Anda di halaman 1dari 21

merupakan langkah yang dilakukan dalam upaya untuk meningkatkna pH tanah tambak.

Menurut Heru Susanto (1995), untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dengan pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan POCNASA yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5cc/kg pakan untuk umur 60 hari dan setelah itu 10cc/kg pakan hingga panen. Pakan udang ada 2 macam yaitu: pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kwcil, cacing kecil, anak serangga, dan pakan buatan berupa pellet. Pellet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal yaitu: umur 1-10 hari pakan 01, umur 11-15 hari campuran 01 dengan 02, umur 16-30 hari pakan 02, umur 30-35 hari pakan 02 campuran dengan 03 serta umur 55 hari hingga panen pakan 04, jika pada umur 85 hari size rata-rata mencapai 50, digunakan pakan 05 hingga panen. Menurut Bambang Irianto (1999) udang vannamei memiliki beberapa keunggulan antara lain responsif terhadap pakan yang diberikan atau nafsu makan yang tinggi, lebih tahan tehadap serangan penyakit dan lingkungan yang kurang baik. Udang vannamei juga memiliki pesanan yang ditingkat Internasional. Bahkan udang ini sudah laku di jual pada saat berukuran 7,0-10,0 g/ekor atau pada saat berumur 60 hari ditambak. Udang Vannamei membutuhkan pakan dengan kandungan protein 25-30 persen, lebih rendah ketimbang udang windu. Selain itu efesiensi pakannya lebih baik dengan FCR udang windu1:1,6. Oleh sebab itu, dengan pertumbuhan yang

cepat dan sintasan yang lebih tinggi maka biaya produksi udang vannamei lebih rendah 25-30 persen dari pada udang windu. Menurt Rangkuti (1986), pada awal budidaya udang, sebaiknya didaerah penebaran benih disekat dengan waring atau hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. Sekat tersebut dapat di perluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah satu minggu sekat dapat di buka. Pada bulan pertama yang diperhatikan kualitas air harus selalu stabil. Penambahan dan penggantian air dilakukan dengan hati-hati karena udang masih renta terhadap perubahan kondisi air drastis. Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui perkembangan udang melalui pertambahan berat udng. Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size ( jumlah udang/kg) 250-300. Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali. Dan mulai umur 60 hari ke atas yang harus di perhatikan adalah manajemen kualitas air dan kontrol terhadap udang. Menurut Ambirin Siregar (1975), panen udang biasanya dilakukan pada umur lebih kurang 120 hari, dengan size normal rata-rata 40-50. Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit beras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada saat panen dapat dilakukan dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan. Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi rusak. Menurut Yoger (1981), udang galah merupakan salah satu jenis udang air tawar yang dapat mencapai ukuran besar, sampai sepanjang 32 cm. Pemasarannya

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. CENTRAL PROTEINA PRIMA, MEDAN

Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester Di Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1 Tanjungbalai

Disusun Oleh : Nama : FIRMAN SYAH SITORUS NIS Program Study : 1049 : AGRIBISNIS PERIKANAN

SMK NEGERI 1 TANJUNG BALAI AGRIBISNIS PERIKANAN T.A 2011/2012

Lembar Pengesahan
Judul Nama NIS : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA, MEDAN : FIRMAN SYAH SITORUS : 1049

Program Study : AGRIBISNIS PERIKANAN Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tanjungbalai

Disetujui Oleh : Guru Pembimbing

Deacy J.C. Batu Bara, S.Pi NIP. 19820703 200804 2 001

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tanjungbalai

Ketua Jurusan AGRIBISNIS PERIKANAN

SAMSUL BAHRI, S.Pd NIP. 19620222 198601 1 005

Deacy J.C. Batu Bara, S.Pi NIP. 19820703 200804 2 001

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................ 1 1.2 Tujuan dan Mamfaat.............................................................. 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN....................................... 3

BAB II

BAB III PROSES PRODUKSI.................................................................. 7 3.1 Waktu dan Tempat.................................................................. 7 3.2 Alat dan Bahan........................................................................ 7 3.3 Alur Proses.............................................................................. 9 3.4 Prosedur Kerja........................................................................ 10 BAB IV HASIL........................................................................................... 14 4.1 Faktor Pendukung................................................................... 14 4.2 Faktor Penghambat................................................................. 14 BAB V PENUTUP.................................................................................... 15 5.1 Kesimpulan ............................................................................. 15 5.2 Saran ....................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Udang merupakan salah satu komuditas perikanan yang mempunyai nilai

ekonomis tinggi. Komuditas ini tidak asing di kalangan masyarakat terkenal dengan dagingnya yang halus serta rasanya yang gurih dan lezat. Pada dasarnya udang hanya di hasil kan dari penangkap, namun sebenarnya udang juga dapat dihasilkan dari pembudidayaan di tambak. Udang juga merupakan jenis konsumsi air payau, untuk pengembangan budidaya udang yang baik maka diperlukan teknis budidaya yang mampu meningkatkan produksinya. Lokasi yang cocok untuk tambak udang adalah daerah sepanjang pantai beberapa meter dari permukaan air laut dengan tektur liat atau liat berpasir, karena dapat menahan air. Tektur tanah dasar terdiri dari lumpur liat berdebu atau pasir, dengan kandungan pasir tidak lebih dari 20 persen. Daerah pasang surut dengan fluktuasi pasang surut 2-3 meter. Parameter fisik : suhu 26-30 C, salinitas 15-30 ppt, kecerahan air 25-30 cm. Parameter kimia: Ph 7,5-8,5, DO 4-8 ppm dan nitratnya 200 ppm. Pakan udang ada dua macam yaiut : pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil, anak serangga dan pakan buatan berupa pellet.

Pembersihan dan perbaikan tambak merupakan langkah awal sebelum kegiatan budidaya dilakukan, pengeringan dasar tanah dilakukan setelah pengangkatan lumpur selesai dilakukan, pemupukan tambak merupakan salah satu faktor utama untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan budidaya udang, pengapuran dilakukan untuk meningkatkan Ph tanah tambak. Persiapan yang terakhir adalah pengikisan air. Air yang digunakan dapat bersumber air laut atau air sumur bor yang telah diendapkan selama beberapa hari. Udang merupakan bahan makanan yang mengandung protein yang tinggi, yaitu 21 persen, dan rendah kolestrol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2 persen. Limbah udang berupa daging di pangkal kepala dapat dimamfaatkan untuk membuat pasta udang dan hidrolisat protein, sedangkan yang berupa kepala dan kaki udang dapat dijadikan tepung udang. Chitosan yang terdapat dalam kepala udang dapaty dimamfaatkan dalam industri kain.

1.2

Tujuan dan Mamfaat 1. Untuk dapat mengetahui kerja lapangan 2. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis 3. Untuk mengetahui cara-cara membudidayakan udang dengan baik dan benar 4. Untuk mampu mengatasi semua gangguan pada pembudidayaan udang, dan dapat pula merawat seluruh komponen-komponen budidaya dengan baik dan benar

5. Sebagai salah satu syarat agar dapat mengikuti ujian UN di SMK Negeri 1 Tanjungbalai

BAB III PROSES PRODUKSI

3.1 Waktu dan Tempat Waktu Praktek Kerja Lapangan dilakukan dimulai dari tanggal 8 Februari sampai tanggal 8 Mei 2012 di PT. Central Proteina Prima, Medan. Kami mulai bekerja dari pukul 07.00 sampai pukul 11:00 dan kami mulai bekerja lagi dari pukul 13:00 sampai pukul 17:00

3.2 Bahan dan Alat a. No 1 Bahan Bahan Air Spesifikasi Asin Udang yang 2 Udang berkualitas unggul dan 1000 baik Bentuk bulat dan 3 Pelet melayang didalam air 14 Kilogram Ekor Jumlah 3000 Satuan Liter

b. NO 1 2

Alat Alat Jaring Fiber Spesifikasi Benang 4 x 5 meter Plastik Menstranspusi oksigen Jumlah 1 3x2 Satuan Buah Meter

Kincir ( O2)

Buah

4 5 6

Pompa Pipa Jala

Menguras air Plastik Benang

2 4 1

Buah Buah Buah

3.3

Alur Proses

BUDIDAYA UDANG VANNAMAEI

Pemilihan lokasi

Persiapan lahan

Pemasukan air

Perawatan air

Pemasukan benur

Sistem penghantar air

Sampling

Panen

3.4

Proses Pengerjaan

A. Pemilihan Lokasi Lokasi yang dipilih untuk Budidaya Udang Vannamei : a. Tanah pasir b. Tanah liat c. Pasir + Tanah liat d. Perairan Syarat-syarat lokasi adalah mempunyai Ph tanah 5-6 ppm

B. Persiapan Lahan Persiapan Lahan Meliputi : a) Pengeringan Peralatan : pompa air, cangkul Pengeringan lahan biasanya 30 hari / tergantung cuaca Tujuannya : 1. Biar mudah untuk mengangkut bahan organik sisa-sisa Metabolisme dalam proses budidaya sesudahnya 2. Membunuh bibit penyakit b) Buang lumpur / kotoran udang Tujuannya : Agar sisa-sisa bahan organik selama proses budidaya bisa terangkat habis / bersih

c) Pengapuran dasar kolam d) Pengapuran dilakukan setelah lumpur diangkat dengan dosis sesuai dengan kebutuhan kolam 3-4 ton /ha dengan catatan periksa dulu Ph tanah (5-6 ppm) Tujuannya : 1. Menaikkan Ph 2. Memperbaiki struktur tanah 3. Membasmi bibit penyakit 4. Membantu pengerasan dasar tanh yang berlumpur

Jenis Kapur a) Lahan gambut (Ph rendah) Kapur yang digunakan Ca Co3 (kapur kerang) CaOH (kerang aktif) b) Lahan lumpur Kapur yang digunakan CaOH, CaMgO (domalit) c) Lahan berpasir Kapur pertanian dan domalit ( CaMgO)

C. Pemasukan Air Air yang dimasukkan kedalam kolam yaitu air yang berkualitas baik yang dimasukkan setinggi 100-120 cm Kualitas air : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ph air : 7,5 8,5 ppt Salinitas : 10 20 ppt DO : 3 - 5 ppt NH3 : 0 0,1 ppt Nitrit : 0 0,1 ppt Fosfat : 0,3 0,5 ppt Alkalinitas : 100 120 ppt

BAB IV HASIL

4.1 Faktor Pendukung - Udang yang bagus adalah udang yang memiliki gerakan lincah, nafsu makan tinggi - Memiliki pertumbuhan/minggunya - Pasokan air yang memadai - Harga yang relative mahal - Modal yang memadai - Alat dan bahan-bahan yang lengkap - Struktur organisai perusahaan yang bagus

4.2 Faktor Penghambat - Suhu yang berfluktuasi disebabkan oleh cuaca yang berubah-ubah

- Perubahan air yang relative cepat - Amoniak (NH3) yang tinggi - Pakan udang yang mahal - Kurangnya biaya produksi - Kurangnya ketelitian dari tehnisi dan mandor - Tenaga yang selalu berganti-ganti (Easy Come Easy Go)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dalam pemeliharaan Udang Vannamei yang sangat diperhatikan adalah kualitas air, sebab kualitas air sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan udang. Apabila air terlalu keruh saat penaburan benur/air tidak ditembuhi plankton maka langkah yang kita lakukan adalah memberikan Metilen Blue untuk membantu sinar matahari tidak tembus kebenur.

5.2 Saran Saran dari penulis dalam pemeliharaan udang Vannamei diharapkan tidak melakukan kesalahan. Sebab sedikit kesalahan akan berakibat fatal : dan dalam pemeliharaan udang vannamei, ketelitian dan filling seorang tehnisi sangat

diperlukan sebab tanpa adanya ketelitiaan dan filling seorang tehnisi maka gejalagejala dalam udang tidak dapat terselesaikan

Perawatan Air Kolam Perawatan air kolam dilakukan dari awal pemasukan air ke dalam kolam sampai panen yaitu : penebaran obat-obatan seperti : pemberian pupuk urea atau TSP, penebaran semponen untuk membunuh hama di kolam, penebaran permentasi yaitu terdiri dari : 1. Super Nb / Biosolution 2. Ragi instan 200 gram 3. Air secukupnya 4. Mulasi 10 kilogram Permentasi berfungsi untuk menimbulkan bakteri yang menguntungkan. Penaburan kapur berfungsi untuk menstabilkan Ph air kolam

Pemasukan Benur Benur ditabur di kolam setelah 15 hari sterilasi air. Pemasukan benur paling bagus dilakukan sore hari, dengan catatan kincir hidup. Benur biasanya layak tebar antara PL 10-15 benur sehat dan seragam. Adaptasi pemindahan benur dari plastik ke kolam dengan cara plastik terlebih dahulu dimasukkan ke kolam selama 30 menit, kemudian di keluarkan perlahan-lahan AKLIMATISASI. proses tadi disebut

Sampling Sampling dilakukan 5 hari / 1 minggu / 10 hari / 15 hari 1 kali Tujuan sampling : 1. Untuk mengetahui berat rata-rata udang. 2. Menentukan pakan yang diberikan. 3. Mengetahui pertumbuhan udang / hari. 4. Memprediksi Biomass dalam kolam. 5. Menentukan SR. 6. Memperbaiki pertumbuhan pakan minggu depan.

Panen Persiapan panen : 1. Memasang pompa pada kolam yang dipanen. 2. Memasang alat penerang lampu. 3. Pemasangan tenda apabila terjadi hujan. 4. Menyediakan alat-alat panen.

Cara Pemanenan : 1. Air dikeringkan setengah air semula 2. Kemudian udang dijaring dengan menggunakan jaring pukat yang ber arus listrik, agar udang lemas. 3. Kemudian udang di masukkan ke dalam jaring. 4. Lalu diletakkan di meja sortir. 5. Kemudian disortir berdasarkan sais lalu dimasukkan ke dalam keranjang untuk ditimbang.

6. Udang yang sudah ditimbang lalu dimasukkan kedalam piber untuk dipacking.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH yang Maha Esa karena penulis telah diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktek Kerja Industri ini. Dalam penulisan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis untuk melakukan praktek kerja industri yaitu kepada Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tanjungbalai, Kepala jurusan yang sekaligus sebagai guru pembimbing penulis yang mendukung penulis, juga orang tua penulis yang sangat mendukung penulis untuk melakuukan praktek kerja industri. Penulis meminta maaf apabila ada kesalahan dalam laporan ini, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan yang akan datang, semoga laporan ini berguna untuk kita semua.

Tanjungbalai,

Mei 2012

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

Chan ratchakool P.J.F Tumhull,s. Funge-smith, dan c Limsuwan, management in shrimp ponds, 2nd Edition, aquatic Animal Health 1 Research Institute (Bangkok, 1995)

Susanto, D.a, pembuatan kultur mikro organisme dari lumpur aktif udak menurunkan kadar amonia pada tambak (Bandung 1998)

Elovaara, E.K. Shrimp farming manual : Practical technology for intensive shrimp production (Oritish west indies : Carribbean, 2011)

Lightner, D.V. (Ed), A Hand book of shrimp pathology and diagnostic for disease of of cultured penaeid. Shrimp, word equaculture society (Boton Rouge, 1996)

Anda mungkin juga menyukai