68
Gambar 1. Pola Angin Bulan Agustus Sumber: Wyrtki dalam Nontji: 2002. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak
69
kapilaritas
Gambar 2. Pola Angin Bulan Februari (Musim Barat) Sumber: Wikryt dalam Nontji 2002. Keadaan yang berlawanan dari keadaan tersebut terjadi di daerah Maluku bagian tengan. Di daerah tersebut musim kemarau terjadi pada bulan Desember-Maret, sedangkan musim penghujan pada bulan JuniSeptember. Pada tahun 1995, suhu udara di Indonesia, rata-rata siang hari berkisar antara 23,2oC sampai 35,2oC, sedangkan suhu udara pada malam hari berkisar antara 15,0oC sampai 25,9oC. 4. Penguapan Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam pengkajianpengkajian hidrometeorologi. Pengukuran langsung evaporasi ataupun evapotranspirasi dari air ataupun permukaan lahan yang besar adalah tidak mungkin pada saat ini(Wartena dalam Seyhan,1990). Akan tetapi beberapa metode yang tidak langsung telah dikembangkan yang akan memberikan hasilhasil yang dapat diterima. Jika keragaman waktu evaporasi permukaan air bebas berbanding langsung dengan radiasi bersih, kita dapat mengharapkan nilai-nilai maksimum pada tengah hari. Namun, ini hanya benar untuk tubuh-tubuh air yang kecil. Tubuh-tubuh air yang besar, menyimpan sejumlah panas yang nyata melalui kedalamannya dan ini akan tersedia untuk evaporasi kemudian.
Gambar 3 Evaporasi dan Transpirasi Di daerah beriklim sedang dan lembab, kehilangan air lewat evaporasi air bebas dapat mencapai 600 mm per tahun dan kira-kira 450 mm per tahun lewat evaporasi permukaan tanah. Di daerah beriklim kering seperti Irak dan Saudi Arabia angka tersebut dapat menjadi 2000 mm dan 100 mm. Perbedaan itu disebabkan oleh karena tidak adanya curah hujan dalam waktu lama (Soemarto, 1987). 5. Curah Hujan Hujan merupakan hasil dari prosesproses alamiah dari suatu mesin besar yang dinamakan cuaca. Sebagai hasil dari suatu proses, laju produksinya saangat ditentukan oleh ketersedian bahan baku dan efesiensi prosesnya. Bahan baku untuk produksi ini adalah uap air yang berada dalam udara. Kecilnya jumlah curah hujan pada musim kemarau berkaitan dengan sedikitnya uap air yang disuplai oleh massa udara yang datang ke daerah tertentu. Curah hujan (presipitasi) adalah peristiwa jatuhnya cairan dari atmosfer ke permukaan bumi. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya presipitasi adalah adanya uap air di atmosfer, faktor meteorologis dan keadaan daerah, sehubungan dengan sistem sirkulasi secara umum. Pengkajian mekanisme gerakan ini dan distribusi (agihan) uap air di udara merupakan
70
Sumber : BPS 1996 Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak gunung dan pegunungan. Hal ini menyebabkan daerah aliran sungai kecil yang kemampuan daya tampung airnya juga kecil. Dilain pihak, Indonesia terletak membujur di kawasan khatulistiwa hal mana memungkinkan
71
Tabel 2 Banyaknya Desa serta Letak Topografi Propinsi Pantai/Datar Aceh 4,682 Sul-Sel 2,012 Irja 1,487 Sumber : BPS 2000. Bukit 913 1,110 1,359 Total 5,595 3,122 2,848
Indonesia terdiri atas 17.508 pulau tetapi baru sekitar 6.000 pulau yang telah mempunyai nama, sedangkan yang berpenghuni sekitar 1000 pulau. Jumlah garis pantainya sekitar 81.000 km yang merupakan garis pantai yang amat panjang yang dimiliki suatu negara di dunia. Air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu kehidupan berada dekat air, sungai, mata air atau danau. Namun bertambahnya populasi dan kemajuan industri menyebabkan kebutuhan air bersih sangat meningkat. Bagi yang jauh dari sumber air seperti masyarakat
72
hidraulik (hydraulic gradient). Menurut hukum Darcy kecepatan aliran air dalam tanah sebanding dengan gradien hidrolik. Sebagai contoh pasir halus yang mempunyai kefisien rembesan 10-3 cm/s yang dihitung dengan persamaan Hukum Darcy mempunyai tekanan dan kecepatan rembesan seperti Gambar 5.
Muka airtanah umumnya tidak horisontal seperti permukaan laut atau danau, tetapi lebih kurang mengikuti permukaan topografi diatasnya. Di bawah bukit lebih tinggi dan menurun ke arah lembah. Perbedaan elevasi antara bagian-bagian muka airtanah disebut hydraulic head. Di daerah rawa-rawa, muka airtanah sama dengan permukaan, sedangkan aliran sungai dan danau permukaannya lebih rendah. Muka airtanah yang tidak mengikuti hukum fisika ini disebabkan oleh aliran airtanah sangat lambat(percolation) Gambar 4, seperti spons yang jenuh air ditekan perlahan-lahan. Apabila tidak ada hujan muka air dibawah bukit akan menurun perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun hal ini tidak pernah terjadi, karena hujan akan mengisi(recharge) lagi. Daerah dimana air hujan merembes ke bawah sampai zona saturasi dinamakan daerah rembesan(Permeability and Seepage). Semua macam tanah terdiri dari butirbutir dengan ruangan-ruangan yang disebut pori (voids) antara butir-butir tersebut. Poripori ini saling berhubungan dengan yang lain sehingga air dapat mengalir melalui ruangan pori tersebut. Proses ini disebut rembesan (seepage) dan kemampuan tanah untuk untuk dapat dirembesi air disebut daya rembesan (permeability). Sebenarnya bukan hanya tanah yang mempunyai daya rembesan, banyak bahan bangunan lain seperti beton dan batu juga mengandung pori-pori sehingga dapat dirembesi oleh air (Wesley 1977). Rembesan air dalam tanah hampir selalu berjalan secara linear, yaitu jalan atau garis yang ditempuh air merupakan garis dengan bentuk yang teratur (smooth curva). Dalam hal ini kecepatan merembes adalah menurut suatu hukum yang disebut hukum Darcy (Darcys law). Prinsip hukum ini adalah jika ada selisih ketinggian air yang disebut hydraulic head maka air akan mengalir dari tinggi ke rendah. Perbandingan beda tinggi air dengan jarak rembesan disebut gradien
Series 1 adalah Tekanan (x102) dan Series 2 adalah Kecepatan (x10-2) Gambar 5 Tekanan dan Kecepatan Rembesan pada Pasir Halus (Hamzah , 1994) Jumlah air maksimum yang dapat disimpan dalam tanah, ditentukan oleh porositas (persentasi volume tanah yang berupa pori-pori terhadap volume totlnya). Dalam kondisi kandungan maksimum ini, tanah disebut dalam keadaan jenuh, sehingga kadar kelembaman air jenuh ini sama dengan porositas. Apabila air keluar dari profil tanah, maka pori-pori tanah sedikit demi sedikit mulai kosong, tetapi terdapat sejumlah air yang tak dapat keluar, sebab butir-butir air dipengaruhi oleh adanya gaya kapiler dari pori-pori yang terdekat. 9. Aktivitas Geologi Airtanah Daerah yang batuannya sangat mudah dipengaruhi pelapukan kimia, airtanah menciptakan bentang alam yang menakjubkan. Misalnya gua-gua dengan stalagtit dan stalagmit yang indah. Air hujan yang merembes ke dalam tanah segera bereaksi dengan mineral dalam regolith dan batuan dasar dan melapukkannya secara kimia. Salah satu proses pelapukan kimia yang utama adalah pelarutan mineral dan material batuan. Diantara batuan di kerak bumi, batuan karbonat yang paling mudah larut. Airtanah di daerah batu gamping melarutkan dinding disekitarnya, sehingga lama kelamaan menjadi gua yang luas. Air yang merembes di atas gua
73
Gambar 6 Hubungan antara airtanah dan air laut pada kondisi normal (Todd, 1974) 11. Intrusi Air Laut Berat jenis air laut yang lebih besar dari pada airtanah dapat menyebabkan pengaruh kegaraman airtanah yang sudah masuk kedaratan yang sulit tergeser mundur kearah laut. Keadaan tersebut akan menjadi semakin kompleks dengan adanya aktifitas penyedotan airtanah dalam jumlah besar tanpa memperhatikan kemampuan pemulihannya. Penyedotan airtanah seperti itu akan
74
13. Ringkasan
Muka airtanah turun Air tawar
Air asin
interface
Gambar 7 Kondisi dimana Intrusi Air Laut terjadi karena Pengambilan Air Tawar
Air tawar bumi tersedia cukup untuk keperluan ekosistim daratan, sekitar 3,6 x 1016 metrik ton terutama terdapat dalam bentuk padat. Es kutub dan glester mencakup 77,2% dari total, 22,4% terdapat sebagai airtanah dan kelengasan tanah, sisanya hanya 0,4% terdapat dalam danau, sungai, dan atmosfir. Di atas daratan, presipitasi melebihi evaporasi sebesar 4 x 104 km3/tahun dari total
75
14. Penutup 1. Melihat akibat banjir besar dan sulitnya memperoleh air, yang terjadi hampir setiap tahun, dapat meresahkan masyarakat luas serta kerugian yang ditimbulkan sangat tinggi, maka teknologi modifikasi cuaca dapat dijadikan alternatif dalam menanggulangi bahaya banjir besar dan kekeringan di Indonesia. Alternatif ini memang masih perlu pengujian dan pengkajian yang lebih dalam agar hasilnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
2. Mengingat airtanah telah menjadi komoditi ekonomi masyarakat pesisir yang mempunyai peran vital, bahkan strategi di beberapa daerah, perlindungan airtanah merupakan tindakan mutlak yang harus dilakukan agar pemanfaatan airtanah tetap berkelanjutan dalam menunjang pembangaunan, bahkan dibeberapa daerah peran tersebut dapat digolongkan strategis. 3. Untuk menghindari turunnya permukaan tanah karena beban yang ada diatasnya sehingga terjadi pemadatan (settlement), yang dapat menyebabkab amblesan maka dalam hal ini diperlukan zona imbuh(recharge area) untuk menggantikan kembali air yang terambil dan harus tetap seimbang (input sama dengan output). Upaya yang sulit dalam pemulihan sumberdaya airtanah yang telah mengalami degradasi baik mutu maupun jumlahnya, hendaknya menyadarkan semua pihak akan pentingnya pertimbangan dalam eksploitasi terhadap airtanah.
4.
Pustaka Adi, S. 1997.Intrusi Air Asin dan Pengaruhnya Terhadap Bangunan Prosiding, BPPT.
76
77