Anda di halaman 1dari 7

ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)
Ilham Idrus Staf Pengajar Dosen pada Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar ABSTRAK Tanah berperan penting dalam bidang Teknik Sipil, karena tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil. Pada tanah berbutir kasar (pasir) merupakan jenis tanah non kohesif atau tidak memiliki kohesi (c) yang mana memiliki sifat antar butiran lepas. Dengan adanya kelemahan pada tanah berbutir kasar maka akan dianalisis besarnya parameter kuat geser tanah berbutir kasar (pasir) yang distabilisasikan dengan clean set cement (CS-10) melalui Uji Triaksial Tipe UU dan Uji Geser Langsung. Sampel tanah yang dipakai tanah pasir yang berasal dari Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan pada keadaan tanah terganggu. Bahan campuran yang dipakai Clean set cement (CS-10) yang berasal dari PT. Indo Clean Set Cement, Jakarta. Penambahan Clean set cement (CS-10) dengan variasi campuran 1%, 3%, 5% dengan lama pemeraman 1 hari, 7 hari dan 14 hari. Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar menunjukkan bahwa pasir yang berasal dari Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan termasuk jenis tanah pasir dengan butiran halus dan bergradasi buruk. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan parameter kuat geser tanah setelah tanah pasir dicampur dengan Clean set cement (CS-10). Pada pengujian Triaksial Tipe UU peningkatan maksimum terjadi pada persentase campuran 5% dengan lama pemeraman 14 hari yaitu nilai c = 0,710 kg/cm2 dan = 34,405. Pada pemeraman 1 hari dengan persentase campuran 1% kuat geser tanah sebesar 1,459 kg/cm2 kemudian pada pemeraman 14 hari dengan persentase campuran 5% kuat gesernya naik menjadi 2,725 kg/cm2 atau naik 86,77%. Pada pengujian Geser Langsung peningkatan maksimum terjadi pada kadar campuran 5% dengan lama pemeraman 14 hari yaitu nilai c = 0,765 kg/cm2 dan = 34,800 dibandingkan dengan tanah aslinya yaitu c = 0,030 kg/cm2 dan = 25,600. Pada tanah asli kuat geser tanah sebesar 0,522 kg/cm2 kemudian pada pemeraman 14 hari dengan persentase campuran 5% kuat gesernya naik menjadi 1,479 kg/cm2 atau naik 183,33%. Kata kunci: Stabilisasi tanah, clean set semen. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah pasir (Sand) atau tanah berbutir kasar adalah salah satu dari jenis-jenis tanah diatas yang juga sering menimbulkan permasalahan dalam pekerjaan teknik sipil. Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis kapasitas dukung tanah, stabilitas lereng dan gaya dorong pada dinding penahan tanah. Menurut teori Mohr (1910) kondisi keruntuhan suatu bahan terjadi akibat adanya kombinasi keadaan antara tegangan normal dan tegangan geser ( Hary Christady Hardiyatmo, 2006). Kekurangan dari tanah pasir adalah pasir tidak memiliki daya ikat antar partikel satu sama yang lainnya. Pasir merupakan jenis tanah non kohesif (cohesionless soil). Tanah non kohesif mempunyai sifat antar butiran lepas (loose), hal ini ditunjukkan dengan butiran tanah yang akan terpisahpisah apabila dikeringkan dan hanya akan melekat apabila dalam keadaan basah yang disebabkan oleh gaya tarik permukaan. Tanah non kohesif tidak mempunyai garis batas antara keadaan plastis dan tidak plastis, karena jenis tanah ini tidak plastis untuk semua nilai kadar air. Tetapi dalam beberapa kondisi tertentu, tanah non kohesif dengan kadar air yang cukup tinggi 916 dapat bersifat sebagai suatu cairan kental (Bowles, 1986). Bahan aditif yang sering digunakan pada stabilisasi Clean set cement berbahan dasar cement. Oleh karena itu, reaksi kimia seperti pada cement Portland juga terdapat dan berlangsung didalamnya. Sebagai tambahan, beberapa sifat khusus diperoleh guna memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat pada treatment dengan cement biasa. Pada jangka pendek terjadi perbaikan dari sifat-sifat physic yaitu absorpsi air, reaksi pertukaran ion dan terjadi peningkatan kekuatan yaitu pembentukan Ettringite, dan reaksi hidrasi. Pada jangka panjang terjadi reaksi pozzolan yaitu pembentukan senyawa-senyawa kimia terus menerus berlangsung untuk waktu yang lama, dan menyebabkan tanah menjadi keras serta kuat pula awet. Pembentukan Ettringite adalah pembentukan senyawasenyawa kimia yang menyerap air dalam jumlah yang banyak sebagai hidrat air, maka kandungan air dalam tanah menyusut (berkurang). Karena Ettringite berbentuk tiang-tiang atau seperti jarum-jarum kristal, maka ia merupakan semacam anyaman yang berada antara butiran-butiran tanah (soil particles), sehingga berfungsi meningkatkan atau menambah daya kekuatan tanah yang bersangkutan.

ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011 1.2. Rumusan Masalah Seberapa besar peningkatan nilai parameter kuat geser tanah pada tanah pasir setelah dicampur dengan Clean set cement (CS-10). 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui jenis tanah berdasarkan sifat-sifat fisik dan mekanik tanah pasir yang berasal dari Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan. 2. Mengetahui besarnya peningkatan nilai parameter kuat geser tanah pada tanah pasir setelah dicampur dengan Clean set cement (CS-10) dengan melakukan uji Triaksial Tipe UU dan uji Geser Langsung. 1.4. Batasan Masalah 1. Tanah yang diambil adalah tanah pasir yang berasal dari Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba, Propinsi Sulawesi Selatan. 2. Penelitian hanya terbatas pada sifat-sifat fisik dan mekanis tanah pasir. 3. Clean set cement berasal dari PT. Indo Clean Set Cement, Jakarta. 4. Variasi pencampuran Clean set cement (CS-10) terhadap tanah pasir dengan persentase campuran 1%, 3%, 5% dengan lama pemeramannya 1 hari, 7 hari, 14 hari. 5. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat : 1. Memperoleh pengetahuan mengenai pengaruh yang ditimbulkan oleh penambahan Clean set cement (CS-10) terhadap tanah pasir. 2. Diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam perancangan stabilisasi tanah. METODE PENELITIAN 2.1. Pekerjaan Persiapan Kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan persiapan meliputi : 1. Pembuatan proposal penelitian. 2. Pengambilan benda uji dilapangan. 3. Persiapan bahan stabilisasi Clean set cement (CS10). 4. Persiapan di Laboratorium. 5. Pengujian dan studi literatur. 2.2. Pekerjaan Lapangan Pekerjaan lapangan yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil). 2.3. Peralatan Penelitian Pada penelitian ini, sampel yang diuji menggunakan peralatan yang terdapat di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Fakulas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Hasanuddin 917 Makassar. Semua peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dan berkaitan dengan pengujian sifat fisik tanah dan sifat mekanik tanah berdasarkan standarisasi American Society for Testing Material (ASTM). Peralatan yang digunakan dalam penelitian antara lain sebagai berikut ini : 1. Alat uji pemadatan / Proktor, terdiri dari : a. Silinder pemadatan yang terdiri dari silinder utama, silinder sambungan yang dapat di lepas, dan plat alas yang dapat di lepas. b. Penumbuk seberat 2,5 kg. 2. Alat uji Triaksial, terdiri dari : a. Sel Triaksial dengan dinding transparan dan perlengkapnya. b. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan. c. Alat kompresi untuk menekan benda uji secara aksial. d. Membran karet, alat peregang membran, dan gelang karet pengikat. 3. Alat bantu : a. Cawan. b. Timbangan. c. Oven. d. Gelas ukur. e. Piknometer. f. Saringan. g. Kalifer. h. Jangka. i. Pisau. 2.4. Bahan Uji 1. Tanah Dalam penelitian ini tanah yang digunakan adalah tanah pasir yang diperoleh dari Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan. 2. Clean set cement (CS-10) Clean set cement (CS-10) yang dipakai adalah clean set cement (CS-10) dari PT. Indo Clean Set Cement, Jakarta. 3. Air Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar. 2.5. Pekerjaan Laboratorium Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar. Beberapa pengujian yang akan dilakukan : 1. Pengujian sifat fisik dan sifat mekanis tanah, 2. Pengujian Analisis Granuler (Grain Size), 3. Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test), 4. Pengujian Triaksial Tipe UU (Unconsolidated Undrained). 2.6. Pengujian Yang Dilaksanakan Perbaikan sifat-sifat tanah yang semula tidak memenuhi syarat menjadi tanah yang layak dipakai sesuai dengan spesifikasi teknik sering disebut dengan stabilisasi tanah. Tanah yang akan distabilisasi

ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011 memerlukan pengujian-pengujian yang dapat menentukan pengaruh jenis bahan campur yang digunakan untuk stabilisasi, rasio optimum dan efisien yang sesuai dengan tanah yang bersangkutan. Jenis pengujian ini biasanya dilakukan dilaboratorium, sedangkan untuk kasus-kasus tertentu pengujian dilakukan dilapangan. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar. Pengujian yang dilakukan telah disesuaikan dengan standar American Society for Testing Material (ASTM). Pengujian yang dilaksanakan di Laboratorium dibagi menjadi dua, yaitu pengujian sifat fisik tanah dan pengujian sifat mekanik tanah. 1. Pengujian Sifat Fisik Tanah Pengujian sifat fisik tanah dilakukan agar dapat diketahui karakteristik awal dari tanah sebelum dilakukan perubahan, karena tanah pasir selanjutnya akan distabilisasi. Pengujian ini terdiri dari : a. Pengujian kadar air (ASTM D. 2216-17) b. Pengujian berat volume tanah (ASTM D. 1883-73) c. Pengujian berat jenis tanah (ASTM D. 854-72) d. Analisis saringan (ASTM D. 422-72) 2. Pengujian Sifat Mekanik Tanah Pengujian sifat mekanik tanah yang dilakukan : a. Pengujian Kepadatan Tanah (Proctor Standard) (ASTM D. 698-70), b. Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test ) (ASTM D. 3080), 3. Pengujian Triaksial Tipe UU (Unconsolidated Undrained) (ASTM D. 2850). PEMBAHASAN Karakteristik tanah pasir dari pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar 3.1. Klasifikasi Tanah Berdasarkan data hasil pengujian dapat diklasifikasikan sifat tanah didasarkan atas beberapa sistem yang ada yaitu : 1. Sistem Klasifikasi USCS 2. Sistem Klasifikasi AASHTO 1. Sistem Klasifikasi USCS Sistem klasifikasi USCS membagi tanah dalam 2 kelompok, yaitu tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus : a. Tanah berbutir kasar (coarse grained - soil), yaitu tanah kerikil dan pasir yang kurang dari 50% berat total contoh tanah tertahan saringan no.200. Simbol kelompok ini adalah G (untuk tanah berkerikil) dan S (untuk tanah berpasir). Selain itu juga dinyatakan gradasi tanah dengan simbol W (untuk tanah bergradasi baik) dan P (untuk tanah bergradasi buruk). b. Tanah berbutir halus (fine grained - soil), yaitu tanah yang lebih dari 50% berat contoh tanahnya lolos dari saringan no.200, simbol kelompok ini adalah C (untuk lempung anorganik, clay) dan O (untuk lanau atau lempung organik), Plastisitas dinyatakan dalam L (plastisitas rendah) dan H (plastisitas tinggi). Berdasarkan Tabel 3.4 sistem klasifikasi USCS, maka tanah pasir pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan dikelompokkan sebagai berikut ini : 1. Divisi Utama a. Pasir masuk kedalam kelompok tanah berbutir kasar yaitu 50% butiran tertahan saringan no. 200 (0,075 mm) b. Pasir lebih dari 50% fraksi kasar lolos saringan no.4 (4,75 mm) c. Pasir bersih (sedikit atau tak ada butiran halus) 2. Simbol Kelompok Simbol kelompok tanah pasir adalah (SP), dimana nilai Cu adalah 1,304 mm dan Cc adalah 0,948 mm. Syarat untuk nilai kualitas (SW) jika Cc diantara 1 dan 3, dan Cu > 6. 3. Nama Jenis Pasir gradasi buruk, pasir berkerikil, sedikit atau tidak mengandung butiran halus 4. Kriteria Klasifikasi Tidak memenuhi kedua kriteria untuk (SW) yaitu pasir gradasi baik, berkerikil, sedikit atau tidak mengandung butiran halus. 5. Kesimpulan Tanah pasir Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta termasuk tanah pasir berbutir halus. 918

Gambar 2. Bagan Alir Penyusunan Penelitian

ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011 2. Sistem Klasifikasi AASHTO Sistem klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway and Transporttation Officials Classification) membagi tanah ke dalam 7 kelompok, A-1 sampai A-7 termasuk sub-sub kelompok. Berdasarkan Tabel sistem klasifikasi AASHTO, tanah pasir Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan dikelompokkan sebagai berikut : 1. Klasifikasi Umum : Material Granuler ( < 35% lolos saringan No.200 ) 2. Klasifikasi Kelompok : (A-3) 3. Analisa Saringan ( % lolos ) 2,00 mm ( no. 10 ) : 0,425 mm ( no. 40 ) : 51 min 0,075 mm ( no. 200 ) : 10 maks 4. Sifat fraksi lolos saringan no. 40 Batas cair ( LL ) :Indeks Plastis ( PI ) : NP 5. Indeks Kelompok : ( GI ) GI = ( F-35)[0,2 + 0,005 (LL-40)] + 0,01 (F15)(PI-10) = (0-35)[0,2 + 0,005 (0-40)] + 0,01 (0-15)(010) = 0 A-3 ( 0 ) 6. Tipe material yang pokok pada umumnya : Pasir halus 7. Penilaian umum sebagai tanah dasar : Sangat baik sampai baik 8. Kesimpulan Tanah pasir Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan termasuk tanah pasir halus, pasir bersih bergradasi buruk. 3.2. Karakteristik Tanah Pasir Setelah Dicampur Dengan Clean Set Cement (CS-10) 1. Analisis Nilai dan c Dengan Penambahan Clean Set Cement (CS-10) Terhadap Tanah Pasir Pada Pengujian Triaksial Tipe UU Perubahan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam () pada pengujian Triaksial Tipe UU dengan bahan campuran Clean set cement (CS-10), pada sub bab ini akan dipaparkan hasilnya dalam suatu grafik, dimana masing-masing parameter diwakili oleh satu grafik hubungan yaitu waktu pemeraman dan persentase campuran. Dari Gambar 3.1 diatas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan nilai sudut gesek dalam () seiring dengan lamanya waktu pemeraman. Nilai sudut gesek dalam () terendah adalah pada pemeraman 1 hari dengan persentase campuran 1% yaitu 29,350, kemudian meningkat pada pemeraman 7 hari dan 14 hari dengan masing-masing persentase campuran 1% yaitu 31,070 dan 31,697. Nilai sudut gesek dalam () tertinggi adalah pada pemeraman 14 hari dengan persentase campuran 5% yaitu 34,405. Peningkatan nilai sudut gesek dalam () juga terjadi karena adanya reaksi pozzolan, dimana dalam reaksi pozzolan terjadi proses pembentukan senyawasenyawa kimia antara tanah pasir dan clean set cement.

Gambar 3.2 Grafik Hubungan Antara Kohesi (c) dengan Waktu Pemeraman pada Uji Triaksial Tipe UU

Dari Gambar 3.2 diatas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan nilai kohesi (c) seiring dengan lamanya waktu pemeraman. Nilai kohesi (c) terendah adalah pada pemeraman 1 hari dengan persentase campuran 1% yaitu 0,148 kg/cm2 kemudian meningkat pada pemeraman 7 hari dan 14 hari dengan masingmasing persentase campuran 1% yaitu 0,264 kg/cm2 dan 0,455 kg/cm2. Nilai kohesi (c) tertinggi adalah pada pemeraman 14 hari dengan persentase campuran 5% yaitu 0,710 kg/cm2. Peningkatan nilai kohesi (c) juga terjadi karena adanya reaksi pozzolan, dimana dalam reaksi pozzolan terjadi proses pembentukan senyawa-senyawa kimia antara tanah pasir dan Clean set cement.

Gambar 3.1 Grafik Hubungan Antara Sudut Gesek Dalam ( ) dengan Waktu Pemeraman pada Uji Triaksial Tipe UU

Gambar 3.3 Grafik Hubungan Antara Sudut Gesek Dalam ( ) Terhadap Persentase Campuran pada Uji Triaksial Tipe UU

919

ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011 Dari Gambar 3.3 diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai sudut gesek dalam () dengan penambahan clean set cement (CS-10). Nilai sudut gesek dalam () terendah pada persentase campuran 1% dengan pemeraman 1 hari yaitu 29,350, kemudian meningkat pada pemeraman 7 hari dan 14 hari dengan masing-masing persentase campuran 1% yaitu 31,070 dan 31,697. Nilai sudut gesek dalam () tertinggi pada persentase campuran 5%, pemeraman 14 hari yaitu 34,405. Peningkatan ini juga terjadi karena adanya reaksi pozzolan, dimana dalam reaksi pozzolan terjadi proses pembentukan senyawa-senyawa kimia antara tanah pasir dan clean set cement (CS-10).

Gambar 3.5 Grafik Hubungan Antara Sudut Gesek Dalam ( Dengan waktu Pemeraman pada Uji Triaksial Tipe UU

Dari Gambar 3.5 diatas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan nilai sudut gesek dalam () seiring dengan lamanya waktu pemeraman. Nilai sudut gesek dalam () terendah pada pemeraman 1 hari dengan kadar campuran 1% yaitu 29,65, meningkat pada pemeraman 7 hari dan 14 hari dengan masing-masing persentase campuran 1% yaitu 30,75 dan 32,20 dibandingkan dengan tanah aslinya yaitu 25,60. Nilai sudut gesek dalam () tertinggi pada campuran 5% dan pemeraman 14 hari yaitu 34,80. Peningkatan juga terjadi karena adanya reaksi pozzolan antara tanah pasir dan Clean set cement (CS-10).
Gambar 3.4 Grafik Hubungan Antara Kohesi (c) Terhadap Persentase pada Uji Triaksial Tipe UU

Dari Gambar 3.4 diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai kohesi (c) dengan adanya penambahan variasi Clean set cement (CS-10). Nilai kohesi (c) terendah adalah pada persentase campuran 1%, pemeraman 1 hari yaitu 0,148 kg/cm2, kemudian meningkat pada pemeraman 7 hari dan 14 hari dengan masing-masing persentase campuran 1% yaitu 0,264 kg/cm2 dan 0,455 kg/cm2. Nilai kohesi (c) tertinggi pada persentase campuran 5%, pemeraman 14 hari yaitu 0,710 kg/cm2. Reaksi pozzolan, juga berpengaruh dalam peningkatan nilai kohesi (c) dimana dalam reaksi pozzolan terjadi proses pembentukan senyawa-senyawa kimia antara tanah pasir dan Clean set cement (CS-10). Berdasarkan keempat gambar grafik uji Triaksial Tipe UU diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa semakin besarnya penambahan variasi Clean set cement (CS-10) dan lamanya waktu pemeraman, dapat meningkatkan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (). Selain itu, adanya reaksi pozzolan yang juga mempengaruhi terhadap perubahan parameterparameter tersebut. 2. Analisis Nilai dan c Dengan Penambahan Clean Set Cement (CS-10) Terhadap Tanah Pasir Pada Pengujian Geser Langsung Perbandingan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (), pada pengujian Geser Langsung dengan bahan campuran Clean set cement (CS-10) dapat dilihat pada gambar grafik hubungan dibawah ini :

Gambar 3.6 Grafik Hubungan Antara Kohesi (c) Dengan Waktu Pemeraman pada Uji Triaksial Tipe UU

Dari Gambar 3.6 diatas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan nilai kohesi (c) seiring dengan lamanya waktu pemeraman. Nilai kohesi (c) terendah pada pemeraman 1 hari dengan kadar campuran 1% yaitu 0,16 kg/cm2, kemudian meningkat pada pemeraman 7 hari dan 14 hari dengan masing-masing persentase campuran 1% yaitu 0,28 kg/cm2, dan 0,49 kg/cm2, dibandingkan dengan tanah aslinya yaitu 0,03 kg/cm2, Nilai kohesi (c) tertinggi pada campuran 5%, pemeraman 14 hari yaitu 0,77 kg/cm2. Peningkatan juga terjadi karena adanya reaksi pozzolan antara tanah pasir dan Clean set cement (CS-10).

920

ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011 ikut berpengaruh terhadap peningkatan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (). 3.3. Nilai Kuat Geser Pada Uji Triaksial Tipe UU Nilai kuat geser () tanah pasir yang distabilisasi dengan menggunakan Clean set cement (CS-10) pada pengujian Triaksial Tipe UU dapat dicari dengan rumus : = (1-3) sin 2 = 450 + /2 Hasil kuat geser tanah pasir yang telah dicampur dengan Clean set cement (CS-10) dapat dilihat pada Gambar 3.9 berikut ini :

Gambar 3.7

Grafik Hubungan Antara Sudut Gesek Dalam ( ) Terhadap Persentase Campuran Pada Uji Geser Langsung

Dari Gambar 3.7 diatas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan nilai sudut gesek dalam () dengan adanya penambahan variasi Clean set cement (CS-10). Nilai sudut gesek dalam () terendah pada kadar campuran 1% pemeraman 1 hari yaitu 29,65, meningkat pada pemeraman 7 hari dan 14 hari dengan masing-masing persentase campuran 1% yaitu 30,75 dan 32,20 dibandingkan dengan tanah aslinya yaitu 25,60. Nilai sudut gesek dalam () tertinggi pada campuran 5%, pemeraman 14 hari yaitu 34,80. Peningkatan juga terjadi karena adanya reaksi pozzolan antara tanah pasir dan Clean set cement (CS-10).

Gambar 3.9 Grafik Analisis Kuat Geser Tanah Pasir Dengan Clean Set Cement (CS-10), Berdasarkan Uji Triaksial Tipe UU

Dari Gambar 3.9 diatas dapat diketahui bahwa penambahan Clean set cement (CS-10) pada tanah pasir mampu memberikan peningkatan pada tegangan gesernya. Tegangan geser terendah adalah pada campuran 1% dengan lama pemeraman 1 hari yaitu 1,459 kg/cm2, kemudian meningkat pada pemeraman 7 hari dan 14 hari dengan masing-masing persentase campuran 1% yaitu 1,758 kg/cm2, dan 2,078 kg/cm2. Tegangan geser tertinggi pada pemeraman 14 hari dengan persentase campuran 5% yaitu 2,725 kg/cm2. 3.4. Nilai Kuat Geser Pada Uji Geser Langsung Pada uji Geser Langsung nilai kuat geser ( ) tanah pasir yang distabilisasi dengan Clean set cement (CS10), dapat dicari dengan menggunakan rumus : = c + n tg Hasil kuat geser tanah pasir dicampur Clean set cement (CS-10) dapat dilihat pada Gambar 6.10 berikut ini :

Gambar 3.8

Grafik Hubungan Antara Kohesi (c) Terhadap Persentase Campuran Pada Uji Geser Langsung

Dari Gambar 3.8 diatas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan nilai kohesi (c) dengan adanya penambahan variasi Clean set cement (CS-10). Nilai kohesi (c) terendah pada campuran 1%, pemeraman 1 hari yaitu 0,16 kg/cm2, kemudian meningkat pada pemeraman 7 hari dan 14 hari dengan masing-masing persentase campuran 1% yaitu 0,28 kg/cm2, dan 0,49 kg/cm2, dibandingkan dengan tanah aslinya yaitu 0,03 kg/cm2, Nilai kohesi (c) tertinggi pada campuran 5%, pemeraman 14 hari yaitu 0,77 kg/cm2. Peningkatan juga terjadi karena adanya reaksi pozzolan antara tanah pasir dan Clean set cement (CS-10). Dari keempat gambar grafik uji Geser Langsung diatas menunjukkan bahwa perbedaan variasi campuran Clean set cement (CS-10) pada tanah pasir serta variasi dalam setiap waktu pemeramannya memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (). Selain itu, adanya proses reaksi pozzolan yang juga 921

Gambar 3.10 Analisis Kuat Geser Tanah Pasir Dengan Clean Set Cement (CS-10) Berdasarkan Uji Geser Langsung

ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011 dan analisis ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan variasi campuran Clean set cement (CS-10) serta variasi dalam setiap waktu pemeramannya memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (). 4.2. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi para peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan, dapat menggunakan jenis tanah yang berbeda dan variasi campuran yang berbeda. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan apabila ingin mengembangkan penelitian ini.

Dari Gambar 3.10 diatas diketahui bahwa adanya peningkatan tegangan geser pada tanah pasir yang distabilisasi dengan Clean set cement (CS-10). Tegangan geser terendah pada campuran 1% dengan lama pemeraman 1 hari yaitu 0,740 kg/cm2, kemudian meningkat pada pemeraman 7 hari dan 14 hari dengan masing-masing persentase campuran 1% yaitu 0,886 kg/cm2, dan 1,132 kg/cm2 dibandingkan dengan nilai kuat geser ( ) pada tanah aslinya yaitu sebesar 0,522 kg/cm2. Sedangkan Nilai kuat geser ( ) tertinggi pada pemeraman 14 hari dengan persentase campuran 5% yaitu 1,479 kg/cm2. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan klasifikasi tanah sistem USCS Tanah pasir Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan dikelompokkan ke dalam tanah berbutir kasar yaitu 50% butiran tertahan saringan no. 200 (0,075 mm), pasir lebih dari 50% fraksi kasar lolos saringan no.4 (4,75 mm) dan pasir bersih tanpa butiran halus. Simbol kelompok tanah ini adalah (SP) yaitu pasir dengan butiran halus dan bergradasi buruk. Berdasarkan klasifikasi tanah sistem AASHTO Tanah pasir ini dikelompokkan ke dalam material granuler yaitu kurang dari 35% lolos saringan no.200, dengan simbol klasifikasi kelompok (A3). Tanah pasir merupakan tanah Non Plastis (NP) dengan Indeks Kelompok (GI) = 0, maka termasuk golongan A-3 (0). Tipe material pada tanah ini adalah pasir halus, dengan penilaian umum sebagai tanah dasar adalah sangat baik sampai baik. 2. Terjadi peningkatan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam () pada pengujian Triaksial Tipe UU dan Uji Geser Langsung setelah tanah pasir pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan di campur dengan Clean set cement (CS-10) dengan variasi campuran 1%, 3%, 5%, dan masa pemeraman 1, 7, 14 hari . Pada pengujian Triaksial Tipe UU peningkatan maksimum terjadi pada persentase campuran 5% dengan lama pemeraman 14 hari yaitu nilai c = 0,710 kg/cm2 dan = 34,405. Pada pemeraman 1 hari dengan persentase campuran 1% kuat geser tanah sebesar 1,459 kg/cm2 kemudian pada pemeraman 14 hari dengan persentase campuran 5% kuat gesernya naik menjadi 2,725 kg/cm2 atau naik 86,77%. Pada pengujian Geser Langsung peningkatan maksimum terjadi pada kadar campuran 5% dengan lama pemeraman 14 hari yaitu nilai c = 0,765 kg/cm2 dan = 34,800 dibandingkan dengan tanah aslinya yaitu c = 0,030 kg/cm2 dan = 25,600o. Pada tanah asli kuat geser tanah sebesar 0,522 kg/cm2 kemudian pada pemeraman 14 hari dengan persentase campuran 5% kuat gesernya naik menjadi 1,479 kg/cm2 atau naik 183,33%. Dari hasil pengujian 922

DAFTAR PUSTAKA 1. ______ , 1991, Pedoman Teknis Clean Set, P.T. Indo Clean Set Cement, Jakarta. 2. ______ , 2001, Panduan Praktikum Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar. 3. ______ , 2005, Buku Pedoman Tugas Akhir dan Praktik Kerja, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar. 4. Adnan Risdiyanto, 2009, Stabilisasi Tanah Pasir Menggunakan Clean Set Cement (CS-10) Terhadap Parameter Kuat Geser Tanah, Tugas Akhir, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta. 5. Bhekti, I.S, 2008, Stabilisasi Tanah Pasir Dengan Aspal Cair MC60-70 Terhadap Kuat Geser Tanah, Tugas Akhir, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta. 6. Bowles, Joseph E, 1993, Sifat-Sifat Fisik dan Geoteknis Tanah, Erlangga, Jakarta. 7. Craig, R.F, 1989, Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta. 8. Das, Braja M, 1988, Mekanika Tanah (PrinsipPrinsip Rekayasa Geoteknis), Jilid I, Erlangga, Jakarta. 9. Edi Purnama, dan Ronny, R C A, 2006, Stabilitas Tanah Berbutir Halus Dengan Menggunakan Clean Set Cement Pada Kondisi Batas Cair, Tugas Akhir, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta. 10. Hary, C.H, 2006, Mekanika Tanah I, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta. 11. Sri, A.S, dan Mardiko, A, 2005, Analisis Parameter Kuat Geser Tanah Lempung Yang Ditambah Dengan Clean Set Cement Dan Soiltac, Tugas Akhir, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta. 12. Tomy Anitianata, 2008, Stabilisasi Tanah Pasir Pantai Menggunakan Semen Terhadap Parameter Kuat Geser Tanah, Tugas Akhir, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai