Anda di halaman 1dari 1

Wiharesi Putri XII IPA 4 /29

Layunya Pohon Pendidikan Indonesia Sejak dahulu, pendidikan memang menjadi salah satu masalah besar bagi negara ini. Tidak sedikit pakar yang berteori ini dan itu, tetapi pada kenyataannya tidak ada satu pun dari teori-teori tersebut yang dapat berjalan lancar. Halangan dalam menyelesaikan masalah pendidikan selalu saja bermunculan. Apabila pemerintah dan masyarakat tidak dapat bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, jutaan anak Indonesialah yang akan menjadi korbannya. Dan, tentunya hal ini hanya akan menimbulkan dampak buruk bagi bangsa Indonesia sendiri. Pada dasarnya, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan1). Apabila proses tersebut bersifat formal, hal itu berarti bahwa pelatihan-pelatihan tersebut diberikan secara terorganisasi2). Dan, pada sektor pendidikan formal inilah, begitu banyak tantangan yang harus kita hadapi bersama. Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional), jumlah penduduk usia sekolah (7-24 tahun) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai 76 juta jiwa, dan yang pasti jumlah itu akan terus bertambah hingga tahun 2009 ini. Namun, pada kenyataannya hanya separuh dari mereka yang tertampung di sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dan sekitar 38 juta jiwa lainnya lebih memilih untuk menghabiskan waktu di perempatan jalan dengan mengamen, mengemis, dan menjual koran. Lalu, mengapa mereka tidak bersekolah? Alasan klise yang selalu muncul untuk menjawab pertanyaan semacam ini adalah ketiadaannya biaya. Apabila kita melihat lebih dalam, sebenarnya, penyebab layunya pohon pendidikan Indonesia tidak lain karena tidak adanya kesadaran dalam diri anak-anak Indonesia untuk bersekolah, begitu tingginya biaya hidup, dan bobroknya aparatur pemerintah.

1) 2)

Drs.Yandianto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung:M2S, 2000), hlm.88. Loc.cit.

Anda mungkin juga menyukai