Anda di halaman 1dari 11

10

BAB II MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER dan HASIL BELAJAR RANAH KOGNITF A. Model Pembelajaran Advance Organizer Dahar (1996: 5) menjelaskan bahwa model ialah suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan sekarang diterapkan. Model pembelajaran merupakan cara guru mengajar dimana guru mengarahkan siswa belajar dan membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir dan mengekspresikan dirinya (Joyce, 2009: 7). Model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu di kelas. Model pembelajaran sesungguhnya disusun untuk mengarahkan belajar, dimana guru membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir dan mengekspresikan dirinya ( Joyce et al, 2000:7). Menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, selain konsep-konsep yang yang telah dibahas terdahulu, ada beberapa konsep dan prinsip-prinsip lain yang perlu kita perhatikan. Konsep konsep atau prinsip-prinsip itu ialah pengatur awal ( -

Advance Organizer ),

differensiasi progresif, penyesuaian integratif, dan belaj ar superordinat (Dahar, 1989:117). Advance organizer adalah suatu strategi membangun struktur kognitif untuk meningkatkan proses pembelajaran serta membangun daya ingat dalam memperoleh informasi baru (dalam EduTech Wiki.htm). Oleh karena itu,

pengetahuan mereka tentang materi pelajaran

tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas dan m

dvance organizer adalah informasi yang dipersiapkan sebelum pembelajaran yang

bisa digunakan

Joyce (2009: 287) membagi advance organizer ke dalam dua jenis,

akan menghubungkan informasi baru yang mereka temui, sedangkan

comparative organizer d

Tahap ini terdiri dari tiga aktivitas (Joyce, 2009: 289):

dakan materi yang

akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya

(Ausubel dala

dipelajari dan juga materi yang telah dipelajari.

Organizer dapat

ajikan

guru. Respon siswa dapat berupa pertanyaan atau pernyataan

sehingga menjadi stim

pada siswa dan pentingnya

susunan dari materi pelajaran sehingga dapat melihat hubungannya belajar mengajar dapat dilakukan dengan cara: (a)

ecara eksplisit dalam proses

Deferensiasi progres

Tahap terakhir bertujuan untuk menempatkan materi pelajaran

siswa, yaitu: (1)

mengingatkan siswa tentang

organizer yang telah disajikan, (2) meminta ringka

p dan rancangan yang digunakan sebagai (1) meminta siswa mendeskripsikan

organizer . bagaimana materi baru berhubungan dengan

organizer

menjelaskan secara lisan esensi dari materi tersebut, dengan menggunakan terminologi dan kerangka rujukan mereka sendiri, (4)

asumsi atau pendapatnya

yang berhubungan dengan materi pelajaran. Guru memberikan

perti

an ke dalam situasi baru

atau contoh lain.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, tahap-tahap kegiatan model pembelajaran advance organizer dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 2.1 Tahap Kegiatan Model Pembelajaran Advance Organizer No. Tahap Kegiatan
Aspek kognitif yang dikuatkan Contoh dalam pembelaj aran

1. Tahap Presentasi a. Advance Organizer .Mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran Menyajikan organizer

Mempersiapkan struktur Guru memberikan beberapa kognitif pertanyaan tentang - Tekanan - Besar tekanan - Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan

Membangun struktur kognitif siswa

Membangun struktur kognitif dengan mengarahkan siswa untuk menganalisis suatu fenomena

a. .Menyajikan bahan pembelajaran C1-C4 Melakukan eksperiman sesuai petunjuk yang ada dalam LKS (untuk .Tahap Presentasi Tugas atau Materitugas pembelajaran Pembelajaran Memberikan

3.

C1-C4

Tahap Penguatan Struktur Kognitif Siswa menjelaskan kembali materi yang telah didapatkan (untu a. .Mengembangkan rekonsiliasi integratif Mengembangkan pembelajaran menerima secara aktif

b.

.Memunculkan pendekatan kritis

pada mata pelajaran d. Mengklarifikasi B. Hasil Belajar Ranah Kognitif Menurut Gagne (Dahar, 1989:11), belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. Dari pengertian ini maka hasil belajar salah satunya digambarkan dengan kemampuan kognitif. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:5), hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sudjana (2005:20) mengemukakan bahwa Hasil belajar adalah kemampuan dalam bentuk tingkah laku siswa berupa kognitif, afektif dan psikomotor setelah menerima pengalaman belajar. Benjamin Bloom (Arikunto. 2008) mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga domain (ranah) yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Bloom membagi masing-masing ranah ke dalam tingkatan-tingkatan kategori yang dikenal dengan istilah Blooms Taxonomy (Taksonomi Bloom). Sudjana (2005:22) menyatakan bahwa ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Bloom membagi ranah kognitif ke dalam enam jenjang

kemampuan secara hierarki, yaitu (Munaf, 2001:68):

harus memahami atau

dapat menggunakannya. Jenjang ini adalah jenjang yang paling rendah tapi

Pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan proses berpikir yang menuntut siswa untuk memahami yang berarti mengetahui tentang

sesuatu hal dan dapat melihatnya dari beberapa segi. Siswa dituntut untuk

suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. Kata kerja yang dapat

digunakan, misalnya: memb

uran, maupun metode yang dipelajari pada situasi nyata. Kata kerja yang

dapat digunakan, misalnya:

Analisis adalah kemampuan untuk menganalisa atau merinci materi atau konsep menjadi susunan-susunan yang terartur serta memahami hubungan

10

aitan satu sama

lain. Contoh kemampuan sintesis adalah kemampuan merencanakan

eksperi

tau ide-ide. Pemberian keputusan dapat dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja,

pemecahan,

menganalisa. Kata kerja yang dapat digunakan, misalnya: menilai, menentukan, memutuskan.

Dari penelitian terdahulu, Wuryani (2007:44) dalam skripsinya mengatakan bahwa penggunaan model pembelajaran advance organizer

memfasilitasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga mendorong terciptanya belajar bermakna, hal tersebut juga menyebabkan hasil belajar pada aspek kognitif siswa menjadi lebih baik. Lindari (2008:60) dalam skripsinya menyatakan bahwa model pembelajaran advance

11

organizer dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan untuk dapat meningkatakan kemampuan kognitif siswa. Berdasarkan uraian diatas Advance organizer adalah suatu strategi

membangun struktur kognitif untuk meningkatkan proses pembelajaran serta membangun daya ingat dalam memperoleh informasi baru. Oleh karena itu, model pembelajaran advance organizer adalah model pembelajaran yang dimulai dengan mempersiapkan struktur kognitif siswa, agar siswa siap dalam menerima dan juga mengorganisasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Setelah struktur kognitif siswa siap menerima informasi baru, maka ada tahap presentasi yang berupa ceramah, diskusi, film, eksperimentasi atau membaca yang digunakan agar siswa dapat melihat hubungannya dengan presentasi advance organize. Selain itu model pembelajaran advance organizer

dirancang dengan memperkuat struktur kognitif siswa di akhir pembelajaran mengenai pengetahuan mereka dan bagaimana mengelola, memperjelas dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai