Setiawan
ANATOMI PAYUDARA
Payudara terdapat pada wanita dan pria Struktur payudara terdiri dari
lobulus (kelenjar penghasil susu) duktus (saluran tipis yang membawa susu dari lobulus ke puting susu)
stroma (jaringan lemak, jaringan ikat yang mengelilingi duktus dan lobulus, pembuluh darah dan pembuluh limfa)
Pada payudara terdapat puting susu (papilla mammae) yang merupakan penonjolan berbentuk silindris atau lonjong dan biasanya terletak pada interkosta keempat. Puting susu dapat berwarna merah muda atu kecoklatan, pada bagian dasarnya terdapat areola
FAKTOR RESIKO
1. Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi
Faktor genetik : Mutasi yang terjadi pada BRCA1 dan BRCA2, ATM, CHEK2, p53 dan PTEN
Gender : insiden kanker payudara pada wanita: laki-laki = 100 : 1
Perubahan fibrositik
Fibrosis adalah pembentukan fibrous (seperti jaringan parut) dan kista adalah kantung berisi cairan
Karsinoma
mendeskripsikan kanker yang timbul dalam lapisan epitel payudara
Adenokarsinoma
tipe karsinoma yang mulai muncul pada jaringan glandular (jaringan yang memproduksi dan mensekresi suatu substansi)
Karsinoma In Situ
digunakan untuk stadium awal kanker ketika masih berada pada lapisan sel tempat munculnya in situ berarti sel kanker tetap berada pada duktus (ductal carsinoma in situ)
Sarkoma
adalah kanker yang muncul dari jaringan ikat seperti jaringan lemak atau pembuluh darah
Inflammatory breast cancer (IBC) Mixed Tumor Medullary cancer Metaplastic carcinoma Mucinous carcinoma
Pemeriksaan fisik
Benjolan payudara Keluarnya sekret secara spontan pada puting susu Termasuk perubahan kulit, axillary lymphadenopathy atau tanda penyakit lokal atau yang menyebar
B.
C.
penyebabnya
C.
Tumor marker
Kadar darah CEA dan CA 27.29 (CA15-3) dapat berguna untuk mengetahui respon terapi pada penyakit lanjut
adalah
NX: kelenjar getah bening terdekat tidak bisa diperiksa N0: kanker tidak menyebar ke kelenjat getah bening terdekat N1: kanker telah menyebar 1 sampai 3 kelenjar getah bening axillary atau sebagian kecil kanker ditemukan pada kelenjar getah bening internal mammary pada biopsi kelenjar getah bening sentinel N2: kanker telah menyebar 4 sampai 9 kelenjar getah bening axillary atau kanker telah membesar pada kelenjar getah bening internal mammary N3: salah satu dari kriteria dibawah ini: Kanker telah menyebar 10 atau lebih kelenjar getah bening axillary Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di bawah klavikula (tulang collar) Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di atas klavikula melibatkan kelenjar getah bening axillary dan membesar pada kelenjar getah bening internal mammary Kanker telah melibatkan 4 atau lebih kelenjar getah bening axillary atau sebagian kecil kanker ditemukan pada kelenjar getah bening internal mammary pada biopsi sentinel
Metastasis (M)
MX: adanya penyebaran jauh tidak bisa diperiksa M0: tidak ada penyebaran jarak jauh
3a
3a 3a 3b 3b 3b 3c 4
T2
T3 T3 T4 T4 T4 Salah satu dari T Salah satu dari T
N2
N1 N2 N0 N1 N2 N3 Salah satu dari N
M0
M0 M0 M0 M0 M0 M0 M1
Pemeriksaan payudara sendiri Pemeriksaan payudara oleh dokter Mammography Rekomendasi ACS mammogram sebagai baseline untuk wanita umur 35 39 tahun, mammogram setiap 1- 2 tahun untuk wanita umur 40 49 tahun dan mammogram setiap tahun untuk wanita umur 50 tahun atau lebih.
Penatalaksanaan
A.Terapi locoregional kanker payudara
1.
2. 3. 4. 5.
Mastektomi total Kontrol ketat setiap tahun dengan mammogram dan pemeriksaan dokter setiap 4 bulan
Pasien dengan resiko tinggi lebih bagus hasilnya dengan mastektomi bilateral
Mastektomi total dengan diseksi kelenjar getah bening (modified radical mastectomy). Pembedahan terbatas (lumpectomy, tylectomy, total gross removal atau quandractomy) diikuti dengan radioterapi definitif untuk terapi lokal kanker payudara.
Penampilan kosmetik Retensi payudara Retensi payudara dapat rekuren atau menjadi neoplasma primer baru. Perlu kontrol ketat dengan pemeriksaan fisik dan mammography. Radioterapi menimbulkan eritema kulit, ulserasi, radang fibrosis payudara, pneumonitis atau perikarditis radiasi, fraktur tulang rusuk, ulkus dinding dada, infark miokardial (lesi sisi kiri), karsinogenesis lambat atau kanker paru-paru.
4. Terapi adjuvan
Diberikan secepatnya setelah terapi lokal dengan maksud menyembuhkan pasien dari residu mikrometastase. Terapi adjuvan tamoxifen
Diberikan selama 5 tahun pada kanker payudara tahap awal dapat mengurangi resiko rekurensi sebesar 50% 60% dan peningkatan survival 10 tahun, tidak tergantung umur atau pernah diberi kemoterapi.
- Pemeriksaan laboratorium lengkap lainnya karena besar resiko untuk mengalami keganasan lainnya seperti kanker kolon pada pasien dengan riwayat keganasan tinggi
- Liver scan, bone scan dan pemeriksaan radiografi lainnya tidak perlu dilakukan jika tidak ada kelainan gejala dan tanda klinis pada anamnesis dan pemeriksaan fisik (Charles and Cascioto, 2000)
1. Terapi endokrin
Digunakan pada pasien yang tidak terancam nyawanya oleh kanker. Pasien dengan lesi rekuren dalam 1 tahun setelah terapi primer biasanya memeiliki tumor yang cepat tumbuh dan respon buruk terhadap terapi endokrin
1. Terapi endokrin
Anti estrogen
Tamoxifen citrate (nolvadex) sebagai anti estrogen pada tumor ER positif atau tidak diketahui, tanpa memperhatikan umur pasien. Tamoxifen (20 mg per oral sekali sehari) diberikan sampai terjadinya relaps.
1. Terapi endokrin
Aromatase inhibitor
Mencegah konversi androgen ke estrogen. Diberikan Anastrozole (Amiridex, 1 mg per oral sekali sehari) dan letrozole (femara 2,5 mg per oral setiap hari) merupakan terapi alternatif kedua dari megestrol acetate.
2. Kemoterapi
2. Kemoterapi
Indikasi:
Pasien dengan ER negative Pasien dengan ER positif dan terapi endokrim gagal Pasien dengan penyakit yang mengancam nyawa, penyebaran limfatik ke paru-paru, metastasis liver atau kanker yang cepat tumbuh
LAPORAN KASUS
Identitas pasien Nama : Sang Ayu Puspa Ni Nym Jenis kelamin : perempuan Umur : 52 tahun No RM : 01.55.60.60 Alamat : Jalan Mataram 11 No. 98 Kuta
KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada payudara kanan
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien belum pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya. Pasien memiliki riwayat penyakit asma
RIWAYAT KELUARGA
RIWAYAT SOSIAL
Riwayat Sosial: px mengaku tidak pernah merokok, dan minum minuman beralkohol. Usia haid pertama kali sekitar umur 15 tahun. Haid dikatakan teratur. Px sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Px melahirkan secara normal dan menyusui semua anaknya. Anak pertama dilahirkan saat px berumur 33 th. Px tidak menggunakan obat2an hormonal atau pil KB. Pasien masih dapat melakukan aktifitas fisiknya sehari-hari.
Abdomen Extremitas
Palpasi:
Mamae: Teraba massa (+) pada mamae dextra dengan ukuran 10 x 15 cm, konsistensi padat, permukaan berdungkuldungkul, batas tegas, terfiksasi/immobile, nyeri tekan (+)
KGB: Axila: teraba pembesaran nodus limfe, berjumlah 5 buah, 1 buah berukuran 3 x 3 cm dan 4 buah berukuran 1 x 1 cm, konsistensi keras, nyeri tekan (-)
Diagnosis klinis
Tumor mammae Dextra susp. Malignan
STAGING
Berdasarkan TNM:
T: Tumor berukuran 10 x 15 cm berdungkul dungkul , ulcer
N : Axila: pembesaran nodus limfe, 5 buah, 1 buah berukuran 3 x 3 cm dan 4 buah berukuran 1 x 1 cm, konsistensi keras, nyeri tekan (+) immobile, Parasternal (-), Supraklavikula (-)
T4b
N3
STAGING
M : tidak ada keluhan sesak , nyeri tulang, mual, batuk Pemeriksaan Laboratorium:
Darah Lengkap, Kimia Klinik
M0
Imaging:
Mammografi
Foto thorax PA USG Hepar
PERFORMANCE STATUS
90
DIAGNOSTIK
PLANING
TERAPI
FOLLOW UP
Pasien diminta agar kembali ke poliklinik setelah mendapatkan hasil pemeriksaan labolatorium dan imaging