Anda di halaman 1dari 17

Makalah Problem Base Learning

Penyebab Sulit Buang Air Kecil dan Hubungannya dengan Sistem Urinarius

Oleh: Marco 10.2010.095 B3

Fakultas Kedokteran UKRIDA Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat

PENDAHULUAN Dalam tinjauan pustaka ini akan membahas skenario tentang seorang laki-laki berusia 60 tahun sejak 3 bulan lalu mengeluh sulit BAK sehingga harus mengejan. Pada akhir BAK urinnya menetes.Laki-laki tersebut memeriksakan diri ke dokter, dan dianjurkan untuk operasi.datang ke puskesmas dengan keluhan dada sebelah kiri nyeri dan terasa berat sejak 3 hari yang lalu. Dari kasus tersebut akan dibahas secara mendetail sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis maupun pembaca mekanisme ginjal yang menjadi topik perkuliahan di blok 10. Ginjal merupakan suatu organ yang berfungsi untuk mengatur kadar cairan dalam tubuh dan mengeluarkannya dalam bentuk urine untuk itu, ginjal melakukan 3 proses untuk berjalannya sistem kemih tersebut,yaitu filtrasi, reabsorpsi,dan sekresi.

ISI A. STRUKTUR MAKROSKOPIK Traktus urinarius merupakan suatu struktur / organ yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Yang termasuk traktu urinarius adalah: sepasang ginjal, sepasang ureter, vesika urinaria, dan uretra.1 1) Ginjal Ukuran ginjal normal adalah: -panjang:10-13cm -lebar:5-7.5cm -berat:150gram -persentase berat ginjal: 0,5% dari berat tubuh Ginjal berbentuk oval, terletak retroperitoneal di dinding posterior abdomen, setinggi vertebra Torak 12 Lumbal 3. Organ ini terletak secara retroperitoneal dan di antara otot otot punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Setiap ginjal mempunyai kelenjar adrenal pada bagian atasnya. Ginjal kanan biasanya terletak lebih bawah dari ginjal kiri karena ukuran hepar kanan yang besar. Ginjal kanan dipisahkan dengan hepar kanan oleh fleksura hepatorenal. Ginjal kiri berhubungan dengan lambung, limpa, pankreas, yeyunum, dan kolon desenden. Pada cekungan batas medial ginjal terdapat hilus renal. Terdapat tiga bangunan yang melewatinya yaitu arteri renalis, vena renalis, dan pelvis renalis. Vena renalis terletak di anterior arteri renalis yang juga berada di anterior pelvis renalis. Hilus renalis merupakan pintu masuk ke dalam struktur ginjal. Ginjal memiliki permukaan antrior dan posterior, batas lateral dan medial, polus superior dan inferior. Ginjal tersusun atas banyak nefron, yang berfungsi untuk filtrasi dan pembentukan urin. Satu unit nefron terdiri dari : Glomerulus Merupakan suatu gulungan kapiler. Dikelilingi oleh sel sel epitel lapis ganda atau biasa disebut Kapsula Bowman. Bertindak seperti saringan, menyaring darah yang datang dari Arteriol Afferen. Membentuk urin primer yang berupa cairan pekat, kental, dan masih seperti darah, tapi protein dan glukosa, sudah tidak ditemukan
3

Tubulus Kontortus Proksimal Suatu saluran mikro yang amat berliku dan panjang. Mempunyai mikrovilus untuk memperluas area permukaan lumen. Ansa Henle Suatu saluran mikro yang melengkung dan berliku, terdiri dari bagian yang tipis dan yang tebal. Pada bagian yang tipis, didominasi oleh reabsorpsi air.

Sedangkan pada bagian yang tebal, didominasi oleh reabsorpsi elektrolit, seperti NaCl Tubulus Kontortus Distal Suatu saluram mikro yang juga panjang dan berliku. Disini, sedikit dilakukan reabsorpsi air. Ductus Coligentus Suatu saluran lurus dimana berkumpulnya hasil urin setelah melewati Tubulus Kontortus Distal. Bermuara ke Calix Minor Renalis. Yang selanjutnya akan dibawa ke Calix Mayor Renalis, lalu ke Pelvis Renalis.2 Ginjal mendapat suplai darah dari:
a.

renalis a. segmentales a. interlobaris a. arcuata a. interlobularis. 3

2) Ureter Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica urinaria. Panjangnya 25 30 cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui neuron simpatis. Terdiri dari dua bagian : pars abdominalis pars pelvina, berawal ketika ureter menyilang bifurctio arteri iliaka komunis. Ureter berjalan posteroinferior dinding lateral pelvis, anterior dari arteri iliaka interna, dan eksternal dari peritoneum perietal pelvis. Ureter berjalan memasuki vesika urinaria setelah melingkar anteromedial, superior dari muskulus levator ani. Ureter berjalan secara oblik di dalam dinding otot vesika urinaria. Pintu masuknya memberi kontur seperti valvula flap yang akan akan bertindak seperti sfingter bila otot vesika urinaria berkontraksi untuk mencegah refluks urin. Tiga tempat penyempitan pada ureter : uretero- pelvic junction tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis muara ureter ke dalam vesica urinaria

3) Vesica Urinaria Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin dikosongkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ ini mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya mempunyai lapisan otot yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila penuh seperti telur ( ovoid ). Apabila kosong seperti limas. Apex ( puncak ) vesica urinaria terletak di belakang symphysis pubis. Pembuluh getah beningnya adalah Nnll. Iliaca interna dan externa. Vesica urinaria mempunyai bagian: Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini tertutup peritoneum dan berbatasan dengan ileum & colon sigmoideum Corpus Fundus Vesica urinaria mendapat perdarahan dari : 1. Aa. Vesicales superior 2. Aa. Vesicales inferior 3. A. vesiculodeferentialis Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yaitu: Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2. Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus & plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria. Disini terjadi sinapsis dengan serabut-serabut post ganglioner. Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju SSP Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus menuju medulla spinalis L1-2. 4) Uretra Pada laki laki, urethra memiliki panjang hingga 20 cm, dan selain berfungsi untuk mengeluarkan urine, juga berfungsi untuk membawa keluar semen, namun TIDAK pada saat yang bersamaan.
5

Urethra pada laki laki dibagi menjadi 3 bagian : Urethra pars Prostatika Dikelilingi oleh kelenjar prostat, dan merupakan muara dari 2 buah duktus ejakulatorius. Juga merupakan muara dari beberapa duktus dari kelenjar prostat Urethra pars Membranosa Bagian terpendek. Berdinding tipis dan dikelilingi oleh otot rangka sfingter urethra eksterna Urethra pars Cavernosa Bagian terpanjang. Menerima duktus dari kelenjar bulbourethralis dan bermuara pada ujung penis. Sebelum mulut penis, bagian ini membentuk suatu dilatasi kecil, yang disebut Fossa Navicularis. Urethra pada perempuan memiliki panjang yang jauh lebih pendek. Ujung mulut urethra pada perempuan terletak dalam vestibulum, antara Clitoris dan Vagina. Perbedaan panjang dan letak anatomis dari urethra ini, mengakibatkan perbedaan resiko akan terjadinya infeksi saluran kemih. 1 B. STRUKTUR MIKROSKOPIK Proses pembentukan urine dilakukan oleh alat-alat ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra. 1) Ginjal ( Ren) Ginjal terbungkus dalam kapsula jaringan lemak dan kapsula jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri atas bagian korteks dan medulla yang satu sama lain tidak dibatasi oleh jaringan pembatas khusus, namun kedua bagian itu mudah dikenali meskipun bagian medula ada yang mejorok masuk ke korteks dan bagian korteks ada yang diapit oleh bagian medulla. Yang khas, bagian korteks mempunyai korpus Malphigi sedangkan bagian medulla hanya terdiri atas saluran saja. Dalam jaringan korteks ginjal : Glomerulus ginjal (korteks Malphigi) : bangunan ini bentuknya khas, bulat dengan warna lebih gelap daripada sekitarnya karena sel-selnya tersusun lebih padat. Kapsula bowman pars parietalis : merupakan permukaan luarnya ( diliputi epitel selapis gepeng)

