Anda di halaman 1dari 17

Perjuangan Perempuan Kepala Keluarga Miskin di Indonesia Untuk mencapai kehidupan yang berkeadilan dan bermartabat

Nani Zulminarni

Koordinator Nasional PEKKA

Penemuan PEKKA tentang perempuan kepala keluarga Janda meninggal Janda cerai Lajang Perempuan tidak menikah namun punya anak Istri yang terlantar Perempuan bersuami yang sudah tidak mampu menjadi kepala keluarga

Definisi Kepala Keluarga menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Pencari nafkah dalam keluarga atau seseorang yang dianggap sebagai kepala keluarga.

13% 9.50% 7.54%

13.6%

1985

1993

2001

2007

% rumah tangga yang dikepalai perempuan di Indonesia

Buruh tani dan pedagang 56%

2005; 84%< IDR 15,000 / hari (US$1.25)

2-5 tanggungan

PERSOALAN KEMISKINAN
Sepertiga dari Pekka yang hidup dibawah garis kemiskinan Indonesia, tidak bisa mendapatkan BLT (Penelitian PEKKA-AIPJT 2009).

PERSOALAN PENDIDIKAN
Tingkat partisipasi pendidikan anak tanggungan Pekka dibawah standar Nasional: Tidak pernah sekolah = 28% vs 8% Tamat sekolah dasar = 63% vs 72% Tamat SMP = 34% vs 41% Tamat SMA = 13% vs 23%

Anggota Pekka buta huruf 44.4%

Biaya pendidikan satu anak Pekka menghabiskan pendapatan rata-rata Pekka pertahun secara signifikan : Sekolah dasar 51% pendapatan SMP 140% pendapatan SMA 178% pendapatan

(PEKKA-AIPJT research 2009)

Kondisi

Klien pengadilan agama

Anggota Pekka

Akses Keadilan

Pendapatan US $ 110 keluarga / bulan Akses pengadilan untuk perceraian Pendidikan diatas 6 tahun sekolah dasar Menikah dibawah 15 tahun 100%

US $ 24 4%

67.7%%

15%

3.8%

30% Penelitian PEKKA LDF 2007

PERSOALAN KEKERASAN DAN HUKUM

Kurang dari 50% anggota Pekka yang memiliki pernikahan tercatat Hanya 1 dari 10 perempuan miskin mengajukan perceraian melalui pengadilan karena biaya yang tinggi 78% Pekka yang bercerai mengalami kekerasan 56% anak Pekka tidak memilki akte kelahiran, dan di Aceh mencapai 87%

Penelitian PEKKA-AIPJT 2009

Penyadaran kritis Pengembangan paralegal Forum Pemangku Kepentingan (MSF) Penelitian Supply Data Lobi dan Advokasi Pengembangan Jaringan

PEMBERDAYAAN HUKUM PEKKA

Pembuat Kebijakan, Pengambil Keputusan

KERANGKA KERJA AKSES KEADILAN PEKKA


Bantuan / Pelayanan

Budget

Ilmuwan, akademisi,Peneliti , donor

Seknas PEKKA (NGO)

Komunitas PEKKA (Akar Rumput)

Dampingan Dukungan Jembatan

Kerjasama Persahabatan Partnership

MSF Lokakarya, dialog dan pertemuan

Mengumpulkan data dan infromasi Pendampingan pada masyarakat Penyebaran informasi Manual dan panduan

Paralegal

Mengorganisir Sidang Keliling

PARALEGAL PEKKA

Wilayah Kerja PEKKA


Nangroe Aceh Darussalam Maluku Utara Kalimantan Barat Sumatera Barat Sumatera Selatan Banten Jawa Barat Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Utara

Nusa Tenggara Yogyakarta Central J Barat East Java Nusa Tenggara Timur

Sulawesi Tenggara

*18 Provinsi, 98 Kabupaten, 430 desa, 625 Kelompok Pekka,

Akses Gugat Cerai Prodeo Pekka per Januari 2012


PROPINSI Kasus terselesai kan
27 10

NTB JAWA BARAT

JAWA TENGAH
SULTRA TOTAL

19
1

57

Akses Istbat dan Pengesahan Perkawinan Sidang Keliling Prodeo per Januari 2012
PROPINSI Jumlah Kasus Terselesaikan

NAD
NTB NTT JAWA BARAT Total Kasus terselesaikan

48
244 23 + 88 1,850 2,253

Akses Akta Kelahiran Anak Gratis per Januari 2012

PROPINSI NAD NTT

Kasus terselesaikan 34 3,472

JAWA BARAT
JAWA TENGAH KALBAR SUMUT TOTAL

1,537
540 41 818

6,639

REFLEKSI DAN PELAJARAN PENTING PEKKA


Aksi afirmasi bagi kelompok masyarakat miskin sangat dibutuhkan seperti prodeo, sidang keliling, pelayanan satu atap dan bebas biaya Pemahaman aparat di tingkat wilayah terbatas dan beragam terhadap kebijakan akses keadilan bagi masyarakat miskin Pendidikan penyadaran dan penyebaran informasi pada masyarakat terkait prosedur dan pelayanan serta perangkat akses keadilan bagi mereka harus dilakukan secara berkesinambungan Keberadaan data kebutuhan pelayanan dan akses keadilan dapat membantu pemerintah mengalokasikan anggaran secara efektif, dan masyarakat terlayani dengan baik Kerjasama dan forum multi pemangku kepentingan akan akses keadilan bagi masyarakat miskin sangat dibutuhkan untuk menyamakan persepsi dan menemukan strategi dan terobosan dalam memberikan akses keadilan bagi masyarakat.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai