Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI TOSARAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN SEMESER II TAHUN PELAJARAN 2009/2010

disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK 4501) Program S 1 PGSD Universitas Terbuka

Oleh : Nama NIM Program Studi Masa Ujian : : : : Afghoni 815301241 S1 PGSD 2010.1

UNIVERSITAS TERBUKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANG POKJAR KABUPATEN PEKALONGAN 2010

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BELAJAR IPA PADA PELAJARAN IPA KOMPETENSI DASAR PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DI KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI TOSARAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501) Program S 1 PGSD Universitas Terbuka

Oleh : Nama NIM Program Studi Masa Ujian : : : : Afghoni 815301241 S1 PGSD 2010.1

UNIVERSITAS TERBUKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANG POKJAR KABUPATEN PEKALONGAN 2010

LEMBAR PENGESAHAN
Nama NIM Program Studi Tempat mengajar Jumlah pembelajaran Tempat pelaksanaan : : : : : : Afghoni 815301241 S1 PGSD SD Negeri Tosaran IPA : 2 (dua), IPA PKn 20096 Pebruari 2009 Masalah yang merupakan fokus perbaikan : A. Mata Pelajaran IPA 1. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Belajar IPA pada pembelajaran kompetensi dasar perubahan lingkungan fisik. 2. Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. B. Mata Pelajaran PKn 1. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Examples Non Examples pada pembelajaran materi pengaruh Globalisasi dilingkungannya. 2. Meingkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Semarang, Menyetujui Dosen Pembimbing, Mahasiswa, Mei 2010 PKn : 2 (dua) SD Negeri Tosaran Tanggal Pelaksanaan : : 17 Februari 2010, Siklus I 3 Maret 2010, Siklus II : 15 Februari 2010, Siklus I 1 Maret 2010, Siklus II 20 i

Drs. Achmad Suhud, M.Pd NIP. 19570815 198303 1 005

Afghoni NIM. 815301241

36

MOTTO
1. 2. 3. Ilmu dan amal soleh yang akan menemani kita sampai ke akherat Tiada harta yang lebih berharga dari pada ilmu dan amal soleh Gunakan yang lima sebelum datang yang lima :

a. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu b. Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu c. Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu d. Masa kosongmu sebelum datang masa sibukmu e. Masa hidupya sebelum datang kematiamu (HR. Al Hakim) 4. 5. 6. Hari ini harus lebih baik dari pada hari kemaren, dan hari mendatang Manusia yang merugi adalah yang keadaannya sama persis dengan hari Jika kamu bisa memimpikannya, maka kami bisa melakukannya (Walt harus lebih baik dari pada hari ini kemaren dan tidak ada sedikitpun peningkatan atau kemajuan yang dicapainya Disney)

36

PERSEMBAHAN
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini penulis persembahkan kepada : 1. Ibu tercinta ( Umiyati bin Munawar ) 2. Istri tercinta ( Nur Indayati ) 3. Anak-anak tercinta ( Silma M, Ghani S, Difa AS )

36

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas yaitu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dan pembuatan laporan hasil penelitian tersebut dengan baik. Penyusunan laporan ini untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada program S1 PGSD Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh Semarang. Laporan ini terdiri dari dua PTK yaitu : 1. Mata pelajaran IPA dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Belajar IPA pada Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik di Kelas IV Semester II SD Negeri Tosaran. 2. Mata pelajaran PKn dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Belajar Siswa melalui Penerapan model pembelajaran Examples Non Examples pada pembelajaran PKn Kompetensi Dasar Pengaruh Globalisasi di Lingkungannya Kelas IV Semester II SD Negeri Tosaran. Penyelesaian tugas Penelitian Tindakan Kelas dan pembuatan laporan ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas maupun pembuatan laporan. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Drs.Achmad Suhud, M.Pd yang telah memberi bimbingan dan pengarahan dalam penulisan laporan ini. 2. Para Dosen UT, yang telah memberi bekal ilmu dalam menempuh program SI 3. Ibu Tarjati, S..Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri TosaranKecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang telah memberi izin dan fasilitas selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. 4. Ibu Eni Purwanti, A.Ma.Pd selaku teman sejawat yang telah mengamati, memberi masukan dan membantu memecahkan masalah selama kegiatan PTK berlangsung.

36

5. Teman-teman satu kelompok yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan laporan ini. 6. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang telah berpartisipasi aktif. Demikian laporan yang dapat kami sampaikan. Sebaik-baik laporan disusun pasti ada kekurangannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi rekan-rekan guru yang membutuhkan wawasan pendidikan. Amin.

Pekalongan,

Mei 2010

Peneliti

BAB I
36

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam rangka memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM). Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga pendidikan maupun masyarakat diantaranya dilakukannya upaya-upaya inovasi dibidang pendidikan dan pembelajaran. Berhasil atau tidaknya belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, yaitu faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri dan faktor yang ada di luar siswa (Purwanto, 1991: 102). Faktor yang ada di dalam siswa itu antara lain faktor kematangan / pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan faktor di luar siswa antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial. Namun demikian kemampuan dunia pendidikan akan berfungsi optimal apabila memiliki sistem dan isi yang relevan dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil pendidikan adalah melalui proses pembelajaran yang bermutu sesuai dengan PAKEM. Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogyanya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadinya interaksi sosial. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata. Siswa diberi kesempatan memperoleh pengalaman langsung dengan objek dan interaksi sosial dalam kelompoknya saat mencocokkan konsepsi awalnta dengan konsep yang disepakati ilmuwan. Untuk itu guru memiliki peran strategis dalam menanamkan pengetahuan dan keterampilan bagi siswa. Peran guru yang dominan di kelas dialihkan menjadi fasilitator belajar. Peran ini menuntut kemampuan guru menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien, dan menyenangkan.

36

Proses pembelajaran pelajaran IPA di sekolah dasar dilaksanakan tergantung pada kondisi sekolahnya, baik metodenya atau media pembelajarannya. Secara umum pembelajaran IPA masih disampaikan secara konvensional dalam artian ceramah dan tanya jawab. Peranan guru lebih dominan sebagai penceramah bukan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dan siswa menerima konsep-konsep IPA secara abstrak.Hanya sedikit yang menggunakan metode eksperimen atau demontrasi. Hal itu terkendala pada ketersediaan media pembelajaran, apalagi SD di daerah desa guru hanya mengandalkan sepenuhnya pada buku paket yang bersumber dari dinas pendidikan nasional atau departemen pendidikan kebudayaan atau buku teks lain. Karena tidak semua kompetensi dasar pembelajaran IPA menuntut penggunaan metode eksperimen atau demontrasi, maka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, guru dapat menggunaka metode yang bervariasi dengan memanfaatkan alat peraga yang sesuai. Kedudukan media belajar dalam pembelajaran cukup menentukan, sebab meskipun seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran telah menguasai materi dengan baik dan sudah menggunakan metode yang tepat, tetapi jika tidak memanfaatkan alat peraga, terlebih lagi untuk SD, maka tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara optimal. Rendahnya kualitas pendidikan dan rendahnya daya serap siswa terhadap materi IPA kelas IV semester II di SD Negeri Tosaran kecamatan Kedungwuni pada kompetensi dasar perubahan lingkungan fisik, terbukti dari hasil tes formatif nilai rata-ratanya masih rendah. Dari 27 sisiwa yang memperoleh nilai di atas 70 ada 9 anak atau 33,33 % dan yang memperoleh nilai di bawah 70 ada 18 anak atau 66,67% dengan nilai rata-rata kelas 60,29. Belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 80 %. 1. Identifikasi Masalah. Berdasarkan hasil diskusi dengan pra siklus antara lain : teman sejawat dan Dosen Pembimbing terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran

36

a. Siswa kurang perhatian dalam proses pembelajaran. b. Penjelasan guru terlalu abstrak c. Siswa menerima konsep tidak secara kongkrit d. Sebagian siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran e. Banyak siswa yang tidak bisa menjawab petanyaan dengan benar. f. Hasil tes formatif nilai rata-ratanya masih rendah 2. Analisis Masalah Dengan melihat hasil prestasi yang kurang memuaskan, guru dibantu oleh teman sejawat mencoba menganalisis masalah untuk mengetahui penyebab kegagalan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis masalah sebagai berikut: a. Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. b. Guru terlalu cepat pada saat menjelaskan materi pelajaran. c. Guru tidak memanfaatkan alat peraga yang sesuai. d. Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat. e. Guru kurang memberi motivasi belajar pada siswa Berdasarkan uraian tersebut, peneliti selaku guru kelas IV di SD Negeri Tosaran dan selaku mahasiswa program S1 PGSD Universitas Terbuka berupaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mengadakan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan melalui penelitian tindakan kelas, guru melakukan penelitian di kelasnya yang dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer dalam peningkatan kinerja guru dan prestasi belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba melakukan upaya perbaikan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar peristiwa banjir dan metode diskusi kelompok.

36

B. Rumusan Masalah Berdasarkan analisa masalah dan solusi pemecahannya maka kami merencanakan perbaikan pembelajaran dengan rumusan masalah sebagai berikut : Apakah melalui penerapan model pembelajaran Belajar IPA dalam proses pembelajaran IPA kompetensi dasar perubahan lingkungan fisik di kelas IV semester II SD Negeri Tosaran aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar perubahan lingkungan fisik. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan penggunaan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan aktivitas, dan partisipasi serta prestasi belajar siswa. b. Mendiskripsikan pemanfaatan alat peraga gambar kerusakan lingkungan untuk meningkatkan aktivitas, partisipasi, dan prestasi belajar siswa. c. Mengetahui dampak perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan pemanfaatan alat peraga gambar kerusakan lingkungan. c. Memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesi (PKP) PDGK 4501 program S1 PGSD Universitas Terbuka. D. Manfaat Penelitian Harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat : 1. Bagi Guru a. Memiliki pengalaman profesional mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai PAKEM. pembelajaran di kelas. 2. Bagi Siswa

36

a. Mengatasi kesulitan belajar siswa. b. Memotivasi siswa dalam belajar. c. Meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Mengikuti proses pembelajaran yang menantang , menyenangkan, dan bermakna. 3. Bagi Sekolah a. Memiliki peluang untuk memberdayakan guru-guru yang profesional demi kemajuan sekolah. b. Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas yang ada di sekolah. 4. Bagi Instansi Terkait Memiliki tenaga pendidik yang kompeten, profesional dan mampu meningkatkan mutu pendidikan sesuai Standar Nasional Pendidikan.

36

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakaukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Guru dianggap paling tepat melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena : a. Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjannya. b. Temuan penelitian biasa/formal sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran. c. guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya. d. Interaksi guru dan siswa berlangsung secara unik. e. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakakukan penelitian dikelasnya. Tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu sistematis, hirarkis, dan ilmiah. Manfaat penelitian tindakan kelas : a. Sebagai jalan para pendidik yang ingin menambah ilmu pengetahuan, melatih praktek pembelajaran di kelas dengan berbagai model pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Untuk meningkatkan kualifikasi guru, agar guru merasa percaya diri dalam menjalankan profesinya, dan dapat mengembalikan harga dirinya. 2. Teori Belajar Dan Pembelajaran Andi Mappiare (1982:62) mengemukakanMinat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain

36

yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Dengan demikian, jika seorang pendidik tidak menghiraukan minat anak didiknya, besar kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan dengan lancar, sebab tidak sesuai dengan harapan, pendirian, perasaan, atau kecenderungan-kecenderungan anak didik. Jones, dalam Djumhur dan M. Surya (1975 : 10 ) menyatakan bahwa : Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian dengan Mortensen & Scmuller, dalam Prayitno dan E. Amti (1994 : 94) Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana, setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi. 3. Hakekat Belajar Ilmu Pengetahuan Alam a. Hakekat Sains Pengertian Sains: Sains adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah (hakekat Sains h.1). Sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia (Nash 1963 dalam buku hakekat Sains h.2). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sains adalah suatu cara atau metode untuk dapatkan pengetahuan dengan mengamati sesuatu yang ada di dunia ini dan pengetahuan yang

diperoleh tersebut dapat diuji kembali kebenarannya melalui metode ilmiah. Untuk memahami sains (menurut Bernal dalam hakekat sains h.3) haruslah melalui berbagai pemahaman yaitu: Sains sebagai institusi diartikan sebagai suatu kelembagaan imajiner, sebagainya. Sains sebagai suatu metode yaitu sebagai suatu proses yang masih terus berkembang/berubah. Metode sains terdiri dari sejumlah kegiatan baik mental maupun manual, termasuk observasi, eksperimen, klarifikasi, pengukuran, dan sebagainya. Sains sebagai kumpulan pengetahuan: Pengetahuan sains merupakan kumpulan kebenaran yang tidak mutlak dan jumlahnyapun selalu berkembang karena kebenarannya dapat diperiksa setiap saat oleh orang lain ataupun diulang observasinya. Sains senagai faktor pengembang produksi. Sains sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap. Pengertian sains ternyata mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Pda mulanya sauns merupakan pengetahuan biasa, lambat laun pengertiannya berubah menjadi pengetahuan yang rasional lepas dari takhayul, dan kepercayaan seperti pada zaman Yunani, kemudian berkembang lagi menjadi pengetahuan yang didapat dari metode ilmiah. Namun metode ilmiah itupun nampaknya berkembang pila pengertiannya. Pada mulanya dikatakan ilmiah asalkan yang masuk akal (rasional) dan sesuai dengan obyeknya. Namun kelembagaan dari bidang profesi tertentu seperti: bidang profesi hukum, bidang kesehatan, bidang pendidikan dan

kemudian persyaratannya bertambah yaitu syarat kuantitatif bahkan pada zaman sekarang persyaratan itu ditambah lagi yaitu haruslah bersifat pragmatis. Nilai-nilai Sains Sains mempunyai banyak nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam sains adalah sebagai berikut: Nilai-nilai sosial dari sains terdiri dari nilai etika dan estetika, nilai moral humaniora, nilai ekonomi. Nilai-nilai pedagogik/psikologis dari sains terdiri dari sikap mencintai kebenaran, sikap tidak purbasangka, menyadari kebenaran ilmu tidak mutlak, keyakinan bahwa tatanan alam bersifat teratu, bersifat toleran terhadap orang lain, bersikap ulet, sikap teliti dan hati-hati, sikap ingin tahu, sikap optimis. b. Hakekat Mengajar Hakekat mengajar menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982): Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Kalau pengertian dianut maka tujuannya adalah penguasaan pengetahuan oleh anak. Hal ini berarti anak pasif guru centered. Guru berperanan, lagi bahan pelajaran bersifat intelektualitas. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak. Hanya disini ditekankan penyampaian pewarisan dari anak Kalau ini yang dianut maka masalahnya hampir sama seperti hal tersebut. pengetahuan (kebudayaan) pada hal diharapkan

mengembangkan kebudayaan dengan menciptakan kebudayaan yang selaras dengan tuntutan zaman. Mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Kalau pengertian ini yang dianut maka pengertiannya sama dengan pengertian mendidik. Guru hanya

membimbing c. Hakekat Belajar

(mengatur

lingkungan)

anak

belajar

untuk

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Belajar juga akan lebih baik, kalau subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Disamping difinisi tersebut, ada pengertian lain yang cukup banyak, baik dilihat secara mikro maupun secara makro, dilihat dalm arti luas atau pun terbatas. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagi kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya, kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan (Sardiman, 1990: 22-23). Difinisi atau konsep ini adalah praktek banyak dianut di sekolah-sekolah bahwa belajar adalah proses mentransfer pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap untuk membentuk kepribadian seutuhnya. d. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Pada setiap tahap pengajaran ilmu pengetahuan alam, sudah mempunyai gambaran hasil-hasil yang diharapkan. Mengembangkan tujuan pendidikan yang mencakup pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan tingakat kematangan anak. Sementara itu dalam pengembangan materi ilmu pengetahuan alam diharapkan materi tersebut berfungsi dalam mencapai tujuan.Materi tersebut diurutkan secara logis dan sistematis. Demikian pula dalam melaksanakan pengajaran IPA diharapkan pelaksanaan tersebut mencapai hasil yang cukup memuaskan. Sejumlah harapan

yang dirumuskan perlu diperiksa apakah harapan sudah terwujud atau belum dalam setiapm tahap. Untuk keperluan itu diperlukan kegiatan penilaian. Penilaian itu dimaksudkan untuk memeriksa kesesuaian antara apa yang diharapkan dan apa yang tercapai. Hasil tersebut dapat dipeergunakan untuk memperbaiki dalam mendekatkan tujuan yang diinginkan terutama dalam materi IPA. Jadi mengajar dapat diartikan menanamkan pengetahuan, menyampaikan pengetahuan dan kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan untuk menyampaikan sebuah ilmu atau keterampilan. 4. Alat Bantu Pelajaran Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Fiksatif (fixative property) Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek. b. Manipulatif (manipulatif property) Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. c. Distributif (distributive property) d. Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu. Pengertian Alat Bantu Pelajaran. Pengertian alat bantu pelajaran: Suatu alat bantu pelajaran adalah sebagai perantara, pengantar pesan dari pengirim pesan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, alat bantu pelajaran adalah suatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan , perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Dengan penggunaan alat bantu pelajaran yang tepat dapat menambah belajar seorang siswa dalam satu periode pengajaran dan mempercepat seluruh proses pelatihan, sebaliknya penggunaan alat bantunpelajaran yang tidak tepat akan menyebabkan siswa-siswa salah paham terhadap pokok yang diberikan dan sangat merintangi mereka mencapai hasil belajar seperti yang diinginkan dari pelajaran tersebut. Macam-macam Bentuk Alat Bantu Pelajaran. Menurut Rustaman (2003), alat bantu pelajaran berdasarkan jenisnya dapat dikelompokkan sebagai berikut. Media asli hidup seperti Akuarium dengan ikan dan tumbuhannya, Terrarium dengan hewan darat dan tumbuhannya, kebun binatang dengan hewan yang ada, kebun percobaan, insektarium berupa kotak kaca yang berisi serangga. Media asli mati misalnya herbarium,taksidermi, awetan dalam botol, bio plastik dan diorama. Media asli benda tak hidup contohnya: berbagai contoh batuan mineral, kkereta api, pesawat terbang, mobil, gedung dan papan temple. Media asli tiruan atau model contoh: Model irisan bagian dalam bumi, model penampang melintang batang dikotil, penampang daun, model torso tubuh manusia yang dapat dilepas dan dipasang kembali, model globe model atum, model DNA dan lain-lain. Mediagrafis misalnya bagan, diagram, grafis, poster, plakat, gambar, foto, lukisan, charta. Media dengar misalnya program radio, program MP3, tape recorder, piringan hitam, CD, kaset. Media proyeksi terdiri dari proyeksi diam misalnya slide, transparan.

Proyeksi gerak misalnya film atau gambar bergerak Media cetak misalnya buku cetak, koran. Manfaat Alat Bantu Pelajaran. Secara umum alat bantu pelajaran mempunyai manfaat antara lain: Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra. Memudahkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang disajikan dengan ABP. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Mempertinggi daya ingat siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajarinya. 5. Metode Mengajar a. Metode Ceramah Pengertian Metode Ceramah. Metode ceramah adalah cara mengajar dengan ceramah, yang dapat dikatakan juga sebagai teknis kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterampilan atau informasi, atau uraian tenteng suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan (Strategi Belajar Mengajar, Dra. Roestidjah, NIC 1991 H. 136) Alasan Penggunaan Metode Ceramah Alasan menggunakan metode ceramah adalah: Sekolah tidak memiliki bahan bacaan tentang masalah yang akan dibicarakan atau yang diajarkan. Jumlah siswa yang terlau banyak, tidak sesuai dengan alat bantu pelajaran yang tersedia.

Guru memiliki keterampilan berbicara yang dapat menarik perhatian siswa. Guru yang sedang mengajar bermaksud membuat kesimpulan pelajaran yang baru diberikan. b. Metode Tanya Jawab Pengertian Metode Tanya jawab. Metode Tanya jawab adalah suatu tehnik untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau guru yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab. Metode ini hampir mirip dengan metode diskusi hanya berbeda dalam cara, jenis pertanyaan yang dikemukakan guru, dan sifat partisipasi yang diharapkan dari siswa. Dalam metode tanya jawab, guru pada umumnya berusaha menanyakan apa siswa telah mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan atau proses pemikiran yang dipakai oleh siswa. Tujuan Menggunakan Metode Tanya Jawab. Tujuan menggunakan Metode Tanya jawab adalah: Siswa dapat mengerti atau memahami tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca sehingga mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang fakta tersebut. Siswa mampu menjalaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang ditimbulkan dalam memecahkan masalah. Menyimpulkan atau mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang dibaca. Dengan dibantu tanya jawab siswa akan tersusun jalan pikirannya sehingga mencapai perumusan yang lebih baik dan cepat. c. Metode Diskusi Pengetian Metode Diskusi

Pengertian diskusi menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982) adalah proses bertukar pikiran mengenai suatu top[ik tertentu sehingga mendapat beberapa konklusi pendapat yang dapat diterima. Melakukan sesuatu sangat berguna bila mengetahui terlebih dahulu masalahnya dan turut membahasnya. Metode ini sangat tepat situasi dimana: pertanyaan menarik minat siswa, pertanyaan mempunyai kemungkinan jawaban yang lebih dari satu, pertanyaan tidak menyatakan manakah jawaban yang benar. Tujuan Penggunaan Metode Diskusi Tujuan menggunakan metode diskusi adalah: Mempertinggi partisipasi siswa dalam proses Mempertinggi partisipasi kelas sebagai belajar mengajar secara individu. keseluruhan dalam proses belajar mengajar. 6. Model Pembelajaran Belajar IPA atau CLIS a. Pengertian Model CLIS dikembangkan oleh kelompok Childrens Learning in science di Inggris yang dipimpin oleh Driver (1988, Tytler, 1996). Rangkaian fase pembelajaran pada model CLIS oleh Driver (1988) diberi nama general structure of a constructivist teaching sequence, sedangkan Tytler (1996) menyebutnya constructivism and conceptual change views of learning in science. b. Urutan Pembelajaran CLIS Model CLIS terdiri aras lima tahap utama, yakni orientasi atau orientation (a), pemunculan gagasan atau elicitation of ideas (b), penyusunan ulang gagasan atau restructuring of ideas (c), penerapan gagasan atau application of ideas (d), pemantapan gagasan atau review change in ideas (e)

B. Kerangka Berpikir

Guru Kondisi Awal Belum menggunakan ABP

SISWA Hasil Belajar IPA rendah

Tindakan

GURU : Menggunakan ABP Kerusakan lingkungan

Siklus 1 : Menerapkan model pembeljaran Belajar IPA sesuai PAKEM

Kondisi Akhir

Hasil Belajar IPA meningkat

Siklus 2 : Mnerapkan model pembeljaran Belajar IPA sesuai PAKEM

DAFTAR PUSTAKA Arsyad Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Cerapindi Persada. Depdiknas. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2005. Hakekat Sains. Jakarta Depdiknas. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta Djamrah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional. Djamrah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Nono Sutarno, 2006. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional Pasaribu dan B. Simandjuntak. 1982, Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rasito. Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Raven. 1002 Fakta dan Data (Elexmedia). Atlas Anatomi Sardiman A.M, 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers Susilo Herawati, 1999, PetaKonsep, Alat Pembelajaran Yang penting Untuk Pembelajaran Sains Dengan Filosofi Konstruktivisme, Malang

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dilaksanakan di kelas IV semester II SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan perbaikan dalam 2 siklus Tabel 1. No 1. 2. 3. Jadwal pelaksanaan sebagai berikut : Waktu Siklus I , Rabu, 17 Februari 2010 Siklus II, Rabu, 3 Maret 2010 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Profil Sekolah

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Pada saat pelaksanaan tindakan, SD Negeri Tosaran telah selesai mengadakan renovasi terhadap ruang kelas I, II, dan III. Ruang kelas IV sebagai tambahan renovasi belum bisa diselesaikan mengingat dana yang tidak mencukupi. Oleh karena itu pembelajaran di kelas IV menggunakan ruang kelas III. Sedangkan siswa kelas II masuk siang menempati ruang kelas I. Kondisi dan situasi SD Negeri Tosaran berada di tengah wilayah desa Tosaran memiliki dua unit gedung yang terdiri dari enam ruang kelas, satu ruang guru, dan satu ruang kepala sekolah, serta memiliki fasilitas pendukung satu set komputer.

Jumlah guru dan tenaga kependidikan ada 11 orang yang terdidri dari : 1 Kepala sekolah, 6 Guru kelas, 3 Guru mapel, 1 tenaga kependidikan. Tabel 2.
Jumlah guru / tenaga kependidikan 12 S1 1 PNS D2 6 SMU S1 1

Klasifikasi Pendidikan
Guru WB D2 SMU 2 S1 Tenaga Kependidikan PNS WB D2 SMU 1 SMU SMP -

Tabel 3.
Jumlah Siswa 167 L

Jumlah Siswa menurut kelas.


Kelas I P 14 L 15 20 II P 10 L 18 III P 11 L 15 IV P 12 L 15 V P 11 L 13 VI P 13 Ket.

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV SD Negari Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang berjumlah 27 orang. Terdiri dari 15 laki-laki dan 12 perempuan. B. Siklus 1 Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas kegiatan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 1. Perencanaan Tindakan a. Tahap perencanaan penelitian bekerjasama dengan teman sejawat sebagai pengamat dan bimbingan guru pemandu. b. Menyusun rencana kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan memanfaatkan alat peraga gambar kerusakan lingkungan fisik c. Mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru. d. Mempersiapkan dan membuat alat peraga e. Merancang tes formatif Deskripsi Per Siklus

f. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I. g. Setelah rencana perbaikan pembelajaran telah disetujui oleh guru pemandu, peneliti ijin kepada kepala SD Negeri Tosaran untuk mengadakan penelitian sekaligus sebagai perbaikan pembelajaran IPA. 2. Pelaksanaan Perbaikan Langkah-langkah umum pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang ditempuh adalah kegiatan awal. Kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan inti perbaikan pembelajaran siklus I dengan penerapan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) adalah sebagai berikut :
No 1. Tahap Orientasi Kegiatan Guru Menyuruh siswa untuk mengamati gambar, memberi pertanyaan,Sebutkan peristiwa alam yang terlihat pada gambar ? dan tunjukkan gambarnya! Menginstruksikan siswa untuk menuliskan apa yang diketahui tentang gambar dengan berpasangan Membimbing siswa berdiskusi kelompok Guru menyuruh siswa mendemontrasikan peristiwa erosi dan banjir Membimbing siswa yang kurang mengerti dengan kosep materi Menyuruh siswa untuk menjelaskan langkahlangkah dalam menghadapi banjir Memberi pertanyaan kepada beberapa siswa tentang konsep untuk menguatkan gagasan Kegiatan Siswa Menjawab bergantian sambil menunjukkan gambarnya Keterangan Guru meminta siswa menjawab bergantian secara cepat

2.

Pemunculan gagasan

Mendiskripsikan gambar dan mengerjakan LKS 1

Siswa berusaha mengisi peta konsep

3a. 3b. 3c.

Pertukaran gagasan Situasi Konflik Konstruksi gagasan baru Penerapan gagsan Pemantapan gagasan

4.

5.

Berdiskusi kelompok Jawaban LKS mengerjakan LKS 2 1 dan 2 gabungkan Mengamati Semua siswa demontrasi peristiwa aktif erosi dan banjir berpartisipasi Berkelompok Beberapa memperbaiki siswa perlu jawaban pada LKS 1 dibimbing dan 2 Mengungkapkan Siswa langkah-langkah menyampaikan dalam menghadapi secara lisan banjir Mengemukakan Pertanyaan jawaban dapat diulangulang

3. Pengamatan/Observasi Observer dengan instrumen pengamatan di belakang mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru saat memberi materi pelajaran IPA dengan menitikberatkan pemanfaatan alat peraga, penerapan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan keaktivan siswa serta performans guru (lembar observasi terlampir). Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh teman sejawat antara lain : a. b. c. bertanya d. a. diajarkan b. c. 3. Refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dan meminta bantuan saran dari pengamat dan pembimbing dari Dosen Pembimbing diperoleh refleksi sebagai berikut : a. guru belum memanfaatkan alat peraga dengan maksimal b. metode diskusi berpasangan dan kelompok belum efisien c. guru kurang memberikan penguatan materi pelajaran d. hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan minimal klasikal 80 % dengan nilai KKM 70 karena baru mencapai 55,55 % atau hanya 15 anak. masih ada siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran Siswa dalam berdiskusi tidak efisien waktu Guru belum mengelola waktu dengan efisien masih ada siswa yang belum jelas dengan materi yang Hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan-temuan antara lain : Sebelum kegiatan inti guru telah memberikan apersepsi dan Dalam menjelaskan materi pembelajaran guru belum Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk motivasi siswa memanfaatkan alat peraga dengan maksimal

Siklus II Berdasarkan hasil siklus 1 disusunlah rencana perbaikan pembelajaran berupa prosedur kerja yang dilaksanakan di kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dengan langkah-langkah sebagai berikut 1. Perencanaan a. Perencanaan siklus II didasarkan atas refleksi siklus I pada identifikasi dan perumusan masalah, peneliti bekerja sama dengan pengamat dan guru pemandu untuk mengungkap masalah dan mencari jalan pemecahan. b. Menyusun rencana perbaikan yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran Belajar IPA(CLIS) dan Pemanfaatan peta konsep. c. Menyiapkan alat peraga yang sudah ada menambah dengan peta konsep d. Menyiapkan lembar pengamatan sebagai panduan pengamatan dalam melakukan observasi, lembar pengamatan difokuskan pada masalah penerapan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan aktivitas siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. e. Menyusun RPP siklus II 2. Pelaksanaan Perbaikan Perbaikan pembelajaran siklus II dengan melaksanakan aktivitas-aktivitas kegiatan inti selama 45 menit adalah :
No 1. Tahap Orientasi Kegiatan Guru Menunjukkan peta konsep Kegiatan Siswa Beberapa siswa bergantian menjelaskan peta konsep Mendiskripsikan peta konsep menjadi paragraf pada LKS 1 Keterangan Guru meminta siswa maju bergantian secara cepat Siswa berusaha mengubah peta konsep menjadi paragraf Jawaban LKS 1 dan 2 gabungkan Semua siswa aktif berpartisipasi

2.

