Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun sumber daya alam minyak bumi, ketersediannya di muka bumi ini semakin menipis. Hubungan ketersediaan bahan bakar dan konsumsi akan bahan bakar ini berbanding terbalik. Semakin meningkatnnya permintaan atau konsumsi akan bahan bakar maka ketersediaan bahan bakar akan semakin menurun dan dapat diperkirakan bahan bakar tersebut lama kelamaan dapat habis. Seperti diketahui keberadaan akan bahan bakar tersebut merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbahaui. Inilah yang menyebabkan masyarakat khususnya kalangan ilmuwan berlomba-lomba intuk mencari alternatif lain yang dapat digunakan sebagai penganti bahan bakar minyak bumi. Salah satu alternatif yang digunakan yaitu dengan memanfaatkan air (H2O). Karena telah diketahui, secara kuantitas kandungan air di permukaan bumi sangat melimpah ruah. Kurang lebih 70 % permukaan bumi ditutupi oleh air dan persediannya mencapai 1,4 triliun km3 (330 juta mil3). Dan salah satu faktor lainya yaitu pergerakan atau siklus air yang tiada hentinya menyebabkan ketersediaan akan air ini tidak habis dengan pengelolaan yang baik. Pemanfaatan air sebagai bahan bakar disebut Brown Gas yanng merupakan campuran dari gasgas hidrogen hidrogen oksigen (HHO) yang diperoleh dari hasil elektrolis air murni dengan bantuan katalis (Putra). Gas HHO ini akan dialirkan kedalam kabulator mesin motor, sehingga akan bercampur dengan bensin dan

kemungkinan akan meningkatkan daya bakar dari bensin. Hal ini ditambahkan juga oleh Sutomo et all; (2010) bahwa HHO dari elektroliser akan meningkatkan pada mesin sehingga keperluan atau penggunaan dari bahan bakar akan menurun. Adapun untuk mempercepat proses pembentukan gas HHO ini, digunakan katalis KOH. KOH merupakan larutan yang bersifat basa. Menurut Putra (2010). larutan KOH ini akan mempermudah pemutusan gas hidrogen dan gas oksigen dalam air dan membentuk HHO. Sehingga diperkirakan semakin banyaknya konsentrasi dari katalis KOH, akan memperbanyak produksi dari gas HHO. Demikian juga halnya dengan pengaruh arus yang berasal dari tegangan, kemungkinan dapat mempercepat produksi gas HHO dari hasil elektrolisis. Untuk itu dilakukan penelitian lebih lanjut akan pengaruh dari hasil elektrolisis air yaitu gas HHO pada unjuk kerja dari mesin motor dan konsentrasi katalis KOH serta variasi arus listrik pada proses elktrolisis air dalam menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen sebagai penghemat bahan bakar minyak.

1. 2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh hasil elektrolisis air (HHO) pada mesin kendaraan bermotor? 2. Bagaimana pengaruh konsentrasi KOH dan arus listrik dalam menghasilkan gas HHO?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisa produktivitas HHO dari hasil elektrolisis H2O pada kendaraan bermotor. 2. Menganalisa pengaruh konsentrasi KOH dan arus listrik pada elektrolisis H2O dalam menghasilkan gas HHO.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Memperkenalkan alternatif elektrolisis H2O pada masyarakat. 2. Sebagai alternatif solusi terhadap ketergantungan dalam penggunaan minyak bumi. 3. Mengurangi polusi dari asap kendaraan bermotor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Air (H2O) merupakan salah satu molekul yang bersifat polar yang biasanya kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam wujud cair. Air sangat banyak manfaatnya. Salah satunya adalah sebagagai bahan dasar untuk alternatif bahan bakar minyak. Beberapa ilmuan telah berhasil menjalankan kendaraannya dengan menggunakan bahan bakar air. Seperti yang ditambahkan oleh Putra, berikut beberapa percobaan penggunaan air sebagai bahan bakar yaitu: a. Issac De Rivaz (1752-1828) Seorang ilmuan asal Swiss. Saat penelitian dilakukan, minyak bumi sebagai bahan bakar belum ditemukan. Dalam penelitiannya, ia mendisain dan membuat sendiri mesin pembakaran dalam (internal combustion engine). Meskipun belum sempurna, ia merupakan orang pertama yang menggunakan gas hydrogen untuk menjalankan mobil dengan cara elektrolisis air. b. Yull Brown (1974) Seorang peneliti kewarganegaraan Australia yang berdomisili di Sydney. Ia berhasil menjalankan kendaraannya dengan menggunakan air sebagai bahan bakarnya. Caranya hamper sama dengan Rivas, yaitu dengan cara

mengelektrolisis air. Gas yang dihasilkan dari proses elektrolisis tersebut diberi nama Brown Gas dan telah dipatenkan. Ia melakukan elektrolisis air dan

menghasilkan gas yang terdiri atas campuran hydrogen dan oksigen secara sempurna. c. Stanley Meyer Berasal dari Ohio Amerika Serikat. Ia berhasil mendesain dan menjalankan mobilnya tanpa menggunakan bahan bakar minyak, melainkan dengan bahan bakar gas hydrogen yang berasal dari air. Meyer telah mematenkan hasil temuannya di Amerika Serikat dengan nomor US Patent 4.936.961 yang bertitel Method for the Production of a Fuel Gas (26/6/1990). Meyer mengklaim bahwa temuan yang dipopulerkan dengan nama Water Fuel Cell itu mampu memecah air (H2O) menjadi Hidrogen (H2) dan Oksigen (O2). Menurut Notonegoro (2008), kekuatan air ini tidak terlepas dari peran masing-masing unsur penyusunnya. Yaitu molekul O2 dan H2. kedua unsur ini bereaksi secara bolak-balik menjadi molekul senyawa H2O. Artinya H2O bisa dipisah menjadi H2 dan O2 atau sebaliknya. Secara kimia persamaan reaksinya

digambarkan menjadi:

2.2 Fuel Cell Fuel cell adalah alat yang mampu menghasilkan listrik arus searah. Alat ini terdiri dari dua buah elektroda, yaitu anoda dan katoda yang dipisahkan oleh sebuah membrane polymer yang berfungsi sebagai elektrolit. Membran ini sangat tipis, ketebalannya hanya beberapa mikrometer saja (Suhada,2002)

Hidrogen dialirkan ke dalam fuel cell yaitu ke bagian anoda, sedang oksigen atau udara dialirkan ke bagian katoda, dengan adanya membran, maka gas hidrogen tidak akan bercampur dengan oksigen. Membran dilapisi oleh platina tipis yang berfungsi sebagai katalisator yang mampu memecah atom hidrogen menjadi elektron dan proton. Proton mengalir melalui membran, sedang electron tidak dapat menembus membran, sehingga elektron akan menumpuk pada anoda, sedang pada katoda terjadi penumpukan ion bermuatan positif (Suhada,2002) Apabila anoda dan katoda dihubungkan dengan sebuah penghantar listrik, maka akan terjadi pengaliran elektron dari anoda ke katoda, sehingga terdapat arus listrik. Elektron yang mengalir ke katoda akan bereaksi dengan proton dan oksigen pada sisi katoda dan membentuk air. Reaksi kimia yang terjadi pada fuel cell Anoda : Katoda : 2H2 4H+ +4e4e- + 4H+ + O2 2H2O

Untuk mendapatkan energi yang diolah oleh fuel cell, yaitu dari bahan baku gas hidrogen, maka perlu diketahui berapa banyak gas hidrogen yang harus dibawa agar kendaraan dapat beroperasi sesuai dengan standar apabila menggunakan bahan bakar bensin atau solar.

2.3 Hidrogen Hidrogen memiliki kelimpahan yang sangat besar dialam. Ditambahkan oleh Putra (2010) bahwa hidrogen dalam keadaan bebas sangat reaktif sehingga

hidrogen terdapat dibumi dalam senyawa air 11,1% berat (11,1%), hidrokarbon misalnya gas alam 25%, minyak bumi 14% dan karbohidrat, misalnya patih 6%. Adapun sifat fisika hidrogen adalah sebagai berikut: Lambang Nomor atom Konfigurasi elektron Massa atom relative Energi Ionisasi/kJmol-1 Kerapatan/g cm-3 Titik didih/K Temperatur kritik Jari-jari atom/nm H 1 1s1 1,008 1310 0,00009 20 33 0,037

Potensi elektroda standard/V 0 Hidrogen digunakan sebagai bahan bakar karena dpat menghasilkan kalor sebanyak 286 kJ per mol hidrogen (Putra,2010). Dibawah ini terdapat

perbandingan kalor yang dihasilkan oleh hidrogen dan dari bahan bakar lain.

Adapun sebab-sebab hidrogen dapat digunakan sebagai bahan bakar: 1. Dapat terbakar dalam oksigen membentuk air dan menghasilkan energi. 2. Dapat digunakan dalam sel bahan bakar menghasilkan energi listrik bersama oksigen. Keuntungan jika hidrogen digunakan sebahai bakar yaitu: 1. Suatu cuplikan hidrogen jika dibakar akan menghasilkan energi sebanyak kirakira tiga kali energi yang dihasilkan bensin dengan berat yang sama. 2. Dalam mesin kendaraan bermotor hidrogen akan terbakar lebih efisien jika dibandingkan dengan bahan bakar lain. 3. Pembakaran hidrogen kurang menghasilkan polusi. Poltan yang terjadi hanya oksida nitrogen yang terjadi jika suhu pembakaran sangat tinggi. 4. Mesin yang menggunakan hidrogen mudah diubah agar dpat menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar. Namun penggunaan hidrogen sebagai alternatif bahan bakar belum dipakai secara besaran karena produksi hidrogen cukup mahal dan penyimpanan hidrogen juga sangat susah.

2.4 Elektroliser Untuk memisahkan antara gas hidrogen dan oksigen ini diperlukan proses elektrolisis. Alat elerktrolisis merupakan alat yang didalamnya terdapat larutan elektrolit dan biasanya selalu menggunakan katoda yang sama dalam larutan yang bersangkutan (Putra,2010)

Sutomo et all,2010 menambahkan elektroliser adalah suatu mesin atau alat yang memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen sehingga menghasilkan brown gas. Kadang disebut pula dengan nama hydrogen generator. Elektrolisis adalah proses penguraian molekul menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengaliri arus listrik. Sedangkan elektrolisis air adalah proses penguraian molekul air menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengaliri arus listrik, proses elektrolisa ini menghasilkan gas HHO. Reaksi elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut

Gelembung gas hidrogen dan oksigen yang terbentuk dan terkumpul di sekitar elektroda dan pada proses elektrolisis diperlukan dua buah, yaitu katoda sebagai kutub negatif dan anoda sebagai kutub positif. Elektroliser menghasilkan hydrogen dengan cara mengalirkan arus listrik pada media air yang mengandung larutan elektrolit. Medan magnet akan mengubah struktur atom hydrogen (H2) dan Oksigen (O2) pada air dari bentuk diatomic menjadi monoatomik. Selain itu, ikatan neutron yang mengikat partikel H dan O akan terlepas, sehingga partikel H akan tertarik ke kutub positif dan partikel O akan tertarik ke kutub negatif elektroliser. Inilah yang disebut sebagi disosiasi. Sejalan dengan proses tersebut, volume dan gelembung gas H dan O yang melekat pada fin elektroliser akan bertambah, terlepas mengambang, dan kemudian bergerak naik. Saat gelembung gas hydrogen dan oksigen monoatomik terlepas dari permukaan air, partikel gas tersebut akan berikatan kembali diruang udara sebagai brown gas atau gas HHO (Putra).
9

2.5 Brown Gas Brown gas merupakan bahan bakar kuat (power full), bersih, mampu meningkatkan jarak tempuh, dan mengurangi secara signifikan emisi gas buang. Brown gas yang di produksi oleh elektroliser ditarik kedalam intake manifold, sehingga bercampur dan berikatan dengan rantai karbon dari bahan bakar. Melalui rekasi katalitik, brown gas mampu meningkatkan daya bahan bakar hingga 3,8 kali. Prinsip Kerja Alat Brown Gas Dengan masuknya brown gas ke dalam ruang bakar mesin, maka secara langsung akan menaikkan tingkat atau angka oktan bahan bakar. Angka oktan adalah suatu besaran berupa banyaknya bahan bakar yang dapat ditekan (compressed) sebelum terbakar. Dengan meningkatnya angka oktan, tenaga yang ditimbulkan akan lebih kuat, oleh karena pembakaran menjadi lebih sempurna. Prinsip kerja dari alat brown gas ini sangat sederhana yaitu hanya dengan menambahkan gas HHO (Hidrogen-Hidrogen-Oksigen). Alat yang disebut elektroliser ini menghasilkan HHO (2 parts Hydrogen + 1 Oxygen) gas yang sangat mudah terbakar yang kemudian HHO ini dimasukkan ke intake manifold pada kendaraan bermotor. Dengan adanya campuran BBM + HHO yang kaya ini memungkinkan pembakaran menjadi lebih sempurna sehingga BBM menjadi efisien. Menurut Sutomo et all; 2011 terbentuknya HHO adalah adanya

kombinasi antara tiga faktor yang bekerja.

10

Arus listrik searah (DC) yang mengalir melalui tiga komponen yang bekerja yaitu kawat elektroda. Putaran magnet (Magnitude Vortex) yang ditimbulkan oleh elektroda tersebut. Tekanan udara (Vacuum) yang berasal dari mesin itu sendiri. Adapun menurut Putra, keuntungan mengunakan gas HHO sebagai berikut : a. Mampu menghemat 15%-37% bahan bakar. b. Tenaga mesin meningkat, sebab nilai oktan gas hydrogen lebih tinggi, yaitu sekita 130, dibandingkan bahan bakar minyak (80-100) c. Napas kendaraan terasa lebih panjang. d. Gas HHO tidak merusak mesin, tetapi justru menjadikan mesin lebih awet, sebab pembakaran lebih sempurna. e. Temperatur mesin stabil. f. Minyak pelumas (oli) mesin tidak cepat hitam. g. Suara mesin lebih halus. h. Lebih ramah lingkungan.

11

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Juli 2012 sampai dengan Oktober 2012.

3.2 Alat dan Bahan Tabung elektrolizer terbuat dari bahan mika (plastik), elektroda 10 buah terbuat dari bahan stainless, kabel, power supply DC, selang pengukur gas (r=2,5 cm p=30cm), air tawar dan larutan KOH.

3.3 Rancangan Alat

3.4 Langkah Kerja Penelitian

12

Tabung Elektroliser Elektrolizer ini terdiri dari 4 bagian, yaitu: 1. tabung, tabung yang digunakan harus dapat tertutup rapat dan tidak bocor. Dengan demikian gas H2 dan O2 yang dihasilkan akan benar-benar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Untuk tabung ini anda dapat menggunakan tabung bekas minuman ringan atau apa saja. Botol kecap pun dapat anda gunakan (seperti yang sudah digunakan oleh peneliti lain). Yang perlu diperhatikan besarnya mulut tabung agar tidak menyulitkan ketika elektroda dimasukkan. 2. elektroda, bentuk elektrodanya haruslah dapat menghasilkan gelembunggelembung gas dengan jumlah yang cukup besar. Untuk elektrolizer ini saya menggunakan lembaran kawat ram nyamuk alumunium yang dibentuk menjadi gulungan. 3. kawat penghubung, berfungsi untuk menghubungkan antara elektroda dengan sumber listrik yang akan kita pakai. 4. selang plastic, berfungsi untuk mengalirkan gas H2 dan O2 ke mulut karburator. Yakni dibagian udara masuk sebelum bercampur dengan BBM. Untuk selang dan sambungannya saya gunakan peralatan akuarium yang banyak di pasaran.

Cara Kerja 1. Di dalam tabung elektrolizer dirangkai elektroda positif dan elektroda negatif yang membentuk 5 sel dan dianalogikan seperti tabung U, dengan ketentuan elektroda negatif dan elektroda positif bersilangan.

13

2. Untuk membentuk latutan KOH, direaksikan antara KOH dengan air. Untuk dapat mengetahui konsentrasi KOH dapat digunakan dengan persamaan: % konsentrasi larutan = massa (g) KOH x 100/volume (ml) air Variasi konsentrasi larutan KOH (40 gr) dibuat dengan penambahan air yang bervariasi. 4. Larutan KOH dimasukkan ke dalam tabung elektroliser. 5. Elektroda positif dan elektroda negatif dihubungkan pasangannya dengan menggunakan kabel, kemudian diteruskan menuju power supply DC. 6. Arus pada power supply DC diatur sehingga didapatkan gelembung-gelembung pada permukaan lempeng katoda pada setiap konsentrasi larutan untuk mendapatkan gas hidrogen dan oksigen yang menghasilkan gelembunggelembung tersebut. 7. Lubang keluaran pada tabung elektrolizer diisi air telebih dahulu. Kemudian dihubungkan dengan selang pengukur gas. Ini dilakukan agar apabila timbul gas maka gas tersebut akan mendorong air keluar dari selang. Sehingga dapat dilihat pergerakan airnya. 8. Pergerakan air pada selang pengukur gas diukur dari 0 sampai 30cm, sehingga dapat dihasilkan waktu tempuh atau kecepatan debit gas yang kemudian dikonversikan dalam satuan volume. Persamaan volume pada selang pengukur gas adalah: Volume 1 liter 1000 ml = r2.p = 1 dm3 = 1000cm3

14

9. Volume gas hasil elektrolisis yang telah diketahui kemudian diuraikan sehingga didapatkan volume gas hidrogen dan gas oksigen dengan persamaan kimia: 2 KOH + 2 H2O K2 + 3 H2 + 2 O2

15

DAFTAR PUSTAKA

Notonegoro, Hamdan Akbar. 2008. Membuat Alat Pengubah air Menjadi Bahan Bakar. Paper Fisika,Universitas Indonesia Putra, Arbie Marwan. 2010. Analisis Produktivitas Gas Hidrogen dan Gas Oksigen Pada Elektrolisis Larutan KOH. Jurnal Fisika Neutrino Vol. 2, No.2. Putra, Dhika Ramadhanny. Kajian Eksperimental Pengaruh Penggunaan Gas Hasil Elektrolis Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel. Paper Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK-ITS. Suhada, Hendrata. 2002. Fuel Cell sebagai Motor Bakar pada Kendaraan. Jurnal Mesin, Universitas Kristen Petra. Sutomo, et all. 2011. Pengaruh Elektroliser terhadap Kepekaan Bahan Bakar pada Mesin Diesel 1 Silinder 20 HP. Jurnal Teknik Mesin, Gema Teknologi Vol. 16, No. 2. .

16

Anda mungkin juga menyukai