Anda di halaman 1dari 3

Obat Gagal Jantung

2.8 Inotropik Lain Inotropik lain yang digunakan untuk pengobatan gagal jantung adalah (a) dopamine dan dobutamin I.V. dan (b) penghambat fosfodiesterase I.V. 1. Dopamin dan Dobutamin I.V. Mekanisme kerja: Kerja dari dopamine dan dobutamin i.v ini melalui stimulasi reseptor dopamine D1 dan reseptor adrenergik di sel-sel otot jantung. Pada pembuluh darah, efek agonis (vasokontriksi) dari enansiomer (-) diantagonisasi oleh efek 2 agonis (vasodilatasi) dari rasemat, sehingga resistensi sistemik biasanya sedikit menurun. Farmakokinetik: Absorbsi: diberikan secara infuse intravena Distribusi: di seluruh tubuh terikat dengan protein plasma Metabolisme: metabolism lintas pertama di epitel usus dan di hati Ekskresi: ekskresi melalui urin Farmakodinamik: Pada pengobatan syok, dopamine meningkatkan denyut jantung dan curah jantung serta pada saat yang sama mendilatasi arteri coroner dan ginjal. Kerja dopamine dalam pembuluh darah ginjal berfungsi dalam menjaga aliran darah dan fungsi ginjal ketika terjadi penurunan perfusi jaringan keseluruhan (syok). Efek samping utama adalah takikardi yang berlebihan dan aritmia. Dosis: diberikan sebagain infus sampai beberapa hari, dengan dosis awal 2-3g/kg/menit, dan ditingkatkan sampai efek hemodinamik yang diinginkan. Penghambat Fosfodiesterase I.V. Mekanisme kerja: Obat-obat dalam golongan ini merupakan penghambat enzim fosfodiesterase yang selektif bekerja pada jantung. Hambatan enzim ini menyebabkan peningkatan kadar siklik AMP (cAMP) dalam sel miokard yang akan meningkatkan kadar kalsium intrasel. Diantaranya amrion dan milrinon. Farmakokinetik: Absorbsi: melalui intravena Distribusi: tidak diketahui Metabolisme: dimetabolisme di hati Ekskresi: melalui urin Farmakodinamik: dapat mengakibatkan gangguan ritme ventricular dan supraventrikular, aritmia, bahaya hipertensi, dan trombositopenia. Dosis: mula-mula 0,5 mg/kgBB intravena lambat atau 30g/kgBB per menit selama 2-3 jam sebagai infuse jangka panjang, kemudian dilakukan pengurangan dosis sampai 5-10g/kgBB per menit

2.

2.9 Antitrombotik (warfarin) Mekanisme kerja: obat ini bekerja dengan memengaruhi sintesis faktor pembekuan darah tergantung dengan vitamin K, seperti faktor pembekuan II, VII, IX, dan X Farmakokinetik: Absorbsi: pemberian warfar yaitu bisa melalui oral, intravena, maupun intramuscular. Warfarin di absorbsi di usus halus dan memasuki sirkulasi darah

Distribusi: 99% terikat dalam protein plasma terutama albumin. Warfarin sudah terdeteksi di plasma dalam 1 jam setelah pemberian.kadar puncak dalam plasma yaitu sekitar 2-8 jam. Metabolisme: dimetabolisme di mikrosom sel hati Ekskresi: melalui urin dan feses Farmakodinamik: Warfarin tidak mempunyai efek langsung terhadap trombus yang sudah terbentuk, tetapi dapat mencegah perluasan thrombus. Dosis: 75-100 mg per hari

2.10 Antiaritmia Antiaritmia yang digunakan pada gagal jantung hanyalah -blocker dan amiodaron. 1. -blocker Mekanisme kerja: -blocker menghalangi norepinephrine dan epinephrine (adrenaline) dari pengikatan pada reseptor-reseptor beta pada syaraf-syaraf. -blocker terutama menghalangi reseptorreseptor -1 dan -2. Dengan menghalangi efek dari norepinephrine dan epinephrine, -blockers mengurangi denyut jantung; mengurangi tekanan darah dengan memperlebar pembuluh-pembuluh darah; dan mungkin menyempitkan jalan-jalan udara dengan menstimulasi otot-otot yang mengelilingi jalan-jalan udara untuk berkontraksi. Farmakokinetik: Absorbsi: Sebagian besar obat-obatan ini dapat diabsorpsi dengan baik diusus Distribusi: puncak kadar di dalam plasma tercapai sekitar 1-3 jam Metabolisme: dimetabolisme di hati Ekskresi: ekskresi obat melalui ginjal Farmakodinamik: dengan menyekat reseptor jantung, obat inidapat menginduksi efek inhibisi terhadap nodus sinoatrial, nodus atrioventrikular dan kontraksimiokard -blocker yang menghalangi -2 receptors mungkin menyebabkan sesak napas pada penderita-penderita asma (asthmatics). blocker mungkin menyebabkan glukosa darah yang rendah atau tinggi dan menyembunyikan gejalagejala dari glukosa darah rendah (hypoglycemia) pada pasien-pasien diabetik. Dosis: Dosis awal umumnya berkisar 10-30 mg 3-4 x/hari.Di samping propranolol, terdapat obat baru golongan penyekat beta dengan durasikerja lebih panjang, yaitu atenolol, metoprolol dan nadolol. Dosis awal atenololdan metoprolol 50 mg/hari dan nadolol 40 mg/hari mempunyai efek serupadengan propranolol 2. Amiodaron Mekanisme kerja: Amiodaron memblok saluran Na+yang tidak aktif dan memiliki laju pemulihan dari blok yang relatif cepat. Obat ini juga menurunkan arus Ca2+ dan arus K+ penyearah ke dalam sel, penyearah tertunda dan arus ke luar sementara, dan menghasilkan efek pemblok adrenergik yang nonkompetitif Farmakokinetik: Absorbsi: di absorbs melalui saluran cerna Distribusi: Obat ini didistribusikan dalam lipid dengan perbandingan konsentrasi jaringan hati terhadap plasma >20:1 dan perbandingan lipid terhadap plasma >300:1 Metabolisme: Amiodaron di metabolisme di liver melalui sistem cytochrome P450 Ekskresi: amiodaron diekskresikan melalui ginjal Farmakodinamik: Efek merugikan yang paling serius selama terapi amiodaron kronis adalah fibrosis pulmonal, yang dapat berkembang progresif dan fatal. Efek merugikan lain selama terapi jangka-

panjang antara lain mikrodeposit pada kornea (seringkali asimtomatis), gangguan fungsi hati, hipoatau hipertiroidisme, gejala neuromuskular (yang paling umum adalah neuropati perifer atau lemah otot proksimal) dan fotosensitivitas. Dosis: Dosis amiodarone: oral 200 mg (3xsehari), dosis pemeliharaan : 200 mg/hari.

Anda mungkin juga menyukai