Pencernaan intrasel
Ruminantia
Lambung terdiri dari 4 bagian: rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Rumen dan retikulum merupakan 80 % dari lambung ruminantia. Rumen berguna sebagai tempat fermentasi bahan makanan yang masuk. Rumen, retikulum, dan omasum merupakan modifikasi dari esofagus. Fermentasi selulosa pada rumen menghasilkan asam butirat, asam lemak, asam asetat, dan gas. Bahan-bahan ini diserap di rumen dan disalurkan ke hati untuk mensintesis lemak dan glikogen.
Fermentasi juga menghasilkan vitamin B12. Bakteri merupakan sumber protein bagi ruminantia. Setelah fermentasi di rumen, makanan masuk ke omasum. Di sini terjadi pemisahan antara cairan dan partikel makanan yang berguna. Serat tidak masuk ke omasum. Pada bagian ini terjadi penyerapan air, mineral, dan nitrogen. Abomasum merupakan lambung yang sebenarnya. Bahan makanan tinggal dalam abomasum sekitar 12 jam. Terdapat pada sapi/kerbau, domba, kambing. Pada unta terdapat 3 perut, dg omasum yg tdk kelihatan jelas.
Pencernaan Protein
Protein
Proteose, pepton, polipeptida Pepsin (pH 1,5 -3,2) Proteose, pepton, proteose
Calsium Kasein
Pepsin
Protein
Dipeptida dipeptidase
asam amino
Pencernaan Protein
Enzim yang memecah molekul protein menjadi molekul yang lebih kecil disebut enzim endopeptidase, misalnya pepsin, tripsin, dan kimotripsin. Asam amino pada molekul polipeptida yang lebih kecil dilepaskan oleh enzim eksopeptidase. Ada dua macam enzim eksopeptidase, yaitu aminopeptidase yang melepaskan ujung polipeptida yang mempunyai gugus NH2 bebas. Enzim karboksipeptidase melepaskan ujung polipeptida yang mempunyai gugus karboksil (COOH) bebas.
Asam amino diabsorpsi pada duodenum, jejunum, dan ileum. Absorpsi asam amino sebagian dilakukan dengan transpor aktif. Enzim pepsin hanya terdapat pada beberapa vertebrata yang mempunyai lambung. Vertebrata yang tidak mempunyai lambung diantaranya Cyclostomata dan Dipnoi. Ngengat dapat mencerna keratin (protein rambut). Tripsin terdapat pada hampir semua hewan.
Pencernaan protein
Pencernaan karbohidrat
Karbohidrat dalam makanan bisa berupa polisajarida (amilum), disakarida (laktosa, sakarosa), dan monosakarida (glukosa, fruktosa, dll). Amilum amilase maltosa
Maltosa maltase
glukosa + glukosa
galaktosa + glukosa
fruktosa + glukosa
Absorpsi karbohidrat
Hasil akhir pencernaan karbohidrat adalah monosakarida : glukosa, fruktosa, galaktosa, pentosa. Monosakarida tersebut meresap melalui villi ke pembuluh darah Glukosa meresap secara difusi dengan kecepatan 120 gr/jam.
Pencernaan Lemak
Pencernaan lemak dilakukan oleh lipase yang terdapat pada getah usus dan getah pankreas. pH optimum untuk kerja enzim ini adalah 7,5 8
Lemak digliserida + asam lemak lipase, cairan empedu Digliserida monogliserida + asam lemak lipase, cairan empedu
Absorpsi lemak
Lemak pada bahan makanan hanya 40 % dihidrolisa menjadi monogliserida, 60 % dihidrolisa menjadi asam lemak dan gliserol. Lemak yang telah dicerna diabsorpsi melalui vili ke pembuluh lakteal (pembuluh kil), pembuluh limfatik, dan sebagian kecil ke pembuluh darah. Dari sistem pembuluh limf, lemak masuk ke sistem peredaran darah dan hati untuk dipergunakan dalam metabolisme atau disimpan.
Absorpsi vitamin
Vitamin diabsorpsi di duodenum kecuali vitamin B12 diabsorpsi pada ileum. Vitamin yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi. Vitamin yang larut dalam lemak (A,D, E, K), absorpsinya lambat tergantung pada kecukupan cairan empedu, cairan pankreas, dan lemak.
Alat-alat pencernaan
Mulut Lambung Usus 12 jari Usus halus Usus besar Rectum Anus
Pencernaan di mulut
Bagian-bagian mulut - Rongga mulut - Bibir - Palatum - Pipi - Gigi - Tonsil - Kelenjar ludah - Farinks
Rongga mulut
Merupakan sebuah rongga lonjong Terdiri dari dua bagian : bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar terdapat diantara gusi+gigi, bibir, dan pipi. Bagian dalam yang dibatasi oleh tulang rahang, semua gigi, palatum, dan awal farinks. Di bagian lantainya terdapat lidah.
Bibir
Terdiri atas dua lipatan daging yang membentuk gerbang mulut. Di sebelah luar ditutupi kulit, dan di sebelah dalam ditutupi selaput lendir (mukosa). Tempat bibir atas dan bawah bertemu membentuk sudut mulut.
Palatum
Terdiri atas dua bagian yaitu palatum keras dan palatum lunak. Palatum keras mulai dari sebelah depan tulang maxilaris sampai ke belakang. Pada bagian belakang palatum keras terdapat palatum lunak, yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak dan terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir. Di tengah palatum lunak terdapat prosesus berbentuk kerucut yang disebut uvula. Di bagian bawah-belakang terdapat lipatan otot dan selaput lendir yang disebut tonsil (kiri dan kanan).
Pipi
Membentuk sisi berdaging pada wajah dan bersambungan dengan bibir dari sisi hidung ke sudut mulut. Pada bagian dalam, pipi dilapisi oleh mukosa yang mengandung papila-papila. Otot yang terdapat pada pipi yaitu otot buksinator.
Gigi
Ada dua jenis gigi yaitu gigi sementara (gigi susu, gigi sulung) dan gigi tetap. Jumlah gigi sementara 10 10 (pada setiap rahang). Rumusnya : 2i 1c 2m. Jumlah gigi tetap ada 16 16. Rumusnya : 2i 1c 2pm 3m. Gigi tetap mulai menggantikan gigi sementara pada kira-kira mulai umur 6 tahun sampai umur 20 tahun.
Tonsil
Merupakan dua kumpulan jaringan limfosit yang terletak di kanan-kiri farinks. Mempunyai pembuluh darah dan pembuluh limfe, serta mengandung banyak limfosit. Tosil bekerja sebagai tameng pertama pertahanan terhadap infeksi yang tersebar dari hidung, mulut, dan tenggorok. Tonsilitis (peradangan tonsil) bisa terjadi, kerenanya bisa dilakukan tonsilektomi.
Kelenjar ludah
Kelenjar ludah merupakan kelenjar pada mulut yang menghasilkan cairan ludah atau saliva. Ada 3 kelenjar ludah yang utama, yaitu : kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis. Kelenjar parotis terdapat agak ke bawah, di sebelah kiri dan kanan telinga. Merupakan kelenjar ludah terbesar. Bermuara di pipi sebelah dalam dekat gigi molar atas kedua
Kelenjar submandibularis terletak di bawah kedua sisi tulang rahang. Bermuara di dasar mulut. Kelenjar sublingualis terletak di bawah lidah dan menuangkan sekretnya ke dalam dasar mulut. Kelenjar ludah berfungsi mengeluarkan saliva yang berguna untuk pencernaan. Pengeluaran saliva dirangsang oleh adanya makanan di dalam mulut, dan melihat, membaui, atau memikirkan makanan. Penyakit pada kelenjar ludah disebut parotitis (gondong).
Farinks
Farinks (tekak) terletak di belakang hidung, mulut, dan larinks (tenggorokan) Panjang farinks kira-kira 7 cm. Terdiri atas tiga bagian, yaitu : nasofarinx, farinx oralis, dan farinx laringeal. Nasofarinx terdapat di belakang hidung tempat lubang saluran Eustachius berada. Farinx oralis terletak di belekang mulut, tempat kedua tonsil berada. Farinx laringeal terletak di belakang larinx. Pada farinx terdapat tujuh lubang : 2 dari saluran eustachius, 2 dari lubang hidung, mulut, larinx dan oesofagus.
Jenis pencernaan : pencernaan fisik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan fisik dilakukan oleh gigi dengan bantuan lidah dan cairan ludah. Makanan yang masuk dihaluskan melalui kegiatan pengunyahan. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim ptialin yang mengubah amilum menjadi maltosa. Lemak dan protein tidak mengalami pencernaan kimiawi. Saliva berguna untuk membasahi mulut, antibakteri, dan melidungi glikoprotein
Oesofagus
Merupakan sebuah tabung berotot yang panjangnya 20 25 cm, mulai dari farinks sampai pintu masuk lambung. Terletak di belakang trachea dan di depan tulang punggung. Terdiri dari empat lapis jaringan, yaitu : jaringan ikat, lapisan otot (longitudinal dan sirkuler), lapisan submukosa, dan lapisan mukosa.
Proses menelan
Setelah makanan dicernakan secara fisik dan kimiawi, makanan membentuk bolus dan masuk ke dalam farinx Palatum lunak naik untuk menutup nares poterior, glotis menutup, dan otot farinks menangkap makanan dan mendorongnya masuk ke oesofagus. Pada saat ini pernafasan berhenti. Makanan dalam oesofagus berjalan dengan bantuan gerak peristaltik secara otomatis. Makanan dari oesofagus kemudian masuk ke dalam lambung.
Gerak peristaltik