Pemunculan Menyuruh siswa untuk gagasan mengubah peta konsep menjadi paragraf pada LKS 1 Pertukaran gagasan Situasi Konflik Membimbing siswa berdiskusi kelompok Menyuruh siswa mendemontrasikan peristiwa erosi dan banjir

3a. 3b.

Berdiskusi kelompok mengerjakan LKS 2 Mengamati demontrasi peristiwa erosi dan banjir

3c. 4.

Konstruksi gagasan baru Penerapan gagsan Pemantapan gagasan

5.

Membimbing siswa yang kurang mengerti dengan kosep materi Menyuruh siswa untuk menjelaskan langkahlangkah dalam menghadapi banjir Memberi pertanyaan kepada beberapa siswa tentang konsep untuk menguatkan gagasan

Berkelompok memperbaiki jawaban pada LKS 1 dan 2 Mengungkapkan langkah-langkah dalam menghadapi banjir Mengemukakan jawaban

Beberapa siswa perlu dibimbing Siswa menyampaikan secara lisan Pertanyaan dapat diulangulang

3. Pengamatan/Observasi Pengamat mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru saat memberikan materi pembelajaran IPA dengan menitikberatkan pada pemanfaatan alat peraga (lembar observasi terlampir). Pengamat mencatat temuan-temuan saat pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh temuan-temuan antara lain : a. Sebelum melakukan kegiatan inti, guru melakukan kegiatan awal dengan baik b. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan memanfaatkan alat peraga dengan tepat c. Guru dalam memberikan soal latihan cukup bervariatif d. besar Guru dalam memberikan pertanyaan terhadap siswa sebagian sudah merata

Hasil pengamatan tehadap siswa diperoleh temuan-temuan antara lain : a. Siswa percaya diri dan aktif dalam mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru b. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan cepat dan tepat c. Aktivitas siswa dalam pembelajaran berjalan hidup 4. Refleksi Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran Siklus II ditemukan refleksi sebagai berikut :

a. Dengan menjelaskan materi pelajaran menggunakan alat peraga, pemahaman siswa terhadap materi pelajaran meningkat b. Dengan memberikan soal-soal latihan yang bervariatif dan tanya jawab yang maksimal nilai prestasi siswa meningkat c. Guru dalam proses pembelajaran siklus II telah berhasil dan terbukti siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal klasikal yang ditentukan sesuai KKM sebesar 70 (telah tercapai 81,48 %) C. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data 1. Sumber Data: a. Hasil tes formatif siswa kelas IV SD Negeri Tosaran b. Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan perfomansi guru 2. Cara Pengumpulan Data, melalui a. Teknik Tes: Tes formatif siklus I dan II b. Teknik Observasi: Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan guru D. Indikator Keberhasilan Penggunaan alat peraga gambar dan metode diskusi kelompok dikatakan efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA, jika: a. Hasil Belajar Siswa 1) Rata-rata kelas sekurang-kurangnya 70 2) Persentase tuntas klasikal sekurang-kurangnya 80% (minimal 80% siswa yang memperoleh skor 70) b. Aktivitas Belajar Siswa Nilai aktivitas belajar minimal B Adapun rentangan penilaian aktivitas belajar siswa didasarkan pada: Tabel 4. Tabel nilai aktivitas siswa dan performaansi guru Nilai Angka 81 100 71 80 61 70 Nilai Huruf A B C

51 60 0 50

D E

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PER SIKLUS a. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil tes formatif yang dilaksanakan pada sebelum siklus,siklus I dan siklus II ada peningkatan, baik dalam perolehan prestasi nilai, nilai diatas 70 serta ketuntasan klasikal. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel berikut ini. Tabel 5. No 1 2 3 4 5 6 Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas sebelum siklus f 3 7 4 4 9 27 Nilai rata-rata kelas xi 44,5 50,5 56,5 62,5 68,5 74,5 133,5 353,5 226 250 670,5 1633,5 60,5

Nilai 42 47 48 53 54 59 60 65 66 71 72 - 77 Jumlah

fx

Tabel 6. No 1 2 3 4 5 6 7

Tabel evaluasi belajar sebelum siklus Jumlah siswa 3 14 1 9 27 33,33%

Rentang Nilai 31 40 41 50 51 60 61 70 71 80 81 - 90 91 -100 Jumlah Tingkat ketuntasan

Dari tabel di atas dapat di baca tingkat ketuntasan yang baru tercapai yaitu 33,33 % dari jumlah siswa sebanyak 27 siswa perolehan nilai terendah 42 dan perolehan nilai tertinggi 77

14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
31 40 41 - 50 51 60 61 70 71 80 81 - 90 91 -100

Dari grafik tersebut perolehan nilai 51-60 terbanyak yaitu 14 siswa perolehan nilai terendah antara 41-50 sebanyak 3 siswa sedangkan perolehan nilai tertinggi antara 71-80 baru 9 siswa Tabel 7. No 1 2 3 4 5 6 7 Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas siklus I f xi 1 47,5 53,5 4 59,5 7 65,5 7 71,5 6 77,5 2 83,5 27 Nilai rata-rata kelas Tabel evaluasi belajar siklus I Jumlah siswa 1 4 7 13 2 27 55,55%

Nilai 45 50 51 56 57 62 63 68 69 74 75 - 80 81 - 86 Jumlah

fx

47,5 238 458.5 500.5 465 167 1876,5 69,5

Tabel 8. No 1 2 3 4 5 6 7

Rentang Nilai 31 40 41 50 51 60 61 70 71 80 81 - 90 91 -100 Jumlah Tingkat ketuntasan

Pada tabel menunjukkan tingkat ketuntasan baru mencapai yaitu 55,55% dari jumlah siswa sebanyak 27 siswa perolehan nilai terendah 45 dan perolehan nilai tertinggi 81 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
31 40 41 - 50 51 60 61 70 71 80 81 - 90 91 -100

Pada grafik perolehan nilai 71-80 terbanyak yaitu 13 siswa sedangkan perolehan nilai terendah antara 41-50 sebanyak 1 siswa sedangkan perolehan nilai tertinggi antara 81-90 baru 2 siswa Tabel 9. No 1 2 3 4 5 6 Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas siklus II f 1 4 9 4 6 3 27 Nilai rata-rata kelas xi 55 62 69 76 83 90

Nilai 52 58 59 65 66 72 73 79 80 86 87 - 93 Jumlah

fx

55 248 621 304 498 270 1996 73,93

36

Tabel 10. No 1 2 3 4 5 6 7 Tabel evaluasi belajar siklus II Rentang Nilai Jumlah siswa 31 40 41 50 51 60 1 61 70 4 71 80 13 81 - 90 6 91 -100 3 Jumlah 27 Tingkat ketuntasan 81,48%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil prestasi siswa dari sebelum siklus sampai siklus II dengan memuaskan. Dilihat dari nilai rata-rata kelas pada setiap siklus,pada sebelum siklus perolehan nilai siswa 70 ke atas sejumlah 9 siswa dan ketuntasan klasikal 33,33 % ,sedangkan pada siklus I baru mengalami peningkatan perolehan nilai siswa 70 ke atas sejumlah 15 siswa, dengan ketuntasan klasikal mencapai 55,55%. Namun pada siklus II perolehan nilai siswa 70 ke atas sejumlah 22 siswa dan perolehan ketuntasan klasikal mencapai 81,48%. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai peningkatan hasil perolehan tingkat prestasi siswa dapat dibaca pada diagram dibawah ini.dan data analisis evaluasi belajar dapat dilihat pada lampiran halaman............. Rekapitulasi Hasil evaluasi siswa pra siklus, siklus I dan silus II diperoleh data sebagai berikut : Tabel 11. Hasil Evaluasi IPA Perubahan Lingkungan Fisik Bumi
No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Siswa Agung Aldiansyah Aji Santoso Asrul Muadzun Dimas Arya Saputra Elda Sufroyul Sania Fajar Shodiq Ferdiyanto Pra Siklus 72 60 63 52 52 72 52 Siklus I 77 72 72 65 63 77 58 Siklus II 81 77 81 77 72 81 65

36

No 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Nama Siswa Indra Irawan Khoiril Anam Khamdi Khikmah Sakinah Khusnul Khotimah Malichatus Sakdiyah Miftahirin Miftakhul Janah Muhammad Ilham Rusdi Muhammad Syaefudin Naelul Maghfiroh Nurul Arisna Ratna Listi Refi Mariska Rudiyanto Septiana Sigit Afandi Sunaroh Tutur Insani Widya Amalia Jumlah Rata-rata

Pra Siklus 45 52 60 76 72 72 52 58 60 58 52 72 72 72 45 58 42 58 52 77 1628 60,03

Siklus I 58 63 72 81 72 77 58 72 72 65 63 77 77 77 58 72 45 65 63 81 1852 68,59

Siklus II 65 72 72 92 77 92 63 72 72 72 72 81 81 81 63 77 52 72 72 92 2026 75,03

Tabel 12. Hasil Ketuntasan Tes Pra Siklus, Tes Siklus I, Tes Siklus II Mata Pelajaran IPA Perubahan Lingkungan Fisik Bumi
Jumlah Siswa Nilai Rata-rata Tes Siklus I Keterangan Siklus II

Pra Siklus

27

60,29

68,59

75,03

Tuntas

Grafik Rata-rata Nilai Mata Pelajaran IPA Perubahan Lingkungn Fisik Bumi
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II 60.29 68.59 75.03

36

Tabel 13. Hasil Nilai Pra Siklus, Perbaikan Siklus I dan Siklus II Mata Pelajatan IPA Perubahan Lingkungan Fisik Bumi .
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai yang Diperoleh


21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Jumlah

Ratarata

3 1 -

11 4 1

4 10 4

9 10 13

2 7 2

1628 1852 2026

60,29 68,59 75,03

Tabel 14. Tingkat keberhasilan/ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Keberhasilan Siswa Berhasil Siswa Belum Berhasil Pra Siklus
Jumlah Presentase

Siklus I
Jumlah Presentase

Siklus II
Jumlah Presentase

9 18

33,33% 66,67%

15 12

55,55% 44,45%

22 5

81,48% 18,52%

Grafik Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Fisik Bumi
100 80 60 40 20 0 Pra siklus Siklus I Siklus II 33.33% 55.55% 81.48%

b. Aktivitas Belajar Siswa Tabel 15. Aktivitas belajar siswa Nilai Aktivitas Siklus I B = 1350 C = 520 D = 55 Jumlah = 1925 Rata-rata = 71,29 Siklus II B = 1800 C = 195 D= Jumlah = 1995 Rata-rata = 73,89

36

Data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui hasil pengamatan tentang aktivitas belajar siswa mencakup pembelajaran secara kelompok maupun secara klasikal. Pada siklus I, diperoleh rata-rata nilai aktivitas belajar dalam pembelajaran secara klasikal sebesar 71,29. Pada siklus II, diperoleh rata-rata nilai aktivitas belajar dalam pembelajaran secara klasikal sebesar 73,89. B. Pembahasan Dari Setiap Siklus Pra Siklus Hasil penelitian pembelajaran IPA kompetensi dasar perubahan lingkungan fisik di kelas IV SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Semester II tahun pelajaran 2009/2010 sebelum siklus banyak anak yang bingung karena siswa belum memahami materi, hal ini terbukti dari nilai tes formatif yang masih rendah dari 27 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas hanya ada 9 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 33,33 % dengan nilai rata-rata kelas 60,29. Kondisi ini disebabkan karena peneliti pada waktu mengajar materi tidak menggunakan alat peraga dan pada awal pelajaran kurang memberi motivasi pada siswa dan pada akhir pembelajaran tidak mengadakan penguatan Peneliti diskusi dengan teman sejawat dan guru pemandu, atas saran dan masukan dari guru pemandu peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II. Siklus I Pada pembelajaran siklus I peneliti menitik beratkan pada penerapan model pembelajaran CLIS dan penggunaan alat peraga gambar peristiwa hujan, hutan gundul, erosi, dan banjir. Dengan model pembelajaran tersebut siswa lebih semangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pada awal pembelajaran peneliti memberi apersepsi. merupakan penguatan yang bisa membawa siswa untuk mampu menanggapi suatu hal mendiskripsikan aspek-aspek berdasarkan ciri-ciri yang telah diketahui siswa, dan pemberian motivasi siswa agar siswa terfokus pada materi pelajaran

36

menurut (Udin S. Wiranaputra 2001 : 210-211) berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas, bila motornya tidak ada maka aktivitas tidak akan terjadi. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan tes formatif. Nilai hasil tes formatif siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan yaitu dari nilai rata-rata sebelum siklus 60,29 menjadi 68,59 dan ketuntasan belajar siswa dari 33,33 % menjadi 55,55 % (ada peningkatan 22,22 %). Jumlah hasil pembelajaran siklus I belum sesuai yang diharapkan maka penulis merencanakan siklus II Siklus II Melalui diskusi dengan teman sejawat dan guru pemandu, peneliti mendapat pengarahan untuk merencanakan pembelajaran siklus II. Aspekaspek pembelajaran yang sudah baik pada siklus I dipertahankan dan yang belum baik diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II Peneliti masih menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran CLIS dan pemanfaatan alat peraga gambar hujan, hutan gundul, erosi, dan banjir serta dengan memperbanyak tanya jawab untuk memantapkan penguasaan konsep ternyata siswa lebih terdorong, termotivasi dan lebih aktif belajar, pembelajaran menjadi sangat efektif dan pemahaman aktifitas siswa meningkat. Hal ini terbukti dari sikap siswa yang sungguh-sungguh dalam mengerjakan tes evaluasi. Pada akhir pembelajaran Siklus II, penulis melaksanakan tes formatif untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Dari tes formatif Siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat mencapai 81,48 %, berarti ada kenaikan dari siklus I sebesar 25,93 %. Jumlah siswa yang mencapai nilai di atas 70 pada siklus I ada 15 anak bertambah menjadi 22 anak. Nilai rata-rata 68,59 pada siklus I meningkat menjadi 75,03 pada siklus II. Sedangkan 5 anak yang tidak mencapai ketuntasan 70 ke atas disebabkan kemungkinan anak tersebut memang kemampuannya kurang.

36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melaksanakan penelitian tindakan kelas selama dua siklus ini dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas telah menciptakan perubahan kearah positif, perubahan itu meliputi perubahan pada siswa dan perubahan pada guru. yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dapat disimpulkan bahwa dengan yang menerapkan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan pemanfaatan alat peraga gambar hujan, hutangundul, erosi, dan banjir, dapat meningkatkan aktivitas, dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik Bumi kelas IV semester IISD Negeri Tosaran. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas tes formatif dan persentase tuntas belajar klasikal pada siklus I dan II berturut-turut 68,59; 75,03 dan 55,55 %; 81,48 %. Nilai aktivitas siswa pada siklus I rata-ratanya 71,29 dan siklus II 73,89.

B. Saran Berdasarkan simpulan, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Dalam pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik pada siswa kelas IV semester II SD, guru hendaknya menerapkan model

36

pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan memanfaatkan alat peraga gambar hujan, hutan gundul, erosi, dan banjir. 2. Dalam pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik, guru hendaknya lebih memperhatikan perpindahan pola interaksi belajar dari klasikal ke kelompok dan sebaliknya, agar pembelajaran lebih efektif dan efisien.

36

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PADA PEMBELAJARAN PKn KOMPETENSI DASAR PENGARUH GLOBALISASI DILINGKUNGANNYA KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI TOSARAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) Program S 1 PGSD Universitas Terbuka

Oleh : Nama NIM Program Studi Masa Ujian : : : : Afghoni 815301241 S1 PGSD 2010.1

UNIVERSITAS TERBUKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANG POKJAR KABUPATEN PEKALONGAN 2010

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Negara Indonesia dengan sumber daya manusia yang besar

membutuhkan penanganan yang serius untuk meningkatkan mutu hidup bangsanya. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah melalui pendidikan yang bermutu. Apalagi pada era globalisasi sekarang ini kesiapan untuk bersaing setiap bangsa sangat diperlukan. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam meningkatkan mutu hidup. Sudah semestinya pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan pemerintah. Indikator pendidikan bermutu adalah dengan perolehan hasil belajar yang maksimal, hal tersebut dapat terlaksana apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien didukung sarana dan prasarana yang memadai, peran serta masyarakat dan guru yang berkualitas. Salah satu usaha guru agar berkualitas adalah dengan cara meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui Pemantapan Kemampuan Profesional dan dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika dalam proses pembelajaran tersebut memenuhi target penelitian yang maksimal yaitu dengan hasil penelitian yang baik sehingga nantinya dapat mendukung siswa dalam mencapai prestasi yang baik. Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan kompetensi dasar pengaruh globalisasi di lingkungannya, pada siswa kelas IV SDN Tosaran Kecamatan Kedungwuni prestasinya rendah. Setelah diadakan ulangan ada 7 orang dari 27 siswa kelas IV yang mencapai tingkat penguasaan materi (mendapat nilai 70 keatas) hanya 25,92% yang mengalami belajar tuntas. Sedangkan 20 siswa (74,08%) mendapat nilai 70 k ebawah atau belum mengalami belajar tuntas. Kabupaten Pekalongan

36

Dari data tersebut menunjukkan bahwa dalam pembelajaran PKn dikatakan belum berhasil karena banyak siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran ini dianggap masih jauh dari harapan. 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan diskusi dengan teman sejawat dan bimbingan dari supervesor terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pra siklus teridentifikasi beberapa hal yang dapat menyebabkan ketidakberhasilan dalam pembelajaran : a. b. c. d. Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran PKn Minat dan motivasi belajar siswa kurang Siswa tidak mau bertanya Ssiswa banyak yang pasif 2. Analisis Masalah Berdasarkan analisis hasil pembelajaran, refleksi dan diskusi dengan teman sejawat dan supervesor diketahui bahwa kurangnya keberhasilan siswa terhadap penguasaan materi yang diajarkan dapat dianalisis sebagai berikut : a. b. c. d. Penjelasan guru kurang dipahami Tidak menggunakan alat peraga yang sesuai Metode yang digunakan tidak bervariasi Kurang pemberian latihan soal Dari kajian teman sejawat dapat disimpulkan bahwa mengajar akan lebih berhasil apabila siswa mempunyai minat dan motivasi untuk belajar yang dibangkitkan dengan penggunaan metode diskusi kelompok dan pemanfaatan alat peraga. B. Perumusan Masalah Berdasarkan analisis masalah pembelajaran di atas, maka peneliti berdiskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing untuk membantu siswa kelas IV SDN Tosaran memperoleh hasil belajar yang maksimal, dengan

36

merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah melalui penerapan model pembelajaran Examples Non Examples pada pembelajaran PKn kompetensi dasar pengaruh globalisasi dilingkungannya dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa ? C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Secara umum tujuan perbaikan pembelajaran melalui

Penelitian Tindakan Kelas adalah : Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi dasar pengaruh globalisasi di lingkungannya di kelas IV semester II. 2. Secara khusus tujuan dilaksanakannya perbaikan pembelajaran

melalui Penelitian Tindakan Kelas adalah : a. Mendiskripsikan penerapan model pembelajaran Examples Non Examples untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran lingkungannya b. Mendiskripsikan penggunaan alat bantu gambar berbagai dampak globalisasi untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran lingkungannya c. Memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK 4501 program studi S 1 PGSD Universitas Terbuka. PKn kompetensi dasar pengaruh globalisasi di PKn kompetensi dasar pengaruh globalisasi di

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran Perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas sangat besar manfaatnya, baik untuk guru, siswa maupun sekolah. Manfaat tersebut sebagai berikut :

36

1. a.

Manfaat bagi guru Dengan mengadakan perbaikan pembelajaran

melalui penelitian tindakan kelas guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Perbaikan ini menimbulkan rasa puas bagi guru karena ia sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran b. Melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas, guru dapat berkembang secara profesional, karena mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. c. Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dapat membuat guru lebih percaya diri. Ia dapat menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pembelajaran. 2. Manfaat bagi siswa Penelitian tindakan kelas sangat besar manfaatnya bagi siswa. Karena tujuan akhir dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Dengan demikian perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tidak akan berlanjut. 3. Manfaat bagi sekolah Sekolah yang berhasil mendorong inovasi para guru maka telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan . Sekolah yang para gurunya sudah mampu melaksanakan perubahan atau perbaikan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat. Berbagai perbaikan akan dapat diwujudkan, seperti penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami oleh guru. Dengan terbiasanya para guru melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas, berbagai strategi atau teknik pembelajaran dapat dihasilkan dari sekolah.

36

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Landasan Teori Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Menurut Dr.I.G.A.K Wardani dalam bukunya PTK (hal 1.16-1.20) Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Ternyata penelitian tindakan kelas sebagai seorang guru adalah suaut keharusan sebab dengan guru mau mengadakan penelitian tindakan kelas di dalam kelasnya akan banyak sekali manfaat yagn bisa diambil oleh guru antara lain: Bila guru melakukan perbaikan pembelajaran dan hasil

prestasi siswa meningkat, maka guru akan merasa sangat puas karena ia merasa sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya : Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakaukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Guru dianggap paling tepat melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena : a. Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjannya. b. Temuan penelitian biasa/formal sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran. c. guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya. d. Interaksi guru dan siswa berlangsung secara unik.

36

e. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakakukan penelitian dikelasnya. Tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu sistematis, hirarkis, dan ilmiah. Manfaat penelitian tindakan kelas : a. Sebagai jalan para pendidik yang ingin menambah ilmu pengetahuan, melatih praktek pembelajaran di kelas dengan berbagai model pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Untuk meningkatkan kualifikasi guru, agar guru merasa percaya diri dalam menjalankan profesinya, dan dapat mengembalikan harga dirinya. 2. Teori Belajar Dan Pembelajaran Andi Mappiare (1982:62) mengemukakanMinat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Dengan demikian, jika seorang pendidik tidak menghiraukan minat anak didiknya, besar kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan dengan lancar, sebab tidak sesuai dengan harapan, pendirian, perasaan, atau kecenderungan-kecenderungan anak didik. Jones, dalam Djumhur dan M. Surya (1975 : 10 ) menyatakan bahwa : Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian dengan Mortensen & Scmuller, dalam Prayitno dan E. Amti (1994 : 94) Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana, setiap individu dapat mengembangkan

36

kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi. a. Hakekat Mengajar Hakekat mengajar menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982): Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Kalau pengertian dianut maka tujuannya adalah penguasaan pengetahuan oleh anak. Hal ini berarti anak pasif guru centered. Guru berperanan, lagi bahan pelajaran bersifat intelektualitas. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak. Hanya disini ditekankan penyampaian pewarisan dari anak Kalau ini yang dianut maka masalahnya hampir sama seperti hal tersebut. pengetahuan (kebudayaan) pada hal diharapkan

mengembangkan kebudayaan dengan menciptakan kebudayaan yang selaras dengan tuntutan zaman. Mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Kalau pengertian ini yang dianut maka pengertiannya sama dengan pengertian mendidik. Guru hanya membimbing b. serangkaian kegiatan (mengatur lingkungan) anak belajar untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Hakekat Belajar Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Belajar juga akan lebih baik, kalau subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Disamping difinisi tersebut, ada pengertian lain yang cukup banyak, baik dilihat secara mikro maupun secara makro, dilihat dalm arti luas atau pun terbatas. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagi kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya, kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan
36 36

sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan (Sardiman, 1990: 22-23). Difinisi atau konsep ini adalah praktek banyak dianut di sekolah-sekolah bahwa belajar adalah proses mentransfer pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap untuk membentuk kepribadian seutuhnya. 3. Alat Bantu Pelajaran Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Fiksatif (fixative property) Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek. b. Manipulatif (manipulatif property) Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. c. Distributif (distributive property) Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu. Pengertian Alat Bantu Pelajaran. Pengertian alat bantu pelajaran: Suatu alat bantu pelajaran adalah sebagai perantara, pengantar pesan dari pengirim pesan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, alat bantu pelajaran adalah suatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan , perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar.

Dengan penggunaan alat bantu pelajaran yang tepat dapat menambah belajar seorang siswa dalam satu periode pengajaran dan mempercepat seluruh proses pelatihan, sebaliknya penggunaan alat bantunpelajaran yang tidak tepat akan menyebabkan siswa-siswa salah paham terhadap pokok yang diberikan dan sangat merintangi mereka mencapai hasil belajar seperti yang diinginkan dari pelajaran tersebut. Macam-macam Bentuk Alat Bantu Pelajaran. Menurut Rustaman (2003), alat bantu pelajaran berdasarkan jenisnya dapat dikelompokkan sebagai berikut. Media asli hidup seperti Akuarium dengan ikan dan tumbuhannya, Terrarium dengan hewan darat dan tumbuhannya, kebun binatang dengan hewan yang ada, kebun percobaan, insektarium berupa kotak kaca yang berisi serangga. Media asli mati misalnya herbarium,taksidermi, awetan dalam botol, bio plastik dan diorama. Media aasli benda tak hidup contohnya: berbagai contoh batuan mineral, kkereta api, pesawat terbang, mobil, gedung dan papan temple. Media asli tiruan atau model contoh: Model irisan bagian dalam bumi, model penampang melintang batang dikotil, penampang daun, model torso tubuh manusia yang dapat dilepas dan dipasang kembali, model globe model atum, model DNA dan lain-lain. Mediagrafis misalnya bagan, diagram, grafis, poster, plakat, gambar, foto, lukisan, charta. Media dengar misalnya program radio, program MP3, tape recorder, piringan hitam, CD, kaset. Media proyeksi terdiri dari proyeksi diam misalnya slide, transparan. Proyeksi gerak misalnya film atau gambar bergerak Media cetak misalnya buku cetak, koran.
36

Manfaat Alat Bantu Pelajaran. Secara umum alat bantu pelajaran mempunyai manfaat antara lain: Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra. Memudahkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang disajikan dengan ABP. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Mempertinggi daya ingat siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajarinya.

4. Metode Mengajar a. Metode Ceramah Pengertian Metode Ceramah. Metode ceramah adalah cara mengajar dengan ceramah, yang dapat dikatakan juga sebagai teknis kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterampilan atau informasi, atau uraian tenteng suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan (Strategi Belajar Mengajar, Dra. Roestidjah, NIC 1991 H. 136) Alasan Penggunaan Metode Ceramah Alasan menggunakan metode ceramah adalah: Sekolah tidak memiliki bahan bacaan tentang masalah yang akan dibicarakan atau yang diajarkan. Jumlah siswa yang terlau banyak, tidak sesuai dengan alat bantu pelajaran yang tersedia. Guru memiliki keterampilan berbicara yang dapat menarik perhatian siswa.
36

Guru yang sedang mengajar bermaksud membuat kesimpulan pelajaran yang baru diberikan. Keunggulan metode ceramah Ekonomis waktu dan biaya, sasaran siswa relatif banyak, guru dapat mengulang dengan mudah b. Kelemahan metode ceramah kemungkinan menimbulkan verbalisme sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa ada dalam otoritas guru Metode Tanya Jawab Pengertian Metode Tanya jawab. Metode Tanya jawab adalah suatu tehnik untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau guru yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab. Metode ini hampir mirip dengan metode diskusi hanya berbeda dalam cara, jenis pertanyaan yang dikemukakan guru, dan sifat partisipasi yang diharapkan dari siswa. Dalam metode tanya jawab, guru pada umumnya berusaha menanyakan apa siswa telah mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan atau proses pemikiran yang dipakai oleh siswa. Tujuan Menggunakan Metode Tanya Jawab. Tujuan menggunakan Metode Tanya jawab adalah: Siswa dapat mengerti atau memahami tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca sehingga mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang fakta tersebut. Siswa mampu menjalaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang ditimbulkan dalam memecahkan masalah. Menyimpulkan atau mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang dibaca. Dengan dibantu tanya jawab siswa akan tersusun

36

jalan pikirannya sehingga mencapai perumusan yang lebih baik dan cepat. c. Metode Diskusi Pengetian Metode Diskusi Pengertian diskusi menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982) adalah proses bertukar pikiran mengenai suatu top[ik tertentu sehingga mendapat beberapa konklusi pendapat yang dapat diterima. Melakukan sesuatu sangat berguna bila mengetahui terlebih dahulu masalahnya dan turut membahasnya. Metode ini sangat tepat situasi dimana: pertanyaan menarik minat siswa, pertanyaan mempunyai kemungkinan jawaban yang lebih dari satu, pertanyaan tidak menyatakan manakah jawaban yang benar. Tujuan Penggunaan Metode Diskusi Tujuan menggunakan metode diskusi adalah: Mempertinggi partisipasi siswa dalam proses Mempertinggi partisipasi kelas sebagai belajar mengajar secara individu. keseluruhan dalam proses belajar mengajar. d. Metode Pengamatan Metode pengamatan merupakan suatu cara penyajian bahan dengan mengamati obyek secara langsung dan siswa diberi tugas untuk melaporkan hasil pengamatan. Keunggulannya : siswa dapat melihat langsung obyek/bahan pengajaran yang akan dibahas siswa tidak verbalistik Kelemahannya : memerlukan waktu yang lama

agak sulit untuk mengorganisasikan siswa

36

5. Model- model pembelajaran yang efektif yang disusun oleh Tim Widyaiswara Mapel IPS LPMP Jateng di antaranya : a. EXAMPLES NON EXAMPLES Contoh dari gambar/kasus yang relevan dengan KD Langkah-langkah : 1. 2. 3. 4. 5. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada Melalui diskusi kelompok 2-4 orang siswa, hasil diskusi dari pembelajaran melalui OHP siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar analisa gambar itu dicatat pada kertas Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusi 6. 7. b. Berdasarkan hasil diskusi, guru menjelaskan menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai Guru menyimpulkan materi PICTURE AND PICTURE Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar 3. Guru 4. Guru menunjukkan/memperhatikan menunjuk/memanggil gambar-gambar secara kegiatan bergantian berkaitan dengan materi siswa memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7. Kesimpulan/rangkuman c. NUMBERED HEADS TOGETHER

36

(Kepala Bernomor) (Spencer Kagan, 1992) Langkah-langkah : 1. 2. 3. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok Kelompok mendiskusikan tiap jawaban yang benar dan dapat kelompok mendapat nomor mengerjakannya memastikan 4. 5. 6. Kesimpulan d. COOPERATIVE SCRIPT (Dansereau cs,1985) Skrip kooperatif : Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajarai Langkah-langkah : 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan 2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat rangkuman 3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar 4. Pembicara membacakan rangkumannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : anggota kelompok

mengerjakannya/mengetahui jawabannya Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka nomor yang lain

36 36

Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan

kurang lengkap menghubungkan materi sebelumya atau dengan materi lainnya 5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditkar menjadi pendengar dan sebaliknya. Seterusnya lakukan seperti di atas. 6. 7. Siswa menyimpulkan bersama guru Penutup

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran Pendidikan Kewarganrgaraan (PKn) dilaksanakan di kelas IV semester II SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. 2. Tabel 1. Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan perbaikan dalam 2 siklus Jadwal pelaksanaan sebagai berikut : Waktu Siklus I, Senin, 15 Februari 2010 Siklus II, Senin, 1 Maret 2010 No Mata Pelajaran 1. Pendidikan Kewarganegaraan 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Profil Sekolah Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Pada saat pelaksanaan tindakan, SD Negeri Tosaran telah selesai mengadakan renovasi terhadap ruang kelas I, II, dan III. Ruang kelas IV sebagai tambahan renovasi belum bisa diselesaikan mengingat dana yang tidak mencukupi. Oleh karena itu pembelajaran di kelas IV menggunakan ruang kelas III. Sedangkan siswa kelas II masuk siang menempati ruang kelas I. Kondisi dan situasi SD Negeri Tosaran berada di tengah wilayah desa Tosaran memiliki dua unit gedung yang terdiri dari enam ruang kelas, satu ruang guru, dan satu ruang kepala sekolah, serta memiliki fasilitas pendukung satu set komputer. Jumlah guru dan tenaga kependidikan ada 11 orang yang terdidri dari : 1 Kepala sekolah, 6 Guru kelas, 3 Guru mapel, 1 tenaga kependidikan. Tabel 2. Klasifikasi Pendidikan

36

Jumlah guru / tenaga kependidikan 12 S1 1 PNS D2 6

Guru WB SMU S1 1 D2 SMU 2 S1 -

Tenaga Kependidikan PNS WB D2 SMU 1 SMU SMP -

Tabel 3.
Jumlah Siswa 167 L

Jumlah Siswa menurut kelas.


Kelas I P 14 L 15 20 II P 10 L 18 III P 11 L 15 IV P 12 L 15 V P 11 L 13 VI P 13 Ket.

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV SD Negari Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang berjumlah 27 orang. Terdiri dari 15 laki-laki dan 12 perempuan. B. Deskripsi Persiklus Siklus I Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari refleksi. Adapun uraian kegiatannya adalah sebagai berikut : Rencana Perbaikan 1. 2. Examples 3. 4. 5. Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan Membuat alat bantu mengajar Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I kegiatan monitoring, lembar pengamatan siswa dan guru Pada tahap ini peneliti bekerja sama dengan teman Merencanakan kegiatan pembelajaran yang sejawat sebagai pengamat dan bimbingan dari dosen pembimbing menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran Examples Non kegiatan, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

36

6.

Setelah RPP siklus I disetujui oleh dosen

pembimbing, peneliti minta izin kepada Kepala Sekolah untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran Pelaksanaan Langkah-langkah umum yang ditempuh dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran PKn materi pengaruh globalisasi di lingkungannya adalah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan inti pada siklus I selama 45 menit adalah : Secara khusus perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples. Urutan kegiatan sebagai berikut : a. Guru memasang gambar di papan tulis. b. siswa memperhatikan alat gambar macam-macam dampak globalisasi. c. Siswa menganalisa gambar macam-macam dampak globalisasi. d. Siswa e. berdiskusi kelompok tentang pengaruh globalisasi di lingkungannya Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi f. Guru menjelaskan materi dari hasil diskusi g. Guru membuat kesimpulan h. Siswa mengerjakan tes formatif Pengamatan / Observasi 1. Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh temuan-temuan antara lain : a. b. c. siswa 2. Pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan-temuan antara lain :
36

Guru memberikan motivasi dan apersepsi pada siswa pada Guru belum maksimal dalam mengungkap pengetahuan awal Guru mengajukan pertanyaan belum merata kepada semua

kegiatan awal pembelajaran siswas tentang konsep pengaruh globalisasi di lingkungannya

a. b. c. tugas Refleksi

Masih ada sebagaian siswa yang tidak berani untuk bertanya Masih ada siswa yang belum memahami materi pelajaran Masih banyak siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan

dan menjawab pertanyaan

Pada tahap ini peneliti meminta bantuan saran dari pengamat dan bimbingan dari supervesor diperoleh refleksi sebagai berikut : 1. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru masih sulit dipahami siswa 2. Guru kurang dapat menyusun kalimat yang mudah di fahami siswa 3. Guru kurang memberi penguatan sebagai motivasi kepada siswa yang tidak berani menjawab pertanyaan guru 4. Guru dalam menggunakan alat peraga kurang optimal 5. Hasil ketuntasan yang dicapai 55,56% dengan nilai rata-rata 70,44 Siklus II Berdasarkan hasil refleksi siklus I, disusunlah rencana perbaikan pembelajaran berupa prosedur kerja dilaksanakan di kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan langkah-langkah sebagai berikut : Perencanaan 1. Untuk mengungkap masalah dan mencari jalan pemecahannya atas pembelajaran yang dilaksanakan atas hasil refleksi, identifikasi dan perumusan masalah pada siklus I peneliti bekerja sama dengan pengamat dan pembimbing merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II. 2. Melaksanakan pembelajaran yang menitikberatkan pada penggunaan metode diskusi kelompok dan alat peraga gambar berbagai pengaruh globalisasi.

36

3. Memperbanyak tanya jawab untuk penguatan penguasaan materi kepada siswa 4. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru 5. Menyusun RPP siklus II 6. Setelah RPP siklus II disetujui oleh dosen pembimbing, peneliti minta ijin kepada Kepala Sekolah untuk melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan Perbaikan Perbaikan pembelajaran siklus II meliputi aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan inti pada siklus II selama 45 menit adalah : 1. Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan tentang pengaruh globalisasi dilingkungannya. 2. Secara klasikal guru memperlihatkan gambar-gambar pengaruh globalisasi di lingkungan. 3. Siswa berdiskusi kelompok menganalisa gambar yang ditunjukkan oleh guru tentang pengaruh globalisasi di lingkungannya. 4. Secara klasikal siswa dibimbing guru membuat ringkasan materi pelajaran 5. Setelah pembelajaran selesai, siswa mengerjakan tes formatif (Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus II selengkapnya terlampir) Pengamatan/Observasi 1. Pengamat mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru saat memberikan materi pembelajaran PKn melalui metode tanya jawab bervariasi (lembar observasi terlampir) dan pengamat mencatat temuan-temuan saat pembelajaran berlangsung 2. Hasil pengamatan guru diperoleh temuan-temuan antara lain : a. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa pada kegiatan awal pelaksanaan perbaikan pembelajaran

36

b. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui metode tanya jawab yang bervariatif dan penggunaan alat peraga dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami untuk lebih memudahkan pemahaman siswa c. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan latihan soal 3. Hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan-temuan antara lain: a. b. c. Refleksi Hasil refleksi siklus II setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Dengan penjelasan yang disampaikan guru mudah dipahami siswa melalui metode pembelajaran bertanya jawab yang bervariatif dan penggunaan alat peraga yang tepat, pemahaman siswa terhadap materi pelajaran meningkat 2. Dengan memberi penguatan motivasi dan bimbingan, kegiatan tanya jawab semakin hidup dan siswa semakin aktif untuk bertanya jawab 3. Guru dalam pembelajaran siklus II telah berhasil, terbukti siswa telah mencapai tingkat ketuntasan sebesar 85,19 % dengan nilai rata-rata 77,72. Siswa sudah berani bertanya maupun menjawab pertanyaan Siswa penuh semangat dalam mengikuti pembelajaran Kegiatan tanya jawab para siswa aktif (suasana hidup)

36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Dari hasil catatan dan temuan observasi data-data yang menjadi fokus perbaikan yang dihimpun pengamat selama perbaikan pembelajaran dapat penulis paparkan sebagai berikut : Pra siklus Proses pembelajaran PKn materi pengaruh globalisassi di linkungannya di kelas IV SD Negeri Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan diperoleh hasil dari 27 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas tuntas). Tabel 4. No 1 2 3 4 5 6 7 Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas sebelum siklus F 2 2 14 2 3 3 1 27 Nilai rata-rata kelas hasil diskusi dengan xi 47,5 53,5 59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 95 107 833 131 214,5 232,5 83,5 1696,5 62,83 sejawat tentang proses ada 7 siswa (25,92 %) tuntas belajar dan sisanya 20 siswa (74,08%) mendapat nilai di bawah 70 (belum

Nilai 45 50 51 56 57 62 63 68 69 74 75 - 80 81 - 86 Jumlah

fx

Dari

teman

pembelajaran yang berlangsung memperoleh masukan untuk melakukan perbaikan pembelajaran siklus I. Selanjutnya penulis berkonsultasi dengan pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas masalah, selalu mencari alternatif pemecahannya atas masukan dari teman sejawab dan saran pembimbing penulis merencanakan pembelajaran siklus I.

36

Siklus I Pembelajaran siklus I penulis menitikberatkan pada penggunaan metode pembelajaran tanya jawab bervariatif yang dipadu dengan media gambar globalisasi dilingkungannya. Pada awal pembelajaran guru memberi apersepsi dan motivasi dengan tujuan untuk menarik belajar siswa dan lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran tanggal pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I yaitu : a. b. Hari/tanggal Waktu : : Senin, 15 Februari 2010 09.15 10.25

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran diperoleh data nilai hasil belajar siswa yang disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik. Tabel 5. No 1 2 3 4 5 6 Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas siklus I F 2 10 8 2 2 3 27 Nilai rata-rata kelas x 55 62 69 76 83 90 110 620 552 152 166 270 1870 69,26

Nilai 52 58 59 65 66 72 73 79 80 86 87 - 93 Jumlah

fx

Tabel 6. Tabel Perolehan Nilai PKn Siklus I No 1 2 3 4 5 6 Rentang Nilai 41 50 51 60 61 70 71 80 81 - 90 91 - 100 Jumlah Ketuntasan Klasikal Jumlah Siswa 6 6 10 2 3 27 55,56 %

36

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus cukup efektif hal ini terbukti : 1. Persentase ketuntasan belajar dari 7 siswa (25,92%) sebelum siklus naik menjadi 15 siswa (55,56 %) pada siklus 1 2. Nilai rata-rata kelas dari 62,83 sebelum siklus naik menjadi 69,26 pada siklus I Hasil belajar pada tabel 1 dapat dibuat dalam diagram batang sebagai berikut :
Grafik 1. Nilai rata-rata, Persentase ketuntasan, Jumlah Siswa yang tuntas

Nilai Rata-rata Ketuntasan Jumlah Siswa

80 70 60 50 40 30 20 10 Pra Siklus
7 25,92 15 62,83 55,56 69,26

: :

Siklus I

Dari grafik tersebut diketahui bahwa hasil pembelajaran siklus I belum sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II Siklus II Hasil diskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing maka penulis mengadakan pembelajaran siklus II Pada pembelajaran siklus II penulis menitikberatkan pada metode pembelajaran tanya jawab bervariatif disertai penggunaan alat peraga.

36

Melalui tanya jawab siswa dibimbing guru tentang pengaruh globalisasi di lingkungannya, ditunjukkan berbagai macam gambar pengaruh globalisasi. Tanggal pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, yaitu a. b. Hari/Tanggal Waktu : : Senin, 1 Maret 2010 09.15 10.25

Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II, diperoleh data nilai hasil belajar siswa yang disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik seperti di bawah ini : Tabel 7. Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas siklusII No 1 2 3 4 5 6 Nilai 52 59 60 67 68 75 76 83 84 91 92 - 99 Jumlah F 1 3 7 11 5 27 Nilai rata-rata kelas x 55,5 63,5 71,5 79,5 87,5 95,5 55,5 190,5 500,5 874,5 477,5 2098,5 77,72

fx

Tabel 8. Tabel Perolehan Nilai PKn Siklus II No 1 2 Nilai 41 - 50 51 - 60 Jumlah siswa 1

36

3 4 5 6 Jumlah

61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100 Ketuntasan Klasikal

3 11 7 5 27 85,19 %

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus II sudah berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat penulis paparkan sebagai berikut : 1. Persentase ketuntasan belajar siswa dari 15 siswa (55,56%) pada siklus I naik menjadi 23 siswa (85,19%) pada siklus II 2. Nilai rata-rata kelas dari 69,26 pada siklus I menjadi 77,72 pada siklus II

Hasil belajar pada tabel 2 dapat dibuat dalam diagram batang sebagai berikut :
Grafik 2. Nilai rata-rata, Persentase Ketuntasan Jumlah Siswa yang Tuntas
90
, 85,19
:

Nilai Rata-rata Ketuntasan Jumlah Siswa

80 70
69,26

77,72

: :

55,56

36

60 50 40 30 20
15 23

10 Siklus I Siklus II

Tabel 9. Hasil Evaluasi PKn Pengaruh globalisasi di lingkungannya


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama Siswa Agung Aldiansyah Aji Santoso Asrul Muadzun Dimas Arya Saputra Elda Sufroyul Sania Fajar Shodiq Ferdiyanto Indra Irawan Khoiril Anam Khamdi Khikmah Sakinah Khusnul Khotimah Malichatus Sakdiyah Miftahirin Miftakhul Janah Muhammad Ilham Rusdi Pra Siklus 77 60 60 58 60 77 58 52 58 58 77 72 63 52 60 72 Siklus I 81 72 72 63 72 92 65 60 60 65 92 81 72 60 72 77 Siklus II 92 77 81 72 77 97 72 60 72 72 97 92 81 65 81 77

No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Nama Siswa Muhammad Syaefudin Naelul Maghfiroh Nurul Arisna Ratna Listi Refi Mariska Rudiyanto Septiana Sigit Afandi Sunaroh Tutur Insani Widya Amalia Jumlah Rata-rata

Pra Siklus 60 58 72 60 63 45 60 42 58 58 81 1696 62,83

Siklus I 72 60 77 65 72 58 72 52 63 63 92 1870 69,26

Siklus II 81 72 81 77 81 63 81 52 72 72 95 2098 77,72

Tabel 10. Hasil Ketuntasan Tes Pra Siklus, Tes Siklus I, Tes Siklus II Mata Pelajaran IPA Perubahan Lingkungan Fisik Bumi
Jumlah Siswa Nilai Rata-rata Tes Siklus I Keterangan Siklus II

Pra Siklus

27

62,83

69,26

77,72

Tuntas

B. Pembahasan dari Setiap Siklus Sebelum siklus penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai tes formatif siswa yaitu dari 27 siswa yang mendapat nilai 70 keatas hanya 7 siswa, ketuntasannya 25,92 % dengan rata-rata kelas 62,83 Proses pembelajaran yang dilakukan sebelum diadakan perbaikan pembelajaran, penjelasan guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan aktifitas siswa dalam pembelajaran kurang Siklus I
36

36

Upaya perbaikan pembelajaran PKn siklus I yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah siswa adalah melalui penerapan model pembelajaran Examples Non Examples. Upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan penulis pada siklus I dari hasil tes formatif siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebelum siklus 62,83 meningkat menjadi 69,26 dengan ketuntasan belajar dari 7 siswa (25,92%) bertambah menjadi 15 siswa (55,56%) Siklus II Upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II ditekankan pada aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Examples Non Examples yang dimantapkan dengan memperbanyak Tanya jawab dan penguatan konsep. Sejalan dengan ini, menurut Nasution, N. Budiastra, K. dkk (1998) tanya jawab dapat membantu timbulnya perhatian murid pada pelajaran. Metode tanya jawab bervariatif sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan metode tanya jawab akan membuat anak menjadi senang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran. Dari tes formatif siklus II, jumlah yang mendapat nilai 70 ke atas pada siklus I ada 15 siswa bertambah menjadi 23 siswa pada siklus II. Nilai rata-rata 69,26 pada siklus I menjadi 77,72 pada siklus II. Persentase ketuntasan belajar siswa dari 55,56% pada siklus I meningkat menjadi 85,19% pada siklus II atau naik sebesar 29,63 % Dengan demikian upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal melalui penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dan disertai alat peraga gambar benar-benar dapat dirasakan oleh siswa..

36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan penulis melalui 2 siklus yantiu siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat tercapai karena usaha guru selalu memperbaiki pembelajaran. Langkah yang ditempuh antara lain memilih model Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan yang tepat dan menggunakannya secara optimal serta penggunaan alat peraga yang menarik. pembelajaran menggunakan alat peraga yang menarik dapat memperjelas pemahaman siswa tentang materi sehingga hasil prestasi siswa dapat meningkat. Tujuan guru melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran adalah dalam rangka membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Bagi guru sendiri kegiatan perbaikan juga dalam rangka meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya. Dengan kegiatan perbaikan ternyata dapat meningkatkan hasil prestasi siswa. Hasil evaluasi dari siklus ke siklus ternyata selalu meningkat.

B. Saran Berdasarkan simpulan, maka disampaikan saran sebagai berikut : 1. Dalam pembelajaran PKn Kompetensi Dasar Pengaruh

Globalisasi di Lingkungannya pada siswa kelas IV semester II SD, guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples dan memanfaatkan gambar dampak globalisasi.

36

2.

Dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan model

pembelajaran Examples Non Examples guru sebaiknya menyiapkan gambar yang sesuai dengan setiap sub konsep.

36

Anda mungkin juga menyukai