Anda di halaman 1dari 11

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE TAHUN 2012 DESA KECAMATAN : BELANTIH : KINTAMANI

KABUPATEN: BANGLI

Oleh Ni Nyoman Trisna Yuliharti T. (0702005136)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA 2012

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN


1.1.

Profil Keluarga Dampingan

Keluarga Bapak I Made Darta memerupakan salah satu keluarga sederhana di banjar Sabang Kaja Desa Belantih. Anggota Keluarga dari Bapak I Made Darta terdiri dari 5 orang. Bapak I Made Darta sebagai kepala keluarga, istri, dan satu orang putra serta dua putri mereka yang masing-masing berumur 20, 12, dan 9 tahun. Bapak I Made Darta beserta keluarga saat ini menempati rumah dengan luas pekarangan 1,5 are yang merupakan satu pekarangan dengan keluarga lainnya. Luas rumah KK I Made Darta sendiri sekitar 5 x 4,5 meter. Rumah keluarga I Made Darta terdiri dari dua ruangan yaitu satu kamar tidur dan satu dapur. Tiap ruangan memiliki 2 jendela dan 1 pintu. Karena berbagi pekarangan dengan KK lainnya Bapak I Made Darta memiliki luas halaman yang sangat sempit sehingga tidak dapat ditanami tanaman dihalaman rumahnya. Untuk lebih jelasnya biodata singkat tentang keluarga Bapak I Made Darta akan dipaparkan dalam tabel berikut : No 1. 2. 3. 4. 5. Nama I Made Darta Wayan Wani Wayan Karma Made Junianti Nyoman Ardiani JK L P L P P Umur 40 th 36 th 20 th 12 th 9 th Pendidikan SMP SD SD Hubungan dgn KK KK Istri KK Anak I KK Anak II KK Anak III KK Pekerjaan Petani IRT Petani -

1.2. Ekonomi Keluarga Binaan 1.2.1 Pendapatan Keluarga Pendapatan utama dari keluarga Bapak I Made Darta adalah dari hasil pekerjaannya sebagai petani. Bapak I Made Darta bekerja sebagai petani di lahan orang lain yang dikenal dengan istilah nyakap. Selain itu Bapak I Made Darta juga bekerja sebagai buruh serabutan dan jika diperkirakan penghasilan yang diperoleh oleh Bapak I Made Darta dalam satu tahun adalah sekitar Rp. 500.000 itupun penghasilan tidak menentu tergantung dari hasil panen dan jumlah pekerja. Pemasukan lain diperoleh dari istri Bapak I Made Darta, Ibu Wayan Wani. Ibu Wayan Wani berprofesi sebagai ibu

rumah tangga dan bekerja sebagai buruh tidak tetap seperti mengangon sapi orang lain dan pekerjaan serabutan lainnya yang tidak setiap hari dapat dilakukan oleh ibu Wayan karena masih sering mengurus anaknya yang masih kecil dan ibu Wayan tidak boleh terlalu lelah karena setahun yang lalu sempat menjalani rawat inap karena infeksi alat kontrasepsi dan penyakit maag. Penghasilan yang diperoleh oleh Ibu Wayan sendiri berkisar antara Rp. 20.000 sampai Rp. 25.000. Jadi penghasilan keluarga Bapak I Made Darta kurang lebih Rp. 600.000 dalam setahun. 1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan sehari-hari Untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Made Darta menghabiskan pengeluaran sekitar Rp. 20.000 yang digunakan membeli beras + 1 kg , lauk pauk, minyak, bumbu dapur, dan transportasi bapak I Made Darta ketempat kerja karena letak tempat kerjanya lumayan jauh dari rumah. Pengeluaran lainnya seperti biaya listrik untuk setiap bulannya sekitar Rp. 20.000 karena memakai listrik paketan jadi satu keluarga dikenakan Rp. 20.000, sedangkan untuk air mereka tidak menggunakan PLTA tetapi mendapat bantuan dari pemerintah, jika persediaan habis maka mereka mengambil air disungai dan menampung air hujan jadi mereka tidak ada pengeluaran untuk air. Penghasilan yang diperoleh I Made Darta selalu habis dan sampai saat ini belum memiliki tabungan untuk masa depan.

b. Kesehatan Ditinjau dari kesehatan, Bapak I Made Darta memiliki penyakit hipertensi sejak dua tahun yang lalu, sedangkan istri dari KK, Ni Wayan Wani pernah memiliki riwayat penyakit infeksi KB dan dirawat inap di RSUD Sanjiwani Gianyar dan pernah juga dirawat di RSUD Bangli oleh karena penyakit maagnya kambuh. Untuk anak-anak Bapak I Made Darta sendiri penyakit yang sering diderita diantaranya panas, batuk dan pilek. Untuk pengobatan penyakit, keluarga Bapak I Made Darta memilih berobat ke Puskesmas Kintamani III yang berlokasi di Desa Belantih. Keluarga Bapak I Wayan Darta memiliki Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) sehingga bila berobat ke Puskesmas tidak akan dipungut biaya. c. Pendidikan

Keluarga Bapak I Made Darta membiayai kedua anaknya yang sekarang masih sekolah di pendidikan sekolah dasar. Anaknya yang pertama sudah tamat SMP dan sudah mulai mencari pekerjaan. Kedua anaknya yang masih kecil bersekolah di SDN 1 Belantih. Anak yang pertama duduk dikelas 6 SD, sedangkan anak yang kedua duduk dikelas 3 SD. Untuk biaya sekolah yaitu untuk biaya SPP mereka mendapatkan bantuan jika berprestasi, namun kadang-kadang Bapak I Made Darta masih perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp 150.000,00 untuk SPP kedua anaknya dalam sebulan. Sedangkan untuk buku pelajaran mereka mendapatkan pinjaman dari sekolah. Untuk biaya transportasi kesekolah karena letak sekolahnya tidak begitu jauh mereka berjalan kaki kesekolah. Mereka mendapatkan uang jajan setiap harinya masing-masing Rp. 2.000,00.

d. Sosial Keluarga Bapak I Made Darta tidak menganggarkan secara khusus keperluan-keperluan sosial yang diperlukan seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka (sakit, kematian, ngaben), uang untuk hadiah apabila terdapat warga yang punya hajatan dan sebagainya.

e. Kerohanian Seluruh anggota keluarga Bapak I Made Darta beragama Hindu. Untuk keperluan sembayang sehari-harinya, istri dari Bapak I Made Darta membuat sendiri canang maupun segehan yang diperlukan. Setiap odalan tiap KK akan dikenakan pepesuan banten (mengeluarkan banten) seperti tumpeng, nasi, jejahitan dll.

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1 Permasalahan Keluarga Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan maka peserta melakukan beberapa kunjungan ke kediaman keluarga dampingan yaitu keluarga Bapak I Made Darta. Selama kunjungan peserta melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan keluarga dampingan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan kepala keluarga mengenai program KKN terutama KK dampingan, membantu pengajaran pendidikan anak-anak Bapak I Made Darta serta melihat-lihat suasana rumah tinggal dan kegiatan sehari-hari KK dampingan. 2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga Pendapatan yang diperoleh oleh keluarga Bapak I Made Darta dapat dikatakan sangat sedikit, jumlah pendapatan yang jauh lebih sedikit dari pengeluaran yang harus dikeluarkan. Keluarga Bapak I Made Darta sendiri bahkan tidak memiliki perencanaan prioritas kebutuhan dan perencanaan tabungan untuk hal-hal yang mendadak seperti sakit, kematian, iuran banjar, pendidikan anaknya kelak dan sebagainya. 2.1.2 Masalah Penataan Bangunan Tanah tempat tinggal keluarga Bapak I Made Darta menjadi satu pekarangan dengan rumah keluarga lainnya. Di tempat tinggal keluarga Bapak I Made Darta hanya terdapat satu bangunan yang terdiri dari satu dapur dan satu kamar tidur untuk keluarga dan satu bangunan tempat suci (sanggah). Rumah ini juga masih menggunakan kayu sebagai dinding dan lantai. Keluarga Bapak I Made Darta belum memiliki WC atau toilet pribadi dipekarangan rumahnya karena luas pekarangan yang sangat sempit. Untuk mandi dan mencuci dilakukan di ruangan semi terbuka, yaitu di halaman yang ditutupi dengan dua bilah kayu. Sedangkan untuk keperluan buang air besar dan buang air kecil, keluarga biasanya melakukannya di kebun belakang rumah. 2.1.3 Masalah Pendidikan Bapak I Made Darta kurang mampu didalam menemani ataupun menuntun anaknya belajar yang saat ini duduk dikelas 3 dan 6 SD, sebab Bapak I Made Darta dan istrinya tidak bersekolah dulunya, sehingga Bapak I Made Darta kurang dapat membantu proses belajar anaknya. Anak pertama Bapak I Made Darta sudah tamat SMP namun tidak

melanjutkan sekolahnya lagi, dan memilih untuk langsung bekerja, sehingga yang membantu adik-adiknya belajar adalah anak pertama KK. 2.1.4 Masalah Kesehatan Dalam 6 bulan terakhir ini keluarga Bapak I Made Darta merasa tidak mengalami masalah dalam kesehatan. Bapak I Made Darta mengatakan sudah tidak control obat hipertensi lagi ke Puskesmas karena gejala yang dulu sering ia rasakan seperti sakit kepala sudah jarang muncul. Namun hal ini menjadi masalah karena penyakit hipertensi merupakan penyakit yang harus dikontrol dengan obat secara teratur. Sedangkan ibu Wayan Wani selalu ke Puskesmas setiap maagnya kambuh dan sudah mengatur pola makannya, sehingga maagnya jarang kambuh. 2.2 Prioritas Masalah Prestasi akademik anak-anak Bapak I Made Darta tidak terlalu baik, dikarenakan minimnya bimbingan dari keluarga. Anak-anak setelah pulang sekolah sampai pukul lima sore berada di ladang membantu orang tua, sehingga waktu untuk belajar hanya pada malam hari dan dirumah Bapak I Wayan Darta penerangan untuk malam hari sangat redup sehingga tidak baik digunakan untuk belajar anak. Kesehatan Bapak I Made Darta juga menjadi prioritas masalah karena Bapak I Made Darta tidak kontrol tekanan darah dan obat secara teratur. Alasan Bapak I Made Darta adalah karena Bapak I Made Darta merasa baik-baik saja. Gelaja seperti sakit kepala yang sering ia rasakan dahulu sudah jarang ia alami. Bapak I Made Darta belum mengetahui secara jelas mengenai penyakit hipertensi, faktor resiko, dan komplikasi apa yang bisa terjadi jika tidak control tekanan darah dan obat secara teratur.

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Berdasarkan permasalahan yang ada pada keluarga ini terutama berdasarkan masalah prioritas yaitu mengenai pendidikan maka dibentuk program dalam membantu keluarga binaan ini yaitu : 1. Taman Baca dan Pengajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Bali di Bale Banjar desa Belantih 2. Memberikan pelajaran secara private kepada anak bapak I Made Darta yang masih bersekolah 3. Menangani kasus kesehatan Bapak I Made Darta dengan prinsip kedokteran keluarga

3.2 Jadwal Kegiatan No 1 Program Mengadakan dan Pengajaran Bahasa Inggris Bahasa di Banjar Belantih dan Bali Bale desa Jadwal Kegiatan Ini merupakan salah satu program yang ini rutin diadakan seminggu 3 kali dalam sebulan yaitu pada hari Rabu, Kamis, dan Jumat. Keterangan

Taman Baca diadakan oleh KKN desa Belantih, kegiatan

Memberikan private

Kegiatan ini dilakukan di rumah keluarga pada pukul 15.00-17.00. Ini dilakukan dengan membuat perjanjian terlebih dahulu dengan

pelajaran secara bapak I Made Darta. Kegiatan ini dilakukan

anak-anak.

Menangani masalah kesehatan kedokteran keluarga

Penanganan secara

masalah

kesehatan

dengan

prinsip kedokteran keluarga ini dilakukan personal, kolaboratif, korrdinatif, berkesinambungan, masyarakat, dan lingkungan.

dengan prinsip paripurna, keluarga,

mengutamakan pencegahan, dan menimbang Kegiatan ini dilakukan setiap melakukan kunjungan, yaitu member informasi mengenai penyakit, mengukur tekanan darah Bapak I Made Darta, dan memberi informasi pada Puskesmas untuk membuat jadwal kunjungan berkala ke rumah Bapak I Made Darta.

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1 Pelaksanaan Pelaksanaan dari program yang diajukan dapat berjalan dengan lancar, terutama untuk program pertama yaitu mengadakan taman baca dan pengajaran bahasa Inggris dan Bahasa Bali di Bale Banjar Belantih. Program ini sesuai dengan jadwal yang dimulai pada pukul 14.00-17.00 wita yang berlangsung 3 kali pertemuan dalam 1 minggu yaitu pada hari Rabu, Kamis, dan Jumat. Mereka sangat antusias untuk mengikuti program ini, ini dapat dilihat dari kehadiran mereka setiap kali pertemuan. Sedangkan utntuk program yang kedua yaitu mengajari berhitung dan membaca ini diadakan setelah membuat kesepakatan antara anak-anak dan juga pemberi pelajaran. Kegiatan ini diadakan dirumah bapak I Made Darta dan diadakan pada pukul 15.0017.00 wita. Penanganan masalah hipertensi Bapak I Made Darta juga berjalan dengan baik, dimana dilakukan penyuluhan informasi penyakit hipertensi dan pengukuran tekanan darah setiap kunjungan dilakukan. Bapak I Made Darta juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke Puskesmas dan dari Puskesmas juga disarankan untuk mengadakan kunjungan berkala ke rumah Bapak I Made Darta.

4.2 Hasil Dari kedua program yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan anak-anak didapatkan hasil yang memuaskan anak yang kedua sekarang sudah lebih bisa berhitung yang sebelumnya kurang dikuasai dan mendapatkan pengetahuan yang lebih untuk bahasa Inggris dan bahasa Bali. Sedangkan untuk anak yang ketiga sekarang sudah lebih lancar membaca.

4.3 Kendala Kendala yang didapat selama membina keluarga dampingan adalah susahnya bertemu dengan bapak dan ibu I Made Darta, karena beliau selalu pulang sore menjelang malam. Sehingga untuk bertemu dengan mereka selalu malam sedangkan pencahayaan jalan tidak ada dan cuaca sangat dingin. Sehingga pertemuan dengan mereka menjadi jarang. Sedangkan untuk program yang diadakan untuk anak-anak mereka, untuk program yang pertama karena taman baca

diadakan pukul 14.00 yang berdekatan dengan jadwal pulang sekolah sehingga kadang-kadang mereka merasa capek untuk mengikuti program taman baca dan pengajaran bahasa Inggris dan bahasa Bali. Sedangkan untuk program kedua susahnya membuat kesepakatan untuk mengadakan pelajaran private dan kadang bila anak-anak sudah bermain dengan temantemannya susah untuk diajak belajar.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Masalah utama keluarga Bapak I Made Darta saat ini adalah dalam bidang

pendidikan kedua anaknya dan kesehatan dirinya sendiri, hal ini dapat diatasi mengikutsertakan anak dalam program taman baca dan pengajaran bahasa Inggris dan bahasa Bali dan mengadakan pengajaran private berhitung dan membaca, serta penanganan maslaah kesehatan dengan prinsip kedokteran keluarga. 2. Untuk masalah ekonomi, keluarga Bapak I Made Darta harus membuatan prioritas anggaran belanja dan banjar serta pembuatan tabungan untuk masa depan.

5.2 Rekomendasi Dari hasil pengamatan dan kesimpulan diatas penulis dapat menyarankan agar Bapak dan ibu I Made Darta untuk masalah pendidikan anaknya memberikan dukungan dan semangat untuk anaknya dalam hal waktu belajar sehingga diperlukan agar keluarga mengingatkan jam belajar anak dan pendampingan saat anak belajar dan memberian fasilitas belajar yang lebih layak seperti pembelian lampu belajar bagi anaknya. Untuk masalah kesehatan, disarankan agar Bapak I Made Darta menyadari pentingnya masalah kesehatan karena resiko yang bisa terjadi sebenarnya dapat dihindari jika Bapak I Made Darta mau control ke Puskesmas dengan teratur. Sedangkan untuk masalah ekonomi agar dapat mengatur lagi pengeluaran anggaran belanja keluarga.

Anda mungkin juga menyukai