Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

Kondisi yang terus - menerus berubah menyebabkan banyak sekali sumber tekanan, frustasi dan konflik yang menimbulkan stres fisik dan mental. Kesembuhan klien dipengaruhi perilaku kepatuhan terhadap program pengobatan. Perilaku kepatuhan klien gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor support system keluarga, pengetahuan, ketersediaan fasilitas atau keterjangkauan fasilitas kesehatan dan sikap petugas. Tugas Home Visit Psikiatri ini merupakan salah satu kegiatan yang digunakan untuk lebih mendekatkan para Dokter Muda dengan lingkungan yang menjadi tempat tinggal pasien, serta berinteraksi langsung dengan masyarakat agar dapat mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan pasien yang bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut faktor yang mempengaruhi kesembuhan pasien. Identifikasi faktor tersebut diperoleh melalui data keluarga pasien dan lingkungan sekitar pasien yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan pengobatan terhadap pasien, sehingga dari hasil yang diperoleh bisa direncanakan berbagai intervensi yang cukup kiranya untuk dilakukan sehingga dapat membantu mempercepat proses kesembuhan dari pasien. Kasus yang dipilih oleh penulis yaitu kasus dari Sdr. M. Hariyadi dengan diagnosa Schizofrenia Hebefrenik episode Berkelanjutan (F20.10). Dengan melakukan Home Visit psikiatri terhadap pasien Sdr. Hariyadi, diharapkan bisa didapatkan faktor - faktor apa saja dari keluarga dan lingkungan yang berperan besar terhadap proses kesembuhan pasien.

BAB II ISI

I. STATUS PASIEN Sdr. Wahyu Firmansyah, umur 27 tahun berdomisili di jalan Kanaka No.17 Malang Jawa Timur. Saat ini pasien sedang menjalani program pengobatan rawat jalan di Poli Kedokteran Jiwa di RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang dengan diagnosa Anxietas Fobik dengan fobia social. Pada hari senin tanggal 19 Maret 2012 16.00 WIB dilakukan kunjungan oleh Dokter Muda ke tempat tinggal pasien yaitu sebuah rumah kontrakan di dalam sebuah gang yang cukup tenang dan terletak di lingkungan pinggiran kota. Kemudian kami lakukan anamnesis dan pemeriksaan terhadap pasien sehingga didapatkan data mengenai status pasien sebagai berikut :

1.1 IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Tempat/ Tgl Lahir Agama Suku/ Bangsa Status marital Pendidikan terakhir Pekerjaan terakhir Waktu Pemeriksaan Tempat Pemeriksaan : Islam : Jawa : Belum Menikah : Perguruan Tinggi : PNS (Guru SD) : Sdr. Wahyu Firmansyah : 27 tahun : Laki - laki : Sumbawa, 17 Januari 1985

Alamat Pasien saat ini : Jl. Kanaka no.17 Malang Jatim : 19 Maret 2012 (pukul 16.00 WIB) : Jl. Kanaka n0. 17 Malang Jawa Timur

I.2 ANAMNESIS A. Keluhan utama : Cemas (saat datang ke Poli RSJ Lawang) B. Auto-Anamnesis (21 Agustus 2010) : (Saat kami datang Sdr Wahyu Firmansyah sedang tidur dikamar kosannya. Setelah dipanggil oleh teman-teman kosannya dan memberitahukan keberadaan kami yang diri sedang mencari. muda Kami UMM menyapa yang dan

memperkenalkan

sebagai

dokter

sedang

mendapatkan tugas dari RSJ Lawang, kemudian Sdr.Wahyu Firmansyah dengan tegas menyetujui dan siap membantu kami serta dengan ikhlas mau menceritakan semuanya tentang keluhan yang dirasakannya selama ini, dan sdr wahyu begitu senang melihat kedatangan kami. Pasien dapat menyebutkan nama nama, umur dan alamat dengan benar dan lancar ketika ditanya. Pasien dapat menyebutkan bulan dan tahun sekarang dengan benar dan lancar, tapi lupa tanggal dan jam berapa. Pasien mengetahui bahwa dia datang ke RS dengan sadar karena merasa cemas dan tahu diantar oleh temannya (Rian) Pasien mengaku sering merasa cemas sejak masuk sekolah SD, karena banyaknya trauma yang dialami sejak meninggalnya ibu. Sejak ibunya meninggal pasien diasuh oleh bibi (kakak dari ibu), selama diasuh oleh bibi pasien mengaku sudah mulai merasakan cemas. Setiap malam saat tidur malam pasien selalu dikunci pintu kamarnya oleh bibi nya dari luar, sehingga pada saat mau ke kamar mandi pasien tidak bisa. Saat itulah muncul rasa fobia pada ruangan yang tertutup. Saat masuk SMP pasien di asuh oleh nenek, saat diasuh oleh nenek pasien merasa bahagia, tetapi pasien kembali mengalami trauma saat kelas 2 SMP dimana saat pasien pergi kepasar dia melihat ada pembunuhan dimana seseorang di bacok lehernya, sejak saat itu pasien merasa takut dan cemas akan terjadi kematian atau sakit. Setahun sejak kejadian pembunuhan tersebut pasien menderita sakit TB dan saat itu

rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan muncul, pasien merasa sangat takut akan kematian karena penyakit yang diderita oleh pasien sendiri. Tetapi pasien mengaku rutin berobat dan menjalani pengobatan TB hamper 1 tahun. Pasien mengaku rasa panik dan cemas sering muncul saat SMA rasa cemas yang dialami dirasakan sangat mengganggu kemudian pasien mulai berobat ke dokter, merasa tidak puas dengan dokter umum, pasien k RSJ di Lombok di antar oleh Bapaknya. Pasien mengaku saat terapi pasien merasa tenang tetapi obat yang diberikan tidak dimakan, karena pernah mengalami saat minum obat lidah dan wajah pasien terasa kaku, sehingga sejak saat itu pasien tidak pernah minum obat yang dari doketr jiwa. Rasa cemas dan panik dirasakan tidak setiap saat muncul, rasa panik dirasakan ketika berada dikeramain, sejak 3 tahun ini rasa cemas dan panik yang berlebihan sudah jarang dirasakan. Tetapi beberapaminggu ini cemas dan rasa panik muncul kembali. Pasien mengaku rasa cemas yang dirasakan sekarang sejak memulai mengerjakan skripsi dan dirasakan sangat mengganggu. Sehingga pasien mulai berobat kedokter, sebelumnya jika pasien merasa cemas pasien berobat kedokter umum di dekat rumah kontrakan, dan dapat pengobatan antipsikosa. Pasien mengaku sejak muncul lagi gangguan cemasnya pasien sudah mulai rutin minum obat. Pasien mengaku cemas dan panik yang dirasakan akhir-akhir ini adalah ketakutan saat menghadapi seminar skripsi, dimana dirasakan ketakutan akan gila akibat cemas yang berlebih dan takut akan kematian. Ketakutan akan kematian diarasakan sejak didapatkannya benjolan pada punggu belakang, dimana pasien mengaku paranoid sendiri saat memegang benjolan tersebut, semua fikiran-fikiran negative muncul dimana dia merasa kalau benjolan tersebut adalah sebuah keganansan yang membuat dia mati.

Saat cemas dan rasa panik muncul, pasien mulai merasa ketakutan yang tidak jelas dan mulai mencari berbagai macam sumber bacaan tentang gangguan cemas dan panik, pasien mencari informasi dari internet dengan browsing informasi dan sharing pada sebuah situs yang berisi kumpulan orang-orang yang mengalami gangguan cemas yang sama. Pasien merasa takut jika gangguan cemas yang derita pasien ini akan mengakibatkan gangguan jiawa yaitu skizofren, sehingga pasien mengaku lega jika sudah sharing dengan teman-teman di situs yang mengalami gangguan yang sama.

Pasien mengaku selama ini jika cemas dan panik datang pasien berusaha untuk mengatasi dan mengendalikan sendiri dengan menanmkan fikiran-fikiran positif, dan mendengarkan suara hasil rekaman konsultasi dengan dokter, dengan mendengarkan rasa cemasnya mulai berkurang.

Saat rasa cemas datang pasien mengaku tremor, tidak bisa bicara, dan keringan dingin, sering juga menggosok-gosokkan tangan ke paha atau lutut.

Pasien mengaku merupakan orang yang ceria, suka bergaul, dan banyak teman. Pasien mengaku dia pintar dan selalu juara sampai sekarang IP selama kuliahnya masih tetap yang tertinggi. Pasien mengaku akhirakhir ini rasa cerianya berkurang karena yang dirasakan hanyalah cemas dan kepanikan akan takutnya seminar. Yang dibayangkan oleh pasien saat seminar adalah harus ngomong didepan banyak orang dan takut salah juga takut dikritik banyak. Pasien mengaku jika berhadapan dan mengajar siswa siswi SD dan bicara didepan kelas tidak merasa panik, tetapi jika didepan orang banyak yang seusia dengannya pasien merasa takut.

Pasien mengaku sampai saat ini mengkonsumsi obat anti cemas yaitu Risperidon, karena setelah banyaknya informasi yang didapat bahwa rasa cemasnya ini disebabkan oleh ketidakseimbangan dopamine, maka

pasien mengaku hanya obatlah yang bisa menetralkan dopamine otak nya shingga saat ini dia bertekat untuk bisa sembuh sempurna. Pasien mengaku tidak pernah mendengar atau melihat sesuatu yang mengganggu. Pasien mengaku ibu dan nenek pasien juga mengalami gangguan cemas yang sama, bahkan beberapa tetangga rumah pasien juga mengalami gangguan cemas yang sama. C. Hetero-Anamnesis (Rian, sebagai teman kontrakan pasien) 1. Rincian Keluhan Utama : Pasien cemas bila pasien berada dalam keramaian dimana pasien menjadi objek perhatian. Seperti sekarang ini pasien akan menghadapi ujian skripsi. Hari-hari biasanya sebelum mendekati ujian skripsi pasien berperilaku biasa-biasa tampak seperti orang normal lainnya. 2. Gejala lain yang menyertai Keluhan Utama : Disaat cemas pasien biasanya sampai bergetar kedua tangannya, sulit mengeluarkan kata-kata, keluar keringat dingin, sering juga menggosok-gosokkan tangan ke paha atau lutut berulang-ulang serta susah untuk konsentrasi. 3. Gejala Prodormal : Cenderung lebih murung dan pendiam. 4. Peristiwa terkait dengan Keluhan Utama : Ujian skripsi 5. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengaku sudah 3 tahun terakhir tidak pernah merasakan cemas Riwayat sakit TB saat masih SMP Riwayat kejang disangkal Riwayat kecelakaan dan trauma kepala disangkal Riwayat sakit kronis disangkal

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Perkembangan Anak : Ibu pasien hamil Sdr. Wahyu Firmansyah lahir di rumah ditolong oleh dukun bayi, berat badan dan panjang badan tidak diukur. Selama hamil tidak pernah sakit apapun dan melahirkannya secara normal. Riwayat tumbuh dan kembang Sdr. Hariyadi sesuai dengan usia. Selama sekolah naik kelas terus dan selalu juara 7. Riwayat Sosial dan Riwayat Pekerjaan : Pasien adalah anak ketiga dari 4 bersaudara, sejak SD diasuh oleh Bibi dan saat SMP diasuh oleh nenek, ayah pasien menikah lagi saat masih SD Pasien belum pernah menikah. Hubungan Pasien dengan keluarga, teman dan tetangga baik Pasien bekerja sebagai PNS guru SD di Sumbawa dan sekarang sedang tugas belajar melanjutkan kuliah di UM

Px

Gambar 1. Silsilah keluarga Sdr. Wahyu Firmansyah

8. Faktor Kepribadian Premorbid : Sebelum sakit Pasien adalah anak yang baik, ramah kepada semua orang, sopan, taat beribadah. Pasien termasuk anak yang terbuka, supel dan mudah bergaul. 9. Faktor Keturunan : Menurut pengakuan pasien, ibu dan nenek pasien juga mengalami gangguan cemas yang sama. 10. Faktor Organik : Tidak didapatkan 11. Faktor Pencetus : Psikososial

I.3 STATUS INTERNISTIK (19 Maret 2012) Vital Sign : Tensi RR Nadi Suhu : 120/80 mmHg : 20 x/ menit : 96 x/ menit : 36,5 0C : Compos Mentis : A/I/C/D -/-/-/: Pembesaran KGB (-) : Simetris, retraksi (-) : S1S2 tunggal : Rh -/- Whz -/: Supel, Bu (+) N, H/L ttb : Odema (-), akral hangat (+)

Keadaan Umum Kepala Leher Thoraks Cor Pulmo

Abdomen Ekstremitas

I.4 STATUS NEUROLOGIK (19 MARET 2012) GCS Meningeal sign :456 : kaku kuduk (-)

Reflek Fisiologis

: BPR +2/+2 KPR +2/+2 TPR +2/+2 APR +2/+2

Reflek Patologis

: Babinski -/Chaddock -/Hoffman Trommer -/-

I.5 STATUS PSIKIATRIK (21 AGUSTUS 2010) Kesan Umum Kontak Kesadaran Orientasi Daya ingat Persepsi Proses berfikir : Pasien rapi, rambut pendek, nampak tenang, : Verbal (+) relevan, bicara lancar, kontak mata (+) : dbn : Waktu/ Tempat/ Orang: +/ +/ + : Amnesia (-), Paramnesia (-), Hiperamnesia (-) : Halusinasi auditorik (-), visual (-) : Bentuk : Realistik Arus : koheren Isi : Waham kebesaran (-), waham curiga (-) Afek/ Emosi Kemauan : adekuat : Mandi 3x sehari, makan/ minum mau, mampu

melakukan aktifitas sehari-hari sendiri Psikomotor : normal

I.6 DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Axis I Axis II Axis III Axis IV Axis V : F 40.01 (fobia sosial) : Supel, periang, terbuka dan suka bergaul : Tidak ditemukan : Masalah pendidikan ( mengerjakan tugas akhir) : GAFS 90

II. OBSERVASI KELUARGA 2.1 IDENTITAS ANGGOTA KELUARGA NAMA STATUS USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN PENDAPATAN KEPRIBA DIAN Tn. Samiun Ayah kandung 55 thn SMA PNS Ny. Lilik Almarhu mah SMP Ibu rumah tangga Nn. Ria Adik kandung 15 Pelajar

Rp 2.000.000/ bulan Terbuka, mudah bergaul, cenderung pemarah

Tertutup, mudah cemas

Supel, ramah, suka bergaul

III. OBSERVASI LINGKUNGAN 3.1 GAMBARAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL Kami berkunjung ke rumah Pasien pada tanggal 19 Maret 2012 jam 16.00 WIB dengan mengendarai sepeda motor. Lokasi rumah atau tempat tinggal Pasien terletak di jalan kanaka no.17 malang kota Malang, Jawa Timur. Perjalanan dari RSJ Lawang untuk menuju rumah dapat ditempuh dalam waktu 40 menit dengan menggunakan sepeda motor. Kondisi jalan menuju rumah Pasien baik. Dari rumah kontrakan pasien, fasilitas publik dapat dijangkau dengan mudah seperti masjid, pos polisi, pasar dan Puskesmas. Jarak antar rumah cukup padat dengan luas setiap rumah rata rata 10 x 10 m.

10

3.2 GAMBARAN TEMPAT TINGGAL Rumah kontrakan tampak bagus karena terletak diarea kompleks memiliki teras dan halaman serta garasi, rumah dipagari besi. Dinding rumah berupa tembok dan lantai rumah berupa porslen. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu dan 10 kamar dengan 3 kamar mandi, terdapat dapur dibelakang. Sumber air menggunakan PDAM. Memasak menggunakan kompor gas. Status rumah adalah kontrak.

Kunjungan 1 Suasana ruang tamu

3.3 CARA PENERIMAAN TEMAN-TEMAN TERHADAP PASIEN Penderita bercerita kepada teman-temannya tentang kondisi pasien, walaupun begitu seluruh teman-teman kontrakan sangat mengerti kepada

kondisi pasien dan sangat mendukung proses penyembuhan sdr.Wahyu Firmansyah, karena mereka merasa sdr.Wahyu sebagai kakak tertua di rumah kontrakan, selain itu teman-teman pasien merasa kasian terhadap pasien jika mulai cemas.

11

Penderita dibesarkan oleh bibi dan nenek, ibu pasien meninggal saat kelas 1 SD dan pasien diasuh oleh bibi. Setelah SMP pasien di asuh oleh nenek.

3.4 GAMBARAN STATUS SOSIAL Pasien merupakan pemuda yang aktif dalam kegiatan masyarakat, setiap harinya bekerja sebagai PNS guru SD di Sumbawa dan sekarang sedang menjalankan tugas belajar di Universitas Malang, pasien merupakan orang yang ceria dan supel, serta berprestasi.

IV. OBSERVASI FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT Faktor individu dan lingkungan yang membantu kesembuhan Pasien antara lain : Pasien merupakan orang yang cukup mampu untuk berobat dalam hal keuangan maupun fisik. Tingkat pengetahuan pasien yang cukup tinggi terhadap penyakit yang diderita menjadi motivasi yang kuat dari pasien untuk sembuh. Semangat serta dukungan dari teman-teman pasien menjadi kekuatan bagi pasien untuk berusaha sembuh. Lokasi rumah Pasien dekat dengan RSJ Dr. Radjiman Lawang yaitu sekitar 40 menit bila ditempuh menggunakan sepeda motor. Hal ini penting karena memudahkan Pasien saat kontrol dan mengambil obat bila habis. Lokasi rumah yang dekat dengan fasilitas publik seperti terminal kendaraan umum, Puskesmas, pasar dan pos polisi. Faktor individu dan keluarga yang menghambat kesembuhan Pasien antara lain : Kurangnya perhatian dari keluarga untuk memberi perhatian kepada pasien, hal ini karena keluarga pasien bertempat tinggal berada diluar pulau.

12

V. TERAPI 5.1 FARMAKOTERAPI R/ Risperidon -0-

5.2 PSIKO TERAPI Psikoterapi dimaksudkan untuk memberikan terapi supportif yang bisa dilakukan kepada Pasien antara lain : 1. Memberikan informasi tentang penyakit pasien sejelas jelasnya kepada teman pasien serta memberi motivasi kepada pasien untuk minum obat secara teratur. 2. Menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi bahwa dirinya bermanfaat untuk orang lain dan tidak ada yang harus ditakutkan agar tidak timbul cemas dan panik.

5.3 FAMILY TERAPI Yaitu peran serta keluarga terhadap Pasien yang bertujuan untuk memperlancar atau mempercepat perbaikan kondisi kejiwaan Pasien. Saat Pasien rawat jalan, antara lain : 1. Teman kontrakan ikut berperan aktif sebagai pengawas langsung minum obat dan selalu memberitahukan kegunaan obat dan efek kalau tidak minum obat sehingga pasien selalu sadar bahwa minum obat untuk kepentingan dirinya sendiri dan bukan keterpaksaan. 2. Teman kontrakan ikut serta membantu atau mengantarkan pasien untuk kontrol ke RS secara teratur atau segera mengantarkan pasien ke RS bila gejala gangguan cemas pasien kambuh meskipun obat belum habis diminum. 3. Teman kontrakan bersedia meluangkan waktu untuk sering mengajak ngobrol dan bertukar pikiran dengan pasien supaya pasien merasa kehidupannya kembali normal sama seperti saat sebelum sakit. 4. Teman kontrakan ikut memonitor tingkah laku pasien serta memperhatikan hal hal yang dapat menjadi faktor pencetus dari gangguan cemas pasien.

13

5. Meyakinkan teman kontrakan dan keluarga kalau bisa bahwa Pasien bisa sembuh dan hidup normal kembali asalkan teman kontrakan dan keluarga bersedia membantu kesembuhan pasien.

14

Anda mungkin juga menyukai