerah setempat, aneka permainan rakyat, berbagai perlombaan, dan
pameran benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Bima.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 123
kadang – kadang sawura (sebulan) setelah pengantaran mahar. upacara kalondo
dou di wei adalah upacara pengantaran calon penganten putri dari rumah orang
tuanya menuju uma ruka (rumah untuk penganten). Dilaksanakan pada bulan
purnama seusai sholat Isya.
Calon penganten putri diturunkan (kalondo) dari atas rumah orang tuanya dan
diusung ke uma ruka (rumah penganten). Diantar oleh sanak keluarga dan kerabat
dengan berbusana adat yang beraneka ragam sesuai dengan status sosial dan usia
pemakai. Dimeriahkan dengan atraksi jiki hadra (jikir hadra) diiringi musik rebana.
Pada waktu yang bersamaan di uma ruka sedang berlangsung “Ngaji kapanca”
(tadarusan pada upacara kapanca). Ngaji kapanca akan berakhir bersamaan
dengan setibanya rombongan calon penganten putri di uma ruka.
Setibanya di uma ruka, rombongan penganten disambut dengan tari wura bongi
monca dan dimeriahkan dengan atraksi mpa’a sila, gantao dan buja kadanda.
Setelah calon penganten putri bersama rombongan tiba di Uma Ruka, maka akan
dilanjutkan dengan upacara kapanca (penempelan inai). Upacara kapanca atau
penempelan inai di atas telapak tangan calon penganten putri dilakukan oleh para
tokoh adat perempuan. Dilakukan secara bergilir diiringi dengan lantunan jiki
kapanca (jikir kapanca) tanpa iringan musik. Syair jikir berisi pujian atas kebesaran
dan kemuliaan Allah dan Rasul.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 124
Tujuan yang terkandung dalam upacara kapanca adalah sebagai peringatan
bagi calon penganten putri bahwa dalam waktu yang tidak lama, ia akan menjadi ibu
rumah tangga yang akan mengemban tugas mulia dan berat. Telapak tangan yang
selama ini halus mulus, akan bercucuran keringat dan darah.
8. Kiri Loko
“Kiri loko” atau nujuh bulanan. Acara digelar atau di lakukan pada ibu hamil
yang berumur 7 bulan anak pertamanya. . Upacara ini hanya dilakukan bagi seorang
ibu yang pertama kali mengandung. Jalannya upacara dihadiri oleh kaum ibu dan
dipimpin oleh sando nggana (dukun beranak) yang dibantu oleh enam orang tua
adat wanita.
Upacara akan dimulai pada saat maci oi ndeu (waktu yang tepat untuk mandi) di
sekitar jam 07.00. Sando nggana menggelar tujuh lapis sarung. Setiap lapis ditaburi
beras dan kuning uang perak sa ece (satu ketip = 10 sen). Selain itu disimpan pula
dua liku atau dua leo mama (dua bungkus bahan untuk menyirih). Maksud dan
taburan beras kuning adalah agar ibu beserta calon bayinya akan hidup bahagia dan
jaya. Uang sa ece, sebagai peringatan kepada ibu bersama calon bayi, bahwa uang
merupakan salah satu modal dalam kehidupan.
Di atas hamparan tembe dan kain putih, ibu yang salama loko, tidur terlentang.
Sando nggana mengoles perut ibu dengan sebiji telur, yang diminyaki dengan
minyak kelapa. Diikuti secara bergilir oleh enam orang tua adat, memohon kepada
Allah SWT, agar ibu bersama calon bayi selamat sejahtera.
Pada upacara ini keluarga dan tetangga baik pria maupun wanita diundang hadir
untuk menyaksikan. Disaat dukun memperbaiki dan meraba-raba perut ibu hamil
tersebut, saat itu pula para tamu laki-laki mengadakan do`a zikir. Ibu-ibu juga hadir
untuk menyaksikan upacara salama loko /kiri loko, mereka umumnya membawa
barang-barang kado/hadiah/sumbangan untuk sang ibu hamil. Kado/ hadiah/
sumbangan ini biasanya perlengkapan kebutuhan ibu dan bayi seperti baju bayi,
handuk, bedak dan kadang-kadang uang tunai.
Upacara dilanjutkan dengan memandikan ibu yang salama loko. Dimandikan
oleh sando nggana dengan oi roa bou (air yang disimpan dalam periuk tanah yang
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 125
baru). Dicampur dengan bunga cempaka dan mundu (cempaka kuning lambang
kejayaan. Melati putih lambang kesucian). Waktu mandi, ibu yang salama loko
menginjak telur bekas dipakai mengoles perutnya. Dengan harapan, agar
melahirkan dengan mudah semudah ibu memecahkan telur. Upacara diakhiri
dengan ngaha mangonco (makan rujak). Sang suami ikut pula makan mangonco
bersama peserta upacara.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 126
10. Kalondo Lopi
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 127
ada kapal laut yang rampung dibuat kemudian “ Kalondo Lopi “ biasa
dilakukan pada hari libur.
Tembe Nggoli merupakan sarung tenun tangan khas Bima yang dibuat
dari benang khusus buatan pabrik yang disebut dengan Kafa Nggoli yang
memiliki warna-warna cerah dan bermotif khas sarung tenun tangan. Kegiatan
menenun ini dilakukan oleh beberapa Desa di daerah Bima. Tujuan utama
masyarakat Bima menenun Tembe Nggoli adalah sebagai pakaian yang
menutup aurat, baik bagi kaum laki-laki maupun kaum perempuan. Selain itu,
Tembe Nggoli juga dipakai dalam kehidupan sehari-sehari, maupun diperjual
belikan oleh masyarakat local setempat. Keistimewaan Tembe Nggoli ini antara
lain, terasa hangat, halus dan lembut, tidak mudah kusut, warna cemerlang
lebih tahan lama. Tembe Nggoli sudah diproduksi dalam berbagai macam
corak dan motif yang dipakai oleh masyarakat Bima sehari-hari.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 128
Bagi masyarakat Bima (Mbojo), memakai sarung sangat lazim bagi
kaum laki-laki maupun perempuan dari zaman dulu hingga sekarang.
Dimana cara memakai sarung Nggoli tersebut antara kaum laki-laki dan
kaum perempuan sangat berbeda, pada kaum laki-laki mereka memakai
sarung seperti layaknya kaum pria lainnya di Indonesia, yaitu dengan cara
digulung ketat di bagian perut atau pinggang yang dalam bahasa Bima
(Mbojo) biasa disebut “katente tembe”. Sedangkan bagi kaum perempuan
sarung dipakai sebagai bawahan dengan cara dilipat dan diselipkan (dijepit
agar tidak terlepas) yang disebut “sanggentu tembe”.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 129
13. Gambo Mbojo
Gambo adalah salah satu jenis alat musik di daerah Bima. Gambo
adalah sebuah alat musik berdawai yang bentuknya seperti gitar yang tidak
berlekuk. Dalam bahasa Bima, tidak ada konsonan pada akhir data. Oleh
karena itu nama alat tersebut pada mulanya adalah gambus, oleh orang Bima
diucapkan gambo. Gambo termasuk alat musik golongan kordofon jenis lud.
Bahan pembuat gambo adalah kayu, kulit kambing, senar palstik.
Nada – nada yang dihasilkan oleh gambo adalah do,re,mi, fa dan sol. Pada
gambo tidak terdapat fret yang dalam bahasa setempat
disebut sarumbu sehingga rasa musikal dalam memainkan gambo sangat
penting. Gambo mbojo sering dimainkan pada acra – acara besar
masyarakat, acara budaya dan lainnya.
Seni musik jenis ini baru berkembang di era tahun 2000 an. Biola
Katipu adalah perpaduan musik Biola, Katipu (Ketipung), Gambo (Gambus),
Gitar Bas, Daf dan Rawa Mbojo. Jenis musik ini cukup digemari masyarakat
Bima - Dompu, karena menghadirkan nuansa baru jenis musik Rawa Mbojo
dengan musik Dangdut. Lyrik lagu yang dinyanyikan kebanyakan lyrik musik
dangdut tapi syairnya dalam bahasa Bima-Dompu.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 130
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 131
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 132
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
Dari kain yang telah jadi kemudian di olah menjadi Baju Kababu (baju adat
Donggo), Tembe Compo dan Selendang Tembe Dala. Sisanya dari
pembuatan baju dan selendang untuk keperluan keluarganya sendiri. Bagi
masyarakat Mbawa Donggo, mengenakan kain Tembe Compo atau baju
Kababu untuk acara resmi seperti pesta perkawinan, adalah suatu hal yang
wajib. Bahkan tolak ukur bagi seorang remaja putri di Mbawa untuk menikah
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 133
adalah ketika dia sudah bisa menenun. Dan setiap anak putri yang sudah
menikah akan diwajibkan membawa Tembe Compo serta baju Kababu, kelak
untuk diberikan lagi kepada putrinya yang menikah.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 134
menganyam Lupe sampai menghasilkan anyaman Lupe yang siap untuk
dikenakan terutama untuk melindungi diri dari hujan dan terik matarahari.
Lupe selain bentuknya yang unik juga merupakan sebuah warisan
leluhur masyarakat Mbojo yang perlu dilestarikan keberadaanya. Lupe dan
komoditi lainnya dari desa ini sangat berpotensi sebagai salah satu souvenir
atau oleh-oleh buat wisatawan yang berkunjung.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 135
sesuai ukuran kaki pemakainya. Hanya saja perbedaannya dengan sandal,
Sadopa hanya mempunyai Tangkai di depan yang berfungsi untuk
memasukan celah antara Jari dengan ibu jari kaki. Pada masa lalu, setiap
Rumah masyarakat Bima memiliki Sadopa. Karena sesuai zamannya, hanya
Sadopalah yang mereka tahu dan mudah cara pembuatannya.
Dalam konteks kekinian, Sadopa tentu masih relevan baik untuk kesehatan
maupun sebagai souvenir untuk wisatawan. Hal ini tentunya disamping untuk
melestarikan Sadopa, juga sebagai promosi wisata dan peningkatan taraf
hidup masyarakat.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 136
2.2. Ragam Kuliner Khas Dana Mbojo Kabupaten Bima
2.2.1. Kelompok Lauk Pauk
1). Palumara
Berkunjung ke Bima tidak lengkap tanpa menikmati makanan
khas suku mbojo yaitu palumara, palumaramerupakan Ikan berkuah
asam,manis,pedas, dengan tambahan aroma khas pataha (daun
kemangi), ikan yang digunakan bisa bermacam macam, bisa
menggunakan ikan bandeng, udang, kakap dan jenis ikan lainnya ditemani
nasi hangat sehingga membuat makanan khas ini menjadi juara di lidah
para penggemarnya.
Bahan-bahan :
- Ikan Bandeg/ Ikan Laut Lainnya
- Air asam jawa
- Bawang Putih
- Bawang Merah
- Cabe merah
- Tomat
- Kunyit
- Jeruk
- Daun Kemangi
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
Bahan – bahan :
- Ikan laut/ ikan air tawar
- Pucuk daun asam (Tarindi
Mangge)
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 137
- Kunyit
- Cabe merah
- Cabe hijau
- Bawang putih
- Bawang merah
- Kemiri
- Daun Kemangi
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 138
masyarakat untuk tidak menangkap rusa, tetapi menjaganya agar tidak
punah.
Bahan – bahan :
- tulang iga sapi,
- lengkuas (memarkan),
- daun sereh,
- pataha doro (daun ruku-ruku),
- buah tomat besar (potong-
potong),
- air asam dari 3 lembar asam
matang,
- Air secukupnya untuk merebus
tulang iga,
Bumbu yang dihaluskan:
- cabe besar (keluarkan bijinya),
- lada,
- ketumbar,
- kunyit,
- tomat kecil,
- makan minyak goreng,
- Garam secukupnya.
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 139
rusa, Kagape Maju sendiri berupa hidangan berkuah, disajikan panas.
Dengan aneka bumbu yang terasa sangat halus di lidah.
Biasanya Kagape Maju dihidangkan pada saat tamu istana datang atau
para Raja pulang berburu rusa, memang daging rusa dikalangan
masyarakat Bima tergolong daging yang sangat enak dan mewah. Konon
Kagape Maju ini merupakan makanan favorit Sultan Ibrahim. Kagape maju
ini sangat nikmat dihidangkan pada saat panas, aroma bumbu dan
rempahnya mengundang selera makan, daging rusa yang dipakai untuk
kagape sangat kenyal dan empuk ditambah sepiring nasi putih hangat
semakin melengkapi nikmatnya Kagape Maju.
Bahan – bahan :
- Daging Rusa
- Bumbu - bumbu
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 140
6). Uta Karamba
Bahan – bahan :
- Ikan Teri Kering (Karamaba
Mene)
- Bawang Merah
- Bawang Putih
- Tomat
- Kecap
- Garam Secukupnya
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 141
Bima. Mudah dan murah didapatkan, karena Bandeng yang menjadi bahan
baku lauk bisa didapatkan di pasar – pasar maupun ditempat penjualan
khusus bandeng yang terdapat disepanjang jalan Uma Me’e (Desa Belo
Kecamatan Palibelo). Namun jangan khawatir bisa juga didapatkan dengan
menu yang beragam disetiap warung – warung makan atau resto – resto yang
tersebar di depan Bandara Muhammad Salahuddin Bima tanpa mengurangi
kekhasan rasanya. Bandeng merupakan salah satu komoditas unggulan Kab.
Bima tersebar pada beberapa kecamatan, Keunggulan bandeng yang ada di
Bima terutama di wilayah Palibelo, Bolo dan Woha adalah kesegaran
dagingnya dan tidak berbau lumpur, bandeng juga bisa dijadikan oleh – oleh
yang dikemas dalam berbagai olahan, seperti bandeng presto, stik bandeng
bahkan bandeng segar dengan kemasan yang apik menggunakan perlakuan
tertentu masih bertahan dengan kesegaran dagingnya.
Bahan – bahan :
- Ikan Bandeng
- Jeruk
- Garam
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 142
2.2.2. Kelompok Sayuran
1. Uta Mbeca Prongge
Parongge atau yang disebut Tanaman kelor atau marongghi (Moringa
oleifera), berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India, kemudian
menyebar ke kawasan di sekitarnya sampai ke Benua Afrika dan Asia-
Barat.Bagi masyarakat Bima, Daun kelor sudah sangat akrab sebagai
sayur dan pohon-pohon kelor ini banyak digunakan sebagai tanaman
pagar di halaman-halaman warga maupun di kebun-kebun.
Organisasi kesehatan dunia WHO menganjurkan bagi anak-anak dan
bayi yang masih didalam masa pertumbuhan untuk mengkonsumsi ini
karena manfaat daun kelorsangat baik, karena ternyata mengandung :
Diketahui bahwa mengandung Potasium Tiga kali lipat dari pada
pisang
Juga mengandung Kalsium Empat kali lipat lebih banyak daripada
susu
Dan juga di ketahui memiliki Vitamin C Tujuh kali lipat daripada jeruk.
Mengandung Vitamin A Empat kali lipat lebih banyak dari pada wortel.
Juga memiliki Dua kali lipat protein dari pada susu.
Bahan – bahan :
- Daun Kelor
- Okra (Bahan sayur tambahan)
- Air untuk merebus
- Bawang Merah
- Garam secukupnya
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 143
2. Uta Mbeca Saronco Wua Parongge
Disamping daun, buah kelor juga bisa diramu menjadi sayur. Bagi
masyarakat Bima, sayur buah kelor bisa dibuat sayur santan dengan daging Rusa, tulang
Rusa maupun diramu dalam bentuk sayur asam yang dikenal dengan Saronco Wua
Parongge. Uta mbeca saronco wua parongge menjadi salah satu sayur andalan bagi
masyarakat Bima.
Bahan – bahan :
- Buah Kelor (Wua Parongge)
- Labu, Okra dan Kacang Panjang
- Air asam
Bahan – bahan :
- Ikan teri
- Asam Muda
- Santan kelapa
- Garam secukupnya
- Kunyit
- Daun Bawang
- Belimbing sambal
- Lalapan (Timun, Cabe, Daun
Kemangi)
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 144
Jame mangge adalah sebuah sambal yang dibuat dari asam muda
yang diulek dengan cabe, garam dan bumbu dapur lainnya. Jika berkunjung
ke Bima Sambal yang satu ini sangat cocok disajikan bersama nasi hangat,
ikan teri dan ikan Bakar, karena rasa yang asam dari sambalnya
membuatketagihan untuk mencicipi rasanya.
2. Mangge Mada
Bima memang kaya akan keanekaragaman kuliner, salah satu
makanan khas dan unik dari Bima adalah gulai jantung pisang atau dalam
bahasa bimanya Mangge Mada, berbeda dengan gulai di daerah lain
yang syarat dengan bumbu – bumbu, mange mada ini termasuk simple
cara pembuatan begitu juga bahan – bahannya dengan bahan baku
utama adalah Jantung pisang yang dipadukan dengan santan, kelapa
sangrai, jeruk nipis dan belimbing segar. cita rasanya yang unik membuat
penikmat kuliner enggan untuk melewatkan kesempatan untuk mencoba
rasanya.
Bahan – bahan :
- Jantung Pisang
- Santan Kelapa
- Cabe merah
- Belimbing sambal
- Jeruk
- Bawang merah
- Garam secukupnya
- Ikan bandeng/ayam kampung
bakar
- Kacang/
- Jeruk Limau/jeruk sambel
-
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 145
3. Tota Fo’o
Tota fo'o yang dalam bahasa indonesianya adalah mangga cincang
adalah suatu sambal yang sangat khas dan terkenal di Bima. Rasa asam dari
mangganya serta pedas dari cabe yang di tumbuk membangkitkan selera makan
bagi yang mencobanya. Jika berada di Bima belum lengkap rasanya jika
belummencoba sambal yang nikmat ini.
Bahan – bahan :
- Mangga muda
- Cabe rawit
- Bawang merah
- Tomat
- Garam secukupnya
- Kemangi
- Santan kelapa
- Udang rebus
Bahan – bahan :
- Kulit kambing/sapi
- Kacang
- Santan kelapa
- Belimbing wuluh
- Jeruk
- Tomat
- Bawang merah
- Cabe
- Garam secukupnya
Sumber : Dokumentasi Pemerhati WisataKab. Bima Tahun 2016
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 146
Dibanding dengan kuliner lainnya karawiti juga tidak kalah
menggoda selera, makanan unik ini sangat disukai oleh banyak kalangan,
setiap adanya hajatan di daerah ini karawiti selalu menjadi kudapan
primadona untuk disuguhkan, karawiti dengan bahan baku utama kulit
kambing atau sapi yang dipadukan dengan kacang yang ditumbuk kasar,
santan, belimbing, jeruk, tomat, bawang merah, cabe serta ditambahkan
bumbu dapur, rasanya yang unik akan membuat selera makan menjadi
bertambah.
5. Tumi Sepi
Sepi adalah salah satu makanan khas Bima yang terbuat dari udang
rebon (anak udang yang sangat kecil yang di Bima disebut Sepi Bou). Udang
rebon difermentasi dengan garam sehingga mengeluarkan aroma khas.Tumi
sepi menjadi salah satu makanan pelengkap favorit di Bima.
Bahan – bahan :
- Udang rebon
- Kemangi
- Cabe rawit
- Tomat
- Garam secukupnya
- Bawang
merah/daun bawang
merah
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
7. Oi Mangge
Oi Mangge merupakan salah satu makanan pelengkap yang
tidak kalah uniknya, berbahan dasar Asam, bawang, tomat, cabe dan
ditambah daun kemangi menambah kesegaran makanan pelengkap ini,
sangat cocok disajikan bersama uta karamba (ikan yang dikeringkan)
akan menambah ke khasan makanan pelengkap ini.
Bahan – bahan :
- Asam
- Bawang merah
- Tomat
- Cabe rawit
- Kemangi
- Garam
secukupnya
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 148
Bahan – bahan :
- Bawang merah
- Jeruk nipis/jeruk
sambel
- Cabe rawit merah
- Garam secukupnya
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 149
2.2.4. KELOMPOK PANGANAN (MAKANAN KECIL)
1. Minasarua
Mina Sarua merupakan minuman khas penghangat badan, minuman
ini berbahan dasar rempah-rempah dan tape ketan serta ditambahi
galendo. Mina Sarua cocok untuk diminum malam hari, saat udara dingin.
Rasanya yang hangat dari berbagai macam rampah dipadu dengan
karbohidrat sederhana dari tape ketan yang telah difermentasi selama
kurang lebih 2 hari. Disamping itu juga terasa rasa gurih yang berasal dari
galendo atau biasa disebut dengan tai minyak, mina sarua akan lebih
nikmat jika disandingkan dengan buras.
Bahan – bahan :
- Merica
- Kunyit
- Jahe
- Tape ketan hitam
- Kayu manis
- Santan kelapa tua
- Galendo (ampas
minyak dari santan
kelapa yang direbus)
- Gula merah
secukupnya
2. Pangaha Range
Bahan – bahan :
- Kelapa parut
- Tepung ketan
- Gula merah
KOCA
KAPORE
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 151
Kapore dan koca adalah penganan manis dengan ditaburi
kelapa parut diluarnya. Koca hanya ditaburi kelapa parut diluarnya.
Sementara di dalamnya terdapat cairan gula merah. Kapore tidak ada
cairan gula merah di dalamnya, tetapi cairan gula merah dicampur dengan
kelapa parut di luarnya. Kapore dan Koca cocok untuk kudapan di
sianghari sambil menikmati kopi dan teh.
4. Pangaha Sinci
Bahan – Bahan :
- Tepung ketan putih
- Gula merah
- Minyak goreng
- Mentega
- Telur
5. Salunga Nggaba
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 152
Bahan – bahan :
- Singkong (diparut)
- Garam secukupnya
- Kelapa parut
- Gula putih
Bahan – bahan :
- Mentega
- Telur
- Tepung terigu
- Daun pandan (diambil
airnya)
- Gula merah/gula putih
- Kelapa
Sumber : Dokumentasi Pemerhati Wisata
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 153
7. Kahangga
Bahan – bahan :
- Tepung beras
- Gula merah
- Air secukupnya
- Garam secukupnya
Proses pembuatan kue tradisional Mbojo yang satu ini agak sulit.
Karena proses menggoreng adonan Kahangga dilakukan dengan Cetakan
khusus yang dibuat secara tradisional yaitu dari batok kelapa yang dilubangi
kecil-kecil. Jumlah lubang di dalam batok kelapa sebanyak tiga sampai empat
buah. Dari lubang inilah adonan Kahangga dikeluarkan dengan menggerak-
gerakan cetakan atau dalam Bahasa Bima disebut dengan Saraja. Setelah
adonan Kahangga di jatuhkan ke dalam wajan yang berisi minyak kelapa,
maka segera dibentuk adonan itu dengan dilipat dua sehingga terbentuk kue
Kahangga berbentuk segi empat yang dilipat dua, meski sulit cara
pembuatannya namun sebanding dengan rasa yang ditawarkan, krenyes,
dan membuat penikmat rasa menjadi ketagihan untuk mencicipinya.
8. Pangaha Bunga
Pangaha Bunga merupakan kue tradisional Bima yang sejak dahulu menjadi
favorite untuk cemilan santai, tekstur dan bentuknya sangat sederhana dan
bahannya pun sangat mudah didapatkan, dengan aromanya yang gurih terbuat dari
tepung beras dan gula juga sangat bebas dari bahan – bahan kimia maupun
pengawet, pangaha Bunga sangat tahan lama jika disimpan untuk beberapa minggu.
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 154
Bahan – bahan :
- Tepung Beras ketan
- Gula
- Telur
- Mentega
- Air tirisan kapur sirih
secukupnya
- Air putih secukupnya
9. Sako – Sako
Bagi orang Bima Sako-Sako adalah oleh-oleh khas yang selalu
diselipkan oleh orang tua setiap mengirim logistik ke tanah rantau. Sako-sako
adalah makanan dengan istilah Bima “ Peli Kai Loko” atau pengganjal perut
ketika lapar saat malam hari atau telat masak sepulang kuliah. Pokoknya
sako-sako adalah makanan murah meriah dan bisa tahan lama sebelum para
mahasiswa mengenal Mi Instan. Bahannya adalah beras yang dulu ditumbuk
halus dicampur kelapa kemudian digoreng tanpa minyak. Ketika ingin
memakannya tinggal ditambahkan gula secukupnya
Bahan – bahan :
- Tepung Beras
- Kelapa parut
- Telur
- Gula putih secukupnya
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 155
10. Panganan Lainnya
BAB II
DOKUMEN PROFIL OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BIMA Page 156