Anda di halaman 1dari 3

Danarto, penulis cerpen Godlob, menyajikan setting akhir peperangan di awal ceritanya.

Seorang ayah yang menyelamatkan anaknya yang luka parah dari medan pertempuran. Dalam keadaan itu ia dan ayahnya menaiki gerobak kerbau hingga tengah malam dalam perjalanannya kembali ke rumah. Sepanjang perjalanan sang ayah terus berbicara dengan pemikirannya sendiri yang selalu menyalahkan pembesar tentang ketidakadilan yang ia dapatkan. Ayah itu telah kehilangan beberapa anaknya dalam pertempuran dan sekarang anak terakhirnya terluka parah. Ia merasa tidak mendapat apa-apa dan sangat dirugikan dengan hal itu. Hal yang menarik adalah sajak pahlawan yang ia dengungkan beberapa kali dalam perjalanan itu. Tetapi, ia melakukan ide jahatnya, sebuah ide cerita yang nyaris tidak terduga, inilah sebuah kejutan yang diberikan Danarto dalam cerpennya tersebut. Ia membunuh anaknya yang tengah lemah menahan luka dan sempat dimakan gagak. Hal ini dilakukannya agar esok hari anaknya juga ikut dikubur secara massal oleh pemerintah dengan gelar pahlawan. Kedudukan anaknya dengan mayat-mayat lainnya yang berpangkat sebagai tentara adalah sama, yakni sama-sama menjadi pahlawan. Keesokan harinya seorang ibu membawa mayat anak lelakinya itu ke balaikota. Tentu hal ini membuat para pejabat heran dan teganya seorang ibu yang mengambil mayat anaknya dari kuburan yang telah bergelar pahlawan bersama mayat-mayat yang gugur di medan perang lainnya. Sang ibu itu protes bahwa anaknya tidak berhak mendapat gelar pahlawan karena matinya dibunuh oleh bapaknya sendiri. Keadaan menjadi gaduh sampai akhirnya ibu itu menembakkan peluru yang dari sisasisa para mayat tentara ke mantan suaminya atau bapak dari anak tersebut.

Prinsip Hidup

Ket

setia, komitmen, dan tegas dalam menjalani Laksana setan maut yang compang-camping kehidupan mereka buas dan tidak mempunyai ukuran

Tidak boleh bersikap seperti hewan yang hingga mereka loncat ke sana loncat kemari., selalu berpindah-pindah pendirian, pasangan, terbang ke sana terbang kemari, dari tuan, dan tempat bernaung. Manusia yang bangkai atau mayat yang satu ke gumpalan tidak tekun, teliti, dan serius dalam menjalani daging yang lain. Dan burung-burung ini hidupnya terhadap apa yang telah jelas kurang tekun dan tidak memiliki

diamanahkan dan diterima maka manusia kesetiaan. adalah hewan. Dari kutipan tersebut dapat diambil hikamh bahwa segala sesuatu yang sedang manusia hadapi atau dapati harus dipertanggungjawabkan. seorang pemimpin harus sanggup

menentukan prioritas dalam hidup dan tahu mana yang harus didahulukan. Menerima dengan ikhlas ketentuan atau Ayah, cukuplah. Bagiku semuanya

takdir dari Sang Pencipta. Segala sesuatu memastikan. Tidak ada yang menyangsikan yang telah didapatkan sebagai rezeki harus walaupun keadaannya rutin, rutin belaka. disyukuri karena apa pun yang telah Ia Semuanya kita sudah diatur.Tanpa kuminta berikan untuk manusia adalah yang terbaik dan di luar pengetahuan saya, lahirlah saya untuk hidup manusia. dari rahim ibuku yang bersuamikan Ayah.Ia berhenti bicara karena napasnya tersengalsengal. Dan roda-roda gerobak berderakderak, sedang dua ekor kerbau ogah-ogahan. Aku anak bungsu. Kenapa aku tidak minta sebagai anak sulung? Aku kagum kepada tentara. Aku ingin memasukinya. Aku

dilarang. Perang pecah dan membawaku ke sana. Sekarang aku luka parah, mungkin bisa hidup terus, mungkin sebentar nanti mati. Tapi kini aku bisa berkata bahwa tentara itu

baik. Semacam

manusia

yang percaya

kepada manusia lain, sehingga kepasrahan ini mampu mendorongnya untuk

mengorbankan segala-segalanya, harta bendanya, keluarganya, dan nyawanya. Ayah, kenapa aku tak memilih lapangan yang lain?Seandainya pilihanku itu suatu bencana bagiku, sang nasiblah yang

mengantarkanku ke sana, jadi seharusnya manusia merasa senang juga. Manusia harus bersikap istiqamah Apa yang ada ini mempunyai pasangKalau sesuatu meleset yang senti dari salah meleset

terhadap rezeki yang telah diterimanya agar pasangan.

menjadi hikmah untuk kehidupan manusia itu pasangannya, sendiri. Karena sekecil apa pun kebaikan mengerjakannya. lain.

manusialah Satu

akan berpengaruh terhadap hal yang lain. mengakibatkan melesetnya satu senti yang Begitu juga sebaliknya, keburukan akan berpengaruh terhadap hal yang lain. Jika keburukan yang besar ditimbulkan oleh manusia akan besar juga kehancuran yang akan terjadi. Manusia harus selalu instropeksi diri. Janganlah tergila-gila dengan jabatan atau pangkat di dunia Manusia sebagai makhluk paling sempurna Judul dan cerita (Godlob) (memiliki hawa nafsu nafsu) dan sebaiknya amarahnya

mengendalikan

(termasuk keserakahan dan ambisius).

Anda mungkin juga menyukai