Feliatra
ABSTRACT
Tabel 1. Rata- rata jumlah Escherichia coli pada muara sungai Bantan Tengah Bengkalis.
Stasiun Pasang Surut
Permukaan Dasar Permukaan (cfu/ Dasar
(cfu*/100 ml) (cfu/ 100 ml) 100 ml) (cfu/100 ml)
1 54+12 58+10 492+15 526+12
2 44+ 9 44+10 260+12 380+13
3 6+7 18+6 250+11 306+14
4 6+2 6+1 230+14 242+12
5 6+3 6+2 242+18 260+15
6 6+3 6+2 6+2 6+1
cfu* : cell for unit.
ada dan pengaruh air laut lebih cahaya matahari dapat merusak sel-
dominan dari pada air tawar. nya dan dapat menghambat pertum-
Berdasarkan kedalaman peng- buhannya (Devi 2000).
ambilan sampel pada saat surut Jumlah E. coli lebih besar ter-
ditemukan densitas E. coli yaitu jadi saat surut dibandingkan saat
492 cfu/100ml untuk sampel air pasang. Hal ini terutama dipenga-
permukaan dan 526 cfu / 100 ml ruhi oleh masukan bahan organik
untuk sampel air yang diambil di dan bakteri dari daratan. Semakin
dasar. Tingginya jumlah E. coli di banyak pengaruh dari daratan sema-
dasar air disebabkan karena E. coli kin tinggi jumlah bakteri. Dari
membutuhkan bahan organik yang Tabel 1 dapat dilihat bahwa bakteri
mempunyai sifat cendrung mengen- E. coli lebih tinggi pada saat surut
dap. Kuswandi (2001), menyatakan daripada saat pasang, kecuali pada
bahwa jumlah bakteri fecal di stasiun 6, yaitu sebesar 6 cfu/100
kolom air lebih rendah dari pada di ml. Hal ini terjadi karena pada saat
sedimen karena pengaruh proses surut massa air dari sungai masuk
pemasukan bakteri ke perairan. ke laut sehingga E. coli yang sudah
Bakteri masuk ke perairan bersama terkumpul di daerah sungai dapat
padatan kotoran sehingga teraku- terbawa ke daerah laut. Effendi
mulasi di sedimen, sedangkan pada (1998) menyatakan bahwa arus dan
kolom air kotoran tersebut meng- gelombang dapat membawa bakteri
alami penyebaran. Selain itu tinggi- dari satu tempat ke tempat lain.
nya jumlah E. coli di dasar dari Sedang menurut Kuswandi (2001),
pada di permukaan perairan dise- bakteri fecal masuk ke perairan
babkan oleh faktor cahaya matahari. melalui aliran sungai serta limpasan
Bagi coliform dan fecal coli dapat air hujan sehingga kelimpahan
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181
bakteri akan semakin tinggi pada bas dari E. coli. Menurut Pelczar &
saat hujan. Keadaan yang demikian Chan (1988), penyebaran E. coli
disebabkan oleh konsentrasi materi tidak melalui air melainkan melalui
organik, perubahan salinitas, suhu kegiatan tangan ke mulut atau
maupun intensitas cahaya. Ruyitno dengan pasif lewat makanan dan
& Soeminarti (1994) menyatakan minuman.
bahwa derajat kematian kelompok
bakteri coli yang berada di ling- Identifikasi Bakteri E. coli
kungan laut maupun estuarin makin Adanya E. coli telah dibuk-
berkurang dengan naiknya salinitas, tikan dengan serangkaian uji, mulai
suhu maupun intensitas cahaya dari uji pendugaan, uji peneguhan
matahari. World Health Organiza- dan uji lengkap. Uji lengkap dilaku-
tion (1982) menyatakan bahwa kan dengan menggoreskan 1 mata
bakteri kelompok coli mempunyai ose dari tabung kaldu EC yang
resistensi yang makin menurun pa- positif ke agar EMB, setelah diin-
da salinitas yang tinggi. Roper & kubasi selama 24 jam maka akan
Marshall (1978) mengemukakan terlihat perubahan warna goresan
bahwa predator bakteri E. coli yaitu pada cawan yang tumbuh E. coli
Polyangium sp. dan Vexillifera sp. akan berwarna hijau metalik. Dari
Adanya predator ini juga menye- agar EMB yang positif ini dilaku-
babkan terjadinya penurunan jum- kan uji indentifikasi yaitu uji H2S
lah bakteri. dan uji IMViC (Tabel 2).
Jika dibandingkan dengan ba- Adanya enzim triptopanase pa-
ku mutu air laut untuk pariwisata da bakteri tertentu akan memecah-
dan rekreasi (mandi, renang dan se- kan asam amino triptopan dan
lam) menurut Kep-02/MENKLH/I / ammoniak. Dalam metabolismenya
1988, level maksimum E. coli yang banyak bakteri yang menggunakan
diperbolehkan < 1000cfu/100ml, ini tryptophan sebagai sumber energi.
berarti jumlah E. coli seluruh Indol adalah produk sisa dengan
stasiun pengamatan pada perairan bau fecal (Lay 1994). Dari hasil uji
muara sungai Bantan Tengah belum yang dilakukan didapat tabung yang
melewati batas maksimum yang menghasilkan indol dan tabung
diperbolehkan. yang tidak menghasilkan indol.
Untuk mencegah E. coli masuk Ini berarti pada perairan muara
ke dalam saluran pencernaan maka sungai Bantan Tengah terdapat dua
makanan dan minuman harus terbe- tipe yaitu typical E. coli (tipe E.
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181
coli) dan atypical E. coli (tidak tipe jelas bahwa terjadi penurunan pH
E. coli). E. coli yang termasuk menjadi 4,4 yang disebabkan oleh
typical E. coli dapat menghasilkan adanya fermentasi asam campuran.
indol atau cincin merah di permu- Hasil uji Voges-Proskauer me-
kaan larutan, sedangkan pada atypi- nunjukkan reaksi negatif pada se-
cal E. coli tidak. Di perairan muara mua tabung. Tabung MR-VP tidak
sungai Bantan Tengah ini lebih memperlihatkan perubahan warna
banyak ditemukan Escherichia coli setelah penambahan reagen. Hal ini
yang termasuk typical E. coli membuktikan bahwa E. coli tidak
karena lebih banyak tabung yang membentuk asetil metil karbinol.
dapat menghasilkan Indol. Uji sitrat digunakan untuk melihat
Uji methyl red digunakan un- kemampuan mikroorganisme meng-
tuk menentukan adanya fermentasi gunakan sitrat sebagai satu-satunya
asam campuran. Beberapa bakteri sumber karbon dan energi. Dari uji
menfermentasi glukosa dan meng- yang dilakukan diperoleh hasil yang
hasilkan berbagai produk bersifat negatif berarti E. coli tidak meng-
asam sehingga dapat menurunkan gunakan sitrat sebagai sumber
pH media pertumbuhannya menjadi karbon. Hasil pengamatan yang
5,0 atau lebih rendah. Penambahan dilakukan pada uji media Triple-
indikator pH methyl red dapat Sugar Iron Agar (TSIA) dapat dili-
menunjukkan adanya perubahan pH hat pada Tabel 3.
menjadi asam. Uji ini sangat Dari Tabel 3 dapat dilihat
berguna dalam identifikasi kelom- bahwa reaksi E. coli pada TSIA
pok bakteri yang menempati salu- didominasi warna kuning yang ber-
ran pencernaan termasuk E. coli. arti laktosa atau sukrosa atau kedua-
Dari hasil uji methyl red yang nya difermentasi. Bahkan ada me-
dilakukan, semua tabung reaksi dia yang retak dan terangkat karena
menghasilkan warna merah atau uji adanya pembentukan gas misalnya
positif. Menurut Lay (1994), methyl H2 dan CO2 dari hasil fermentasi
red berwarna merah pada lingku- tersebut. Kriteria reaksi yang
ngan pH 4,4 dan berwarna kuning diperlihatkan dari uji media TSIA
pada lingkungan pH 6,2. Di sini dapat dilihat pada Tabel 4.
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181
Tabel 5. Rata- rata parameter kimia fisika pada saat pasang dan surut.
Parameter Pasang Surut
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
0
Suhu C 28 28 29 30 30 30 29 29 29 30 30 30
Salinitas (o/oo) 26 27 28 29 30 30 20 25 25 26 27 30
Kecerahan (m) 0.15 0.16 0.15 0.2 0.17 0.54 0.53 0.61 0.6 0.61 0.61 0.61
Kecepatan arus 0.12 0.13 0.15 0.2 0.16 0.16 0.14 0.14 0.15 0.15 0.15 0.16
(m/dt)
pH 6.5 6.3 6.3 6.8 7 7.5 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7.3
DO (ppm) 4.8 4.6 4.4 4.6 5.6 5.7 4.5 4.5 4.7 5 5.6 6
CO2 (ppm) 8.9 8.9 9.1 9.3 9.5 9.7 8.9 8.9 9.3 9.3 9.6 9.7
Kedalaman (m) 4.5 4.7 5.1 5 5.9 8.5 3.2 3.5 3.8 3.9 4.6 7.1
(mandi, renang dan selam) adalah tas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Pekanbaru: Universitas Riau.
< 1000 cfu/100 ml. Berarti jumlah Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di
E. coli di muara sungai Bantan Laboratorium. Jakarta: Rajawali
Tengah, Bengkalis masih berada di Press.
Pelczar, M.J. & Chan. 1988. Dasar-
bawah batas E. coli yang diizinkan Dasar Mikrobiologi 2. Penerje-
di perairan. mah Ratna Sri Hadioetomo.
Jakarta: UI Press.
Ruyitno & Soeminarti. 1994. Kualitas
UCAPAN TERIMA KASIH perairan muara sungai Bengawan
Solo ditinjau dari aspek bak-
Terima kasih kepada tim teriologisnya. Makalah dalam
mikrobiologi laut, ibu Nursyirwani, Seminar Pemantauan Pencema-
ran Laut. Pusat Penelitian Dan
Leni Mulia dan Shinta. Pengembangan Oseanologi, LIPI.
Jakarta, 07-09 Februari 1994.
DAFTAR PUSTAKA Roper, M.M. & Marshal, K.C. 1978.
Biological control agents of sewa-
Alcamo, I.E. 1983. Laboratorium Fun- ge bacteria in marine habitat. Aust.
damentals of Microbiology. New J. Mar. Freshwater Rev. 29: 335-
York: Addison-Wesley. 343.
Devi. 2000. Studi analisis Coliform dan Schaechter, M. 1992. Encyclopedia of
Colifecal pada perairan sungai Microbiology Volume 2. New
Siak di daerah Kota Madya York: Academic Press.
Pekanbaru. Skripsi Fakultas Ke- Sekretariat Menteri Negara Kepen-
guruan dan Ilmu Pendidikan. dudukan dan Lingkungan Hi-
Pekanbaru: Universitas Riau. dup. 1988. Keputusan Menteri
Effendi. 1998. Strategi Pembangunan Negara Kependudukan dan Ling-
Perikanan Kelautan Nasional Da- kungan Hidup No. Kep-
lam Peningkatan Devisa Negara. 02/MENKLH/I/1988 tentang Pe-
Pekanbaru: Unri Press. doman Penetapan Baku Mutu
Holt, J.G., Smith, P.H., Williams, Lingkungan. Jakarta.
S.T., Krieg, N.R. & Staley, J.T. Thayib, S.S. & Kunarso, D.H. 1994.
1994. Bergey Manual of Deter- Penelitian bakteri indikator pence-
minative Bacteriology. Ed ke-9. mar di perairan Banten dan seki-
New York: Williams & Wilkins. tarnya. Prosiding Seminar Peman-
Hendri. 1995. Studi tentang bakteri tauan Pencemaran Laut. Jakarta,
fecal sebagai indikator pence- 07-09 Februari.
maran laut di perairan muara Wolff, R. 1991. Myticulture en rade de
sungai Dumai. Skripsi Fakultas toulon la baie du lazaret, Risques
Perikanan dan Kelautan. Pekan- epidemiologiques. These Doctoral
baru: Universitas Riau. Institut National de Medecine
Junidar. 1996. Hubungan antara sali- Agricole. France.
nitas dengan perlakuan bakteri World Health Organization. 1982.
Fecal coli di perairan muara su- Bacteriological Examination in:
ngai Dumai. Skripsi Fakultas Peri- Examination of Water Pollution
kanan dan Kelautan. Pekanbaru: Control. New York: Academic
Universitas Riau. Press.
Kuswandi, I. 2001. Kelimpahan bak-
teri fecal di perairan pulau Bulan
Kotamadya Batam. Skripsi Fakul-
Sebaran E. coli di Perairan Sungai Bantang Tengah 181