Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MENEJEMEN USAHA PEERTANIAN

CEKAMAN SALINITAS TANAH

OLEH :

FENDY PRASETYO (101510501027)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hampir setiap aktivitas manusia melibatkan penggunaan lahan dan karena jumlah dan aktivitas manusia bertambah dengan cepat maka lahan menjadi sumber yang langka. Pengelolaan penggunaan lahan mungkin dapat memberikan keuntungan, tetapi dapat juga memberikan kerugian yang besar baik dari segi ekonomi maupun perubahan lingkungan. Lahan sangat bervariasi dalam berbagai faktor seperti keadaan topografi, iklim, geologi, tanah dan vegetasi. Informasi yang diperoleh dari faktor-faktor pembatas tersebut di atas dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan dan perubahan dalam pola penggunaan lahan. Tanah adalah suatu media sebagai penanaman dimana tanah sendiri memiliki jenis-jenis yang beragam,tetapi dengan semakin pesatnya pembangunan industri,pertokohan dan lain sebagainya,malah akan menimbulkan masalah yaitu salah satunya semakin sempitnya lahan pertanian,dan yang lebih parah tanah menjadi tercemar dengan limbah-limbah industri yang berbahaya,yang dapat menimbulkan suhu tanah tidak normal.hal tersebut berakibat akan mengurangi produktivitas hasil pertanian,tetapi bukan hanya akibat manusia saja melainkan dari faktor lingkungan contohnya letak geografis tanah.yang menyebabkan tanah mejadi tidak subur,seperti pada daerah yang gersang tanh disana menjadi kering sehingga tidak dapat memproduktivitas bahan pangan. Tanah merupakan lapisan kulit bumi paling atas. Tanah terbentuk secara alami yaitu dari hasil pelapukan dan pengendapan batuan bahan-bahan organik. jenis di Indoesia ada yang subur dan ada juga yang tidak subur. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian yang berguna untuk memenuhi kubutuhan hidup manusia, dan salah satu tanah yang kurang subur yaitu tanah yang mengalami cekaman kekeringan maupun cekaman salinitas. Stres garam merupakan salah-satu dari antara enam bentuk stres tanaman yaitu stres suhu, stres air, stres radiasi, stres bahan kimia dan stres angin, tekanan, bunyi dan lainnya. Stres garam termasuk stres bahan kimia yang meliputi garam, ionion, gas, herbisida, insektisida. Kadar garam yang terlalu tinggi maka tidak dapat

menghasilkan tanaman yang optimal,sehingga membutuhkan proses agar dapat memproduksi hasil yang optimal.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Stres garam merupakan salah-satu dari antara enam bentuk stres tanaman yaitu stres suhu, stres air, stres radiasi, stres bahan kimia dan stres angin, tekanan, bunyi dan lainnya. Stres garam termasuk stres bahan kimia yang meliputi garam, ion-ion, gas, herbisida, insektisida dan lain sebagainya. (Harjadi , S.S. dan S. Yahya, 1988). Stres garam terjadi dengan terdapatnya salinitas atau konsentrasi garamgaram terlarut yang berlebihan dalam tanaman. Stres garam ini umumnya terjadi dalam tanaman pada tanah salin. Stres garam meningkat dengan meningkatnya konsentrasi garam hingga tingkat konsentrasi tertentu yang dapat mengakibatkan kematian tanaman. Garam-garam yang menimbulkan stres tanaman antara lain ialah NaCl, NaSO4, CaCl2, MgSO4, MgCl2 yang terlarut dalam air. Dalam larutan tanah, garamgaram ini mempengaruhi pH dan daya hantar listrik. Menurut Follet et al, (1981). Tanah salin memiliki pH < 8,5 dengan daya hantar listrik > 4 mmhos/cm. Pada kebanyakan spesies, pengaruh jenis-jenis garam umumnya tidak khas terhadap tumbuhan tanaman tetapi lebih tergantung pada konsentrasi total garam. Salinitas tidak ditentukan oleh garam Na Cl saja tetapi oleh berbagai jenis garam yang berpengaruh dan menimbulkan stres pada tanaman. Dalam konteks ini tanaman mengalami stres garam bila konsentrasi garam yang berlebih cukup tinggi sehingga menurunkan potensial air sebesar 0,05 0,1 Mpa. Stres garam ini berbeda dengan stres ion yang tidak begitu menekan potensial air (Lewit, 1980). Toleransi terhadap salinitas adalah beragam dengan spektrum yang luas diantara spesies tanaman mulai dari yang peka hingga yang cukup toleran. Follet et al, (1981) mengajukan lima tingkat pengaruh salinitas tanah terhadap tanaman, mulai dari tingkat non-salin hingga tingkat salinitas yang sangat tinggi. Menurut Sigalingging (1985), salinitas akan mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah, yaitu 1] tekanan osmotik yang meningkat, 2] peningkatan potensi ionisasi, 3] infiltrasi tanah yang menjadi buruk, 4] kerusakan dan terganggunya struktur tanah, 5] permeabilitas tanah yang buruk, 6] penurunan konduktivitas.

Salinitas atau konsentrasi garam-garam terlarut yang cukup tinggi akan menimbulkan stres dan memberikan tekanan terhadap pertumbuhan tanaman. Menurut Maas dan Nieman, (1978) salinitas dapat berpengaruh menghambat pertumbuhan tanaman dengan dua cara yaitu : a). Dengan merusak sel-sel yang sedang tumbuh sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. b). Dengan membatasi jumlah suplai hasil-hasil metabolisme esensial bagi pertumbuhan sel melalui pembentukan tyloses.

BAB 3. PEMBAHASAN

Salinitas tanah menunjukan besarnya kandungan garam mudah larut dalam tanah sedang sodisitas menunjukan tingginya kadar Na dalam tanah. Selain pengambilan contoh tanah, dilakukan juga pengukuran salinitas tanah

menggunakan alat electromagnetic conductivity meter (EM-38). Alat ini mengukur secara cepat salinitas tanah tanpa membongkar atau mengganggu tanah, tanah salin adalah tanah yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: Daya hantar listrik tanah jenuh air (DHL) > 4 ds/m. Persen Na dapat di tukar (ESP) < 15 dan. PH < 8,5.

Pengaruh Salinitas terhadap tanah dan tanaman kandungan NaCl yang tinggi pada tanah salin menyebabkan rusaknya struktur tanah, Larutan akan bergerak dari daerah yang konsentrasi garamnya rendah ke konsentrasi tinggi. Akibatnya akar tanaman kesulitan menyerap air, karena air terikat kuat pada partikel-partikel tanah dan dapat menyebabkan terjadinya kekeringan fisiologis pada tanaman sehingga aerasi dan permeabilitas tanah tersebut menjadi sangat rendah. Pengaruh salinitas terhadap tanaman mencakup tiga hal yaitu tekanan osmosis, keseimbangan hara dan pengaruh racun. Bertambahnya konsentrasi garam di dalam suatu larutan tanah, meningkatkan potensial osmotik larutan tanah tersebut. Oleh sebab itu salinitas dapat menyebabkan tanaman sulit menyerap air hingga terjadi kekeringan fisiologis. Contoh lahan salin terhadap tanaman padi, tananam padi tergolong mempunyai toleransi sedang terhadap salinitas, tetapi DHL sebesar 6-10 ds/m, dapat mengurangi produksi padi hingga 50%. toleransi tanaman padi terhadap garam tergantung dari stadium pertumbuhan tanaman. varietas dan keadaan cuaca atau iklim. gejala dari kerajunan garam ditandai dengan tanaman padi tumbuh kerdil,anakan berkurang,ujung daun ke putih-putihan dan terjadi klorisis. Berikut adalah contah lahan yang mengandung kadar garam tinggi akibat salinitas air garam

berikut gambar lahan tanah salin akibat konsentrasi garam terlalu tinggi:

Sebelum tanah salin dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian harus dan perlu dilakukan beberapa usaha untuk mengurangi kendala-kendala yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Usaha-usaha tersebut antara lain: 1. Mereklamasi tanah salin. 2. Menggunakan tanaman-tanaman yang toleran terhadap tanah bergaram Reklamasi tanah salin dapat dilakukan dengan beberapa cara: a. Eradikasi yakni pencucian garam-garam terlarut di dalam tanah dengan cara irigasi dan drainase. b. Pertukaran kation yakni penambahan bahan-bahan seperti gips (CaSO4) atau batu kapur (CaCO3). c. Penambahan bahan organik. Peningkatan konsentrasi garam terlarut di dalam tanah akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga menghambat penyerapan air dan unsur-unsur hara yang berlangsung melalui proses osmosis. Jumlah air yang masuk ke dalam akar akan berkurang sehingga mengakibatkan menipisnya jumlah persediaan air dalam tanaman. Dalam proses fisiologi tanaman, Na+ dan Cl- diduga mempengaruhi pengikatan air oleh tanaman sehingga menyebabkan tanaman tahan terhadap kekeringan. Sedangkan Cl- diperlukan pada reaksi fotosintetik yang berkaitan dengan produksi oksigen. Sementara penyerapan Na+ oleh partikel-partikel tanah

akan mengakibatkan pembengkakan dan penutupan pori-pori tanah yang memperburuk pertukaran gas, serta dispersi material koloid tanah. Salinitas akan mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah, yaitu 1. Tekanan osmotik yang meningkat 2. Peningkatan potensi ionisasi, 3. Infiltrasi tanah yang menjadi buruk, 4. Kerusakan dan terganggunya struktur tanah, 5. Permeabilitas tanah yang buruk, 6. Penurunan konduktivitas.

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan 1. Jenis tanah salinitas yaitu tanah yang mengandung kadar garam yang melebihi batas konsentrasi normal. 2. Tingkat stres yang dialami tanaman adalah berbeda pada berbagai spesies dengan toleransi yang tidak sama terhadap konsentrasi garam yang berbeda. 3. Pengaruh stres garam akibat salinitas tidak menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang tertekan dengan perubahan secara perlahan. 4. kadar garam yang terlalu tinggi maka tidak dapat menghasilkan tanaman yang optimal,sehingga membutuhkan proses agar dapat memproduksi hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Basri, H., 1991. Pengaruh Stres Garam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Empat Varietas Kedelai. Thesis Program Pascasarjana IPB, Bogor Fitter, A.H. dan R.K. M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajah Mada University Press, Jogyakarta Harjadi , S.S. dan S. Yahya, 1988. Fisiologi Stres Tanaman. PAU IPB, Bogor Mengel, K. dan E.A. Kirkby, 1987. Principles of Plant Nutrition. 4th Edition International Potash Institute, Switzerland Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB, Bogor Tisdale, S. L., J. D. Beaton, W. L. Nelson, J. L. Havlin, 1985. Soil Fertility and Fertilizers. Fifth Edition. MacMillan Publishing Company, New York

Anda mungkin juga menyukai