Anda di halaman 1dari 12

Sebaran E.

coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 179


Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 179

SEBARAN BAKTERI Escherichia coli DI PERAIRAN MUARA


SUNGAI BANTAN TENGAH BENGKALIS RIAU

Feliatra

Laboratorium Mikrobiologi Laut, Faperika, Universitas Riau

Diterima 27-1-2002 Disetujui 17-3-2002

ABSTRACT

Density of pollution indicator bacteria (Escherichia coli) in mouth


river of Bantan Tengah Bengkalis Riau has been determined from
March 11 until April 7, 2001. Survey method was used, and data
obtained was analyzed descriptively. At the six stations observed,
station one indicated that the highest density of bacteria (526
cfu/100 ml) was found in station one which is close to communal
activity. The result indicates that aquatic condition based on
microbiological indicator is below the quality standard for tourist
and aquaculture established by the National Environment
Ministry of Republic of Indonesia.

Keywords: bacteria, Escherichia coli, indicator, pollution

PENDAHULUAN tuk pembuangan limbah rumah


Aktifitas manusia di sekitar tangga termasuk hasil ekskresi
muara sungai dapat menyebabkan manusia. Kondisi ini diperkirakan
terjadinya pencemaran bahan orga- dapat mencemari perairan, baik se-
nik dan anorganik sehingga memicu cara fisik, kimiawi maupun mikro-
terjadinya pencemaran mikroorga- biologi. Mikroorganisme yang bia-
nisme di perairan. Dampak pence- sanya terdapat pada limbah do-
maran tersebut secara langsung mestik dalam jumlah banyak yaitu
ataupun tidak langsung akan mem- bakteri kelompok Coliform, Esche-
pengaruhi ekosistem perairan muara richia coli dan Streptococcus fae-
sungai. calis (Schaechter 1992). Bakteri
Perairan muara sungai Bantan yang merupakan indikator kualitas
Tengah Bengkalis dimanfaatkan un- suatu perairan adalah coliform,
tuk kegiatan budidaya jaring apung. fecal coli, salmonella dan fecal
Selain itu banyak dimanfaatkan un- streptococcus (Wolff 1991). Secara
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 179

mikrobiologi bakteri indikator pen- ding usus yang menyebabkan pera-


cemaran yaitu bakteri coliform, dangan dan kehilangan cairan.
fecal coli dan fecal steptococcus, E. coli umumnya terdapat di
diantara ketiga bakteri tersebut dalam saluran pencernaan dan ter-
yang utama adalah Escherichia coli sebar pada semua individu. Peng-
(E. coli). Hal ini karena E. coli di- ujian mikrobiologi dengan hasil
temukan hampir pada badan-badan mikroorganisme tersebut merupa-
air seperti danau, sungai dan laut kan indikator adanya mikroorga-
yang berasal dari tinja manusia dan nisme patogen dan pencemaran pa-
hewan berdarah panas serta per- da suatu ekosistem (World Health
airan yang terkontaminasi oleh lim- Organization 1982). Dari jumlah
bah yang bersifat organik. E. coli bakteri E. coli didapat, kondisi sua-
merupakan bakteri fecal dari genus tu perairan yang tercemar dapat
Escherichia, familia Enterobacte- diketahui karena bakteri tersebut
riaceae yang mampu hidup dalam merupakan indikator pencemaran.
saluran manusia dan hewan berda-
rah panas. Bakteri ini bersifat BAHAN DAN METODE
fakultatif aerobik. Penelitian ini dilaksanakan pa-
E. coli jika masuk ke dalam da tanggal 11 Maret - 7 April 2001.
saluran pencernaan dalam jumlah Pengambilan sampel dan pengukur-
banyak dapat membahayakan kese- an parameter lingkungan perairan
hatan. Menurut Pelczar & Chan dilakukan di muara sungai Bantan
(1988) walaupun E. coli merupakan Tengah (01030’-01035’LU dan
bagian dari mikroba normal saluran 102015’-102o20’BT) yang bermuara
pencernaan, tapi saat ini telah ter- di Selat Malaka.
bukti bahwa galur-galur tertentu Metode yang digunakan dalam
mampu menyebabkan gastroeritris penelitian ini adalah metode survei.
taraf sedang hingga parah pada ma- Sampel air laut diambil pada 6 sta-
nusia dan hewan. siun di Muara Sungai Bantan
E. coli dapat menyebabkan Tengah yaitu daerah sebelum lokasi
diare dengan metode 1) produksi keramba jaring apung merupakan
enterotoksin yang secara tidak stasiun 1, stasiun 2, dan stasiun 3
langsung dapat menyebabkan kehi- berada di daerah budidaya ikan,
langan cairan dan 2) invasi yang yang keduanya berjarak 100 m.
sebenarnya lapisan epitelium din- Stasiun 4, stasiun 5, dan stasiun 6
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 179

berada setelah keramba jaring HASIL DAN PEMBAHASAN


apung. Stasiun 4 berada di sebelah Keberadaan muara sungai
kiri mulut sungai, sedangkan Bantan Tengah sangat berarti bagi
stasiun 5 di sebelah kanan mulut kesejahteraan rakyat ditinjau dari
sungai. Stasiun 6 terletak di tengah- segi pelayaran, perdagangan dan
tengah mulut arah ke laut, stasiun 6 sangat berpotensi untuk pengem-
ini mewakili airlaut. Tiap stasiun bangan budidaya perikanan.
ditetapkan 3 titik sampling. Sam-
pling dilakukan pada permukaan Densitas Bakteri E. coli
dan dasar perairan. Analisis data Densitas bakteri E. coli pada 6
dilakukan dengan metode deskripsi. stasiun pengamatan di muara sungai
Media pertumbuhan bakteri E. Bantan Tengah bervariasi baik saat
coli yang digunakan adalah EMB pasang maupun saat surut. Rata-
(Eosin Methylene Blue) agar, TSI rata densitas E. coli berkisar 6 cfu/
agar, MR-VP medium, Kovacs 100 ml sampai 58 cfu /100 ml saat
reagent, methyl red, alpha naphthol, pasang dan 6 cfu/100ml sampai 526
larutan KOH, Koser citrate, cfu /100 ml saat surut (Tabel 1).
laktosa, Lauryl Broth dan EC Broth Berdasarkan stasiun peng-
(Lay 1994). amatan E. coli, densitas tertinggi di-
Parameter fisika dan kimia temukan di stasiun 1 yang terletak
perairan seperti suhu diukur dengan di hulu sebelum jaring apung, ter-
termometer, kecerahan dengan utama pada saat surut, lokasi ini
secchi disk, arah dan kecepatan arus lebih dekat dari lokasi pemukiman
dengan current drouge, salinitas penduduk dibandingkan dengan sta-
dengan refraktometer, pH dengan siun lain. Pengaruh limbah rumah
pHmeter dan DO dengan DOmeter. tangga seperti tinja manusia atau
Perhitungan jumlah bakteri E. coli sisa makanan lainnya masih mendo-
dilakukan dengan teknik MPN minasi dibandingkan dengan faktor
(most probable) (Alcamo 1983). Uji lain. Pada stasiun satu ini bakteri
identifikasi berdasarkan Holt et al, E. coli dapat berkembang 9 kali
(1994) yaitu fermentasi laktosa, lebih tinggi (pada saat pasang) dan
reaksi pada TSI agar (miring dan 82 kali lebih tinggi (pada saat surut)
tegak, produksi gas dan H2S), dan dari stasiun 6 pada kondisi
reaksi IMViC (uji indole, methyl pengaruh aktifitas manusia seperti
red, Voges-Proskauer, citrate). buangan rumah tangga relatif tidak
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181

Tabel 1. Rata- rata jumlah Escherichia coli pada muara sungai Bantan Tengah Bengkalis.
Stasiun Pasang Surut
Permukaan Dasar Permukaan (cfu/ Dasar
(cfu*/100 ml) (cfu/ 100 ml) 100 ml) (cfu/100 ml)
1 54+12 58+10 492+15 526+12
2 44+ 9 44+10 260+12 380+13
3 6+7 18+6 250+11 306+14
4 6+2 6+1 230+14 242+12
5 6+3 6+2 242+18 260+15
6 6+3 6+2 6+2 6+1
cfu* : cell for unit.

ada dan pengaruh air laut lebih cahaya matahari dapat merusak sel-
dominan dari pada air tawar. nya dan dapat menghambat pertum-
Berdasarkan kedalaman peng- buhannya (Devi 2000).
ambilan sampel pada saat surut Jumlah E. coli lebih besar ter-
ditemukan densitas E. coli yaitu jadi saat surut dibandingkan saat
492 cfu/100ml untuk sampel air pasang. Hal ini terutama dipenga-
permukaan dan 526 cfu / 100 ml ruhi oleh masukan bahan organik
untuk sampel air yang diambil di dan bakteri dari daratan. Semakin
dasar. Tingginya jumlah E. coli di banyak pengaruh dari daratan sema-
dasar air disebabkan karena E. coli kin tinggi jumlah bakteri. Dari
membutuhkan bahan organik yang Tabel 1 dapat dilihat bahwa bakteri
mempunyai sifat cendrung mengen- E. coli lebih tinggi pada saat surut
dap. Kuswandi (2001), menyatakan daripada saat pasang, kecuali pada
bahwa jumlah bakteri fecal di stasiun 6, yaitu sebesar 6 cfu/100
kolom air lebih rendah dari pada di ml. Hal ini terjadi karena pada saat
sedimen karena pengaruh proses surut massa air dari sungai masuk
pemasukan bakteri ke perairan. ke laut sehingga E. coli yang sudah
Bakteri masuk ke perairan bersama terkumpul di daerah sungai dapat
padatan kotoran sehingga teraku- terbawa ke daerah laut. Effendi
mulasi di sedimen, sedangkan pada (1998) menyatakan bahwa arus dan
kolom air kotoran tersebut meng- gelombang dapat membawa bakteri
alami penyebaran. Selain itu tinggi- dari satu tempat ke tempat lain.
nya jumlah E. coli di dasar dari Sedang menurut Kuswandi (2001),
pada di permukaan perairan dise- bakteri fecal masuk ke perairan
babkan oleh faktor cahaya matahari. melalui aliran sungai serta limpasan
Bagi coliform dan fecal coli dapat air hujan sehingga kelimpahan
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181

bakteri akan semakin tinggi pada bas dari E. coli. Menurut Pelczar &
saat hujan. Keadaan yang demikian Chan (1988), penyebaran E. coli
disebabkan oleh konsentrasi materi tidak melalui air melainkan melalui
organik, perubahan salinitas, suhu kegiatan tangan ke mulut atau
maupun intensitas cahaya. Ruyitno dengan pasif lewat makanan dan
& Soeminarti (1994) menyatakan minuman.
bahwa derajat kematian kelompok
bakteri coli yang berada di ling- Identifikasi Bakteri E. coli
kungan laut maupun estuarin makin Adanya E. coli telah dibuk-
berkurang dengan naiknya salinitas, tikan dengan serangkaian uji, mulai
suhu maupun intensitas cahaya dari uji pendugaan, uji peneguhan
matahari. World Health Organiza- dan uji lengkap. Uji lengkap dilaku-
tion (1982) menyatakan bahwa kan dengan menggoreskan 1 mata
bakteri kelompok coli mempunyai ose dari tabung kaldu EC yang
resistensi yang makin menurun pa- positif ke agar EMB, setelah diin-
da salinitas yang tinggi. Roper & kubasi selama 24 jam maka akan
Marshall (1978) mengemukakan terlihat perubahan warna goresan
bahwa predator bakteri E. coli yaitu pada cawan yang tumbuh E. coli
Polyangium sp. dan Vexillifera sp. akan berwarna hijau metalik. Dari
Adanya predator ini juga menye- agar EMB yang positif ini dilaku-
babkan terjadinya penurunan jum- kan uji indentifikasi yaitu uji H2S
lah bakteri. dan uji IMViC (Tabel 2).
Jika dibandingkan dengan ba- Adanya enzim triptopanase pa-
ku mutu air laut untuk pariwisata da bakteri tertentu akan memecah-
dan rekreasi (mandi, renang dan se- kan asam amino triptopan dan
lam) menurut Kep-02/MENKLH/I / ammoniak. Dalam metabolismenya
1988, level maksimum E. coli yang banyak bakteri yang menggunakan
diperbolehkan < 1000cfu/100ml, ini tryptophan sebagai sumber energi.
berarti jumlah E. coli seluruh Indol adalah produk sisa dengan
stasiun pengamatan pada perairan bau fecal (Lay 1994). Dari hasil uji
muara sungai Bantan Tengah belum yang dilakukan didapat tabung yang
melewati batas maksimum yang menghasilkan indol dan tabung
diperbolehkan. yang tidak menghasilkan indol.
Untuk mencegah E. coli masuk Ini berarti pada perairan muara
ke dalam saluran pencernaan maka sungai Bantan Tengah terdapat dua
makanan dan minuman harus terbe- tipe yaitu typical E. coli (tipe E.
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181

Tabel 2. Reaksi IMViC pada Escherichia coli (Departemen Perindustrian RI 1990).


Tipe Indol methyl red Voges-Proskauer Sitrat
typical E. coli + + - -
atypical E. coli - + - -
+ : ada, - : tidak ada.

coli) dan atypical E. coli (tidak tipe jelas bahwa terjadi penurunan pH
E. coli). E. coli yang termasuk menjadi 4,4 yang disebabkan oleh
typical E. coli dapat menghasilkan adanya fermentasi asam campuran.
indol atau cincin merah di permu- Hasil uji Voges-Proskauer me-
kaan larutan, sedangkan pada atypi- nunjukkan reaksi negatif pada se-
cal E. coli tidak. Di perairan muara mua tabung. Tabung MR-VP tidak
sungai Bantan Tengah ini lebih memperlihatkan perubahan warna
banyak ditemukan Escherichia coli setelah penambahan reagen. Hal ini
yang termasuk typical E. coli membuktikan bahwa E. coli tidak
karena lebih banyak tabung yang membentuk asetil metil karbinol.
dapat menghasilkan Indol. Uji sitrat digunakan untuk melihat
Uji methyl red digunakan un- kemampuan mikroorganisme meng-
tuk menentukan adanya fermentasi gunakan sitrat sebagai satu-satunya
asam campuran. Beberapa bakteri sumber karbon dan energi. Dari uji
menfermentasi glukosa dan meng- yang dilakukan diperoleh hasil yang
hasilkan berbagai produk bersifat negatif berarti E. coli tidak meng-
asam sehingga dapat menurunkan gunakan sitrat sebagai sumber
pH media pertumbuhannya menjadi karbon. Hasil pengamatan yang
5,0 atau lebih rendah. Penambahan dilakukan pada uji media Triple-
indikator pH methyl red dapat Sugar Iron Agar (TSIA) dapat dili-
menunjukkan adanya perubahan pH hat pada Tabel 3.
menjadi asam. Uji ini sangat Dari Tabel 3 dapat dilihat
berguna dalam identifikasi kelom- bahwa reaksi E. coli pada TSIA
pok bakteri yang menempati salu- didominasi warna kuning yang ber-
ran pencernaan termasuk E. coli. arti laktosa atau sukrosa atau kedua-
Dari hasil uji methyl red yang nya difermentasi. Bahkan ada me-
dilakukan, semua tabung reaksi dia yang retak dan terangkat karena
menghasilkan warna merah atau uji adanya pembentukan gas misalnya
positif. Menurut Lay (1994), methyl H2 dan CO2 dari hasil fermentasi
red berwarna merah pada lingku- tersebut. Kriteria reaksi yang
ngan pH 4,4 dan berwarna kuning diperlihatkan dari uji media TSIA
pada lingkungan pH 6,2. Di sini dapat dilihat pada Tabel 4.
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181

Tabel 3. Reaksi yang terjadi pada TSIA.


Stasiun Bult Slant Keterangan
S110-2B kuning kuning Laktosa atau sukrosa atau keduanya
difermentasi
S3 10-1A kuning kuning Laktosa atau sukrosa atau keduanya
difermentasi
S2 10-2A merah kuning Glukosa difermentasi
S410-2A kuning kuning Media retak dan terangkat. Pembentukan gas
S3 10-3B kuning kuning Media retak dan terangkat. Pembentukan gas
S1 10-2A kuning kuning Media retak dan terangkat. Pembentukan gas
S3 10-3A kuning kuning Laktosa atau sukrosa atau keduanya
difermentasi
S5 10-2A kuning kuning Laktosa atau sukrosa atau keduanya
difermentasi
S310-2A kuning kuning Ada gelembung udara. Laktosa atau sukrosa
atau keduanya difermentasi
S210-2B kuning kuning Terangkat, retak, ada gelembung udara.
Pembentukan gas
S4 10-1B kuning kuning Media terangkat. Pembentukan gas
P: pasang, B: dekat dasar, S: surut, Bult: media agar tegak, A: permukaan, Slant: media agar miring.

Tabel 4. Reaksi yang dapat dilihat pada TSIA (Lay 1994).


Bult bersifat asam (kuning), Slant bersifat basa (merah) Glukosa difermentasi
Pada seluruh media terlihat pembentukan asam. Seluruh Laktosa atau sukrora atau
media berwarna kuning keduanya difermentasi
Pembentukan gas Di bagian Bult, media kadang terpecah Pembentukan gas misalnya
H2 dan CO2 difermentasi
Endapan Hitam di Bagian Bult Pembentukan H2S
Seluruh media berwarna merah, bagian bult dan slant Ketiga macam gula tidak
berwarna merah difermentasi

Parameter Fisika dan Kimia Bantan Tengah pada enam stasiun


Perairan saat pasang dan surut memiliki
Parameter lingkungan yang di-
variasi yang tidak begitu besar yaitu
amati tidak terlalu berbeda antara
berkisar 28-300C (Tabel 5).
satu stasiun dengan stasiun lainnya.
Kecerahan enam stasiun peng-
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
amatan tidak memperlihatkan varia-
pada Tabel 4. Kedalaman muara su-
si besar yaitu berkisar antara 4,5-6,0
ngai Bantan Tengah berkisar 3,2- ppm. Jika dihubungkan dengan
5,9 m lebih rendah jika dibanding- jumlah E. coli maka konsentrasi
kan dengan stasiun 6 yang mewakili oksigen terlarut di dalam air tidak
air laut dengan kedalaman 8,5 m memberikan pengaruh terhadap per-
saat pasang dan 7,1 m saat surut. tumbuhan E. coli. Hal ini sesuai de-
Suhu perairan muara sungai ngan Pelczar & Chan (1988).
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181

Tabel 5. Rata- rata parameter kimia fisika pada saat pasang dan surut.
Parameter Pasang Surut
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
0
Suhu C 28 28 29 30 30 30 29 29 29 30 30 30
Salinitas (o/oo) 26 27 28 29 30 30 20 25 25 26 27 30
Kecerahan (m) 0.15 0.16 0.15 0.2 0.17 0.54 0.53 0.61 0.6 0.61 0.61 0.61
Kecepatan arus 0.12 0.13 0.15 0.2 0.16 0.16 0.14 0.14 0.15 0.15 0.15 0.16
(m/dt)
pH 6.5 6.3 6.3 6.8 7 7.5 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7.3
DO (ppm) 4.8 4.6 4.4 4.6 5.6 5.7 4.5 4.5 4.7 5 5.6 6
CO2 (ppm) 8.9 8.9 9.1 9.3 9.5 9.7 8.9 8.9 9.3 9.3 9.6 9.7
Kedalaman (m) 4.5 4.7 5.1 5 5.9 8.5 3.2 3.5 3.8 3.9 4.6 7.1

Coliform dan Colifecal umumnya dari daratan. Akan tetapi bakteri


adalah bakteri bersifat anaerob fecal masih dijumpai di perairan
fakultatif yaitu bakteri yang dapat laut lepas sedangkan menurut Juni-
hidup dengan atau tanpa oksigen. dar (1996) bakteri E. coli paling ba-
Derajat keasaman antar stasiun nyak ditemukan pada salinitas 0o/oo.
pengamatan saat surut dan pasang
pada perairan muara sungai Bantan KESIMPULAN
Tengah berkisar 6-7,5. Buangan domestik merupakan
Salinitas dari 6 stasiun peng- terpenting terhadap densitas bakteri
amatan berkisar antara 28-30o/oo E. coli, hal ini dibuktikan dengan
untuk pasang dan 20-30o/oo untuk 1) tingginya densitas bakteri pada
surut. Salinitas pada waktu surut stasiun yang terdekat dengan
lebih rendah dari pada waktu aktivitas manusia dibandingkan
pasang karena pengaruh air sungai dengan stasiun lainnya, 2) densitas
lebih dominan. Menurut Hendri bakteri lebih tinggi pada saat surut
(1995), salinitas perairan Muara dari pada saat pasang. Pada saat
Sungai Mesjid berkisar 5-10o/oo surut pengaruh air tawar lebih
pada waktu surut dan 28-29o/oo pada dominan jika dibandingkan saat
waktu pasang. Nilai salinitas pada pasang, 3) densitas bakteri E. coli
perairan muara sungai Dumai masih lebih tinggi pada dasar perairan dari
mendukung bagi kehidupan dan pada permukaan.
pertumbuhan bakteri fecal. Bakteri Level maksimum E. coli yang
fecal bersifat halotoleran lemah diperbolehkan berdasarkan Kep-02/
yaitu hidup pada toleransi salinitas MENKLH/I/1988, baku mutu air
rendah artinya bakteri ini berasal laut untuk pariwisata dan rekreasi
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181

(mandi, renang dan selam) adalah tas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Pekanbaru: Universitas Riau.
< 1000 cfu/100 ml. Berarti jumlah Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di
E. coli di muara sungai Bantan Laboratorium. Jakarta: Rajawali
Tengah, Bengkalis masih berada di Press.
Pelczar, M.J. & Chan. 1988. Dasar-
bawah batas E. coli yang diizinkan Dasar Mikrobiologi 2. Penerje-
di perairan. mah Ratna Sri Hadioetomo.
Jakarta: UI Press.
Ruyitno & Soeminarti. 1994. Kualitas
UCAPAN TERIMA KASIH perairan muara sungai Bengawan
Solo ditinjau dari aspek bak-
Terima kasih kepada tim teriologisnya. Makalah dalam
mikrobiologi laut, ibu Nursyirwani, Seminar Pemantauan Pencema-
ran Laut. Pusat Penelitian Dan
Leni Mulia dan Shinta. Pengembangan Oseanologi, LIPI.
Jakarta, 07-09 Februari 1994.
DAFTAR PUSTAKA Roper, M.M. & Marshal, K.C. 1978.
Biological control agents of sewa-
Alcamo, I.E. 1983. Laboratorium Fun- ge bacteria in marine habitat. Aust.
damentals of Microbiology. New J. Mar. Freshwater Rev. 29: 335-
York: Addison-Wesley. 343.
Devi. 2000. Studi analisis Coliform dan Schaechter, M. 1992. Encyclopedia of
Colifecal pada perairan sungai Microbiology Volume 2. New
Siak di daerah Kota Madya York: Academic Press.
Pekanbaru. Skripsi Fakultas Ke- Sekretariat Menteri Negara Kepen-
guruan dan Ilmu Pendidikan. dudukan dan Lingkungan Hi-
Pekanbaru: Universitas Riau. dup. 1988. Keputusan Menteri
Effendi. 1998. Strategi Pembangunan Negara Kependudukan dan Ling-
Perikanan Kelautan Nasional Da- kungan Hidup No. Kep-
lam Peningkatan Devisa Negara. 02/MENKLH/I/1988 tentang Pe-
Pekanbaru: Unri Press. doman Penetapan Baku Mutu
Holt, J.G., Smith, P.H., Williams, Lingkungan. Jakarta.
S.T., Krieg, N.R. & Staley, J.T. Thayib, S.S. & Kunarso, D.H. 1994.
1994. Bergey Manual of Deter- Penelitian bakteri indikator pence-
minative Bacteriology. Ed ke-9. mar di perairan Banten dan seki-
New York: Williams & Wilkins. tarnya. Prosiding Seminar Peman-
Hendri. 1995. Studi tentang bakteri tauan Pencemaran Laut. Jakarta,
fecal sebagai indikator pence- 07-09 Februari.
maran laut di perairan muara Wolff, R. 1991. Myticulture en rade de
sungai Dumai. Skripsi Fakultas toulon la baie du lazaret, Risques
Perikanan dan Kelautan. Pekan- epidemiologiques. These Doctoral
baru: Universitas Riau. Institut National de Medecine
Junidar. 1996. Hubungan antara sali- Agricole. France.
nitas dengan perlakuan bakteri World Health Organization. 1982.
Fecal coli di perairan muara su- Bacteriological Examination in:
ngai Dumai. Skripsi Fakultas Peri- Examination of Water Pollution
kanan dan Kelautan. Pekanbaru: Control. New York: Academic
Universitas Riau. Press.
Kuswandi, I. 2001. Kelimpahan bak-
teri fecal di perairan pulau Bulan
Kotamadya Batam. Skripsi Fakul-
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181

Anda mungkin juga menyukai