Anda di halaman 1dari 5

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Analisis Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini berjumlah 12 orang yang terdiri dari 1 (satu) orang pegawai Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang dan 11 orang berasal dari RSUD. Dr. Rasidin Padang. Untuk 5 (lima) orang dari RSUD. Dr. Rasidin Padang dan 1 (satu) orang pegawai Dinas Kesehatan Kota Padang menggunakan metode wawancara mendalam (Indepth Interview) sedangkan untuk 6 orang pegawai RSUD. Dr. Rasidin Padang lainnya menggunakan metode FGD (Focus Group Discussion). Informan yang menggunakan metode wawancara mendalam (Indepth Interview) pada umumnya berpendidikan sarjana dan spesialistik. Sedangkan informan yang menggunakan metode FGD (Focus Group Discussion) terdiri dari pegawai RSUD. Dr. Rasidin Padang yang berpendidikan mulai dari SMA hingga S1. Berdasarkan tingkat pendidikan yang berbeda-beda tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan informan berbeda pula antara yang satu dengan yang lain.

5.2. Analisis Hasil Penelitian 5.2.1. Input Penggunaan Sistem Casemix Berbasis ICD-X Dalam melaksanakan kegiatan penggunaan sistem casemix berbasis ICD-X harus dimulai dengan adanya input berupa kebijakan, tenaga, dana, alat dan bahan, serta metode yang digunakan. Dalam komponen input, dibahas mengenai kebijakan,

61

62

tenaga, dana, alat dan bahan, serta metode yang digunakan oleh RSUD. Dr. Rasidin Padang dalam melaksanaan kegiatan penggunaan sistem casemix berbasis ICD-X ini. a. Kebijakan Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 686/ MENKES/SK/VI/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, telah ditetapkan : 1) Klaim pelayanan kesehatan terhadap peserta Jamkesmas menggunakan

INA-DRG versi 1.6 yang mulai berlaku sejak 1 Maret 2010. 2) Pedoman sebagaimana dimaksud agar digunakan sebagai acuan bagi

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Rumah Sakit dan Puskesmas serta pihak lain yang terkait dalam penyelenggaraan dan pengelolaan program Jamkesmas.3 b. Tenaga c. Sumber daya manusia yang ada di rumah sakit terdiri dari : 1) Tenaga kesehatan yang meliputi medis (dokter), paramedis (perawat) dan paramedis non keperawatan yaitu apoteker, analis kesehatan, asisten apoteker, ahli gizi, fisioterapis, radiographer, perekam medis. 2) Tenaga non kesehatan yaitu bagian keuangan, administrasi, personalia dll. Perencanaan sumber daya manusia meliputi jenis tenaga yang dibutuhkan dan berapa jumlahnya yang disesuaikan dengan lingkup pelayanan yang akan dilaksanakan.25 d. Berapa jumlah dokternya, perawatnya dan tenaga lainnya serta apakah perlu fisioterapis atau tenaga yang lain tergantung lingkup pelayanannya. Lingkup pelayanan ini biasanya ditentukan berdasarkan tipe rumah sakitnya. Lingkup pelayanan rumah sakit (tipe A/B/C/D) mempunyai standar minimal. Untuk

63

rumah sakit tipe C minimal pelayanan medisnya adalah 4 besar spesialistik yaitu spesialis obsgyn, anak, bedah dan penyakit dalam.25

e. Dana Sumber dana untuk penggunaan sistem casemix berbasis ICD-X ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sektor Kesehatan dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Pemerintah daerah melalui APBD berkontribusi dalam menunjang dan melengkapi pembiayaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di daerah masing- masing meliputi antara lain: 1) Masyarakat miskin dan tidak mampu yang tidak masuk dalam pertanggungan kepesertaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). 2) Biaya transportasi rujukan dari rumah sakit yang merujuk ke pelayanan kesehatan lanjutan serta biaya pemulangan pasien menjadi tanggung jawab Pemda. 3) Biaya transportasi petugas pendamping pasien yang dirujuk. 4) Dukungan biaya operasional manajemen Tim Koordinasi dan Tim Pengelola Jamkesmas Provinsi/Kabupaten/Kota. 5) Biaya lain-lain diluar pelayanan kesehatan, sesuai dengan spesifik daerah dapat dilakukan oleh daerahnya.3 Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan program Jamkesmas Tahun 2010, beberapa ketentuan umum pada aspek pendanaan yaitu: a) Pendanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) merupakan jenis belanja bantuan sosial.

64

b) Pembayaran ke PPK Puskesmas disalurkan langsung dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) melalui PT. POS, sedangkan pembayaran ke PPK lanjutan diluncurkan langsung dari KPPN ke rekening masing-masing PPK lanjutan Jamkesmas melalui bank. c) Pertanggungjawaban dana luncuran tetap menggunakan pola pembayaran dengan INA-DRG dan berlaku untuk seluruh PPK lanjutan. Pada saatnya apabila semua PPK dan Tim Pengelola Pusat telah siap, akan dilakukan perubahan pola pertanggungjawaban dana dengan pola klaim. d) Peserta tidak boleh dikenakan iur biaya dengan alasan apapun.3 Penyaluran dana untuk pelayanan kesehatan untuk rumah sakit adalah sebagai berikut: 1. Dana untuk Pelayanan Kesehatan di PPK lanjutan disalurkan langsung dari KPPN ke rekening PPK lanjutan melalui bank. Peluncuran dana ini dilakukan secara bertahap. 2. Penyaluran Dana Pelayanan ke PPK lanjutan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI yang mencantumkan nama PPK lanjutan, besaran dana luncuran yang diterima. 3. Perkiraan besaran dana luncuran pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan perhitungan atas laporan pertanggungjawaban dana PPK lanjutan.3 f. Alat dan Bahan Centre for Case-Mix Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik telah mengemas paket software INA-DRG versi 1.5 yang merupakan fasilitas utama yang terus dikembangkan dan akan diluncurkan versi-versi berikutnya sesuai kebutuan dilapangan. Paket software tersebut terdiri dari :

65

1) Software Entry Data Digunakan untuk mengentry data 18 variabel dan menentukan tarifnya setelah data tersebut di groupkan 2) Software Grouper Untuk menentukan kode INA-DRG setiap pasien.3 g. Metode

5.2.2. Proses Penggunaan Sistem Casemix Berbasis ICD-X

5.2.3. Output Penggunaan Sistem Casemix Berbasis ICD-X Diharapkan program Jamkesmas ini semakin mendekati tujuannya yaitu meningkatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini tentu akan tercapai melalui penyelenggaraan program Jamkesmas yang transparan, akuntabel, efisien dan efektif menuju good governance.3 Program dan kegiatan penggunaan tarif INA-DRG mempunyai sasaran yang ingin dicapai yaitu dilaksanakannya semua peraturan perundang-undangan di bidang pembiayaan pelayanan kesehatan serta dipenuhinya kendali mutu dan kendali biaya untuk setiap pelayanan, pembayaran dan pertanggung jawaban PPK.3 Setiap rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan yang menerima droping atau luncuran dana Jamkesmas, agar menyampaikan laporan disertai fotocopy rekening koran. Rumah sakit harus menyampaikan laporan keuangan saldo kas per 31 Desember terhitung tahun 2008 dan penyetoran jasa giro tahun 2008.3

Anda mungkin juga menyukai