Anda di halaman 1dari 3

Masalah pertambahan penduduk Agama islam memperkenalkan 5 tujuan pokok, yang kepadanya bertumpu seluruh tuntunannya, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.

Pemeliharaan agama Pemeliharaan jiwa Pemeliharaan akal Pemeliharaan keturunan Pemeliharaan harta

Segala petunjuk agama baik berupa perintah maupun larangan, pasti pada akhirnya mengantarkan manusia kepada satu atau lebih dari kelima hal pokok di atas. Selanjutnya, semua langkah kebijaksanaan yang bermuara kepada salah satu dari kelima hal di atas dapat menjadi tuntunan agama. Yang di dambakan oleh agama, dapat wujud melalui terciptanya unsur-unsur berikut: Anggota keluarga kesemuanya menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dalam arti bahwa Ayah, ibu dan anak semuanya berkualitas Kecukupan dalam bidang material yang diperoleh dengan cara yang tidak terlalu memberatkan jasmani atau rohani (Kemampuan tersebut berarti kesanggupan untuk membiayai kehidupan rumah tangga, kesehatan, serta pendidikan untuk seluruh anggotanya). Pengaturan kelahiran dapat di tempuh selama 1. Tidak dipaksakan 2. Tidak menggugurkan kandungan (aborsi) 3. Tidak mengakibatkan pemandulan abadi. Kemandulan dapat dibenarkan apabila pengabaiannya diduga keras dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan jiwa ibu atau bapak, atau anak yang dikandung. Masalah kesehatan Dalam kaitan kependudukan dan lingkungan hidup, agama islam menekankan pentingnya pemeliharaan kesehatan. Benar bahwa menurut islam hidup dan kehidupan ini adalah taqdir Tuhan. Namun, ini tidak berarti bahwa manusia tidak dapat berusaha untuk mencapai kesejahteraan hidup itu, karena dalam bahasa Al-Quran taqdir adalah ukuran-ukuran yang ditetapkan Tuhan atas segala sesuatu. Manusia bebas memilih langkahnya dalam kerangka takdir tersebut. Ia tidak dapat keluar darinya, namun manusia memiliki aneka pilihan di dalamnya. Agama menekankan bahwa manusia bukannya hidup tanpa makna, tetapi ia diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya dan dalam rangka pengabdian itu, ia mempunyai kewajibankewajiban, baik terhadap dirinya, keluarganya yang kecil ataupun yang besar, bahkan kepada seluruh alam ini. Manusia adalah khalifah Tuhan di bumi (QS 2:30) Kehidupan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor. Karena itu sudah menjadi kewajibannya untuk mengendalikan dan mengarahkan faktor-faktor tersebut sehingga makna yang diharapkan dari hidupnya tercapai. Dan salah satu faktor tersebut adalah kesehatan.

Petunjuk-petunjuk agama yang berkaitan langsung dengan pemeliharaan kesehatan serta pencegahanan penyakit: 1. Mukmin yang kuat lebih utama di sisi Tuhan daripada mukmin yang lemah. 2. Berobatlah, karena sesungguhnya Tuhan tidak menurunkan penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya. 3. Kebersihan adalah separuh iman. 4. Mandi merupakan keharusan bagi setiap muslim dalam tujuh hari, (dia harus) membersihkan rambut dan badannya. Demikian sedikit dari banyak petunjuk Nabi S.A.W. Upaya mewujudkan kesehatan, bukan hanya dipandang sebagai urusan perorangan atau keluarga, tetapi merupakan tanggung jawab sosial. Oleh karenanya Islam menekankan pula pentingnya promosi kesehatan: 1. Tutupilah bejanamu, tempat minummu, padamkanlah lampumu, karena tikus dapat lalu lalang sehingga membawa bencana bagimu. 2. Orang sakit jangan dibawa mendekat kepada orang sehat. 3. Apabila engkau mendengar wabah berjangkit di satu tempat maka jangan pergi ke tempat itu dan jika kamu berada disana, maka jangan keluar. Ada petunjuk-petunjuk tersirat, yang mengisyaratkan bahwa manusia mempunyai keterlibatan dalam usianya. Siapa yang ingin diperluas rezekinya, diperpanjang usianya, maka hendaklah ia bersilaturahim, demikian sabda Nabi. Masalah Lingkungan Hidup Islam menegaskan pula bahwa manusia ditugaskan Tuhan menjadi khalifah di bumi ini (QS. 2:30). Kekhalifahan ini mempunyai tiga unsur yang saling berkaitan, kemudian ditambah unsur keempat yang berada di luar, namun amat sangat menentukan arti kekhalifahan dalam pandangan Al-Quran. Ketiga unsur pertama adalah: 1. Manusia, yang dalam hal ini dinamai khalifah, 2. Alam raya, yang ditunjuk oleh ayat ke-21 surah Al-Baqarah sebagai bumi. 3. Hubungan antara manusia dengan alam dan segala isinya, termasuk dengan manusia (istikhlaf atau tugas-tugas kekhalifahan). Itulah ketiga unsur yang saling berkaitan, sedangkan unsur keempat yang berada di luar adalah yang memberi penugasan itu yakni Allah SWT. Dalam hal ini yang ditugasi harus memperhatikan kehendak yang menugasinya. Semakin baik interasi manusia dengan manusia, dan interaksi manusia dengan Tuhan, serta interaksinya dengan alam, pasti akan semakin banyak yang dapat dimanfaatkan dari alam raya ini. Karena, ketika itu mereka semua akan saling membantu dan bekera sama dan Tuhan, akan merestui. Hal ini terungkap antara lain melaluisurat Al-Jin ayat 16 : Dan bahwasanya, jika mereka tetap berjalan lurus di jalan itu (petunjuk-petunjuk Ilahi), niscaya pasti Kami akan memberi mereka air segar (rezeki yang melimpah). Demikian itulah dua dari sekian banyak hukum kemasyarakatan yang dikemukakan Al-quran sebagai petunjuk pelaksanaan fungsi kekhalifahan, yang sekaligus menjadi landasan interaksi manusia dengan sesamanya. Di sisi lain, harus pula diingat bahwa kekhalifahan mengandung arti bimbingan adar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam pandangan agama, seseorang tidak dibenarkan memetik buah sebelum siap untuk dimanfaatkan dan bunga sebelum berkembang,

karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk ini untuk mencapai tujuan penciptaannya. Islam menekankan agar umatnya mencontoh Nabi Muhammad yang membawa rahmat untuk seluruh alam (segala sesuatu selain Tuhan). Inilah agaknya yang menjadi sebab sehingga Nabi Muhammad Saw., memberi nama bagi benda-benda tak bernyawa sekalipun yang menjadi milik pribadinya. Nama memberi nama bagi pemilik nama tersebut, sedangkan kepribadian tersebut mengantar pihak lain untuk selalu bersikap baik dan bersahabat terhadapnya, sebagaimana seharusnya ia bersikap terhadap makhluk-makhluk bernyawa. Ini berarti, dalam pandangan agama, manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang tumbuh, dan terhadap apa saja yang ada. Etika agama terhadap alam mengantar manusia untuk bertanggung awab sehingga ia tidak melakukan perusakan atau dengan kata lain setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri. Bukankah Allah telah mengecam sikap perusakan di bumi? Agama mengundang kita untuk membangun tanpa merusak. Makna kekhalifahan sangat banyak terkandung dalam ratusan ayat Alquran dan hadis-hadis Nabi saw. Yang dijadikan landasan berpijak guna tercapainya kelestarian lingkungan : 1. Tidak seorang Muslim pun yang menanam tanaman atau menyemaikan tumbuhtumbuhan, kecuali buah atau hasilnya dimakan burung atau manusia. Yang demikian itu adalah shadaqah baginya. 2. Barangsiapa yang memperbaiki (menyuburkan) tanah bukan milik seseorang, maka ia berhak memanfaatkan tanah itu. 3. Hindarilah dua macam kutukan, yaitu membuang kotoran di jalan dan di tempat orang berteduh. 4. Janganlah ada di antara kamu yang membuang air kecil pada air yang tergenang, kemudian mandi pula di sana. Demikian sedikit dari petunjuk-petunjuk agama yang berkaitan dengan kependudukan dan lingkungan hidup. Semoga ada manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai