Anda di halaman 1dari 3

Kahayya adalah sebuah desa kecil yang terletak di sebelah timur kaki Gunung Bawakaraeng dan

sebelah utara Gunung Lompobattang, tepatnya di kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba.


Desa Kahayya terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Tabuakang, Dusun Gamaccaya, dan Dusun
Kahayya sebagai ibu kota desa terletak pada ketinggian 700 – 1.800 meter di atas permukaan
laut. Akses Desa Kahayya dapat ditempuh dengan sepeda motor dan berjalan kaki yang
memakan waktu kurang lebih 2 jam dari batas desa.
Desa Kahayya, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba memiliki luas wilayah 3.200 ha yang
sebagian besar hanya berupa lahan kering dengan kontur lahan berbukit serta berada di lereng
pegunungan Lompobattang dan Bawakaraeng. Jumlah penduduk Kahayya sebanyak 1.245 jiwa
atau 314 KK yang tersebar di Dusun Gamaccayya 348 jiwa (81 KK), Dusun Tabuakang 501 jiwa
(130 KK), dan Dusun Kahayya 396 jiwa (103 KK) serta jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
masing-masing 617 jiwa dan 637 orang.
BAZNAS meluncurkan Kelompok Tani Tabuakang, di Desa Kahayya. Peluncuran ini merupakan
pengembangan dari program Zakat Community Development (ZCD) di Desa Kahayya yang
merupakan salah satu titik binaan BAZNAS. Kelompok Tani Tabuakang meliputi pelatihan
pertanian terpadu, pembinaan petani kopi, dan pembinaan peternak lebah madu, dengan
tujuan untuk memberdayakan Mustahik binaan agar produktif sehingga berdampak pada
peningkatan kesejahteraan. BAZNAS juga berperan dalam program pendidikan di Desa Kahayya
dengan aktif melayani kebutuhan pendidikan anak, pembinaan taman baca, dan mendorong
kreativitas anak.

Gunung Lompobattang terletak di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan yang dekat dengan
Gunung Bawakaraeng. Gunung Lompobattang merupakan gunung berapi stratovolcano atau
tipe kerucut tidak aktif yang tersusun dari batuan vulkanik Pleistosen. Hutan pegunungan
Lompobattang termasuk dalam vegetasi hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan atas.
Tumbuhan yang paling sering ditemui adalah Podocarpos (tumbuhan runjung asli), dan Arega
sp. Pohon Maple (Acercaesicum), Rotan, Pakis Tiang, Cakar Besar, Kata kerja Lantana camara,
Tahi Lalat (Usnea/Lichens/Lychenes), Azalea (Rhododendron), Arbei (Morus alba), Gaultheria
celebica, Gaultheria viridifloria, Buni (diplycosi / berbau seperti gandapura), Aerobryum moss,
Edelweis (andaphaus javanicum), dan sebagainya. Sedangkan faunanya adalah Anoa (Bulbalus
depressicrnius), babi hutan, babi rusa, burung coklat paruh panjang, elang sulawesi, dan semut
krematosaster.
Status Gunung Lompobattang menurut peraturan pemerintah Indonesia ditetapkan sebagai
kawasan lindung dengan status “Hutan Lindung” atau “Hutan Lindung”. Penetapan ini
memberikan perlindungan hukum terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem gunung
tersebut serta melarang segala aktivitas yang dapat merusak lingkungan atau mengganggu
habitat alami satwa liar yang hidup di kawasan tersebut. Artinya, segala kegiatan pembangunan
atau eksploitasi seperti penambangan, penebangan kayu, atau perburuan dilarang di kawasan
lindung. Pengunjung diperbolehkan memasuki kawasan untuk tujuan rekreasi, namun mereka
diharapkan untuk mengikuti peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas setempat
untuk memastikan bahwa kawasan tersebut tetap dilindungi dan dilestarikan untuk generasi
mendatang.
Terdapat lebih dari 90 persen warga Desa Kahayya berprofesi sebagai petani kopi. Alam
pegunungan nampaknya sangat mendukung budidaya kopi di desa ini. Petani kopi di Kahayya
menanam kopi dengan memanfaatkan kesuburan dan iklim pegunungan. Bisa dikatakan seluruh
proses budidaya kopi di Kahayya dilakukan secara organik, mulai dari penanaman, pengolahan,
hingga pasca panen. Komoditas penting lainnya adalah produk peternakan lebah yang
mengandalkan ekosistem hutan fungsional di sekitar desa Kahayya. Dengan dukungan Baznas
Bina Zakat, madu tersebut bisa didapatkan di berbagai lokasi dengan harga berkisar Rp 70.000
hingga Rp 140.000 per botol kemasan.

Temajuk adalah sebuah desa di kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Letaknya di ujung Pulau
Kalimantan atau bagian paling utara Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Luas
wilayahnya 230 km2 dengan jumlah penduduk 1.914 jiwa. Desa Temajuk terletak di pesisir
pantai dan berbatasan langsung dengan Malaysia. Mata pencaharian warga Temajuk beragam,
diantaranya berprofesi sebagai petani (lada, cengkeh, kelapa, sawit, sayur-sayuran), nelayan,
pedagang, PNS, dan TNI.
Perkebunan merupakan mata pencaharian utama warga Temajuk, total 70% dari 2.870
penduduk Desa Temajuk menggantungkan mata pencahariannya pada perkebunan, 14 orang
bekerja sebagai PNS, dan 67 orang sebagai nelayan. Ada pula yang bekerja sebagai pedagang,
kuli bangunan, atau pegawai swasta. Komoditas perkebunan yang memberikan hasil tertinggi di
Desa Temajuk adalah lada yang menghasilkan 450 ton atau 45% dari total hasil pada tahun
2017. Kelapa sawit merupakan komoditas produktif kedua dengan hasil sebesar 330 ton atau
33% dari total hasil perkebunan. Karet merupakan produk ketiga terbanyak dengan hasil 210 ton
atau 20% dari total hasil. Kelapa merupakan produk keempat dengan rendemen hanya 0,005%.
Produk pertanian lainnya seperti sayuran memberikan kontribusi 0,95% terhadap total hasil.
Berdasarkan peta sosial yang dibuat oleh sekelompok warga Desa Temajuk, 32% (139 KK) masuk
dalam kategori pra-sejahtera, 57% (71 KK) masuk dalam kategori sejahtera, dan 11% (47 KK)
masuk dalam kategori sejahtera. kategori sangat sejahtera.
Desa Temajuk merupakan destinasi wisata populer di Kabupaten Sambas yang berbatasan
langsung dengan Malaysia. Kemudahan akses tersebut mengakibatkan arus wisatawan antara
Indonesia dan Malaysia relatif tinggi. Saat ini industri pariwisata di Desa Temajuk fokus pada
kegiatan wisata massal dengan pemandangan pantai sebagai daya tarik utamanya. Ada
beberapa pantai di Desa Temajuk yang menjadi tempat wisata populer, antara lain Pantai Camar
Bulan, Pantai Mauludin, dan Pantai Tanjung Datuk.
Desa Temajuk juga mempunyai potensi sumber daya alam untuk dikembangkan sebagai objek
wisata alternatif. Beberapa potensi tersebut antara lain aktivitas sehari-hari nelayan seperti
penangkapan ikan dengan joran dan bubu, penangkapan dan pengolahan ubur-ubur,
pengamatan terumbu karang, serta penelusuran dan pengamatan flora dan fauna di kawasan
hutan lindung.
Tantangan terbesar yang dihadapi petani Temajuk adalah buruknya kondisi jalan akses
perkebunan yang tidak dapat diakses oleh kendaraan roda empat. Sebagian besar jalan tersebut
merupakan jalan setapak yang rusak parah. Hampir 20% panjang akses jalan perkebunan
dibangun melalui gotong royong. Karena tanaman lada dan kelapa sawit tumbuh di daerah
pegunungan, para petani harus mengangkut barang-barang mereka menggunakan tenaga
manusia, yang memakan waktu dan biaya.

Hutan lindung di Desa Temajuk terletak di bagian utara desa, berbatasan dengan taman
nasional Malaysia. Kawasan tersebut dikenal dengan nama Hutan Lindung Gunung Raya, yang
merupakan hutan sekunder. Masyarakat telah melaporkan beberapa jenis satwa liar yang relatif
mudah ditemukan di hutan, seperti siamang, kera ekor panjang, rusa, babi hutan, muntjak,
landak, tupai, tarsius, dan kucing batu. Hutan lindung juga menjadi rumah bagi beberapa jenis
burung langka, antara lain Ruai, Enggang, Elang Laut, dan Cucak Hijau yang dilindungi.
Selain jenis satwa liar yang beragam, Hutan Lindung Gunung Raya di Temajuk juga memiliki flora
yang relatif beragam, seperti bunga bangkai (Rafflesia sp) dan berbagai jenis anggrek alam.
Berdasarkan penelitian Zed et al. (2020), setidaknya terdapat 19 genera anggrek yang dapat
ditemukan di kawasan Hutan Lindung Gunung Raya, antara lain Arides, Agrostophyllum,
Anoectochilus, Appendicula, Bulbophyllum, Coelogyne, Cymbidium, Dendrobium,
Dendrochilum, Oberonia. , Eria, Flickingeria, Liparis, Luisia, Nephelaphyllum, Podochilus,
Trichoglottis, Trichotosia, dan Vanda.
Tanaman Kembang Semangkok yang telah lama dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan obat
juga terdapat di Hutan Lindung Gunung Raya. Buah dari tanaman Kembang Semangkok saat ini
menjadi salah satu hasil hutan non kayu yang diperdagangkan oleh masyarakat.
Hutan Lindung Gunung Raya di Desa Temajuk juga memiliki potensi wisata alam, dengan adanya
beberapa air terjun di kawasan tersebut. Hutan lindung ini memiliki tiga air terjun, yaitu air
terjun Teluk Nibung, air terjun Durian Delapan Batang, dan air terjun Gunung Palau. Wisatawan
yang datang ke Temajuk sering mengunjungi air terjun ini.

Pantai Paloh adalah lokasi yang indah dan mempesona, terkenal dengan pantainya yang masih
asli dan perairannya yang jernih. Topografi Pantai Paloh menjadikannya sebagai tempat
bersarang penyu terpanjang di Indonesia, dengan vegetasi pantai yang cocok untuk mendukung
pendaratannya. Namun, habitat bersarang terancam karena faktor alam seperti perubahan iklim
dan aktivitas manusia, seperti polusi dan pembangunan.
Pantai Paloh juga dikelilingi oleh ekosistem mangrove yang berperan penting dalam
perlindungan pantai, menyediakan habitat bagi biota perairan, sumber kayu dan makanan, serta
menawarkan nilai estetika untuk ekowisata. Penting untuk mengelola kawasan ini untuk
menjamin layanan ekologi, mendukung penghidupan berkelanjutan, dan melestarikan
keanekaragaman hayati. Di Kecamatan Paloh, luas hutan mangrove mencapai 7.255 hektar,
dengan luas terluas adalah Desa Sebubus.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 193/DKP/2017, Paloh ditetapkan
sebagai Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K). Berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Zonasi Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018-2038, luas KKP3K Taman Pesisir Paloh di
Kabupaten Sambas adalah 168.569,35 hektar. Pantai Paloh yang panjang dan berpasir halus
menjadikan Kecamatan Paloh berpotensi sebagai habitat peneluran penyu (WWF, 2012).

Anda mungkin juga menyukai