Anda di halaman 1dari 13

SANITASI LINGKUNGAN a. Definisi Status kesehatan lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dsb.

b. Kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia.

b. Manfaat mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. c. Tujuan Untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman d. Kendala dan solusi Kendala : Anggaran pemerintah untuk kesehatan lingkungan masih relatif minim.

Masih banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya sanitasi lingkungan. e. Upaya mencapainya
f. Dampak positif dan negative g. Cakupan h. Standar lingkungan bersih i. Jenis-jenis sanitasi lingkugnan

Istilah "" sanitasi dapat diterapkan untuk aspek tertentu, konsep, lokasi, atau strategi, seperti:

Basic sanitation - refers to the management of human feces at the household level. sanitasi dasar - mengacu pada pengelolaan kotoran manusia di tingkat rumah tangga. This terminology is the indicator used to describe the target of the Millennium Development Goal on sanitation. Terminologi ini adalah indikator yang digunakan untuk menggambarkan target Millenium Development Goal pada sanitasi. On-site sanitation - the collection and treatment of waste is done where it is deposited. On-site sanitasi - pengumpulan dan pengolahan limbah dilakukan di mana ia disimpan. Examples are the use of pit latrines, septic tanks, and imhoff tanks. Contohnya adalah penggunaan jamban, septic tank, dan tangki Imhoff. Food sanitation - refers to the hygienic measures for ensuring food safety. sanitasi Makanan - mengacu pada tindakan higienis untuk memastikan keamanan pangan. Environmental sanitation - the control of environmental factors that form links in disease transmission. Sanitasi lingkungan - kontrol faktor lingkungan yang membentuk

link dalam transmisi penyakit. Subsets of this category are solid waste management, water and wastewater treatment, industrial waste treatment and noise and pollution control. Subset dari kategori ini adalah pengelolaan sampah padat, air dan pengolahan air limbah, pengolahan limbah industri dan kebisingan dan pengendalian polusi. Ecological sanitation - a concept and an approach of recycling to nature the nutrients from human and animal wastes. Ekologi sanitasi - konsep dan pendekatan daur ulang ke alam nutrisi dari kotoran manusia dan hewan.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/S anitation

PENGELOLAAN AIR DAN SAMPAH a. Tujuan Pengelolaan air limbah bertujuan untuk : Melindungi kesehatan anggota masyarakat dari ancaman terjangkitnya penyakit. Karena air limbah sering dipakai sebagai tempat berkembang biaknya bibit penyakit Melindungi timbulnya kerusakan tanaman, terutama jika air limbah tersebut mengandung zat organis yang membahayakan kelangsungan hidup Menyediakan air bersih yang dapat dipakai untuk keperluan hidup sehari-hari, terutama jika sulit ditemukan air yang bersih (dr. Azrul Azwar M.P.H Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan) b. Manfaat c. Kendala d. Mekanisme e. Cara pengelolaan air limbah 1. Dilution yaitu, mencairkan air limbah hingga terjadi kekentalan yang amat rendah. Tentu saja ini diperlukan jumlah air yang cukup banyak yang biasanya diambil dari air kali, air danau atau air laut. Umumnya dibutuhkan air 20 sampai 40 kali lebih banyak dari air limbah. Air limbah yang telah dicairkan ini kemudian dibuang ke alam. Cara ini banyak dilakukan di pabrik-pabrik. 2. Preliminary treatment yaitu, pengolahan air tahap pertama yang maksudnya ialah untuk memisahkan partikel-partikel padat dari air limbah, kemudian partikel padat ini diambil untuk dibuang, sedangkan air limbah dialirkan ke alam. Biasanya pengolahan tahap pertama ini diikuti oleh pengolahan berikutnya, seperti member disinfektan, dsb.

3. Sedimentation of sewage yaitu, mengendapkan air limbah sedemikian rupa sehingga terbentuk sedimen. Untuk terjadinya sedimen dapat dipergunakan septic tank atau imhoff tank, atau dengan menambahkan zat kimia. 4. Filtration, yaitu menyaring air limbah dengan mempergunakkan saringan pasir ataupun saringan trickling dengan mempergunakkan batu atau koral 5. Activated sludge yaitu, mengalirkan udara kedalam air limbah sehingga terjadi proses biologis oleh bakteri aerob 6. Stabilization pond yaitu, menempatkan air limbah pada lubang galian yang luas atau danau. Disini terjadi proses biologis yang aerobic yang akan memisahkan bahan-bahan organis sehingga air menjadi jernih 7. Disinfection yaitu, pemberian zat disinfektan pada air limbah, biasanya sebagai tindakan pengolahan air limbah lanjutan atau tahap kedua 8. Sludge disposal yaitu, pengolahan air limbah dengan memakai prinsip biologis yang anaerobic 9. Irrigation yaitu, megalirkan air untuk keperluan pertanian tetapi tentu saja tidak akan bermanfaat jika air limbah tersebut mengandung zat kimia yang berbahaya. (dr. Azrul Azwar M.P.H Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan) f. Pengelolaan sampah Dalam ilmu kesehatan lingkungan, pembicaraan tentang pengelolaan sampah meliputi 3 hal pokok, yaitu : Penyimpanan sampah ( Refuse Storage) Maksudnya adalah tempat sampah sementara, sebelum sampah tersebut dikumpulkan untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan).Penyimpanan sampah yang bersifat sementara ini, sebaiknya disediakan tempat sampah yang berbeda untuk macam atau jenis sampah tertentu. Macam tempat sampah yang dipakai untuk penyimpanan sampah ini banyak ragamnya. Di Negara maju dipergunakkan kertas plastic/kertas tebal. Sedangkan di Indonesia yang lazim ditemui ialah keranjang plastic, rotan, dsb. Pengumpulan sampah Dalam pengumpulan sampah sebaiknya dilakukan pemisahan. Ada 2 macam caranya, yaitu :

System duet, yaitu disediakan 2 tempat sampah yang 1 untuk sampah basah dan yang lainnya untuk sampah kering Sistim trio, yaitu disediakan 3 bak sampah, yang pertama untuk sampah basah, kedua untuk sampah kering yang mudah dibakar serta yang ketiga untuk sampah kering yang tidak mudah dibakar (kaca, kaleng, dsb) Pembuangan sampah Pembuangan sampah biasanya dilakukan di daerah tertentu yang tidak mengganggu kesehatan manusia. Syarat yang harus dipenuhi dalam membangun tempat pembuangan sampah adalah : Tempat tersebut dibangun tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber air lainnya yang dipergunakkan oleh manusia (mencuci, mandi, dsb) Tidak pada tempat yang sering banjir Di tempat-tempat yang jauh dari pemukiman warga. Jarak yang sering dipakai sebagai pedoman ialah sekitar 2 km dari perumahan penduduk, sekitar 15 km dari laut serta sekitar 200m dari sumber air. (dr. Azrul Azwar M.P.H Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan) g. Pengelompokan air limbah Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organic.

2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang tergantung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain : nitrogen, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan memnjadi rumit.

3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga. file://localhost/C:/Documents%20and%20Settings/dell/My%20Documents/MODUL%205/Sanita si%20Lingkungan%20%20Referensi%20Kesehatan.htm Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang lazim dikenal ialah : Yang berasal dari rumah tangga (domestic sewage), misalnya air dari kamar mandi dan dapur Yang berasal dari perusahaan (commercial wastes), misalnya dari hotel, restoran, kolam renang Yang berasal dari industry (industrial wastes), seperti dari pabrik baja, pabrik tinta, dan pabrik cat Yang berasal dari sumber lannya, seperti air hujan yang bercampur dengan comberan, dsb h. Pengelompokan sampah Sampah berdasarkan dasar zat pembentuk, yaitu : 1. Sampah Organik 2. Sampah Anorganik Sampah berdasarkan dasar sifatnya, yaitu : 1. Sampah yang mudah membusuk 2. Sampah yang tidak mudah membusuk 3. Sampah yang mudah terbakar 4. Sampah yang tidak mudah terbakar Sampah berdasarkan gabungan dari dasar zat pembentuk dan sifat, yaitu : 1. Garbage, yaitu sisa pengelolaan ataupun sisa makanan yang mudah membusuk. Misalnya kotoran dari dapur rumah tangga, restoran, hotel, dsb. 2. Rubbish, yaitu bahan atau sisa pengelolaan yang tidak mudah membusuk, yang dibedakan atas : Yang mudah terbakar seperti kayu dan kertas Yang tidak mudah terbakar seperti kaleng dan kaca

