Anda di halaman 1dari 36

PENETAPAN PARAMETER DAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIPROVINSI BENGKULU BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang menyatakan bahwa dalam mewujudkan penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan. Melalui seimbang dan keluarga berkualitas maka pertumbuhan penduduk yang

pengendalian angka kelahiran dan

penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya dapat dikelola sesuai arah yang di amanatkan oleh undang-undang tersebut, dengan demikian penduduk menjadi

sumber daya manusia yang tangguh bagi pembangunan pembangunan secara adil dan merata menuju masyarakat adil sejahtera. Keberhasilan dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk serta keluarga di Provinsi Bengkulu

ditandai dengan turun tingkat fertilitas dari 3 hasil SDKI tahun 2003 menjadi 2,23 hasil SDKI tahun 2007, tingkat penurunan mortalitas ditandai menurunnya angka kematian ibu 157,49 hasil Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2007 menjadi 114,4 pada tahun 2009 dan turunnya Kematian Bayi dari 53 hasil SDKI tahun 2003 menjadi 46 SDKI tahun 2007, sedangkan angka harapan hidup di Provinsi Bengkulu sebesar 69,2. Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2010 dari hasil sementara sensus penduduk sebesar 1.713.393 juta, dibandingkan dengan proyeksi menggunakan

data dasar sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Provinsi tahun 2010 belum melampaui proyeksi yaitu 1.784.500,

Bengkulu

2. Permasalahan Kependudukan di Provinsi Bengkulu Permasalahan kependudukan berputar pada masalah pokok demografis, yaitu fertilitas (kelahiran), morbiditas (kesakitan), mortalitas (kematian), dan mobilitas (migrasi), permasalahan kependudukan dapat melebar ke berbagai permasalahan sosial ekonomi. Ketenagakerjaan dan kemiskinan adalah dua isu yang sangat erat dan sering dianggap sebagai bagian dari permasalahan kependudukan, arah, isi, dan strategi implementasi kebijakan kependudukan perlu dirumuskan kembali.

a. Masalah Akibat Angka Kelahiran 1. Total Fertility Rate (TFR) di Provinsi Bengkulu hasil SDKI tahun 2007 sebesar 2,23 belum diikuti penurunan dari ASFR pada kelompok umur 15 19 secara signifikan, dimana hasil SDKI tahun 2003 ASFR sebesar 54 menjadi 51 SDKI tahun 2007, 2. Unmed Need hasil SDKI tahun 2003 sebesar 9,0 persen turun menjadi 6,1 persen tahun 2007, 3. Usia Kawin Pertama SDKI 2007 sebesar 19,3 dibandingkan SDKI 2004 naik 0,3 dari 19 tahun, 4. CPR Semua cara dari 71 persen hasil SDKI tahun 2003 menjadi 74 persen pada SDKI 2007 namun di dominasi oleh Pasangan Usia Subur (PUS) tua dan medode kontrasepsi Pil dan Suntik. Bila Fertilitas naik akan memberikan dampak sebagai berikut : a) Fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatan, pendidikan ketimbang aspek intelektual. b) Fertilitas meningkat meningkat tinggi maka pertumbuhan bagi suatu penduduk negara akan semakin akan

akibatnya

berkembang

menunjukkan korelasi negative dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.

c) ASFR 20- 24 terus meningkat maka akan berdampak kepada investasi SDM yang semakin menurun.

b. Masalah akibat Angka Kematian Kematian Maternal (MMR) di Provinsi Bengkulu hasil profil Kesehatan provinsi Bengkulu tahun 2007 yang dilaporkan sebesar 157,49, kondisi tahun 2009 turun menjadi 114,4 per 100.000 kelahiran, tetapi tidak diikuti oleh turunnya ibu hamil resiko tinggi berdasarkan profil kesehatan Bengkulu tahun 2007 ibu hamil resiko tinggi sebesar 9,4 persen naik menjadi 12,8 persen pada tahun 2009 serta

pertologan kelahiran oleh dukun masih tinggi hasil SDKI tahun 2007 sebesar 25,5 %. Kematian bayi di Provinsi Bengkulu masih tinggi 46 hasil SDKI tahun 2007, terutama kematian dari neonatum 17 hasil SDKI pada tahun 2007. Apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi kesehatan pemerintah Provinsi Bengkulu. c. Masalah Komposisi Jumlah Penduduk Penumpukan jumlah penduduk pada usia muda, yaitu usia 0 -4 tahun, usia 5-9 tahun, 10 -14 tahun dimana pada usia tersebut belum produktif masih tergantung pada orang-orang lain terutama keluarga. Proyeksi Penduduk di Provinsi Bengkulu tahun 2010 berdasarkan data dasar Sensus Penduduk Tahun 2000 sebesar 1.784.500, pada kelompok umur 0 14 tahun sebesar 28,22 persen yang harus ditanggulangi oleh pemerintah daerah maupun keluarga. Masalah-masalah yang dapat timbul akibat keadaan demikian adalah : 1) Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. 2) Aspek pemenuhan gizi. 3) Aspek Pendidikan 4) Lapangan Kerja

d. Masalah Kependudukan dan Angkatan Kerja. Kualitas tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan dunia usaha sehingga banyak tenaga kerja tidak terserap disektor formal. Hasil Susenas tahun 2009 di Provinsi Bengkulu tenaga kerja yang pendidikan tidak sekolah dan belum tamat SD sebesar 24,49 persen, pedidikan tamat SD sebesar 37,37 persen, pendidikan SLTP sebsar 22,95 persen, pendidikan SLTA sebesar 14,62 persen, pendidikan Akademi sebesar 0,07 persen dan pendidikan Sarjana sebesar 0,50 persen. Akibat dari kondisi ini menyebabkan : (a) Produktifitas yang dihasilkan oleh sebagian kecil manusia kemungkinan bisa habis dikonsumsi sebagian besar penduduk. (b) Pendapatan perkapita akan rendah sehingga berpengaruh pada sektor ekonomi masyarakat.

E. Masalah Mobilitas Penduduk di Indonesia Penumpukan penduduk di perkotaan yang tidak diikuti keterampilan sehingga tidak terserap disektor jasa dan ekonomi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerawanan sosial dan tingginya angka kriminiltas. Masalah migrasi penduduk di Indonesia menjadi isu politik kependudukan. 1) Mobilitas Antar Pulau 2) Mobilitas Penduduk antar Pulau Propinsi 3) Mobilitas Penduduk dari Desa ke Kota

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Kerangka Pikir

Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kependudukan seperti fertilitas, mortalitas dan mobilitas apabila tidak dkendalikan akan mengakibatkan dampak terhadap masalah sosial ekonomi (kemiskinan, angkatan kerja, ketersediaan infrastruktur), daya dukung dan daya tampung lingkungan(lahan pemukiman, perubahan iklim, pencemaran air, udara, tanah, makanan) dan stabilitas sosial dan politik (ketahanan pangan, partisipasi politik, isu daerah perbatasan). 2. Parameter Demografi Parameter demografi terdiri, fertilitas, mortalitas dan migrasi yang dapat mempengaruhi terhadap permasalahan penduduk, sehingga perlu diperhatikan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. a. Total Fertility Rate (TFR ) yaitu Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita sampai dengan akhir masa reproduksinya.

Ukuran tingkat kelahiran yang menunjukkan rata-rata jumlah anak yang akan dilahirkan oleh seorang wanita, seandainya dia dapat hidup sampai akhir masa reproduksinya (umur 15-49 tahun). b. Mortalitas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. c. Mobilitas Perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat ke tempat lain melewati batas administrasi atau batas politik/Negara, Migrasi Risen Migrasi yang dihitung berdasarkan tempat tinggal 5 tahun yang lalu dibandingkan dengan tempat tinggal sekarang. Unit migrasi yang dipakai adalah pindah antar Kabupaten/ Kota. 3. Kuantitas Kuantitas penduduk dipengaruhi oleh jumlah Penduduk dan Persebaran 4. Kualitas di pengaruhi oleh : a. Pendidikan tingkat partisipasi sekolah b. Kesehatan, kesehatan ibu dan anak, umur harapan hidup c. Ekonomi, tingkat angka partisipasi tenaga kerja 5. Keluarga Rentan, menurut Departemen Sosial adalah keluarga muda yang baru menikah (sampai dengan lima tahun usia pernikahan) yang mengalami masalah sosial dan ekonomi (berpenghasilan sekitar 10% di atas garis kemiskinan) sehingga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarga. 6. Kemiskinan Soetandyo Wignjosoebroto dalam Kemiskinan Struktural : Masalah dan Kebijakan (1995:59) mendefinisikan Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang ditengarai tatanan kehidupan yang tak menguntungkan. Kemiskinan menurut Departemen Sosial tidak hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.
6

BAB III ANALISA HASIL DINAMIKA KEPENDUDUKAN DAN RENCANA TARGET TAHUN 2015
Pencapaian dari penduduk tumbuh seimbang pada tahun 2015, dapat terwujudnya bila kebijakan lintas sector yang berkaitan dengan kependudukan sinergis, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap kebijakan-kebijakan yang mendukung masalah

kependudukan. Kebijakan kependudukan pada tingkat tataran wilayah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung Visi dan Misi dari daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

1. VISI DAERAH PROVINSI BENGKULU 2011 2015 Terwujudnya Masyarakat Bengkulu yang Maju dan Sejahtera Masyarakat Bengkulu dalam lima tahun ke depan harus maju dan sejahtera yang ditandai dengan meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan angka pendapatan perkapita serta menurunnya angka kemiskinan dan angka pengangguran

MISI DAERAH PROVINSI BENGKULU 2011 2015 a. Mewujudkan perekonomian rakyat yang berdaya saing b. Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera c. Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dan mitigasi bencana dalam rangka menunjang daya saing perekonomian daerah d. Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel serta

mewujudkan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi masyarakat

2. VISI DAN MISI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA Penduduk Tumbuh Seimbang 2015. Mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas yang ditandai dengan menurunnya angka fertilitas (TFR) menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate ( NRR ) sebesar 1, Laju Pertumbuhan Penduduk 1,1 Usia Kawin Pertama 21 tahun, ASFR penduduk kelompok umur 15 19 sebesar 30

Misi Kependudukan dan Keluarga Berencana Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan

Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera Dilakukan melalui : 1. Penyerasian kebijakan pengendalian penduduk 2. Penetapan parameter penduduk 3. Peningkatan penyediaan dan kualitas analisis data dan informasi 4. Pengendalian penduduk dalam pembangunan kependudukan dan KB 5. Mendorong stakeholder dan mitra kerja untuk menyelenggarakan pembangunan KB

3. HASIL DINAMIKA KEPENDUDUKAN DAN TARGET TAHUN 2015 a. Pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran Provinsi Bengkulu No Sasaran 1 2 3 4 5 Pertumbuhan Ekonomi PDRB Perkapita ADHB IPM Angka Pengangguran Angka Kemiskinan Pencapaian (%) 6,02 10,3 73,06 4,22 18,3 Sasaran 2015 (%) 7,2 15 Juta 75,3 2,21 14,14

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bengkulu


TAHUN PROVIINSI BENGKULU *NASIONAL RANKING NASIONAL 2005 71.09 69.6 17/33 2006 71.28 70.1 15.33 2007 71.57 70.59 11/33 2008 72.14 71.7 10/33 2009 72.5 2010 72.82* 2011 73.19*

N o.

In d ik a to r

N A S IO N A L TAH UN 2014

T a rg e t R P JM N u n tu k P ro v . B e n g k u lu T a h u n 2014 6 ,2 -6 ,9

T a rg e t R P JM D U n tu k T a h u n 2 0 1 5

1.

P ertu m b u h a n E k o n o m i (% ) K em isk ina n (% )

7 ,0

7 ,0 -7 ,2

2.

8 -1 0

1 2 ,0 3 -1 1 ,9 1

1 4 ,1 4 -1 3 ,2 6

3.

P en g a ng g u ra n (% )

5 -6

1 ,6 -1 ,9

2 ,2 1 -1 ,8

b. Program Kependudukan dan Keluarga Berencana No Indikator Sasaran KKP 2010 1 Peserta KB Baru diluar KB Pria A B C D E IUD MOW Implant Suntikan Pil 3.947 750 8.600 36.780 34.045 75,25 93,07 115,14 136,86 97,32 3.529 720 10.750 50.336 33.134 84.122 Pencapaian Sasaran 2010(%) 115,36 KKP 2011 98.469

Peserta KB Baru Pria MOP Kondom

8.140 100 8.040 92.262

109,53 148 109,05 114,84

8.916 148 8.768 107.385

Jumlah Peserta KB Baru

No

Indikator

Sasaran (KKP) 2010

Pencapaian Sasaran 2010(%) 103,96 102,89 111,76 100 118,23 204 43 23 8.729 (KKP) 2011

1 A B C 2

PIK Remaja Tahap Tumbuh Tahap Tegak Tahap Tegar Keluarga memiliki Balita aktif BKB

227 173 34 20 7.566

Keluarga aktif BKR

memiliki

Remaja

5.139

82,29

5.160

Jumlah

Kelompok

UPPKS

478

113,18

yang terdaftar pada direktori data basis on line UPPKS 5 Jumlah kelompok UPPKS 215 81,86

yang dapat akses modal 6 % PUS keluarga Pra S dan KS I anggota UPPKS Pra S dan KS I yang menjadi 84,71% 96,5 87,5%

peserta KB 7 Jumlah Kabupaten/Kota 100% 100

penerima DAK yang melapor setiap triwulan

10

c. Kesehatan Ibu dan Anak Variabel RISKESDAS 2010 (%) Kesehatan Ibu Pemeriksaan kehamilan : a. Pemeriksaan kehamilan ke Tenaga Kes b. Pemeriksaan kehamilan ke Nakes dan Dukun c. Pemeriksaan kehamilan ke dukun d. Tidak periksa kehamilan Cakupan K1, K4 dari kehamilan anak terakhir : a. K1 b. K1-nakes c. K4 nakes Tempat Bersalin : a. Fasilitas kesehatan b. Polindes/Poskesdas c. Rumah/Lainnya Kunjungan Nifas Pertama : a. 0 -1 hr b. 2 hr c. 3-7 hr d. 8 - 42 hr e. > 42 hr f. Tidak tahu kapan g. Tidak dikunjungi Memiliki KMS Bumil/Buku KIA berdasarkan kehamilan anak terakhir a. Ya diperlihatkan 24
11

Target Tahun 2015 (%)

78,8 %

100 %

13,3 %

2,8 5,1

92,1 68 55,8 95%

27,1 0 72,9

35,3 18,7 8,4 1,2 0 4,4 32

b. Ya tidak diperlihatkan c. Tidak Pemeriksaan kehamilan pertama kali Umur Kandungan : a. Memeriksa kehamilan pertama kali 0-1 bln b. Memeriksa kehamilan pertama kali 2 bln c. Memeriksa kehamilan pertama kali 3 bln d. Memeriksa kehamilanpertama kali 4+ bln e. Tidak tahu Suntikan TT selama kehamilan : a. Suntikan TT selama hamil 1 kali b. Suntikan TT selama hamil 2 kali c. Suntikan TT selama hamil tidak dpt d. Tidak tahu Mendapat penjelasan tanda-tanda bahaya kehamilan : a. Penjelasan bahaya kehamilan b. Tidak mendapat penjelasan c. Tidak tahu

56,8 19,2

15,9

21,2

36,4

16,7

9,8

13,3 62,3 19,2

5,3

39,7 54,3 6

Variabel

RISKESDAS 2010 (%)

Target Tahun 2015 (%)

Status

Gizi

menurut

Berat

Badan/Usia Balita Gizi Buruk Balita Gizi Kurang 4,3 11


12

Balita Gizi Baik Balita Gizi Lebih Status Gizi menurut Berat

73,7 10,9

Badan/Tinggi Badan : Balita sangat kurus Balita kurus Balita normal Balita Gemuk Jenis imunisasi dasar umur 12-23 bln: 1. BGC 2. Polio 3. DPT-HB 4. Campak 74,2 62,1 51,6 73,3 9,7 8,1 66,7 15,5

Kelengkapan Imunisasi Dasar : 1. Lengkap 2. Tidak Lengkap 3. Tidak Imunisasi Frekuensi penimbangan umur 6-59 bl: 1. >4 kali 2. 1 - 3 kali 3. Tdk pernah Berat Badan baru lahir : Berat < 2500 gr sebesar Berat 2500 3999 gr sebesar Berat > 4000 gr sebesar Kunjungan Neonatus (KN): 1. Lengkap 2. tidak lengkap

46,7 36,7 16,7

32,8 20,7 46,6

8,7 81,9 9,4

23 58,6
13

3. Tidak pernah KN Kepemilikan KMS: 1. Dapat menunjukkan 2. Disimpan di tempat lain 3. Sudah Hilang 4. Tidak pernah memiliki Kepemiliki KIA : 1. Dapat menunjukkan 2. Disimpan di tempat lain 3. Sudah Hilang 4. Tidak pernah memiliki Proses mulai menyusui : 1. <1 jam 2. 1 6 jam 3. 7 23 jam 4. 24 47 jam 8 5. 48 jam

18,4

21,3 23,2 40 15,5

15,6 18,8 29,2 36,4

29,6 38,9 3,7 14,8 13

Perilaku terhadap kolostrom : 1. Diberikan semua 2. Dibuang sebagian 3. Dibuang semua 72,5 13,7 13,7

d. Pendidikan Proyeksi Penduduk Provinsi Bengkulu Usia Sekolah (Data Dasar Sensus Penduduk Tahun 2000) No Umur Tahun 2011 1 2 3 < 15 5 19 56 29,66 % 505.400 66.801(3,66) 27,78 % 510.151 68.143(3,48)
14

Tahun 2015

4 5 6

7 13 14 16 17 19

237.165(13,01) 235.637(12,05) 101.029(5,54) 100.406(5,51) 102.803(5,26) 104.217(5,33)

Variabel dalam memperbaiki mutu pendidikan sebagai berikut :

Variabel

Susenas Tahun 2009(%)

Target Tahun 2015(%)

Partisipasi sekolah menurut jalus pendidikan formal maupun non

formal sebagai berikut SD/MI/Paket A SMP/MIN/Paket B SMA/MAN/Paket C Angka Partisipasi Kasar ( APK) SD/MI/Paket A SMP/MIN/Paket B Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun keatas a. Penduduk laki-laki b. Penduduk perempuan 8,2 8,6 7,8 110,46 84,45 94,98 69,84 48,99

Angka Melek Huruf penduduk usia 15 tahun keatas a. Penduduk laki-laki b. Penduduk perempuan Penduduk diatas 10 tahun menurut pendidikan ditamatkan : a. Tidak Sekolah b. Tamat SD c. Tamat SLTP

94,90

97,46 92,35

26,27 26,92 19,06


15

d. Tamat SLTA e. Tamat DI/II f. Tamat Akademi/DIII g. Tamat Universitas

21,02 0,89 1,28 4,57

Penduduk diatas 15 tahun menurut pendidikan ditamatkan : a. Tidak Sekolah b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA e. Tamat DI/II f. Tamat Akademi/DIII g. Tamat Universitas 21,31 25,05 21,71 24,18 1,02 1,47 5,26

Pencapaian Pada Tahun 2009


No 1 Sasaran Pencapaian Sasaran 2014 Nasional Bengkulu Nasional Bengkulu Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses PAUD Bermutu dan Berkesetaraan Gender di Semua Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang dicirikan dengan: Pendidikan Anak 53,7 % 72,9% 60% Usia Dini (PAUD) APK PAUD 12,3 % 85% Kualifikasi untuk pendidik PAUD formal (TK/TKLB) berpendidikan minimal S-1/D-4 Pendidik PAUD 6% 55 % nonformal diharapkan

a b c

16

Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses Pendidikan Dasar Universal Bermutu dan Berkesetaraan Gender di Semua Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang berindikasikan sebagai berikut. APK SD/MI/Paket A APM SD/MI/Paket A APK SMP/MTs/ Paket B Angka Putus Sekolah SD Angka Putus Sekolah SMP maksimal Angka melanjutkan SD/MI/Paket A ke SMP/MTs/Paket B Hasil ujian nasional SD/SDLB dan SMP/SMPLB sekurang-kurangnya 7 selama 5 tahun berturut-turut; 117 % 95% 98,3 % 1,7 % 1,99 119,1 96 110 0,7% 1% 95 95

a b c d e

90

97%

Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses Pendidikan Menengah Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang berindikasikan sebagai berikut. APK minimal Rasio peserta didik SMA:SMK SMA/SMLB berakreditasi SMK berakreditasi, SMA/SMLB/SMK melaksanakan PuP3B; 69,6 85 33:67 95 90 80 80

a b c d e

64,7 70 0

17

Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses Pendidikan Orang Dewasa Berkelanjutan yang Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat yang berindikasikan sebagai berikut.

