Anda di halaman 1dari 24

informed consent sebagai perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan

PENDAHULUAN Informed consent sebagai perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan. Latar Belakang Hak asasi manusia untuk hidup sehat ang dicanangkan oleh mas arakat internasional sudah tumbuh men!adi tekad bangsa"bangsa di Dunia untuk me elengarakan kehidupan manusia ang se!ahtera# oleh karena itu istilah

keseahtan harus diartikan $ %esehatan adalah keadaan se!ahtera dari badan# !i&a dan social ang memungkinkan setiap orang hidup proaktif secara social dan ekonomi. 'umber utama dari pern ataan baru tentang kesehatan dalam arti kese!ahteraan itu berakar dari piagam atlantik ()*+# piagam PBB ()*,# dan deklarasi Hak a-asi sedunia ()*.. /uatan nilai norma hak asasi manusia tertuang dalam pasal ++# +, #dan +) ang pada pokokn a0 the right to healt care0 dan $social &elfare0 merupakan a-as dari Negara ang men elenggarakan $ the

general &elfare in a democratic societ 0. %etiga sumber nilai hukum ini ditindaklan!uti melalui deklarasi Helsinki ()1*# deklarasi Libson ().( dan beberapa kesepakatan internasional lain a aitu pela anan kesehatan ang

berunsur Hak A-asi manusi dan kese!ahteraan# hak a-asi manusia itupun men!adi dasar utama pengadaan informed consent# dalam rangka pela anan kesehatan untuk kemanusiaan. 2untutan hak asasi manusia dibidang kesehatan mengubah kedudukan pasien 3patient rights4 ang semula bersifat asimetris karena kecendrungan

professional ang mengutamakan efesiensi professional# pasien dianggap orang sakit tanpa diperhitungkan dalam arti dilupakan kedudukan a sebagai manusia

ang mempun ai hak asasi kesehatann a# sementara /enurut pandangan paternalistik# hubungan anatara dokter dengan pasien# dimana dokter berperan sebagai orang tua dari pasien dan keluarga# segala informasi# keputusan# dan tindakan medis terhadap pasien sepenuhn a ditangan dokter. Hal ini berkaitan !uga kecendrungan pena alahgunaan profesi kesehatan ang didorong oleh kepentingan sumber mencari nafkah melalui ilmu pengetahuan kesehatan ang cendrung mengorbankan nilai"nilai etika

men impang dari dalil hipokrates bah&a ilmu kedokteran adalah ilmu ang mulia# ang seharusn a kelompok professional altrustik untuk mementingkan

kese!ahteraan orang lain ditas kepentingann a sendiri. . Pelaksanaan informed concent &a!ib hukumn a bagi dokter dan pera&at# !ika ke&a!iban informed concent ini diabaikan akan dapat merugikan salah satu pihak# baik dokter maupun pasien# apa bila pasien tidak puas dengan informasi ang diterima tentang barbagai aspek pen akit mereka# atau dokter menganggap informed concent merupakan suatu tugas ang dianggap sukar untuk diker!akan# maka akan mengakibatkan ter!adin a tuntutan hukum# terhadap dokter selaku pen elenggara pela anan kesehatan. (.Informad concent. pengertian informed concent Informed consent adalah suatu proses ang menun!ukkan komunikasi ang efektif antara dokter dengan pasien dan bertemun a pemikiran tentang apa ang akan dan apa ang tidak akan dilakukan terhadap pasien. Informed consent dilihat dari aspek hukum bukanlah sebagai per!an!ian antara dua pihak# atau per!an!ian ang bersifat khusus# karena dalam pela anan kesehatan# dokter tidak bisa

men!an!ikan sesuatu dalam upa a pen embuhan seseorang# akan tetapi seorang dokter akan selalu berupa a semaksimal mungkin menurut standar pela anan dan keilmuan tertinggi ang dimiliki oleh dokter tersebut dalam upa a pen embuhan dan pen elamatan n a&a seseorang# karena setiap tindak dalam pela anan kesehatan mengandung resiko# maka dari itu informed concent lebih cendrung kearah persetu!uan sepihak atas la anan ang dita&arkan pihak lain. Informed concent terdidri atas dua suku kata aitu informed dan concent# informed bearti telah diberitahukan# telah disampaikan atau telah diinformasikan sedangkan concent bearti persetu!uan# dengan demikian informed concent dalam profesi kedokteran adalah persetu!uan ang diberikan pasien atau keluarga pasien terhadap pela anan kesehatan ang akan di!alani oleh seorang pasien# setelah pasien tersebut mendapatkan informasi 3 pen!elasan4 ang lengakap dari dokter ang akan melakukan tindakan tersebut. Bagian-Bagian Yang Terpenting dari Informed Concent 2.2.1 Informasi (Informed) 'alah satu tu!uan dari informed concent adalah agar pasien mendapatkan informasi ang cukup untuk dapat mengambil keputusan atas tindakan medis ang akan di!alani# kecuali !ika pen ampaian informasi akan mempengaruhi psikis pasien# atau pasien sendiri ang meminta dokter untuk tidak men ampaikan informasi kepadan a. Dengan demikian dalam men ampaikan informasi seorang dokter diharapkan tidak mengurangi materi informasi sesuai dengan kebutuhan pasien serta tidak memaksa pasien untuk segera memberikan keputusan setelah pasien mendapatkan informasi. Dalam pen ampaian informasi ada beberapa hal ang perlu diperhatikan# ang dikenal dengan istilah * 5# aitu6 (. +. 5hat 5hen 6 apa7 3 ang perlu disampaikan 4 6 kapan7 3 disampaikan 4

8. *. (4

5ho

6 siapa7 3 ang harus men ampaikan 4

5hich 6 ang mana7 3 ang perlu disampaikan 4 Apa ang perlu disampaikan. Pen!elasan ang harus disampaikan kepada pasien ruang lingkupn a cukup luas# pen!elasan tersebut kemungkinan berbeda bagi setiap indi9idu# tergantung dari kondisi dan tindakan medis ang akan di!alani dalam rangka tanggung !a&ab moril terhadap pasien 3Puoernomo B4 Petugas kesehatan perlu memilih ang terbaik dalam men ampaikan informasi# tanpa ada keterangan ang disimpan atau terlupakan# tanpa mengabaikan keadaan psikis# mental# sikap dari akibat ketakutan# serta kegoncangan !i&a pasien. Pada dasarn a pen!elasan dokter tersebut meliputi diagnose pen akit# pemeriksaan# terapi# resiko# alternati9e# serta prognosis.

a4

Diagnosa pen akit 'eorang dokter harus men!elaskan keadaan ang abnormal dari tubuh pasien ang ditemui# sehingga diharapkan pasien mengetahui tentang kondisi abnormal tersebut# baik diminta maupun tidak.

b4

Pemeriksaan Pasien berhak untuk menolak atau melan!utkan pemeriksaan serta mengetahui hasil pemeriksaan dan tu!uan pemeriksaan agar tidak ter!adi kesalahpahaman antara pasien dan doktern a# misaln a pemeriksaan terhadap tumor# dokter harus men!elaskan tu!uan pemeriksaan pap smear# dan seandain a setelah dilakukan pemeriksaan tern ata ditemukan keganasan pada tumor tersebut# maka dokter harus men!elaskan kepada pasien dan untuk keputusan selan!utn a diserahkan kepada pasien tersebut.

c4

Pengobatan 'uatu pemulihan kesehatan ang diselenggarakan untuk mengembalikan status kesehatan# dan mengembalikan fungsi badan akibat cacat atau menghilangkan kecacatan ang dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan ilmu ang dimiliki serta memiliki ke&enangan untuk melakukan pengobatan dan dapat dipertanggung!a&abkan.

d4

:esiko 'etiap tindakan medis memiliki resiko. :esiko ang mungkin ter!adi dalam melakukan pengobatan dan tindakan medis harus disampaikan disertai dengan upa a antisipasi ang dilakukan oleh dokter untuk menghindari ter!adin a hal tersebut# seperti alergi# idiosinkrotik#3 kepekaan abnormal terhadap obat#protein atau -at"-at lain berdasarkan kelainan genetika4 bahkan mungkin kematian# ang selama ini !arang diungkapkan oleh dokter.

e4

Alternatif tindakan medis Dokter harus mengungkapkan beberapa alternatif dalam proses diagnosis dan terapi# dimana setiap proses harus di!elaskan apa prosedur# manfaat# kerugian# dan efek ang mungkin dapat timbul dari beberapa pilihan tersebut. 'ebagai contoh pengobatan terhadap pen akit hipertiroidisme# pengobatan untuk pen akit ini terdapat 8 pilihan# dengan obat# iodium radioaktif# subtotal tireidektomi# dokter harus men!elaskan masing"masing pengobatan tersebut# dengan men ebutkan kerugian dan komplikasi ang mungkin dapat ter!adi.

f4

Prognosis Pasien berhak mengetahui tingkat keberhasilan dari suatu tindakan medis# meskipun kondisi ini tidak bisa dipastikan# namun berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalaman ang dimiliki oleh seorang dokter# prediksi tindakan medis ang akan di!alani oleh seorang pasien harus di!elaskan# komplikasi ang akan ter!adi# ketidakn amanan# bia a dan resiko dari setiap pilihan# termasuk tidak mendapatkan pengobatan atau tindakan. Pasien !uga berhak mengetahui apa ang diharapkan dan apa ang bakalan ter!adi sehubungan dengan tindakan tersebut# semua ini berdasarkan ke!adian dan ilmu pengetahuan ang dimiliki oleh seorang medis.

+4

%apan disampaikan Usahakan pen ampaian informasi kepada pasien tidak terlalu lama !arakn a antara a&al pemeriksaan sampai keputusan tindakan medik# karena kondisi seperti ini akan menimbulkan suatu pertan an dan persoalan bagi pasien !ika pen ampaian informasi dengan tindakan medik memakan &aktu ang cukup

lama dan kondisi ini !uga akan berpengaruh terhadap pen akit dan tindakan medis ang akan dilakukan 84 'iapa ang harus men ampaikan Dalam Peraturan /enteri %esehatan No ,., 2ahun ().) Pasal 1# di!elaskan untuk tindakan bedah dan tindakan in9atif lain harus disampaikan oleh dokter ang akan melakukan tindakan dan tenaga paramedic 3bidan# pera&at4 ang terlibat dalam tindakan tersebut. Dan !ika dalam keadaan tertentu dokter tersebut tidak ada maka informasi harus diberikan oleh dokter lain dengan pengetahuan atau petun!uk ang bertanggung!a&ab. Asas untuk memperoleh informasi dalam pengadaan persetu!uan tindakan medik men!adi unsur penting untuk menentukan tanggung !a&ab !ika timbul eror ang tidak diinginkan oleh dokter atau pihak ang bersangkutan *4 ;ang mana ang akan diinformasikan /engenai informasi mana hal"hal ang akan di!elaskan# seorang medis harus menginformasikan seluruhn a tentang keadaan dan kondisi pasien dan tidak ada ang dirahasiakan# kecuali dokter menilai dan pasien menolak untuk ang akan dapat mempengaruhi disampaikan informasi tentang pen akitn a#

kondisi kesehatan pasien tersebut# maka informasi dapat disampaikan kepada keluarga pasien. 'esuai dengan keputusan /enteri %esehatan No ,., 2ahun ().)# meskipun pen ampaian informasi merupakan hal ang terpenting dalam informed concent ang harus disampaikan kepada pasien# namun dalam kondisi tertentu pen ampaian informasi tidak berlaku# seperti keadaan emergensi. Dalam kondisi seperti ini informasi mengenai hal"hal ang berhubungan dengan tindakan medis tidak perlu disampaikan# mengingat kondisi pasien ang tidak sadar dan tidak bisa memberikan persetu!uan# dan hal ang terpenting adalah pen elamatan n a&a pasien# maka dalam kondisi seperti ini tidak praktis lagi untuk menunda tindakan atau mempermasalahkan informed consent# tindakan pen elamatan pasien merupakan hal ang terpenting# karena di kha&atirkan !ika terlambat dilakukan tindakan pasien akan celaka# ketentuan ini tercantum dalam Permenkes No ,., 2ahun ().) Pasal (( ang berbun i# dalam hal pasien ang

tidak sadar atau pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan ga&at dan atau darurat ang memerlukan tindakan medik segera# untuk kepentingann a tidak perlu minta persetu!uan dari siapapun 2.2.2 ersetu!uan (Consent) Untuk tiap tindakan medis telah ditetapkan bah&a dalam keadaan tidak darurat# seorang dokter harus meminta persetu!uan pasien terhadap terapi sebelum terapi diberikan. 2erdapat dua teori tentang persetu!uan pasien# aitu teori tradisional berdasarkan hukum pengania aan dan teori baru ang berdasarkan hukum kelalaian. Dalam beberapa &ila ah hukum# kurangn a persetu!uan medis dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak &alaupun tidak ter!adi suatu kelalaian. Hukum melindungi hak seseorang untuk mengambil keputusan menerima atau menolak terapi# terlepas dari bi!aksana atau tidakn a keputusan tersebut. Prinsip dasar dalam hukum kita adalah setiap orang memiliki hak untuk memutuskan hal"hal ang men angkut tubuh mereka. Hubungan dokter pasien dikenal sebagai fiduciary relationship ang berarti hubungan ang berlandaskan keperca aan Hukum persetu!uan tradisional atau kon9ensional Persetu!uan tindakan medik adalah aspek ang melekat pada hubungan dokter pasien ang harus dimengerti dokter tidak han a sebagai ke&a!iban hukum# tetapi !uga sebagai bagian dari etika kedokteran. Pemberian persetu!uan secara tertulis atau tidak tergantung dari keadaan saat itu. Dasar dari teori tradisional adalah hukum penganiayaan dan din atakan pada persidangan tahun ()<, oleh hakim =ardo-o# $ 'etiap manusia de&asa dan sehat mental memiliki hak untuk menentukan apa ang akan dilakukan terhadap tubuhn a dan ahli bedah ang melakukan operasi tanpa persetu!uann a dianggap telah melakukan pengania aan...0. Dalam hukum# pengania aan didefinisikan sebagai tindakan disenga!a untuk men entuh atau menggunakan kekerasan terhadap orang lain tanpa persetu!uann a. 'etiap tindakan sekecil apapun tanpa persetu!uan orang ang bersangkutan dapat dianggap pengania aan. 2indakan medis tanpa persetu!uan#

&alaupun tindakan itu baik untuk pasien# dapat dianggap pengania aan. Persetu!uan baik langsung dan tidak langsung meniadakan pengania aan. Dengan adan a persetu!uan# maka tidak ada pengania aan. 2etapi persetu!uan dianggap tidak sah secara hukum bila diberikan atas dasar paksaan atau penipuan. Persetu!uan !uga dianggap tidak sah bila tindakan ang disetu!ui adalah tindakan mela&an hukum atau persetu!uan diberikan oleh orang ke&enangan untuk memberikann a. Pengania aan dapat ter!adi &alaupun tidak ada kontak badan# misaln a pemberian obat# pemeriksaan rontsen dan tindakan pengobatan lain tanpa kontak langsung. Penghinaan terhadap pribadi seseorang !uga dapat dianggap pengania aan &alaupun tidak men akiti secara fisik# seperti meludahi &a!ah seseorang# atau mengangkat topi ang sedang dipakai seseorang secara paksa. +.+.+.+ Persetu!uan tindakan langsung dan tidak langsung Persetu!uan tindakan secara langsung adalah persetu!uan tindakan ang diberikan pasien dalam bentuk lisan maupun tulisan. Persetu!uan secara tertulis memiliki kekuatan lebih sebagai barang bukti di pengadilan. Persetu!uan tindakan secara tidak langsung adalah persetu!uan langsung. =ontoh pasien ang dapat diberikan secara tidak men atakan ang datang ke tempat praktek untuk men!alankan ang tidak pun a

prosedur rutin# kondisi seperti ini dianggap pasien telah

persetu!uann a secara tidak langsung. Secara hukum persetujuan dinyatakan sah apabila pasien telah mengerti tujuan terapi dan risikonya, serta ia dapat menghentikan terapi kapan ia menghendakinya. Persetu!uan tidak langsung berisiko tinggi terhadap dokter# dan sela akn a han a dilakukan terhadap prosedur rutin. Untuk menghindari komplikasi legalitas# dokter harus melakukan pencatatan lengkap dalam rekam medis mengenai terapi ang diberikan dan pen!elasan ang telah diberikan pada pasien mengenai terapi. Dalam persidangan sering ditemukan pern ataan tidak langsung ang men etu!ui tindakan. 'ebagai contoh adalah saat seorang pasien ang menuntut dokter karena melakukan 9aksinasi tanpa persetu!uan dirin a. Pengadilan menemukan bah&a pasien tersebut dengan sukarela mengangkat lengan ba!u dan tangann a untuk

di9aksinasi. 5alaupun tanpa pern ataan lisan atau tertulis# tindakan tersebut sudah dapat dianggap suatu persetu!uan terhadap 9aksinasi. Beberapa situasi medis di mana persetu!uan tidak langsung biasa ter!adi adalah pada kasus"kasus darurat# anak di ba&ah umur ang sah# pasien koma# korban keracunan keberatan terhadap pengobatan. :uang lingkup persetu!uan 'ecara umum# dokter melakukan pengania aan bila ia bertindak melampaui ruang lingkup persetu!uan ang diberikan pasien. 'eorang ahli bedah ang bertindak melebihi ang telah disetu!ui pasien dapat dikatakan melakukan pengania aan. Begitu pula apabila ia melakukan tindakan ang salah# ang tidak sesuai dengan persetu!uan a&al# maka ia !uga dikatakan melakukan pengania aan. 'ebagai contohn a adalah seorang spesialis 2H2 ang men arankan pasien untuk melakukan pengangkatan polip pada telinga kiri dan pasien men etu!uin a. 2ern ata saat operasi ia menemukan bah&a pen akit pada telinga kanan lebih parah daripada telinga kiri dan memutuskan untuk melakukan ossiculectomy pada telinga kanan. Pasien menuntut dokter di pengadilan /innesota. Pengadilan memutuskan bah&a i-in untuk mengoperasi telinga kiri tidak dapat dipakai untuk mengoperasi telinga kanan. Pada sebagian besar prosedur urisdiksi# dokter din atakan dapat memperluas ang dilakukan melebihi persetu!uan dalam keadaan darurat. Pada ang memerlukan pera&atan darurat# orang ang tidak sehat secara mental# tidak tersedian a &ali ang belum mampu memberikan persetu!uan saat itu# dan pasien ang tidak menandatangani persetu!uan tapi tidak

ban ak negara# ahli bedah dapat memperluas tindakan bila saat operasi ditemukan keadaan abnormal dan terapi diperlukan segera untuk keselamatan pasien. Bila pasien men etu!ui dokter untuk melakukan tindakan pengobatan terhadap pen akit tertentu dan bukan atas prosedur tertentu# maka pengadilan akan membenarkan segala tindakan ang dilakukann a. Persetu!uan oleh anak di ba&ah umur

2indakan medis ang sifatn a tidak darurat terhadap anak diba&ah umur 3batas usia ditentukan oleh negara tempat tinggaln a4 harus atas persetu!uan orangtua atau &alin a. 'ebagai pengecualian ang membolehkan anak di ba&ah umur untuk mengambil keputusan tanpa persetu!uan orangtua adalah6 " " " Anak sudah menikah 'udah men!adi orangtua &alaupun tidak menikah %asus ga&at darurat Pada kasus ga&at darurat persetu!uan orangtua. Pada kasus mengancam n a&a# tetap diperlukan persetu!uan. /isaln a pada seorang ortopedist femur pada anak. :eduksi harus segera dilakukan untuk mencegah kerusakan neuro9askular permanen. Pada kasus ini ang harus dilakukan pertama kali adalah menenangkan pasien# lalu menghubungi orangtua. Langkah selan!utn a ortopedis tersebut harus melakukan pertimbangan medis rasional# dengan mengutamakan kepentingan pasien untuk memutuskan sampai berapa lama ia dapat menunggu persetu!uan orangtua dengan ancaman risiko infeksi tulang dan kerusakan neuro9askular permanen pada pasien. , Persetu!uan oleh pasangan Dalam hukum Amerika# tidak diperlukan persetujuan pasangan dalam melakukan tindakan medis# &alaupun pasien din atakan inkompeten# kecuali pasangan ditun!uk oleh pengadilan sebagai pengambil keputusan atas diri pasien. 'ebagai contoh adalah kasus >anne di /ar land. N . >anne men!alani operasi pengangkatan pa udara kanan akibat kanker ang sebelumn a telah disetu!ui olehn a. %emudian suamin a menuntut dokter karena melakukan operasi tanpa persetu!uan dirin a. Pengadilan men atakan bah&a N . >anne dibenarkan untuk memutuskan pera&atan atas dirin a tanpa persetu!uan suami. %asus ang serupa !uga ter!adi pada pasangan /urra # dimana suami ang dilakukan terhadap istrin a. Pengadilan menuntut atas panhisterektomi ang menangani patah tulang ang mengancam n a&a# tidak dibutuhkan ang harus ditangani segera tapi tidak

memutuskan bah&a seorang istri secara hukum berhak untuk memiliki

penghasilan terpisah# dan memutuskan tindakan ang terbaik untuk kesehatan serta kelangsungan hidupn a. Dokter dapat bertindak atas persetu!uan pasangan pada pasien pada pasien ang din atakan tidak kompeten untuk mengambil keputusan. Persetu!uan pasangan ang kompeten tidak dapat digunakan untuk menggantikan persetu!uan pasien sendiri. Persetu!uan pasangan pada pasien kompeten tidak dibutuhkan &alaupun terapi ang akan dilakukan dapat mempengaruhi pernikahan pasien. 2etapi disarankan untuk berdiskusi dengan pasien dan pasangan mengenai terapi ang dapat mempengaruhi kemampuan reproduksi dan seksual pasien. ang dilakukan istri ang tidak men etu!ui hal itu akan menolak 5alaupun persetu!uan suami terhadap inseminasi buatan tidak dibutuhkan# tetapi suami

mera&at anak hasil inseminasi# bahkan dapat ter!adi perceraian. /aka sebaikn a inseminasi dilakukan setelah disetu!ui kedua pihak. Persetu!uan oleh Anggota %eluarga Hukum Amerika tidak mengakui adanya hak keluarga untuk mengambil keputusan atas diri pasien kecuali anggota keluarga tersebut telah ditun!uk sebagai &ali ang bertanggung !a&ab oleh pengadilan atau merupakan &ali bagi anak di ba&ah umur. Anggota keluarga atau &ali berhak memberikan persetu!uan atau penolakan !ika 6 a4 b4 c4 Pasien di ba&ah umur +( tahun# belum menikah# tidak mempun ai orang tua atau &ali# maka persetu!uan atau penolakan diberikan oleh keluarga terdekat. Pasien di ba&ah umur +( tahun tetapi belum menikah# persetu!uan atau penolakan dapat diberikan oleh A ah atau Ibu kandung atau saudara kandung. Pasien dalam kondisi gangguan mental dan tidak mampu mengambil keputusan maka persetu!uan dan penolakan diberikan orang tua atau &ali atau saudara" saudara kandung. d4 Pasien de&asa di ba&ah pengampuan 3kuratele4# persetu!uan atau penolakan dapat diberikan oleh &ali atau kurator.

"ubungan antara dokter dengan pasien

Perubahan nilai dan perkembangan hak asasi manusia terhadap !aminan hidup ang sehat menimbulkan hak dan ke&a!iban antara pasien dan dokter? ang masing"masing berakibat hukum tertentu# hubungan

petugas kesehatan

pasien dan dokter?pertugas kesehatan cendrung berubah dari asas keperca aan kearah hubungan asas kontraktual# sehingga ter!adi dua !alur hubungan karikatif ang berdasarkan kaedah etika dengan alat control moral dan uridis? normati9e berdasarkan kaedah hukum dengan sanksi"sanksi ang lebih kongrit atau keras. Dalam hubungan dokter dengan pasien di a&ali dengan kedatangan pasien kepada dokter. Pasien ang datang kepada dokter dan menginformasikan segala 'esutu ang berhubungan dengan sakitn a # selan!utn a dokter &a!ib memberikan informasi tenteng pen akit dan tindakan ang akan dilakukan terhadap pasien. Informasi ang diberikan oleh seorang dokter terhadap pasien haruslah dalam bahasa ang dapat dimengerti# dengan uraian ang sederhana namun cukup terinci sehingga dapat membuat gambaran ang !elas sehingga pasien mampu membuat keputusan. Dengan demikian# informasi dari dokter merupakan hak pasien dan ke&a!iban dokter ang mera&atn a. Ini bearti pasien berhak tanpa harus bertan a untuk mendapatkan informasi A-a- hubungan dokter? petugas kesehatan dengan pasien bertumpu pada dua macam hak asasi manusia# sebagai mana terdapat dalam informed concent aitu6 (. Hak atas informasi. +. Hak memberikan persetu!uan.

Hak Pasien

/anusia dianugrahi oleh 2uhan ;ang /aha Esa akal budi dan nurahi ang memberikan kepadan a kemampuan untuk membedakan buruk ang baik dan ang

ang akan membimbing dan mengarahkan sikap dan prilaku dalam

men!alani kehidupan. Dengan akal budi dan nurani n a itu# maka manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri prilaku atau perbutann a# termasuk dalam pela anan kesehatan. Disamping itu# untuk mengimbangi kebebasan tersebut manusia memiliki kemampuan untuk bertanggung !a&ab atas tindakan dan keputusan ang diambil. @tonomi pasien dianggap sebagai cerminan konsep self governance, liberty rights, dan individual choices. Immanuel %ant mengatakan bah&a setiap orang memiliki kapasitas untuk memutuskan nasibn a sendiri. sedangkan >ohn 'tuart /ills berkata bah&a kontrol sosial atas seseorang indi9idu han a sah apabila dilakukan karena $terpaksa0 untuk melindungi hak orang lain.'alah satu hak pasien ang disahkan dalam Declaration of Lisbon dari 5orld /edical

Association 35/A4 adalah $the right to accept or to refuse treatment after receiving adequate information 'ecara implisit amandemen UUD *, pasal +.A a at 3(4 !uga men ebutn a demikian $'etiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi. ...dst08. 'elan!utn a UU No +8?())+ tentang %esehatan !uga memberikan pasien hak untuk memberikan persetu!uan atas tindakan medis dilakukan terhadapn a. Hak ini kemudian diuraikan di dalam Per/enkes tentang Persetu!uan 2indakan /edis# serta undang"undang praktek kedokteran no +) tahun +<<* pasal *, a at 3(4 setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi ang akan dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetu!uan# pada a at ang akan

3+4 di!elaskan persetu!uan diberikan apabila pesien telah mendapatkan pen!elasan secara lengkap. 'uatu tindakan medis terhadap seseorang pasien tanpa memperoleh persetu!uan terlebih dahulu dari pasien tersebut dapat dianggap sebagai pen erangan atas hak orang lain atau perbuatan melanggar hukum (tort).Prinsip otonomi pasien ini dianggap sebagai dasar dari doktrin informed consent. 2indakan medis terhadap pasien harus mendapat persetu!uan 3otorisasi4 dari pasien tersebut# setelah ia menerima dan memahami informasi ang diperlukan. Informed consent berarti a patient ith substantial understanding and in

substantial absence of control by others, intentionally authori!es a professional to do something. Pengingkaran terhadap hak asasi manusia dengan tidak melaksanakan informed concent berarti pengingkaran terhadap martabat kemanusiaan. Dalam konsep pela anan kesehatan diharapkan setiap pela an kesehatan mengemban ke&a!iban mengakui dan dan menghormati hak asasi orang lain. Adapun hak asasi manusia ang tidak boleh dilanggar dalam pela anan kesehatan adalah6

(. Hak atas informasi. +. Hak memberI persetu!uan. 8. Hak dalam memilih dokter. *. Hak dalam memilih sarana kesehatan. ,. Hak atas rahasia. 1. Hak menolak pengobatan? pera&atan. B. Hak menolak suatu tindakan.

.. Hak untuk menghentikan pengobatan. ). Hak atas secent opini. (<. Hak melihat rekam medis 3 fred ameln ())( dan sur ono sukamto. Dari hak"hak tersebut diatas# ang berhubungan dengan informed concent

adalah hak atas informasi dan hak member persetu!uan# artin a seorang pasien harus menerima informasi simple dan lengkap tentang suatu tindakan medic sebelum ia memberikan persetu!uan atau i!in kepada dokter untuk melakukan tindakan medic tersebut.

