Anda di halaman 1dari 7

1 a.

Kata stratifikasi sosial berasal dari bahasa latin, yakni stratum yang berarti tingkatan dan socius yang berarti teman atau masyarakat. Secara harfiah stratifikasi berarti tingkatan yang ada dalam masyarakat. Adapun definisi stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi ke paling rendah. gejalah stratifikasi sosial adanya kelas kelas tinggi dan kelas kelas rendah dalam suatu wilayah

b.

c.

stratifikasi sosial terjadi karena tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak hakn kewajiban dan tanggung jawab.

Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial 1. Status atau Kedudukan Paul B. Horton mendefinisikan status atau kedudukan sebagai suatu posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Umunya terdapat tiga macam cara memperoleh status/kedudukan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut. 2. Peranan yaitu perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melalukan suatu peranan peranan setidaknya mencakup tiga hal :

Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran sebagai konsep mengenai apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

ada tiga cara untuk mendapatkan status, yaitu : Ascribed status, merupakan kedudukan yang diperoleh sesorang melalui

kelahiran. Misalnya, kedudukan anak bangsawan diperoleh karena ia dilahirkan dari orang tua yang yang berdarah bangsawan. Achieved status, merupakan status atau kedudukan seseorang yang diperoleh

melalui usaha-usaha yang disengaja. Misalnya, setiap orang bisa menjadi dokter, asal dia memenuhi persyaratan untuk menjadi dokter. Assigned status, merupakan status atau kedudukan yang diberikan. Misalnya,

gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang karena dianggap berjasa.

1.

Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification), membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisanyang lain, baik lapisan atas maupun lapisan bawah. Dalam sistem pelapisan yang demikian satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran. Sebagai contoh pelapisan masyarakat berkasta. 2. Stratifikasi Sosial Terbuka Pada sistem stratifikasi sosial terbuka (open social stratification), setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke pelapisan yang lebih tinggi kerena kemampuan dan kecakapannya sendiri atau turun ke pelapisan yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung. Pada umumnya jenis pelapisan sosial yang terbuka lebih banyak memberikan rangsangan untuk maju dan berkembang kepada setiap anggota masyarakat. Contoh pelapisan yang telah mengalami gelombang modernisasi. 3. Stratifikasi Sosial Campuran Dalam kenyataan sehari-hari pelapis sosial dalam masyarakat tidak selalu bersifat tertutup dan terbuka. Melainkan juga bersifat campuran antara keduanya, artinya ada kemungkinan di dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari gabungan kedua sifat pelapis sosial. Misalnya, dalam bidang ekonomi menggunakan pelapis sosial yang bersifat terbuka, sedangkan pada bidang lain seperti penggunaan kasta bersifat tertutup. Sebagai contoh pada sistem kehidupan masyarakat Bali, walaupun secara budaya

masyarakatnya terbagi dalam empat kasta yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra (Koentjaraningrat 1992 : 1996), tetapi secara ekonomi sistem pelapisan sosial lebih bersifat terbuka karena setiap orang tanpa memandang kelas atau kastanya dapat mencapai kedudukan yang lebih tinggi berdasarkan kemampuan dan kecakapannya masing-masing. Pengusaha sukses dan terpandang dalam masyarakat bila ia memiliki kemampuan berdagang yang baik.

berdasarkan kepemilikan harta stratifikasi dibagi menjadi 3. yaitu : kelas atas ( orang kaya dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnyabahkan sampai berlebih ) kelas menengah ( orang yang dapat memenuhi kebutuhan pokok ) kelas bawah ( terdiridari orang orang miskiin yang masih belum memenuhi kebutuhan primer )

Menurut Mac Iver, ada tiga pola umum sistem stratifikasi kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu tipe kasta, olegarkhi, dan demokratis. 1. Tipe Kasta Tipe kasta memiliki system stratifikasi kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas dan kekku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta yang hampir tidak dijumpai dalam garis vertikal. Garis pemisah antara masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus. Pada puncak piramida kakuasaan duduk penguasa tertinggi, misalnya raja atau maharaja, dengan lingkungannya yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara, dan para pendeta. Pelapisan kedua huni oleh para petani dan buruh tani, dan pelapisan terendah terdiri atas para budak. 2. Tipe Oligarkhi Tipe oligarkhi memiliki tipe stratifikasi kekuasaan yang menggambarkan garis pemisah yang sangat tegas diantara strata. Akan tetapt, perbedaan antara strata satu dengan strata lain tidak begitu mencolok. Walaupun kedudukan para warga masyarakat masih

banyak didasarkan kepada aspek kelahiran (ascribed starus), akan tetapi individu masih diberikan kesempatan untuk naik ke strata yang lebih atas. Gambaran tipe tersebut adalah sebagai berikut, Kelas menengah mempunyai warga paling banyak , seperti industri, perdagangan dan keuangan yang memegang peranan lebih penting. Ada bermacam-macam cara warga dari strata bawah naik ke strata yang lebih atas dan juga ada kesempatan bagi warga kelas menengah untuk menjadi penguasa. Tipe piramida ini dijumpai pada masyarakat feudal yang telah berkembang. Suatu variasi dari tipe in adalah stratifikasi yang terdapat pada negara yang berdasarkan pada fasisme atau juga totaliter. Hanya bedanya untuk yang disebut terakhir, kekuasaan berada ditangan partai politik. 3.Tipe Demokratis Tipe demokratis adalah tipe ketiga yang tampak adanya garis pemisah antarlapisan yang sifatnya mobil (bergerak). Faktor kelahiran tidak menentukan kedudukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuannya dan kadang-kadang faktor keberuntungan. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria kekuasaan sebenarnya tidak selalu digambarkan dengan hierarki atas-bawah, tetapi dapat pula digambarkan sebagai gejala melingkar menyerupai lingkaran kambium yang terdiri atas lingkaran dalam, lingkaran tengah dan lingkaran luar. Lingkaran dalam ditempati oleh mereka yang mempunyai kekuasaan yang lebih besar daripada mereka yang menempati lingkaran tengah atau lingkaran luar. Perbedaan lingkaran dalam dan lingkaran di luarnya bukan berarti saling terpisah satu sama lainnya, tetapi terdapat saling hubungan yang dinyatakan dengan adanya garis yang tidak terputuskan. Stratifikasi kekuasaan di lingkungan keraton semua tata nilai yang berlaku didalamnya dapat digambarkan dengan lingkaran kambium ini. Raja merupakan tokoh sentral yang penuh dengan kekuasaan dan privilese (hak-hak istimewa). Kekuasaan dan privilese yang lebih rendah dari yang ada pada raja adalah yang dimiliki oleh para anggota keluarga raja. Semakin jauh dari lingkaran keluarga raja, maka semakin berkurang kekuasaan, privilese, maupun prestise (kehormatan) yang dimiliki oleh seseorang.

Ukuran kekayaan, seseorang yang memiliki kekayaan peling banyak akan menempati pelapisan paling atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dari bentuk rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian serta jenis bahan yang dipakai, dan kebiasaan atau cara berbelanja. Ukuran kekuasaan, seseorang yang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar akan menempati pelapisan yang tertinggi dalam pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kehormatan, orang yang dihormati dan disegani akan mendapatkan tempat pelapisan yang tinggi dan ini biasanya terdapat pada masyarakat yang masih tradisional. Misalnya, orang tua yang dianggap berjasa dalam masyarakat atau kelompoknya. Ukuran kehormatan biasanya lepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Ukuran ilmu pengetahuan, digunakan sebagai salah satu faktor atau dasar pembentukan pelapisan sosial didalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.

Unsur - unsur dalam pendekatan keruangan 1. unsur jarak, baik jarak absolud maupun jarak relatif 2. unsur pola, unsur yang berpengaruh terhadap tata guna lahan, misalnya struktur geologi, struktir morfologi, struktur air. 3. unsur site dan situasion yang erat hubungannya dengan sifat dan fungsi suatu wilayah ( sifat dan fungsi kota atau desa )

4. unsur aksebilitas yang erat hubungannya dengan topografi dan teknologi suatu wilayah. suatu wilayah tertentu dengan memiliki aksebilitas yang tinggi akan mempunyai tingkat kemajuan yang lebih pesat dibandingkan dengan wilayah yang mempunyai aksebilitas rendah. 5. unsur keterkaitan, besar kecilnya suatu keterkaitan wilayah dengan wilayah yang lain banyak menentukan hubungan fungsional antara dua tempat bahkan lebih. 10 movement space 1. personel space / body territory, yaitu suatu wilayah pergaulan yang terbatas pada diri seseorag. ruang yang ada dalam diri seseorang. ruang ersebut dapat hilang apabila seseorang sudah berkumpul dengan orang lain atau menjadi kelompok. 2. family space / interksional territory, merupakan suatu wilayah atau tempat dimana dapat terjadi penemuan - penemuan sosial. 3. neighbour hood space, merupakan suatu wilayah pergaulan dirumah atau diluar rumah yang terjadi dengan tetangganya. 4. sosietal space / public territory merupakan wilayah pergaulan yang terbuka luas atau dimensi nasional dalam geraknya. 11. A. difusi adalah proses menyebarnya unsure-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bias menyebar ke masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat Barat (Negara-negara Eropa) masuk dan mempengaruhi kebudayaan Timur (bangsa Asia dan Afrika). B. kata modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa Latin modernus yang dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya periode waktu masa kini. Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat yang modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern.

12.

ditolaknya kehadiran perubahan sosial oleh masyarakat antara lain: 1. perubahan tersebut disertai dengan tekanan dadi luar. 2. perubahan tersebut merupakan ancaman budaya bagi masyarakat. 3. arah perubahan sosial kuran jelas bahkan mungkin bisa menimbulkan konflik sosial dalam masyarakat. 4. tidak sesuainya pola perubahan tersebut dengan sikap dan lingkungan sosial budaya yang ada.

Anda mungkin juga menyukai