Anda di halaman 1dari 5

PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang bertema tentang AL-HADIST .dan menyelesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi materi yang ada, di antara isi makalah ini adalah menerangkan pengertian al-hadist, dan macam- macam hadist. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bermanfaat.

Ciputat 05 Januari 2012

Penyusun

Daftar Isi Kata Pengantar .................................................................................................... .i Daftar isi.............................................................................................................. ii Pendahuluan ........................................................................................................ ...iii BAB I Pengertian Al-Hadits .......................................................................................... 1 BAB II Kedudukan dan Fungsi Hadits ............................................................................ 5 BAB III Kodifikasi Al-Hadits ........................................................................................... 9 Daftar Pustaka..............................................................................................................................14

ii

PENDAHULUAN

Dari beberapa pendapat yang dapat dipahami bahwa al-Hadits atau Sunnah terdiri dari tiga amacam yaitu : 1. Qauliyah (Ucapan) yaitu hadits-hadits Rasulullah yang berupa ucapan di dalam berbagai tujuan dan permasalahan. 2. Filiyah (Perbuatan) yaitu perbuatan Rasulullah saw, seperti cara beliau sholat, berhaji dan lain-lain. Taqririyah (Pembiaraan) yaitu Perbuatan beberapa sahabat yang disetujui pleh Rasulullah saw, baik mengenai ucapannya atau perbuatannya. Taqrir disini, terkadang dengan membiarkan atau tidak ada tanda-tanda menolak atau merestui atau menganggap baik, terhadap suatu perbuatan. Dengan adanya Taqrir ini, perbuatan para sahabat itu dianggap sebaga perbuatan Rasulullah.1 Akan tetapi sebagian pendapat mengatakan bahwa sunnah lebih diartikan secara khusus dengan jalan dan perilaku Rasulullah saw., yang berhubungan dengan masalah agama dan akhlaq, karena beliau dipandang sebagai Rasulullah yang menyampaikan agama dari Allah, dan beliau mustahil memiliki perilaku tercela, sebab beliau senantiasa dibimbing dan dijaga oleh Allah.2

Artikcl Idzham fautanu hal. (Abdul Wahab hallaf,Kaidah-kaidah ukum Islam, Bandung, Risalah,1986) Ibid, hal.69(Abbas Mutawali Hammadah, Sunnah Nabi;Kediulukannya meurut Alquran, Jakarta; Gema Risalah

pers, iii

Sunnah Rasul lebih populer ketika di zaman Rasulullah saw., dan para sahabat atau di abad pertama Hijriah. Sedangkan makna sunnah sebagai Qauliyah, Fi'liyah, dan Taqririyah dimulai sejak masa pembukuan hadits.3

Ibid, hal "69 iv

Daftar Pustaka

Wahab Khailaf Abdul,Kaidah-kaidah Hukum Islam, Bandung, Risalah,1983 Mutawali Hammadah Abbas, Sunnah Nabi;Kedudukannya meurut Alquran, Jakarta; Gema Risalah pers, 1965 Rahmat Kurnia Muhammad, Prinsi-prinsip Pemahaman Alquran dan AI Hadits,Jakarta Khairul Bayan, 2002 Saifuddin Anshari Endang, Wawasan Islam; Pokok-pokok Fikiran Tentang Islam dan Ummatnya, Jakarata; CV. Rajawali, 1986 Al 'Ajjaj Al Khathib Muhammad, As Sunnah Qablat Tadwin.hal.3.6-309

14

Anda mungkin juga menyukai