%e&a!iban pasien. /enurut sur ono sukamto# selain mempun ai hak ang merupakan

ke&enangan a# seorang pasien !uga mempun ai ke&a!iban ang merupakan tugas ang dibebankan kepadan a. 'uatu ke&a!iban moral dari pasien adalah untuk memelihara kesehatan a# sedangkan ke&a!iban pasien berdasarakan hukum menurut sur ono sukamto# serta undang"undang praktek kedokteran no +) tahun +<<* adalah6 (. /emberikan informasi ang lengkap dan !u!ur#tentang masalah kesehatan a# +. /ematuhi nasehat dan petun!uk dokter. 8. /ematuhi ketentuan ang berlaku disarana pela anan kesehatan. *. /emberikan imbalan !asa atas pela anan ang diterima. Dalam pela anan kesehatan selain pemahaman men!adi pemenuhan hak dasar manusia 3 pasien4 ang men!adi landasan ter!adin a inforemed concent# seorang dokter dan tenaga medis !uga mempun ai hak" hak dan ke&a!iban ang harus dipenuhi# sehingga !ika hak dan ke&a!iban tersebut telah terpenuhi maka akan

sempurnalah pelaksanaan informed concent#

ang nantin a akan men!adi

perlindungan baik bagi pasien maupun bagi tenaga kesehatan itu sendiri. 'ebagai manan ang terdapat dalam UUP% +) tahun +<<*

Hak dokter. (. Hak beker!a menurut standard profesi. +. Hak menolak pelaksananan tindakan medic karena secara professional tidak dapat mempertanggung !a&abkan a# 8. Hak untuk menolak suatu tindakan medic

Informed consent sebagai perlindungan hukum profesi kesehatan kesehatan Profesi kesehatan merupakan profesi ang memberikan pela anan kesehatan pada mas arakat# dan pela anan kesehatan tersebut ada kalan a tidak memuasakan dalam arti kegagalan diagnosis maupun therapeutic. Dalam hal pela anan kesehatan hal pela anan kesehatan diperlukan perlindungan hukum bagiC Health pro9ider0 dan health recei9er0 untuk me&u!udkan $ hukum untuk kese!ahteraan social0 sesuai dengan perkembangan -aman era peningkatan mas arakat ang beradap. Perlindungan hukum bagi pro9ider diperlukan atisipasi untuk

meningkatkan kesadaran hukum

ang berhubungan dengan !asa pela anan

kesehatan serta kesadaran pula melakukan tugas sesuai dengan standard profesi ang berlaku# salah satun a adalah pelaksanaan informed =onsent dan rekam medic. 'ebalikn a kesadaran hukum bagi recie9er diperlukan antisipasi untuk memenuhi hukum ang men!amin kepentingan a tanpa

mengorbankan profesi tertentu dengan memperhatiakan asas proposional dan asas utilitas dari perkembangan hukum ang dinamis. Pemenuhan hak asasi manusia merupakan dasar utama pengadaan informed consent dalam rangka pela anan kesehatan untuk kemanusiaan# serta bertu!uan untuk melindungi pasien dari segala tindakan medic dan perlindungan tenaga kesehatan terutama dokter terhadap ter!adin a akibat ang tak terduga serta dianggap merugikan pihak lain. Dalam rangka pen elengaraan pela anan kesehatan sealin bersifat a-asi kemanusiaan dan a-asi pemeliharaan kesehatan !uga diharapakan terlaksana hubungan ang lancar antara pasien denga tenaga kesehatan# akan tetapi bisa menimbulkan masalah bila terbentur antara + dilema prisip aitu prisip

memberikan kebaikan kepada pasien ang bertolak dari sudut pandang $ nilai etika0 dan ilmu kesehatan berdasarka pengetahuan# pengalamam# dan ketrampilan dokter dan pera&at # kontra dengan prinsip menghormati hak menentukan hak menentukan diri sendiri dari sudut pandang pasien. /emberikan pen!elasan kepada pasien dalam rangka memperoleh i!in persetu!uan pasien untuk melakukan tindakan medic # kadang kala terdapat pertimbangan demi maksud memepringan penderitaan pasien atau demi maksud tidak menakutkan perasaan pasien untuk tidak men!adi goncang# sehingga

pen!elasan ang tidak lengkap keran ada bagian ang senga!a disimpan untuk menghindari akibat buruk kepada pasien# suatu dari pen!elasan ang tidak lengkap ini biasan a dalam kasus ang ter!adi terdapat0 resiko besar0 sebelumn a tidak terduga lebih dahulu ang disebabkan oleh rasa tanggung !a&ab etika kedokteran untuk memperlakukan hal ang terabaik terhadap pasien.

'etelah seorang dokter memiliki i-in untuk

men!alankan praktik# ang

muncul .hubungan hukum.dalam rangka pelaksanaan praktik kedokteran

masing"masing pihak 3pasien dan dokter4 memiliki otonomi kebebasan# hak dan ke&a!iban4 dalam men!alin komunikasi dan interaksi dua arah. Hukum memberikan perlindungan kepada kedua belah pihak melalui perangkat hukum ang disebut informed consent. @b!ek# dalam hubungan hukum tersebut adalah pela anan kesehatan kepada pasien.Dikaitkan dengan UUP%# perangkat hukum informed consent tersebut diarahkan untuk6 a. /enghormati harkat dan martabat pasien melalui pemberian informasi dan persetu!uan atas tindakan ang akan dilakukan b. /eningkatkan kesadaran# kemauan dan kemampuan hidup sehat c. /enumbuhkan sikap positif dan iktikad baik#serta profesionalisme pada peran dokter 3dan dokter gigi4 mengingat pentingn a harkat dan martabat pasien d. /emelihara dan meningkatkan mutu pela anan sesuai standar dan pers aratan ang berlaku. Dalam pala anan kesehatan hal ang harus diutamakan dalam hubungan ini

adalah terbentukn a saling perca a dalam usaha membangun kesedera!atan di antara kedua belah pihak. Hak indi9idu di bidang kesehatan bertumpu pada lima prinsip# aitu6 (. Hak menentukan diri sendiri0 the right to self determination0 +. Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan atau0 the right to helt it care0 8. Hak untuk memperileh informasai secara terbuka atau0 the right to information0 *. Hak asasi manusia $ the right to protection of pri9ac 0 ,. Hak untuk pendapat dokter kedua $ the right to second opini03 Poernomo.B4

Hak tersebut berorientasi pada nilai sosial dan berorientasi pada ciri atau karakteristik indi9idual. Hak dan ke&a!iban ang timbul dalam hubungan pasien dengan dokter 3dan dokter gigi4 meliputi pen ampaian informasi dan penentuan tindakan. Pasien &a!ib memberikan informasi ang berkaitan dengan keluhann a dan berhak menerima informasi ang cukup dari dokter?dokter gigi 3right to

information4# selan!utn a pasien berhak mengambil keputusan untuk dirin a sendiri 3right to self determination4. Dokter berhak mendapatkan informasi ang cukup dari pasien dan &a!ib memberikan informasi ang cukup pula sehubungan dengan kondisi ataupun akibat mengusulkan ang akan ter!adi. 'elan!utn a dokter berhak

ang terbaik sesuai kemampuan dan penilaian profesionaln a

3abilit and !udgement4 dan berhak menolak bila permintaan pasien dirasa tidak sesuai dengan norma# etika serta kemampuan profesionaln a.'elain hal di atas# dokter &a!ib melakukan pencatatan 3rekam medik4 dengan baik dan benar. 'ecara tegas didalam UUP% telah mengatur materi muatan tentang informed consent6 A. Prinsip otoritas pasien# di&u!udkan dengan pengaturan bah&asan a setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi harus mendapat persetu!uan. Persetu!uan pasien baru dapat diberikan setelah menerima informasi dan memahami segala sesuatu ang men angkut tindakan tersebut.UUP% Pasal *, =. Prinsip pencatatan 3rekam medik4+1 ang &a!ib dibuat oleh dokter. Beberapa literature men atakan bah&a rekam medik mempun ai nilai Administration# Legal# Dinance# :esearch#Education# dan Documentation 3ALD:ED4.Dalam hukum acara perdata maupun pidana dikenal6 alat bukti dengan tulisan# bertolak dari hal tersebut maka# selama ini rekam medic sebagai catatan ang dibuat dokter

3dan dokter gigi4 dianggap dapat digunakan sebagai6 alat bukti dengan tulisan# meskipun di dalam perkembangan selan!utn a# pendapat tersebut masih mungkin ditin!au kembali. :ekam medic bukan alat bukti menurut undang"

undang#meskipun dapat digunakan sebagai petun!uk pembuktian sepan!ang dilakukan dengan benar sesuai ketentuan ang berlaku. B.p Hubungan antara dokter"pasien dalam pelaksanaan informed consent diatur dengan peraturan"peraturan tertentu agar ter!adi keharmonisan dalam pelaksanaann a. 'eperti diketahui hubungan tanpa peraturan akan men ebabkan ketidakharmonisan dan kesimpangsiuran. Namun demikian hubungan antara dokter dan pasien tetap berdasar pada keperca aan terhadap kemampuan dokter untuk berupa a semaksimal mungkin membantu men elesaikan masalah kesehatan ang diderita pasien. 2anpa adan a keperca aan maka upa a

pen embuhan dari dokter akan kurang efektif. Untuk itu dokter dituntut melaksanakan hubungan ang setara dengan dasar keperca aan sebagai ke&a!iban profesin a Hubungan antara dokter dengan pasien ang seimbang atau setara dalam ilmu hukum disebut hubungan kontraktual. Hubungan kontraktual atau kontrak terapeutik ter!adi karena para pihak# aitu dokter dan pasien masing"masing

di akini mempun ai kebebasan dan mempun ai kedudukan ang setara. %edua belah pihak lalu mengadakan suatu perikatan atau per!an!ian di mana masing" masing pihak harus melaksanakan peranan atau fungsin a satu terhadap ang lain.Peranan tersebut berupa hak dan ke&a!iban.Hubungan karena kontrak atau kontrak terapeutik dimulai dengan tan a !a&ab 3anamnesis4 antara dokter dengan pasien# kemudian diikuti dengan pemeriksaan fisik. %adang"kadang dokter

membutuhkan pemeriksaan diagnostik untuk menun!ang dan membantu menegakkan diagnosisn a ang antara lain berupa pemeriksaan radiologi atau pemeriksaan laboratorium# sebelum akhirn a dokter menegakkan suatu diagnosis. 'ebagaimana telah dikemukakan# tindakan medic mengharuskan adan a persetu!uan dari pasien informed consent ang dapat berupa tertulis dan lisan. Informed consent di Indonesia diatur secara LeE 'pesialis melalui aturan" aturan ang mengatur secara khusus mengenai informed consent. 'ecara informed concent diatur oleh Permenkes :I Nomor

operasional

,.,?/EN%E'?Per?IF?().) tanggal + Desember ().). ;ang dirinci lebih lan!ut dalam '% ;an Dik No. H%. <<.<1.1.,.(.11 2ahun ())) tentang Pedoman Persetu!uan 2indakan /edis. 'elain itu pengaturan informed concent !uga bisa didapat dalam UU Praktek %edokteran Nomor +) 2ahun +<<*. /enurut UU Praktek %edokteran No +) 2ahun +<<* Pasal 8)# praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan kesepakatan antara dokter dengan pasienG Pasal *, aitu 3(4 setiap tindakan harus mendapat persetu!uan pasien 3+4 persetu!uan dimaksud setelah pasien mendapat pen!elasan lengkap 384 pen!elasann a mencakup6 diagnosis# tu!uan# alternatif# resiko# komplikasi dan prognosis 3*4 persetu!uan secara tertulis maupun lisanG Pasal ,+ aitu 3a4 pasien berhak mendapatkan pen!elasan lengkap tentang tindakan medis 3b4 meminta pendapat 3c4 menolak tindakan medis. %omunikasi antara dokter dengan pasien merupakan sesuatu ang sangat penting dan &a!ib. %e&a!iban ini dikaitkan dengan upa a maksimal ang

dilakukan dokter dalam pengobatan pasienn a. %eberhasilan dari upa a tersebut dianggap tergantung dari keberhasilan seorang dokter untuk mendapatkan

informasi

ang lengkap tentang ri&a at pen akit pasien dan pen ampaian

informasi mengenai penatalaksanaan pengobatan ang diberikan dokter. /elihat pentingn a komunikasi timbal balik ang berisi informasi ini# maka secara !elas dan tegas diatur dalam Undang"Undang Nomor +) 2ahun +<<* 2entang Praktik %edokteran Paragraf +# Pasal *, a at 3+4# 384# Paragraf 1# Pasal ,< huruf 3c4# Paragraf B# Pasal ,+ huruf 3a4# 3b4# dan Pasal ,8 huruf 3a4. Paragraf 1 dan B dalam Undang Undang Nomor +) 2ahun +<<* 2entang Praktik %edokteran secara !elas men ebutkan mengenai hak dan ke&a!iban dokter dan hak dan ke&a!iban pasien ang di

antaran a memberikan pen!elasan dan mendapatkan informasi. Hak pasien sebenarn a merupakan hak ang asasi ang bersumber dari hak dasar indi9idual dalam bidang kesehatan 3"he #ight of Self $etermination). /eskipun sebenarn a sama fundamentaln a# hak atas pela anan kesehatan sering dianggap lebih mendasar. Dalam hubungan dokter"pasien# secara relatif pasien berada dalam posisi ang lebih lemah. %ekurangmampuan pasien untuk membela kepentingann a ang dalam hal ini disebabkan ketidaktahuan pasien pada masalah pengobatan# dalam situasi pela anan kesehatan men ebabkan timbuln a kebutuhan untuk mempermasalahkan hak"hak pasien dalam

menghadapi tindakan atau perlakuan dari para profesional kesehatan. Berdasarkan hak dasar manusia ang melandasi transaksi terapeutik 3pen embuhan4# setiap pasien bukan han a mempun ai kebebasan untuk menentukan apa ang boleh dilakukan terhadap dirin a atau tubuhn a# tetapi ia !uga terlebih dahulu berhak untuk mengetahui hal"hal mengenai dirin a. Pasien perlu diberi tahu tentang pen akitn a dan tindakan"tindakan apa ang dapat dilakukan dokter terhadap

tubuhn a untuk menolong dirin a serta segala risiko kemudian.

ang mungkin timbul

Informed consent dilihat dari aspek hukum bukanlah sebagai per!an!ian antara dua pihak# atau per!an!ian ang bersifat khusus# karena dalam pela anan

kesehatan# dokter tidak bisa men!an!ikan sesuatu dalam upa a pen embuhan seseorang# akan tetapi seorang dokter akan selalu berupa a semaksimal mungkin menurut standar pela anan dan keilmuan tertinggi ang dimiliki oleh dokter

tersebut dalam upa a pen embuhan dan pen elamatan n a&a seseorang# karena setiap tindakan dalam pela anan kesehatan mengandung resiko# maka dari itu informed concent lebih cendrung kearah persetu!uan sepihak atas la anan ang dita&arkan pihak lain.

DAD2A: PU'2A%A

Dorensik A( D%UI# +<<1# Informed %onsent&'ersetujuan dan 'enolakan# &&&.&8.org? 2:?Ehtml(?D2D?Ehtml("transitional# diakses pada tanggal (8 @ktober +<<B. Au&andi#># Informed %onsent#Dakultas %edokteran Uni9ersitas Indonesia# >akarta.+<<* Au&andi# ># "anya (a ab 'ersetujuan "indakan )edis# Dakultas %edokteran Uni9ersitas Indonesia# >akarta.())* Hanafiah#!#/.#Amir#A#())B#*tika kedokteran dan +ukum ,esehatan# edisi 8# EA=# Bandung Purnomo#B. +<<(# +ukum ,aesehatan, program pengembangan Profesional# /agister /ana!emen :umahsakit# Uni9ersitas Aa!ah /ada. Peraturan mentri kesehatan :I# No *8.?/enkes?'%?HI?())8 2entang 'tandar Pela anan :umah 'akit Dan 'tandar /edis di :umah 'akit. 'uekamto#'# Herkutanto#().B# 'engantar +ukum ,esehatan# :emad!a kar a# Bandung. IIIIIII#+<<1# %umpulan lengkap perundangan Hak Asasi /anusia# pustaka ustisia#;og akarta.

'ampurno.s +ealth and +uman righth otonomi pasien dan Informed %onsent# prosiding seminar dan lokakar a#IDI >akarta +<<8 Undang"undang praktek kedokteran No +) tahun +<<*# pustaka ustisia#;og akarta +<<B. ;ulianto# Deri /# +<<1# 'engaruh 'emberian Informasi "ertulis "erhadap "ingkat 'emahaman, ,epuasan, $an ,ecemasan 'asien +ernia Inguinalis #eponnibel "erhadap Informed %onsent $i #S Sardjito -ogyakarta # UA/# ;og akarta. 5asisto B#dkk# +<<1# ,omunikasi efektif dokter dan pasien.%onsil %edokteran Indonesia# >akarta
http://drg-ezwandra.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai