Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang1

I. PENDAHULUAN Penyediaan sarana dan prasarana transportasi merupakan infrastruktur dasar (basic infrastructure) bagi pelaksanaan kegiatan masyarakat di segala bidang, baik yang menyangkut kegiatan ekonomi maupun sosial, bahkan pertahanan dan keamanan wilayah. Sistem transportasi yang baik akan sangat membantu laju pergerakan ekonomi wilayah. Dengan demikian penyelenggaraan sistem transportasi tidak dapat terlepas dari bagaimana pola ekonomi wilayah yang dilayaninya. Untuk itulah, maka tujuan penyelenggaraan sistem transportasi di Indonesia diarahkan kepada terwujudnya transportasi yang handal dan berkemampuan tinggi dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung pengembangan wilayah dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara dan peningkatan hubungan internasional. Tujuan dalam penyelenggaraan sistem transportasi adalah sistem tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif. Penjabaran tujuan itu mensyaratkan bahwa untuk mencapai efisiensi penyelenggaraan transportasi diperlukan adanya sistem jaringan yang terhirarki dengan baik dalam kapasitas yang memadai serta terpadu intern-moda dan antar moda dalam suatu sistem menerus (seamless). Sedangkan untuk mencapai efektifitas kinerja sistem transportasi diperlukan adanya keterpaduan antara kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengoperasian sistem transportasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang. II. GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Rembang terletak di ujung timur laut Propinsi Jawa Tengah dan dilalui jalan Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura) sepanjang + 63,5 Km. Wilayah ini merupakan wilayah pinggiran (pheripheral) wilayah Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pati, sebelah selatan Kabupaten Blora, sebelah timur Kabupaten Tuban dan sebelah utara Laut Jawa. Kabupaten Rembang terbagi dalam wilayah administrasi meliputi 14 kecamatan, 287 desa, 7 kelurahan, dengan luas wilayah sekitar 101.408 Ha. Penggunaan lahan sebagian besar didominasi lahan tegalan (34,315), hutan negara (23,23) dan sawah tadah hujan (17,42). Penduduk Kabupaten Rembang pada akhir tahun 2006 berjumlah 594.306 jiwa. Dari jumlah tersebut 37,84 % (225.074 jiwa) merupakan penduduk miskin, dengan kepadatan rata-rata 558 jiwa/km2 serta laju pertumbuhan rata-rata pada dasawarsa terakhir adalah 1,22 %. Dari tingkat kepadatan ini 82,6 % penduduk tinggal di daerah perdesaan dan sisanya 17,4 % berada di daerah perkotaan. Data luas wilayah kecamatan di Kabupaten Rembang sebagaimana tabel berikut : Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun 2009 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Sumber Bulu Gunem Sale Sarang Sedan Pamotan Sulang Kaliori Rembang Pancur Kragan Sluke Lasem Jumlah

Nama Kecamatan

Luas Wilayah (ha)


7.673 10.240 8.020 10.712 9.133 7.964 8.156 8.454 6.150 5.881 4.594 6.166 3.759 4.504 101.408

Sumber : Kabupaten Rembang Dalam Angka. 2008/2009

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Rembang menunjukkan stabilitas dengan rata-rata 4,35%. PDRB selama kurun waktu 2006-2009 mengalami peningkatan dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,91%. Struktur perekonomian Kabupaten Rembang didominasi tiga sektor, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor jasa-jasa. Walaupun kontribusi sektor pertanian paling besar, namun pertumbuhan rata-rata sektor ini paling kecil dibandingkan sektor lainnya. Tiga sektor yang
Pemerintah Kabupaten Rembang TH. 2010

PROPOSAL
Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang1

pertumbuhan rata-ratanya paling besar adalah sektor jasa (7,69%), sektor bangunan (7,27%) serta sektor listrik, gas dan air bersih (6,04%). Sementara itu, PDRB perkapita yang merupakan perbandingan PDRB terhadap jumlah penduduk dalam kurun waktu lima tahun nilainya semakin meningkat dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 3,85% dengan nilai Rp.3.354.872,Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto AHK 2000 Kabupaten Rembang tahun 2007-2009 (juta rupiah) Lapangan Usaha
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Rest Angkutan & Komunikasi Keuangan, Persew & JP Jasa-Jasa

2007
948.517,13 42.046,00 81.793,95 8.271,26 157.863,32 342.833,18 106.307,94 46.258,17 266.060,22

2008
977.600,61 43.896,29 84.634,72 8.734,04 171.166,22 356.075,53 111.947,89 48.216,05 291.141,24

2009
998.938,88 45.122,71 88.124,82 9.225,80 185.661,02 372.986,13 117.987,93 50.131,73 317.067,54

PDRB
Sumber : BPS Kabupaten Rembang, 2010

1.999.951,17

2.093.412,59

2.185.246,56

Apabila dikaji lebih dalam, struktur ekonomi Kabupaten Rembang mengalami transformasi secara perlahan dengan penurunan kontribusi sektor pertanian dari tahun ke tahun sementara sektor perdaganan serta jasa mengalami peningkatan sedikt dari tahun ke tahun. Walaupun demikian selama kurun waktu 2006-2009 berdsarkan perhitungan indeks Location Quetiont (LQ) masih menunjukkan dominasi sektor pertanian sebagai sektor basis ekonomi di sebagian besar wilayah Rembang disusul sektor perdagangan dan jasajasa. Kondisi perekonomian di Kabupaten Rembang juga dipengaruhi oleh laju inflasi dan perkembangan investasi. Laju inflasi di Kabupaten Rembang mengalami fluktuasi dan pada tahun 2009 mencapai 3,09% atau menurun 48,24% dibandingkan tahun 2006. Laju inflasi di Kabupaten Rembang paling besar berasal dari unsur bahan makanan. Meskipun invetasi daerah mulai tumuh namun perkembangan investasi di Kabupaten Rembang belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. III. KONDISI TRANSPORTASI DAERAH Sistem transportasi Kabupaten Rembang sebagian besar merupakan transportasi darat, dalam hal ini jalan raya. Berdasarkan arus lalu lintas yang lewat dibedakan atas lalu lintas local, regional dan menerus (antar propinsi). Hal ini mengakibatkan tingkat aksesibilitas dan mobilitas cukup tinggi, apalagi ditambah dengan adanya peningkatan kegiatan di bidang perdagangan dan industri. Kondisi ini mengakibatkan kegiatan transportasi di Kabupaten Rembang cenderung meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan peningkatan perkonomian daerah. Secara umum system jaringan jalan di Kabupaten Rembang dibedakan atas system primer dan sekunder. Sistem jaringan jalan primer dimaksudkan untuk melayani pergerakkan dari dan ke atau yang melintasi Kabupaten Rembang. Sedangkan sistem jaringan jalan sekunder dimaksudkan untuk melayani pergerakkan di dalam kota untuk melayani pergerakkan kawasan sekunder dengan primer dan atau antar kawasan sekunder di Kabupaten Rembang.

Pemerintah Kabupaten Rembang TH. 2010

PROPOSAL
Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang1

A. Jaringan Jalan Kabupaten Rembang terletak diantara kota-kota orde I, yaitu Semarang dan Surabaya sekaligus sebagai jalur propinsi. Sistem jaringan jalan arteri primer menghubungkan antara Kabupaten Rembang Kota Rembang yang merupakan prasarana penghubung menuju ibukota Propinsi Jawa Tengah (Semarang). Prasarana jalan yang ada di Kabupaten Rembang adalah sepanjang 761,01 Km. Tabel 3 : Perkembangan Jalan dan Jembatan di Kabupaten Rembang Tahun 2005-2009
No.
I a.

Karakteristik
Panjang Jalan (km) ASPAL 1. Jalan Kabupaten (Lapis Hotmix) 2. Jalan Kabupaten (Lapen) 3. Jalan Propinsi 4. Jalan Negara BUKAN ASPAL 1. Jalan Kabupaten 2. Jalan Propinsi 3. Jalan Negara JUMLAH 1. Jalan Kabupaten 2. Jalan Propinsi 3. Jalan Negara JUMLAH TOTAL Jembatan Kabupaten 1. Jumlah 2. Panjang (m) Propinsi 1. Jumlah 2. Panjang (m) Negara 1. Jumlah 2. Panjang (m)

2005

2006

Tahun 2007

2008

2009

14.20 499.99 57.45 60.81 43.90 558.09 57.45 60.81 676.35

14.20 518.79 57.45 60.81 25.10 558.09 57.45 60.81 676.35

134.34 466.61 57.45 60.81 41.80 642.75 57.45 60.81 761.01

200.60 400.65 57.45 60.81 41.50 642.75 57.45 60.81 761.01

209.60 391.65 57.45 60.81 41.50 642.75 57.45 60.81 761.01

b.

c.

II a.

126.00 1,249.90 45.00 398.80 60.00 627.60

126.00 1,249.90 45.00 398.80 60.00 627.60

126.00 1,249.90 45.00 398.80 60.00 627.60

126.00 1,249.90 45.00 398.80 60.00 627.60

126.00 1,249.90 45.00 398.80 60.00 627.60

b.

c.

Pemerintah Kabupaten Rembang TH. 2010

PROPOSAL
Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang1

No.
d.

Karakteristik
JUMLAH 1. Jumlah 2. Panjang (m) KONDISI JALAN KABUPATEN (km) Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat JUMLAH

2005
231.00 2,276.30 218.94 110.40 113.60 115.15 558.09

2006
231.00 2,276.30 205.79 148.90 139.20 64.19 558.09

Tahun 2007
231.00 2,276.30 289.24 167.12 128.55 57.84 642.75

2008
231.00 2,276.30 256.98 116.55 150.14 119.09 642.75

2009
231.00 2,276.30 260.21 115.46 150.00 117.09 642.75

III 1 2 3 4

Sumber : DPU Kabupaten Rembang, 2010

Mobilitas barang dan jasa di kabupaten Rembang dapat diukur dari pertumbuhan PDRB kabupaten Rembang selama periode 2006 2009, khususnya sektor perdagangan. Sektor perdagangan menjadi sektor terbesar kedua setelah pertanian. PDRB dari sektor perdagangan pada tahun 2006 mencapai Rp.322,56 milyar dan mengalami peningkatan cukup pesat sehingga pada tahun 2009 mencapai nominal sebesar Rp.379 milyar. Selama tahun 2006-2009 pertumbuhan rata-rata PDRB sektor perdagangan mencapai 5,96%. Mobilisasi barang dan jasa di Kabupaten Rembang didukung oleh infrastruktur jalan dan jembatan yang menghubungan antar desa, antar kecamatan, antar kawasan maupun dengan kabupaten sekitar. Dalam kurun waktu 2006-2009, panjang jalan kabupaten di Kabupaten Rembang menunjukkan peningkatan menjadi 642,76 km pada tahun 2009 dari kondisi tahun 2006 sepanjang 558,09 km atau meningkat sebesar 15,17%. Penambahan panjang jalan kabupaten ini telah berhasil membuka aksesibilitas dan mobilisasi barang dan jasa wilayah serta kawasan terisolir di Kabupaten Rembang secara signifikan. Peningkatan jalan kabupaten ini terdiri dari jalan dengan kualitas aspal lapis hotmix menjadi 209,60 km pada tahun 2009 dari keadaan tahun 2006 yang hanya sepanjang 14,20 km. Sedangkan jalan kabupaten dengan kualitas aspal lapen pada tahun 2009 mengalami penurunan yaitu dari sepanjang 515,79 km pada tahun 2006 menjadi 391,65 km pada tahun 2009. Penurunan panjang jalan kualitas aspal lapen karena ditingkatkan kualitasnya menjadi jalan dengan aspal lapis hotmix. Jalan dalam kondisi rusak hingga tahun 2009 secara akumulatif sebesar 37,25% dan kondisi jalan baik sebesar 62,75%. Selain jalan kabupaten, infrastruktur penunjang daerah juga didukung oleh jalan negara dan jalan provinsi. Panjang jalan provinsi dan negara di Kabupaten Rembang hingga tahun 2009, yaitu sepanjang 57,45 km jalan provinsi dan sepanjang 60,81 km jalan negara, sedangkan jembatan sebagai infrastruktur pendukung lainnya memiliki panjang 1.249,90 meter yang berstatus jembatan kabupaten, sepanjang 398,80 meter berstatus jembatan provinsi dan sepanjang 627,60 meter berstatus jembatan negara. B. Sarana Transportasi Sarana transportasi dibedakan menjadi transportasi umum (bus, angkot/angkudes, becak, dokar/andong) dan transportasi pribadi (mobil pribadi, sepeda motor, sepeda). Sarana transportasi yang ada di Kabupaten Rembang antara lain adalah bus, angkot/angkudes, kendaraan pribadi, sepeda dan sepeda motor. Terutama bus merupakan angkutan regional yang menghubungkan Kota Rembang dengan kota lainnya. Karena wilayah Kabupaten Rembang dilewati oleh jalur yang menghubungkan Semarang dengan Propinsi Jawa Timur, sehingga dengan adanya angkutan bus tersebut, Kota Rembang mempunyai jaringan transportasi dengan kota sekelilingnya. Selain itu di Kabupaten Rembang juga masih terdapat alat transportasi tradisional seperti dokar/andong yang keberadaannya selain sebagai sarana transportasi lokal juga sebagai angkutan yang dapat menarik wisatawan. C. Terminal Terminal angkutan penumpang di Kabupaten Rembang yaitu terminal Rembang tipe B dan Terminal Lasem tipe A, sementara subterminal yang berfungsi melayani angkutan kota/pedesaan berada di Kecamatan Sumber, Sulang, Bulu, Pamotan dan Sarang. Terminal penumpang Rembang berfungsi melayani kendaraan umum antar kota antar propinsi dan antar kota dalam propinsi, sedangkan posisi terminal terletak didalam kota, sehingga menyebabkan kebisingan dan polusi udara yang mengganggu lingkungan sekitarnya. Terminal angkutan barang di Kabupaten Rembang berada di Kecamatan Rembang dan Kragan yang kondisinya masih baik namun tidak difungsikan. Sebagai gambaran perkembangan data bidang perhubungan di Kabupaten Rembang seperti dalam tabel di bawah ini :
Pemerintah Kabupaten Rembang TH. 2010

PROPOSAL
Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang1

Tabel 4. Perkembangan Data Perhubungan Darat Kabupaten Rembang Tahun 2005-2009


No. 1 2 3 4 5 6 7 Uraian Pelanggaran ijin trayek Pelanggaran uji Pelanggaran kendaraan bukan peruntukannya Kendaraan Bermotor Wajib Uji Kendaraan Bermotor Yang di UJI Jumlah Angkutan Darat Jumlah penumpang angkutan darat 2005 36 113 65 3.383 6.261 526 10.985.300 2006 17 91 64 3.608 6.194 526 11.100.210 Tahun 2007 81 27 65 3.330 6.730 533 11.198.160 2008 95 146 95 3.334 6.606 538 11.231.680 2009 50 76 38 3.626 7.752 541 11.251.680

Sumber : Dinhubkominfo Kabupaten Rembang, 2010

IV. KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN REMBANG A. Hirarki Pusat Pelayanan Hirarki pusat pelayanan Kabupaten Rembang berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Rembang Tahun 2005 2014 sebagai berikut: Pusat pelayanan hirarki I, merupakan Pusat Sub Wilayah Pembangunan, meliputi: Kota Rembang, Lasem, Kragan, Pamotan, dan Sulang. Pusat pelayanan hirarki II, akan berupa kawasan pengembangan, meliputi pusat-pusat Kecamatan meliputi kecamatan Sumber, Bulu, Gunem, Sale, Sarang, Sedan, Kalori, Pancur, Sluke. B. Sub Wilayah Pembangunan Berdasar Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Rembang berada pada Wilayah Pembangunan (WP) 10 dengan pusat WP berada di Kota Kudus. Arah pengembangan daerah untuk Kabupaten Rembang sesuai kebijaksanaan regional ini adalah dicapainya tingkat hubungan yang serasi antara kota dan desa sehingga menjadi kesatuan pembangunan yang perlu diwujudkan dalam swadaya dan swakarsa masyarakat, terutama pada pembangunan prasarana ekonomi di desa tertinggal. Berdasar Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang Tahun 2005-2014, telah disusun rencana struktur tata ruang, yang membagi wilayah Kabupaten Rembang menjadi lima Sub Wilayah Pembangunan (SWP) yaitu sebagai berikut: a. Sub Wilayah Pengembangan I dengan pusat di Kota Rembang, meliputi Kecamatan Rembang, Kecamatan Kaliori. Wilayah pengembangan ini akan mengutamakan pengembangan sektor perhotelan, perdagangan, restoran dan industri serta pariwisata. b. Sub Wilayah Pengembangan II dengan pusat di Kota Lasem, meliputi Kecamatan Lasem, Kecamatan Sluke, Kecamatan Pancur. Sektor-sektor yang potensial dan akan dikembangkan disini adalah perdagangan, perhotelan, restoran, dan industri. c. Sub Wilayah Pengembangan III dengan pusat di Kota Sulang, meliputi Kecamatan Sulang, Kecamatan Sumber, Kecamatan Bulu. Pengembangan wilayah ini didukung sektor pertanian dan kehutanan. d. Sub Wilayah Pengembangan IV dengan pusat di Kota Pamotan, mencakup Kecamatan Pamotan, Kecamatan Gunem, Kecamatan Sedan, Kecamatan Sale. Sektor-sektor yang dikembangkan adalah pertanian, kehutanan, sumber air dan irigasi, pertambangan serta industri kecil. e. Sub Wilayah Pengembangan V dengan pusat di kota Kragan, mencakup Kecamatan Kragan dan Kecamatan Sarang. Sektor-sektor yang dikembangkan meliputi sektor pertanian lahan basah, sektor perkebunan dan permukiman, serta jasa transportasi melalui pengembangan terminal transportasi barang. V. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERHUBUNGAN DARAT Pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Rembang selain dipengaruhi oleh tata letak dan aksesibilitas serta potensi pendukungnya, juga dipengaruhi oleh sistem perkotaan secara internal dan sistem hubungannya dengan kota-kota di sekitarnya secara eksternal. Berkembangnya kota-kota Tuban, Blora dan
Pemerintah Kabupaten Rembang TH. 2010

PROPOSAL
Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang1

Pati sangat mempengaruhi pertumbuhan wilayah di Kabupaten Rembang. Percepatan pertumbuhan wilayah eksternal dan juga internal ibukota kabupaten inilah yang pada akhirnya mempengaruhi pola pergerakan penduduknya. Semakin besar dan komplek pergerakan penduduk, menuntut pula pengadaan, perbaikan atau peningkatan sarana/prasarana pergerakan (transportasi). Salah satunya adalah tuntutan penyediaan, perbaikan dan atau peningkatan jalan beserta fasilitas jalan seperti trotoar dan drainase jalan dan median jalan. Jika dilihat letak kabupaten Rembang yang sangat strategis, dimana daerah ini dilewati oleh jalan Pantura yang juga merupakan pintu gerbang masuknya arus barang dan jasa dari Propinsi Jawa Timur; maka pengembangan sarana dan prasarana perhubungan darat ini menjadi sangat potensial. Dengan banyaknya arus lalu lintas yang melewati daerah ini, sangat potensial menghasilkan multiplier effect yang dapat mendorong perkembangan sektor-sektor seperti: perdagangan, angkutan dan jasa-jasa. Guna menangani permasalahan jaringan jalan di Kabupaten Rembang telah ditetapkan kebijakan umum yang meliputi: Perencanaan pengembangan jalan kota yang didasarkan pada Tata Ruang Wilayah Optimasi penggunaan sumber dana dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanan ruas jalan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : o Operasi dan pemeliharaan jalan untuk mempertahankan jalan yang sudah mantap. o Meningkatkan kapasitas jalan dan keamanan pemakai jalan melalui peningkatan kemampuan manajemen (traffic management). o Meningkatkan kondisi jalan untuk memantapkan jalan yang kondisinya tidak mantap. Pendayagunaan kelembagaan dengan prioritas pemantapan pelaksanaan desentralisasi/tugas pembantuan melalui peningkatan kemampuan daerah dalam menggali sumber-sumber dana daerah untuk pembangunan dan meningkatkan kemampuan mitra pembangunan serta unsur-unsur pendukungnya. VI. STRATEGI PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DAERAH Strategi merupakan bagian dari rencana yang disusun untuk mewujudkan kebijakan yang ada. Strategi yang ditempuh untuk menunjang kebijakan tersebut antara lain : A. Strategi transportasi secara umum Strategi transportasi secara umum yang kemungkinan ditempuh untuk mewujudkan kebijakan yaang diharapkan dapat mengoptimalkan transportasi dan menyelesaikan permasalahan transportasi Kabupaten Rembang sesuai dengan kondisi transportasi yang diharapkan untuk masa mendatang. Strategi umum yang diusulkan antara lain sebagai berikut : Peningkatan kualitas dan pelayanan sarana dan prasarana angkutan baik penumpang maupun barang. Peningkatan fasilitas keamanan, ketertiban dan keselamatan lalu lintas jalan dan pelayaran. Peningkatan dan oiptimalisasi peraturan/kebijakan penunjang pengembangan potensi wilayah. Mengembangkan investasi swasta didalam sektor perhubungan. B. Strategi transportasi jalan Peningkatan dan pengembangan prasarana jalan. Pengembangan jalan alternatif sebagai jalur pemisah transportasi dalam kota dengan luar kota (arteri/ring road). Pengontrolan beban berlebih angkutan barang yang melewati jaringan jalan Kabupaten Rembang, terutama yang memiliki jalan kelas II maupun Kelas III. Pengembangan fasilitas pelayanan rest area dan pool truk di Kabupaten Rembang. Peningkatan daya jangkau pelayanan angkutan umum pada wilayah selatan dan koridor penghubung wilayah selatan dan utara Kabupaten Rembang. Pemerataan dan peningkatan pengembangan infrastruktur/prasarana transportasi jalan di wilayah selatan Kabupaten Rembang untuk optimalisasi akses sesuai dengan visi Kabupaten Rembang. Pengembangan dan peningkatan pelayanan simpul transportasi Kabupaten Rembang. VII. KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH Pendapatan daerah Kabupaten Rembang pada kurun waktu empat tahun terakhir mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 24,76%. Persentase PAD terhadap pendapatan daerah meningkat dari 8,3% di tahun 2006 menjadi 9,53% di tahun 2009. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Rembang juga mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata 19,64%. Tingkat pertumbuhan PAD
Pemerintah Kabupaten Rembang TH. 2010

PROPOSAL
Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang1

Kabupaten Rembang sudah melampaui harapan sebagaimana direncanakan dalam RPJMD. Dana perimbangan yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai unsur pendapatan daerah juga mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu 2006-2009, DAU meningkat dengan rata pertumbuhan sebesar 21,87%, sedangkan DAK meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 8,25%. Rata-rata proporsi belanja terhadap pendapatan daerah Kabupaten Rembang dari tahun 2006 hingga tahun 2009 yaitu sebesar 91,20%. Total belanja mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 26,96%. Belanja daerah Kabupaten Rembang sebagian besar untuk keperluan belanja aparatur daerah pada kisaran sebesar 60%. Tabel 5. Pendapatan dan Belanja Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan Total Pendapatan (Rp) % PAD / PD (Rp) Jumlah PAD (Rp) Jumlah DAU dan DAK (Rp) DAU (Rp) DAK (Rp) % belanja / pendapatan Total Belanja (Rp)
Sumber : DPPKAD, 2009

2007 506.489.833.000.00 7.90 40.029.635.000.00 402.881.000.000.00 361.876.000.000.00 41.005.000.000.00 111.73 565.911.849.000.00

2008 579.261.317.000.00 9.17 53.140.716.000.00 449.481.700.000.00 398.410.700.000.00 51.071.000.000.00 108.53 628.669.549.000.00

2009 593.071.063.000.00 9,82 58.298.074.000.00 463.791.671.000,00 407.158.671.000.00 56.633.000.000.00 101.44 601.640.616.000.00

VIII. PERMASALAHAN Permasalahan yang dihadapi adalah kondisi kuantitas dan kualitas jalan yang belum memadai, jaringan jalan yang masih kurang maupun pengaturan jalan raya yang belum optimal. Sedangkan permasalahan mendesak yang harus ditangani adalah kondisi ruas jalan antar kecamatan di wilayah Kabupaten yang kurang memadai sehingga memerlukan peningkatan dan pelebaran jalan. IX. RENCANA KEGIATAN DAN KEBUTUHAN DANA Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Kegiatan Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros di Kabupaten Rembang tahun 2011 sebagai berikut : Tabel 6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Kegiatan Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun 2011 No.
A 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. B 1. 2. 3.

Uraian Kegiatan
PENINGKATAN DAN PELEBARAN JALAN SIDOMULYO SEDAN - SARANG Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Bahu Jalan Pekerjaan Berbutir Pekerjaan Jalan Pekerjaan Struktur Pekerjaan Lain-Lain JUMLAH PENINGKATAN DAN PELEBARAN JALAN KARAS SIDOMULYO - PANDANGAN Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Bahu Jalan Pemerintah Kabupaten Rembang TH. 2010

Kebutuhan Dana (Rp.)


14.336.000,00 1.407.806.099,70 6.549.661.656,30 7.379.259.574,05 29.255.548.056,21 133.247.597,09 5.260.141.704,89 50.000.000.000,00 12.442.000,00 1.196.474.674,50 6.551.821.017,00

PROPOSAL
Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang1

4. 5. 6.

Pekerjaan Berbutir Pekerjaan Struktur Pekerjaan Lain-Lain JUMLAH

6.103.022.152,50 29.855.066.953,01 6.281.173.412,07 50.000.000.000,00

JUMLAH TOTAL Terbilang : Rp.100.000.000.000,- (Seratus Milyar Rupiah). Prakiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB) selengkapnya sebagaimana terlampir.

100.000.000.000,00

Pemerintah Kabupaten Rembang TH. 2010

PROPOSAL
Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang1

X. PENUTUP Untuk lebih meningkatkan pergerakan barang dan jasa dalam kegiatan perekonomian wilayah yang menghubungkan antar kecamatan dan poros desa sekaligus memperlancar arus bahan baku pertambangan dan hasil pertanian ke jalur jalan nasional pantura Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah maka sangat memerlukan penanganan mendesak untuk kegiatan peningkatan dan pelebaran jalan poros antar kecamatan di Kabupaten Rembang. Mengingat keterbatasan kemampuan APBD Kabupaten Rembang, dengan ini kami mohon dukungan Pemerintah Pusat sebesar Rp.100.000.000.000,00 (Seratus Milyar Rupiah). Semoga keinginan baik ini diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amien.

Rembang, Oktober 2010 BUPATI REMBANG

H. MOCH. SALIM

Pemerintah Kabupaten Rembang TH. 2010

PROPOSAL
Peningkatan dan Pelebaran Jalan Poros Kecamatan di Kabupaten Rembang1

LAMPIRAN RAB

Pemerintah Kabupaten Rembang TH. 2010

10

Anda mungkin juga menyukai