Polus tubularis : tautan antara kapsula Bowman pars parietalis dengan tubulus kontortus. Cairan ultrafiltrat (urine primer) : merupakan cairan di ruangan kosong di bawah kapsula bowman pars parietalis dalam keadaan hidup. Polus vaskularis : tempat masuk dan keluarnya arteriol pada glomerulus. Vasa aferen : arteriol yang masuk, yang kemudian bercabang-cabang menjadi sejumlah kapiler yang bergelung-gelung membentuk glomerulus.

Pada beberapa glomerulus dapat dibedakan vasa aferen dari vasa eferen karena kebetulan terpotong pada apparatus juxta glomerulus. Bangunan ini terdiri atas makula densa dan sel juxta glomerulus. Vasa aferen ikut membentuk bangunan ini karena sel juxta glomerulus sebenarnya merupakan sel otot polos dinding vasa aferen di dekat glomerulus yang berubah sifatnya menjadi sel epiteloid. Sel-sel tersebut tampak jernih dan kadangkadang di dalam sitoplasmanya terdapat granula. Di tempat ini, arteriol tidak mempunyai tunika elastika interna. Sisi luar juxtaglomerularis berrhimpit dengan sel yang menyusun makula densa yang merupakan epitel dinding tubulus kontortus distalis. Pada bagian ini sel dinding tubulus tersusun lebih padat daripada di bagian lain. Sel makula densa dan sel juxtaglomerular bersama-sama membentuk apparatus juxta glomerularis. Di antara apparatus juxta glomeruaris dan tempat keluarnya vasa eferen glomerulus terdapat kelompokan sel-sel kecil yang jernih yaitu sel mesangial dan sel polkisen. Pada tubulus kontortus proksimal, saluran ini terpotong dalam berbagai bidang karena jalannya berkelok-kelok. Dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid dengan batas-batas sel yang sukar dilihat. Intinya bulat, biru dan biasanya terletak agak berjauhan dengan inti sel di sebelahnya. Sitoplasma berwarna asidofil. Dinding lateral sel tidak jelas. Permukaan sel yang menghadap lumen mempunyai brush border. Pada tubulus kontortus distalis, saluran ini selalu terpotong dalam berbagai bidang potong. Dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid dengan batas-batas sel yang sukar dilihat. Intinya bulat, biru, tetapi bila diperhatikan jarak antara inti sel di sebelahnya agak berdekatan satu sama lain. Sitoplasmanya berwarna basofil dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak mempunyai brush border. Arteri dan vena interlobularis juga sering disebut a/v kortikalis radiata. Kedua pembuluh ini sering terlihat berjalan berdampingan dan tergolong arteriol dan venula.

Bergantung pada arah potongannya, kedua pembuluh ini dapat terpotong melintang atau memanjang, tetapi selalu berada di dalam jaringan korteks ginjal. Pada daerah yang berbatasan dnegan jaringan medulla (pyramid) pada beberapa preparat dapat ditemukan a/v arkuata yang tergolong arteriol dan venula yang lebih besar daraipada a/v interlobularis. Kolumna Renalis Bertini merupakan jaringan korteks ginjal sebagian ekcil menjorok ke daerah medulla membentuk kolom mengisi celah di antara piramid. Jaringan medulla seperti itulah yang disebut kolumna renalis Bertini. Pada beberapa preparat di sini pun dapat ditemukan pembuluh darah yang juga tergolong a/v interlobaris. Dalam jaringan medulla ginjal : Jaringan medulla ginjal hanya terdiri atas asaluran-saluran yang kurang lebih berjalan lurus. Jaringan medulla ada juga yang menjorok masuk ke dalam daerah korteks. Di dalam korteks ginjal jaringan medulla ini membentuk berkas-berkas yang disebut prosesus Ferreini. Di dalam berkas ini terdapat sekelompok saluran yang gambarannya berbeda dari saluran yang ada di dalam jaringan korteks. Jika berkas itu terpotong melintang biasanya tampak sejumlah saluran lumennya lebih kecil dan dindingnya pun lebih tipis. Di dalam jaringan medulla ginjal yang terapat proseus Ferreini maupun pada piramid terdapat saluran-saluran urine sebagai berikut : Ansa Henle segmen tebal naik ( pars asenden ) . Gambarannya mirip tubulus kontortus distal, tetapi garis tengahnya lebih kecil. Ansa Henle segmen tipis. Gambarannya mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya meskipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikut lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihatr, selain itu lumennya tampak kosong. Ansa Henle segeman tebal ( pars desenden ). Gambarannya mirip tubulus kontortus proksimal, tetapi diameternya lebih kecil. Duktus koligens. Gambarannya mirip tubulus kontortus distal. Tetapi dinding sel epitelnya jauh lebih jelas, sel lebih tinggi dan lebih pucat. Jaringan medulla yang terdapat di dalam piramid gambarannya sama dengan yang terdapat dalam prosesus Ferreini. Tetapi makain dekat ke papilla renis, saluran-saluran yang ada di dalamnya tamopak berdiameter lebih besar, dindingnya dilapisi epitel kubis selapis
8

sampai torak dan disebyt duktus papilaris Bellini. Saluran yang terakhir ini bermuara ke dalam kaliks minor. 2) Ureter Ep transisional dgn sel2 membulat pd kantung yang menyusut, sel2 gepeng pd kantung yg melebar Lamina propria jar ikat dan pembuluh2 Otot polos: longitudinal (dalam), sirkular (tengah), longitudinal (luar)

3) Vesika Urinaria Mukosa vesika urinaria dilapisi epitel transisional dengan jaringan ikat jarang yang membentuk lamina propria di bawahnya. Tunika muskularis terdiri atas berkas-berkas otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tiedak membentuk aturan tertetu, sehingga dalam sajian terlihat berkas ototototo polos yang terpotong dalam berbagai arah. DI antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat jarang. Tunika adventitisia terdiri atas jaringan ikat jarang yang sebagian diliputi oelh peritoneum dan disebut tunika serosa. 4) Uretra Urethra Pria Regions: prostate, urogenital diaphragm, penis P: ~20 cm Mukosa : Ep. Transitional sampai berlapis gepeng Muskularis : Otot polos Adventitia Urethra Wanita Tabung yang pendek dari V. urinaria sampai orificium external P: ~3-4 cm.4

C. MEKANISME KERJA GINJAL Fungsi Ginjal : Pengeluaran zat sisa organic.


9

Pengaturan konsentrasi ion-ion penting. Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Pengaturan produksi sel darah merah.. Pengaturan tekanan darah.. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah.

Sekresi hormone Mengubah bentuk aktif dari vitamin D

Darah yang masuk ke dalam ginjal melalui arteri renalis akan masuk ke ginjal dan akhirnya ke arteriol afferent. Tekanan darah yang masuk ke dalam arteriol ini hanya 40% dari tekanan darah, karena efek dari autoregulasi (45mmHg) . Darah akan mengalami 3 proses penyaringan dan filtratnya akan menjadi urin. 3 proses tersebut adalah: 1) Filtrasi Darah yang masuk ke dalam glomerulus akan difiltrasi, semua zat akan difiltrasi kecuali protein plasma, karena membrane glomerulus memiliki glikoprotein yang memiliki muatan negative yang akan menolak protein untuk difiltrasi. Filtrat glomerulus memiliki komposisi yang hampir sama dengan komposisi cairan plasma. Singkatnya, filtrate glomerulus sama seperti plasma darah kecuali tidak mengandung protein dalam jumlah yang berarti. Selain protein, zat-zat tersebut lolos dalam membrane filtrasi.1 Golerulus filtrasi rate (GFR) adalah kecepatan filtrasi glomerulus per satuan waktu. Besarnya tekanan GFR dipengaruhi oleh 3 macam tekanan yaitu: a. Tekanan kapiler pada glomerulus 45 mm HG b. Tekanan pada capsula bowman 10 mmHG c. Tekanan osmotic koloid plasma 20 mmHG

Sehingga resultan tekanan darah yaitu 10mmHg mengarah ke tubulus proksimal. Jadi tekanan yang mendorong filtrasi glomerulus dapat dikatakan sebagai, tekanan filtrasi = tekanan

10

hidrostatik kapiler (tekanan hidrostatik kapsula + tekanan onkotik protein plasma). Apabila tekanan darah menjadi besar, efek autoregulasi akan membuat arteriol afferent berkonstriksi, sehingga darah yang masuk ke dalam kapiler dapat dibendung. Sebaliknya , apabila tekanan darah rendah, arteriol efferent akan berkonstriksi, sehingga darah yang keluar kapiler dapat ditahan sehingga lebih banyak darah yang difiltrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus sebagai berikut: a. Tekanan glomerulus: semakin tinggi tekanan glomerulus semakin tinggi laju filtrasi, semakin tinggi tekanan osmotic koloid plasmasemakin menurun laju filtrasi, dan semakin tinggi tekanan capsula bowman semakin menurun laju filtrasi. b. Aliran dara ginjal: semakin cepat aliran daran ke glomerulussemakin meningkat laju filtrasi. c. Perubahan arteriol aferen: apabial terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan menyebabakan aliran darah ke glomerulus menurun. Keadaan ini akan menyebabakan laju filtrasi glomerulus menurun begitupun sebaliknya. d. Perubahan arteriol efferent: pada kedaan vasokontriksi arteriol eferen akan terjadi peningkatan laju filtrasi glomerulus begitupun sebaliknya. e. Pengaruh perangsangan simpatis, rangsangan simpatis ringan dan sedang akan menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen sehingga menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus. f. Perubahan tekanan arteri, peningkatan tekanan arteri melalui autoregulasi akan menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah arteriol aferen sehinnga menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus. g. penyumbatan saluran kemih yang menyebabkan tekanan intratubulus meningkat. 1,5 2) Reabsorpsi Rearbsorbsi terjadi di tubulus kontortus proksimal , ansa henle dan tubulus kontortus distal. Semua asam amino, glukosa, dan elektrolit umumnya diserap 99%-100%. Namun urea, asam urat dan kreatinin umumnya disekresi. Mekanisme terjadinya reabsorpsi pada tubulus melalui dua cara yaitu: a. Transfort aktif Zat-zat yang mengalami transfort aktif pada tubulus proksimal yaitu ion Na+, K+, PO4, NO3-, glukosa dan asam amino. Terjadinya difusi ion-ion khususnya ion Na+, melalui sel
11

tubulus kedalam pembuluh kapiler peritubuler disebabkan perbedaan ptensial listrik didalam ep-itel tubulus (-70mvolt) dan diluar sel (-3m volt). Perbedaan electrochemical gradient ini membentu terjadinya proses difusi. Selain itu perbedaan konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar sel tubulus membantu meningkatkan proses difusi tersebut. Meningkatnya difusi natrium diesbabkan permiabilitas sel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi. Keadaan ini dimungkinkan karena terdapat banyak mikrovilli yang memperluas permukaan tubulus. Proses ini memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus. b. Transfor pasif Terjadinya transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada pada lumen tubulus, permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut dalam cairan filtrate dan perbedaan muatan listrikpada dinding sel tubulus. Zat yang mengalami transfor pasif, misalnya ureum, sedangkan air keluar dari lumen tubulusmelalui prosese osmosis.

Terdapat 2 jenis penyerapan, yaitu: -rearbsorbsi obligat Penyerapan yang tidak dipengaruhi oleh hormone dan kebutuhan tubuh. Penyerapan ini terjadi di TKP, 65%air diserap, 100% asam amino dan glukosa diserap di sini juga. Namun penyerapan ini bergantung pada GFR. Na+ merupakan transportasi bagi penyerapan air, Cl- dan glukosa, sehingga Na+ ini bertindak sebagai truk pengangkut ion lain. . -rearbsorbsi fakultatif Penyerapan ini bergantung pada kebutuhan tubuh dan diatur oleh hormone ADH dan reseptor macula densa yang mendeteksi Na+ dalam filtrate. Hormone adh bekerja apabila osmolaritas cairan tubuh tinggi, sehingga kadar ADH akan naik dan akan menyebabkan naiknya tekanan darah, rasa haus dan meningkatnya rearbsorbsi Na+ di tubuli distal. Apabila kadar Na dalam TKD rendah, maka macula densa akan mendeteksi hal tersebut dan sel juskstaglomerularis akan mengeluarkan enzim renin yang akan dibawa ke hati. Hati akan memproduksi angiotensinogen yang akan berubah menjadi angiotensin I. angiotensin I akan diubah menjadi angiotensin II oleh ACE yang diproduksi oleh paru-paru sehingga tekanan darah akan meningkat dan sekresi hormone aldosteron yang menyebabkan penyerapan Na+ dalam tubuli distal akan meningkat sehingga cairan tubuh dapat dipertahankan.

12

Di dalam ansa henle, terjadi mekanisme yang dikenal dalam proses reabsorbsi di kenal dengan sistem counter current. System counter current merupakan suatu system yang terdiri dari 2 pembuluh yang sejajar dan berdekatan dengan arah aliran yang berlawanan. Atau dikenal sebagai mekanisme Pemekatan dan Pengentalan Urin (sistem Countercurrent). Countercurrent multiplier system terdapat di lengkung Henle, suatu bagian nefron yang panjang dan melengkung dan terletak di antara tubulus proximal dan distalis. Sistem multiplikasi tersebut memiliki lima langkah dasar dan bergantung pada transport aktif natrium (dan Klorida) keluar pars ascenden lengkung. Sistem tersebut juga bergantung pada impermeabilizas relatif bagian lengkung ini terhadap air yang menjaga agar air tidak mengikuti natrium keluar. Akhirnya sistem ini mengandalkan permeabilitas duktus - duktus pengumpul terhadap air sehingga menjadi isotonik .

Langkah-langkah pada Countercurrent Multiplier System : 1. sewaktu natrium ditransportasikan keluar pars ascendens, cairan interstisium yang melingkupi lengkung henle menjadi pekat. 2. air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat yang tersisa secara progresif menjadi encer. 3. pars ascendens lengkung bersifat permeable terhadap air. Air meninggalkan bagian ini dan mengalir mengikuti gradien konsetrasi ke dalam ruang intersisium. Hal ini menyebabkan pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu mengalir ke pas ascendens, cairan mengalami pengenceran progrsif karena natrium dipompa keluar. 4. hasil akhir hdala pemekatan cairan interstisium di sekitar lengkung henle. Konsentrasi tertinggi terdapat di daerah yang mengelilingi bagian bawah lengkung dan menjadi semakin encer mengikuti pars asendens. 5. di bagian puncak pars asendens lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik atau bahkan bersifat hipotonik. Di bagi menjadi dua jenis: 1. counter current multiplier : terjadi di ansa henle,air akan keluar dari ansa henle,sehingga terjadi pemekatan urin 2. counter current exchanger : terjadi di vasa recta,dimana sangat membrannya permiabel terhadap bahan tertentu dan air

13

3)

Sekresi Merupakan proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah menuju cairan

tubular untuk kemudian di keluarkan dalam urin. Sekresi tubulus melalui proses: sekresi aktif dan sekresi pasif. Sekresi aktif merupakan kebalikan dari transpor aktif. Dalam proses ini terjadi sekresi dari kapiler peritubuler kelumen tubulus. Sedangkan sekresi pasif melalui proses difusi. Ion NH3- yang disintesa dalam sel tubulus selanjutnya masuk kedalam lumen tubulus melalui proses difusi. Dengan masuknya ion NH3- kedalam lumen tubulus akan membantu mengatur tingkat keasaman cairan tubulus. Kemampuan reabsorpsi dan sekresi zat-zat dalam berbagai segmen tubulus berbeda-beda. Adapun zat yang di ekskresi : 1. Zat seperti ion hidrogen,kalium dan ammonium,produk hasil metabolik, kreatinin, serta obat-obat tertentu secara aktif di sekresi dalam tubulus. 2. Sekresi ion hidrogen dan ammonium membantu dalam pengaturan pH plasma dan keseimbangan asam basa plasma. 4) Pengeluaran Urin Urin yang di hasilkan dari proses- proses di atas akan di keluarkan melalui ureter yang merupakan perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari ginjal serta memiliki aktivitas peristaltic,dimana gelombang peristaltisnya dapat mengalirkan urin,selanjutnya urin di alirkan ke kandung kemih sebagai container penyimpan urin yang letaknya berbeda antara laki laki dan perempuan serta mempunyai otot detrusor yang berkotraksi ketika ingin berkemih .Beralih dari kandung kemih urin akan masuk ke dalam uretra dimana urin akan di eskresikan lewat orifisium uretra eksterna.1 D. KOMPOSISI URINE Urine normal, sebagian dibentuk oleh filtrasi di bawah tekanan kapsul dan sebagian oleh reabsorpsi dan oleh sekresi di dalam tubulus. Urine adalah cairan berwarna pucat yang memiliki variasi warna sesuai kuantitasnya. Urine adalah suatu asam dan mempunyai berat jenis 1015-1025. Urine terdiri dari air,garam, dan produk sisa protein yang disebut urea, asam urat, dan kreatinin. Komposisi rata-rata urine adalah air (96), urea ( 2 persen), asam urat dan garam (masing-masing 2 persen).
14

Persentase urea dalam plasma darah adalah 0,04 dibanding 2 persen di dalam urine, sehingga konsentrasi ditingkatkan 50 kali oleh kerja ginjal. Garam terutama terdiri dari natrium klorida, fosfat, dan sulfat yang sebagian dihasilkan dari penggunaan fosfor dan sulfur, yang terkandung pada makanan berprotein. Garam-garam ini harus direabsorpsi atau terdapat dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan darah pada reaksi normalnya dan mempertahankan supaya air dan elektrolit seimbang. Karena reaksi ini dan konsentrasi garam esensial untuk kehidupan korpus darah dan sel-sel jaringan, fungsi ginjal ini menjadi sangat penting. Kuantitas normal urine yang disekresi ialah 1-5 liter dalam 24 jam, tetapi dapat meningkat akibat minum dan cuaca dingin dan menurun akibat penurunan masukan cairan dan akibat cuaca panas, latihan fisik, dan demam karena hal ini menyebabkan produksi keringat meningkat. Dalam kondisi normal, garam kalium disaring dan direabsorpsi atau diekskresi sesuai kebutuhan, untuk mempertahankan kadar dalam cairan tubuh normal. Pada gagal ginjal, eskresi garam natrium dapat diperiksa sehingga jumlah dalam cairan tubuh dan jaringan meningkat.6

15

PENUTUP Sistem uropoetika merupakan suatu sistem kesatuan yang mengatur proses pembentukan urin dan pembuangannya dari dalam tubuh guna melaksanakan fungsi homeostatis tubuh. Sedangkan traktus urinarius merupakan saluran keluar urin yang meliputi: ginjal, ureter, vesica urinaria, dan uretra. Sulit BAK disebabkan karena adanya gangguan mekanisme pembentukan urine yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi sehingga menyebabkan terganggunya saluran kemih

16

DAFTAR PUSTAKA 1. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta:EGC; 2006. h. 558-93 2. Ethel Sloane, Anatomy & Fisiologi untuk Pemula, EGC, 2004 : 318-29. 3. Rutz, Atlas Anatomi Manusia, Edisi 22, Penerbit EGC, 2008 : 178-84 4. Gunawijaya AF, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2007.h. 148-57 5. Kalbe Medical. Sekilas tentang ginjal. Diunduh dari http://www.sahabatginjal.com/ , 23 September 2011 6. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi ke-10. Jakarta: Kedokteran EGC; 2002. h. 389-40

17

Anda mungkin juga menyukai