Indikator

Pencapaian Nasional Bengkulu

Target Tahun 2015 Nasional 98 Bengkulu 95

Tingkat literasi nasional penduduk usia 15 tahun Sekurang-kurangnya anak

95

remaja usia16-20 tahun yang putus sekolah atau tidak melanjutkan mengikuti pendidikan kesetaraan dan/atau pendidikan kecakapan hidup;

12

30%

Sekurang-kurangnya program keahlian lembaga kursus dan pelatihan berakreditasi, dan 25% lulusan program kecakapan hidup (PKH) bersertifikat kompetensi;

30

Sekurang-kurangnya kabupaten dan kota memiliki SKB;

75,9

90%

Sekurang-kurangnya kecamatan memiliki PKBM dan TBM;

40

80%

Sekurang-kurangnya PKBM berakreditasi;

1,3

25%

18

e. Mobilitas Migrasi Netto Provinsi Bengkulu Susenas tahun 2009 Umur Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan 0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 f. 3,19 3,43 3,09 4,69 8,14 10,66 9,03 6,23 5,16 4,2 3,91 3,05 3,35 2,79 2,39 2,57 3,19 3,6 2,99 4,66 5,27 8,81 6,69 4,24 3,77 2,07 2,63 2,14 2 2,32 2,06 2,19 6,38 7,03 6,08 9,35 13,41 19,47 15,72 10,47 8,93 6,27 6,54 5,19 5,35 5,11 4,45 4,76

Tenaga Kerja

Variabel Jumlah Angkatan Kerja a. Bekerja b. Sedang Mencari Kerja Tingkat Pendidikan yang bekerja usia 15 tahun ke atas

Susenas 2009 867.760 821.706 (94,69) 46.054 (5,31)

a. Tidak Sekolah/Belum Tamat 24,49 % SD b. Tamat SD 37,37 %


19

c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA e. Tamat Akademi f. Tamat Sarjana Penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan : a. Pertanian b. Pertambangan c. Industri d. Listrik/Air Minum e. Konstruksi f. Perdagangan g. Angkutan/Komunikasi

22,95 % 14,62 % 0,07 % 0,50 %

63,37 % 1,24 % 3,46 % 0,10 % 3,75 % 12,60 % 3,90 %

h. Bank dan Lembaga Keuangan 0,77 % i. Jasa-jasa lainnya 10,91 %

Bukan angkatan kerja : a. Sekolah b. Mengurus Rumah Tangga

303.415 97.229(32,04 %) 206.186(67,96 %)

Tingkat Pendidikan a. Tidak Sekolah/Belum Tamat 1.500 (6,06 %) SD b. Tamat SLTP c. Tamat SLTA d. Tamat Akademi e. Tamat Sarjana 5.444(22 %) 6.775(27,38 %) 7.330(29,63 %) 3.693(14,93 %)

20

g. Dinas Sosial

No Sasaran

Pencapaian Nasional Bengkulu 3.555 5.125 575 2.390 1.776

Sasaran 2014 Nasional Bengkulu

Anak Balita Terlantar Anak Terlantar Anak Jalanan Anak Nakal Korban Tindak kekerasan Anak Cacat Korban Penyalahgunaan NAPZA Wanita Rawan Sosial EKONOMI Wanita Korban Tindak Kekerasan Tuna Susila Penyandang Cacat Penyandang Cacat Eks Penyakit Kornis Gelandangan Pengemis Eks Narapidana Lanjut Usia Terlantar Lanjut Usia Korban Tindak Kekerasan Keluarga Bermasalah sosial Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Keluarga yang Tinggal dirumah tak layak huni

59

5.508

178 5.107

74 195 875 6.673

47.863 41.204

21

Korban Bencana Alam Masyarakat Yang Tinggal di daerah Rawan Bencana Komunitas Adat Terpencil Pekerja Migran Terlantar Korban Bencana Sosial/ Pengungsi Penyandang HIV/AIDS Keluarga Rentan*)(Depsos)

8.327

2.066 386 496

6 1.652

h. Lingkungan Hidup
Bengkulu
Peringkat Nilai Data Umum Luas Wilayah Jumlah Penduduk 1 Kepadatan Penduduk PDRB per Kapita 2
1 Tahun 2009 2 Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008

IKLH 2009 4 79,58 19.919 1.667 (km2) (x 1000) (orang/km2) (x Rp. 1000)

88
8.411

PDRB menurut Lapangan Usaha, Tahun 2006 Pertanian 39,69 % Pertambangan 3,20 % Industri Pengolahan 4,08 % Listrik dan Air Bersih 0,44 % Bangunan 2,90 % Perdagangan, Hotel, Restoran 20,27 % Angkutan/Komunikasi 8,54 % Bank/Keuangan/Perumahan 4,70 % Jasa 16,19 % Data Nilai Target Indikator Kualitas Air Sungai TSS (mg/l) 11,8 - 689,3 50,00 COD (mg/l) DO (mg/l) 2,4 - 51,2 0,9 - 3,4 25,00

Keterangan

>4
60,00 100,00

PP 82 Tahun 2001 PP 82 Tahun 2001 PP 82 Tahun 2001 PP 41 Tahun 1999 PP 41 Tahun

Kualitas Udara SO2 (g/m3) NO2 (g/m3)

6,5 - 24,6 32,7 - 137,4

22

1999 Luas Tutupan Hutan (Ha) 841.606 920.964

SK: 420/KptsII/1999

Masalah-Masalah Lingkungan : 1. Kerusakan Hutan : Masalah utama lingkungan di Propinsi Bengkulu adalah masalah kerusakan hutan. Sebagai contoh di Kabupaten Lebong yang mempunyai hutan seluas 134.834,72 ha yang terdiri dari 20.777,40 ha hutan lindung dan 114.057,72 ha berupa hutan konservasi, sebanyak 7.895,41 ha hutan lindung dan 2.970,37 ha cagar alam telah mengalami kerusakan. Kerusakan hutan di kabupaten/kota lain di Propinsi Bengkulu lebih parah lagi. Pada tahun 2006, hutan di Propinsi Bengkulu hanya tinggal 46%, yang tentu saja semakin menurun pada tahun 2009.

2. Penurunan Keanekaragaman Hayati Kegiatan monokultur dapat menyebabkan sebagian flora, fauna dan mikrobia musnah, kegiatan pembukaan lahan yang kurang ramah lingkungan seperti lahan disemprot dapat menyebabkan telur-telur dan flora lainnya menjadi tidak berkembang. Satwa liar menjadi menurun dan kemudian masuk kriteria dilindungi. Ada delapan jenis kura-kura yang ada di Bengkulu yaitu kura nanas, kura garis hitam, kura patah dada, beiyogo, baning coklat, labi-labi hutan, kura pipi putih dan bulus. Baning coklat berstatus dilindungi dan sudah terancam punah. Flora langka yang ada di Bengkulu adalah Raflesia arnoldi, bunga bangkai dan anggrek pensil. Punahnya ekosistem yang seimbang akan berakibat lebih lanjut berupa ancaman yang tidak terkira seperti rawannya sumber pangan, banjir, produksi oksigen dan lain-lain. Jadi pada akhirnya juga kerusakan ekosistem akan dirasakan oleh manusia itu sendiri.

23

3. Kualitas Air Air yang digunakan oleh PDAM juga terindikasi tercemar batubara. Air sumur di daerah peternakan ayam mengandung banyak E. coli yang sangat tinggi, kerusakan hutan juga dapat menurunkan mutu air sebagai akibat peningkatan zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi serta kekeruhan, Kerusakan hutan juga disinyalir sebagai salah satu sebab turunnya volume air di danau Dendam. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) provinsi Bengkulu tahun 2010, jenis air yang digunakan bersumber dari :

No Sasaran

Pencapaian Riskesdas Tahun 2010 (%) Nasional Bengkulu 16,1 0,8 6,5 41,1 22,1 2,6 5,4 0,2 4,6 0,6

Sasaran 2014

Nasional

Bengkulu

a. Air Ledeng b. Air ledeng membeli c. Sumur bor d. Sumur terlindungi e. Sumur tak terlindungi f. Mata air terlindungi g. Mata air tak terlindungi h. Penampungan air hujan i. Air sungai/danau j. Lainnya

Sedang jenis sumber air minum : No Sasaran Pencapaian Riskesdas Tahun 2010 (%) Nasional a. Air kemasan b. Depot air minum c. Air ledeng/Pam Bengkulu 1 7,9 13,2
24

Sasaran 2014

Nasional

Bengkulu

d. Ledeng eceran e. Sumur bor/Pompa f. Sumur gali terlindung gali tak

0,6 7,2 39,6 22,1

g. Sumur terlindung

h. Mata air terlindung i. j. Mata air tak terlindung PAh sungai/danau/

0,5 2,9 0,4 4,1

k. Air irigrasi l. Lainnya

0,5

Akses terhadap air minum berkualitas terdiri : a) Kurang baik sebesar 49; b) Baik sebesar 51,1. Kualitas Fisik Air Minum : No Sasaran Pencapaian Riskesdas Tahun 2010 (%) Nasional a. Keruh b. Berwarna c. Berasa d. Berbusa e. Berbau f. Baik Bengkulu 10,3 6 7,8 1,3 3,4 84,1 Nasional Bengkulu Sasaran 2014

4. Pengaruh Industri Aktivitas industri yang paling besar di Propinsi Bengkulu adalah

penambangan batubara dan indutri pertanian (perkebunan). Penambangan batubara mempengaruhi mutu air di DAS Bengkulu-Lemau, DAS Seluma Atas dan DAS Dikit Seblat. Pengaruh industri batubara antara lain
25

meningkatkan zat padat tersuspensi, zat padat terlarut, kekeruhan, zat besi, sulfat dan ion hidrogen dalam air yang dapat menurunkan pH. Perkebunan di Bengkulu terutama karet dan kelapa sawit. Akibat aktivitas ini terjadi peningkatan senyawa organik pada air, adanya sisa-sisa pestisida di DAS, peningkatan zat pada tersuspensi dan terlarut, peningkatan kadar amonia, peningkatan kadar minyak dan lemak, mempengaruhi pH dll. DAS yang terkena aktivitas ini adalah DAS Dikit Seblat, DAS Bengkulu-Lemau, badan sungai Pisang (Ipuh), sungai Betung (Muko-muko), sungai Simpang Tiga (Tais), sungai Bengkulu, dan sungai Sinaba (Ketahun).

5. Persampahan Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis, sampah cukup menjadi masalah di lokasi-lokasi tertentu seperti pasar, terminal, pertokoan dan tempat-tempat lain yang padat penduduknya. Di Propinsi Bengkulu setiap rumah tangga menghasilkan limbah kira-kira sebanyak 0,8 kg/hari atau 288 kg per tahun. Hasil Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) Provinsi Bengkulu tahun 2010 Cara penanganan sampah a) Kurang Baik sebesar 76,3; b) Baik sebesar 23,7, penangan sampah dilakukan dengan cara : No Sasaran Pencapaian Riskesdas Tahun 2010 (%) Nasional a. Diangkut petugas b. Ditimbun dalam tanah c. Dibuat kompos d. Dibakar e. Dibuang ke kali/parit/laut f. Dibuang sembarang 11,3 Bengkulu 19,7 3 0,9 53,4 11,7 Nasional Bengkulu Sasaran 2014

26

Penampungan air limbah No Sasaran Pencapaian Riskesdas Tahun 2010 (%) Nasional a. Sarana penampungan air limbah b. Penampungan tertutup di pekarangan c. Penampungan terbuka di pekarangan d. Penampungan diluar pekarangan e. Tanpa penampungan f. Langsung ke got/sungai 32,9 23,1 7,4 21,1 5,9 Bengkulu 9,6 Nasional Bengkulu Sasaran 2014

i . Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pada tahun 2009 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan di Provinsi Bengkulu dalam triliun/rupiah dari sektor Migas sebesar 7,7 dan sektor tanpa migas 7,7, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi dari migas 4,04 dan tanpa migas 4,04. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Provinsi Bengkulu tahun 2009 dalam triliun/rupiah dari Migas sebesar 15,5 dan tanpa migas 15,5, sedangka laju pertumbuhan ekonomi dari migas 0,34 dan tanpa migas 0,37. Rata-rata pengeluaran per Kapitan sebulan tahun 2009 secara total 377.419 dan pengeluaran makanan 204.646. Ukuran kemerataan pendapatan melalui Gini Rasio, untuk Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 sebesar 0,34, tahun 2008 sebesar 0,33 dan tahun 2009 sebesar 0,30. Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu tahun 2009 sebesar 72,55 posisi pada ranking 12 dari 33 provinsi seluruh Indonesia.
27

j. Kemiskinan

No Sasaran Bengkulu 1 A B 2 Penduduk Miskin Perkotaan Perdesaan Pendapatan a. Perkotaan b. Perdesaan 3 Kedalaman kemiskinan a. Perkotaan b. Perdesaan 4 Keparahan Kemiskinan c. Perkotaan d. Perdesaan Rp. 255.762 Rp. 209.616 2,75 % 3,16% 2,53% 0,69% 0,93 % 0,56% 324.900(18,30 %) 117.200(18,75%) 207.700(18,05%) Bengkulu

28

BAB IV PEMBAHASAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI


1. Prioritas RPJMD dan Isu Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu 2011 - 2015

a. PRIORITAS RPJMD PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 2015 1. Perekonomian rakyat dan iklim investasi 2. Sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan, pemuda olahraga, pemberdayaan perempuan-KB) 3. Kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan 4. Revitalisasi pertanian, ketahanan pangan serta pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan yang berkelanjutan 5. Infrastruktur dasar (bina marga, cipta karya, irigasi, perhubungan, telekomunikasi dan energi) 6. Sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana 7. Pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi 8. Pemerintahan, hukum dan ketertiban umum

b. Isu-isu strategis daerah 1. Sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) belum optimal 2. Kualitas SDM & aparatur rendah 3. Sarana dan prasana penunjang ekonomi belum optimal 4. Investasi rendah 5. Produktivitas dan daya saing rendah 6. Ekonomi kerakyatan belum optimal 7. Sarana dan akses kesehatan dan pendidikan belum optimal

29

8. 6 kabupaten masih tertinggal 9. Pengelolaan Sumber Daya Alam belum optimal 10. Pendapatan Aanggaran Daerah rendah 11. Penanggulangan bencana

2. Kebijakan dan Sasaran Strategis Instansi

a. Departemen Kesehatan
Visi Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan Misi 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaa kesehatan 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014 pada delapan fokus prioritas, yaitu : 1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana (KB); 2. Perbaikan status gizi masyarakat; 3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan; 4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan; 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan; 6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas); 7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan; 8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
30

b. Pendidikan Nasional

Visi Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010 - 2014 Menjadi Organisasi yang Modern, Efektif dan Efisien untuk Mewujudkan Pranata Pendidikan Menuju Terciptanya Insan Indonesia Cerdas

Komprehensif, Kompetitif dan Bermartabat

Misi Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010 - 2014 1. Memperluas dan memeratakan akses PAUD bermutu dan berkesetaraan gender di semua provinsi, kabupaten, dan kota; 2. Memperluas dan memeratakan akses pendidikan dasar universal bermutu dan berkesetaraan gender di semua provinsi, kabupaten, dan kota; 3. Memperluas dan memeratakan akses pendidikan menengah bermutu, berkesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, di semua provinsi, kabupaten, dan kota; 4. Memperluas dan memeratakan akses pendidikan tinggi bermutu, berdaya saing internasional, berkesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan bangsa dan negara; 5. Memperluas dan memeratakan akses pendidikan orang dewasa

berkelanjutan yang berkesetaraan gender dan relevan dengan kebutuhan masyarakat; 6. Mewujudkan tata kelola, sistem pengendalian manajemen, dan system pengawasan intern yang modern, efektif, dan efisien.

c. Dinas Sosial Visi Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Provinsi Bengkulu : Terwujudnya kualitas kehidupan masyarakat yang layak dan bermartabat dengan memberikan perhatian utama pada dasar manusia.

31

Misi Pembangunan Kesejahteraan Sosial Provinsi Bengkulu adalah: 1. Meningkatkan aksesibilitas perlindungan sosial untuk menjamin

pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan sosial, pemberdayaan sosial, dan jaminan kesejahteraan sosial bagi PMKS; 2. Mengembangkan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS; 3. Meningkatkan profesionalisme penyelenggaraan perlindungan sosial dalam bentuk bantuan sosial, rehabilitasi, pemberdayaan, dan jaminan sebagai metode penanggulangan kemiskinan; 4. Meningkatkan profesionalisme penyelenggaraan perlindungan sosial dalam bentuk bantuan sosial, rehabilitasi, pemberdayaan, dan jaminan sebagai metode penanggulangan kemiskinan; 5. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan,dan kesetiakawanan sosial untuk menjamin keberlanjutan peran serta

masyarakat dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial; 6. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

KEBIJAKAN 1. Meningkatkan keberfungsian sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 2. Meningkatkan pemberdayan fakir miskin dan meningkatkan fasilitas pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan sosial kepada warga Komunikasi Adat Terpencil dan penyandang masalah sosial lainya. 3. Mengembangkan sistem perlindungan sosial dan jaminan sosial yg menyeluruh. 4. Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan sosial dalam mendayagunakan sumber-sumber kesejahteraan sosial. 5. Meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat termasuk masyarakat mampu, dunia usaha, perguruan tinggi, Organisasi Sosial/LSM dalam penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial secara terpadu dan berkelanjutan.
32

6. Meningkatkan

pemahaman

masyarakat

terhadap

program-program

pembangunan kesejahteraan sosial. 7. Mengembangkan dan menyerasikan kebijakan penanganan masalahmasalah strategis yang menyangkut masalah kesejahteraan sosial. 8. Meningkatkan kualitas hidup bagi PMKS terhadap pelayanan sosial dasar, fasilitas pelayanan publik, dan jaminan kesejahteraan sosial. 9. Meningkatkan sarana dan prasarana gedung dalam rangka menunjang pelayanan kesejahteraan sosial yang berbasis panti yang semakin profesional.

d. BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL VISI Penduduk Tumbuh Seimbang 2015. Misi Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

KEBIJAKAN DI PROVINSI BENGKULU; 1. Penyerasian kebijakan pembangunan dengan pembangunan dibidang

kependudukan dalam rangka mempercepat terwujudnya penduduk tumbuh seimbang pada th 2015. 2. Peningkatan Akses ,kualitas dan kemitraan: a. Jalur Pemerintah b. Jalur Swasta c. Diwilayah miskin dan Galsitas 3. Peningkatan kesertaan MKJP 4. Peningkatan kesertaan PUSMUDA 5. Peningkatan penggarapan wilayah Unmeet need tinggi 6. Peningkatan integrasi pelayanan KB dan KR (KHIBA dan PMKR) 7. Peningkatan Akses Program PKBR setiap Kecamatan minimal terbentuk satu kelompok PKBR. 8. Pengembangan peta kerja kegiatan ketahanan keluarga balita,anak, lansia dan keluarga rentan
33

9. Pengembangan jejaring kemitraan dalam pembinaan ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga 10. Peningkatan kualitas pengelola dan mitra kerja pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga 11. Peningkatan pembinaan kualitas monitoring dan evaluasi ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga. kegiatan

e. Departemen Tenaga Kerja Strategi Organisasi. 1.Penciptaan lapangan kerja di dalam dan di luar negeri melalui pengembangan informasi pasar kerja, penyuluhan bimbingan jabatan, pengembangan wirausaha mandiri bagi angkatan kerja muda dan pengembangan padat karya produktif ; 2.Revitalisasi dan renovasi sarana prasarana dan peningkatan kualitas SDM dan kuantitas instruktur UPT. Pelatihan Kerja serta pendayagunaan Lembaga Pelatihan Swasta untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja berbasis kompetensi ; 3.Mengembangkan hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja ; 4.Peningkatan kualitas dan kuantitas petugas pengawas ketenagakerjaan untuk peningkatan perlindungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta perlindungan terhadap pekerja anak serta petugas fungsional ketenagakerjaan lainnya ; 5.Memperkuat jejaring kerjasama antara pemerintah pusat, propinsi dan kab/kota dalam penyusunan perencanaan tenaga kerja dan pelaksanaan standar pelayanan minimal di bidang ketenagakerjaan. 6.Pemberian peluang kepada penduduk miskin dan penganggur di wilayah asal dalam memperoleh aset tempat tinggal, peluang usaha dan atau kesempatan bekerja secara berkelanjutan; 7.Mendorong pelaksanaan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) dan Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) pada wilayah strategis dan cepat tumbuh ; 8.Peningkatan SDM dalam pengelolaan dan pengembangan sistem administrasi kependudukan (SAK) di Kabupaten/Kota.

34

F Kementerian Kehutanan

VISI DARI KEMENTERIAN KEHUTANAN Hutan Lestari Untuk Kesejahteraan Masyarakat Yang Berkeadilan MISI, ditetapkan sebagai berikut: 1. Memantapkan kepastian status kawasan hutan serta kualitas data dan informasi kehutanan. 2. Meningkatkan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL). 3. Memantapkan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam. 4. Memelihara dan meningkatkanfungsidandayadukungdaerahaliransungai (DAS). 5. Menyediakanteknologidasardanterapan 6. Memantapkan kelembagaan penyelenggaraan tata kelolake hutanan Kementerian Kehutanan. 7. Mewujudkan sumber daya manusia kehutanan yang profesional. Enam kebijakan prioritas pembangunan kehutanan yaitu: (1) Pemantapan kawasan hutan; (2) Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS; (3) Pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan; (4) Konservasi keanekaragaman hayati; (5) Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan; (6) Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan. Sasaran strategis yang akan dicapai dalam pelaksanaan Renstra Tahun 2010-2014

35

BAB V PENUTUP

1. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

36

Anda mungkin juga menyukai