1. Ashes, yaitu sejenis abu, misalnya yang terjadi sebagai hasil pembakaran kayu, batu bara di rumah-rumah ataupun industry 2. Dead animal, yaitu segala jenis bangkai terutama yang besar, seperti kuda, sapi, kucing, tikus. Bangkai binatang kecil seperti cecak. 3. Street sweeping, yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan, karena dibuang oleh pengendara mobil ataupun oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab 4. Industrial waste, yaitu benda-benda padat sisa yang merupakan sampah hasil industry. Misalnya industri kaleng dengan potongan-potongan sisa kaleng yang tidak dapat dipergunakan. (dr. Azrul Azwar M.P.H Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan) i. Dampak Pencemaran air 1. Air menjadi tidak bermanfaat lagi 2. Air menjadi penyebab penyakit menular dan tidak menular Pencemaran Udara 1. Pencemaran oleh karbon monoksida 2. Pencemaran oleh nitrogen oksida 3. Pencemaran oleh belerang oksida 4. Pencemaran oleh hidrokarbon 5. Pencemaran oleh partikel Penyakit silikosis Penyakit asbestosis Penyakit Bisinosis Penyakit antrakosis Penyakit biriliosis 6. Pencemaran udara lainnya seperti pemakaian insektisida

LINGKUNGAN SEHAT a. Ciri-ciri rumah sehat

Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek

yang sangat berpengaruh, antara lain:

1. Sirkulasi udara yang baik.

2. Penerangan yang cukup.

3. Air bersih terpenuhi.

4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.

5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.

http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/

b. Standar

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan Bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut : Debu Total tidak lebih dari 150 g m3 Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut: a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

b. Dinding Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan

c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

4. Kualitas Udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut : a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8C sampai 30C b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70% c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam d. Pertukaran udara e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang di rumah.

7. Air

a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.

9. Limbah

a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah. b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.

http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/

Syarat-syarat rumah yang sehat : 1. Bahan bangunan a. lantai : Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan, dan inipun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tdak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah

yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit. b. Dinding : Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah. c. Atap Genteng : Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, di samping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah. d. Lain-lain (tiang, kaso dan reng) Katu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini cara memotongnya barus menurut ruas-ruas bambu tersebut, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu. 2. Ventilasi Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O2 didalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri, patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit.) Funsi kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruanganruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainya adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap didalam kelembaban (humuduty) yang optium. Ada 2 macam ventilasi, yakni : a) Fungsi kedua dari pada ventaliasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindung kita dari gigitan-gigitan nyamuk

tersebut. b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatika disinni bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak berhenti atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara. 3. Cahaya Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau, dam akhirnya dapat merusakan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni : a) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya matahari ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat didalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini, disamping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan dusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tenan tinggi dinding (tembok). Jaln masuknya cahaya ilmiah juga diusahakan dengan geneng kaca. Genteng kaca pun dapat dibuat secra sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa waktu pembuatanya kemudian menutupnya dengan pecahan kaca. b) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya. 4. Luas bangunan rumah Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lanai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab di samping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkene penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 3 m2 untuk tiap orang (tiap anggota keluarga). 5. Fasilitas-fasilitas didalam rumah sehat Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

a. Penyediaan air bersih yang cukup b. Pembuangan Tinja c. Pembuangan air limbah (air bekas) d. Pembuangan sampah e. Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang). Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni: a) Gudang, tempat menyimpan hasil panen. Gudang ini dapat merupakan bagian dari rumah tempat tinggal tersebut, atau bangunan tersendiri. b) Kandang ternak. Oleh karena kandang ternak adalah merupakan bagian hidup dari petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal ini tidak sehat, karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal, atau dibikinkan kandang sendiri (Notoadmojo, 2003). http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/sanitasi.pdf c. Pengelolaan rumah yang baik LINGKUNGAN HIDUP a. Definisi b. Macam-macam USAHA PREVENTIF a. definisi b. Cakupannya c. Tindakan nyata untuk meningkatkan kesehatan (induvidu. Keluarga, masyarakat) d. Trias Epidemiologi (host, agent, lingkungan) PENGOLAHAN AIR MINUM

Anda mungkin juga menyukai