Anda di halaman 1dari 5

Slide 1 Pemanfaatan Limbah Tapioka Sebagai Sumber Energi Alternatif Biogas dalam Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan dan

Pembangunan Ketahanan Energi

Oleh : Kelompok 1 Andi Sulfiati Andi Fatmawati Muhammad Syarif Irma 094724309 094724310 094724311 094724312

Slide 2 A. Latar Belakang Kelangkaan sumber energi, terutama bahan bakar minyak (BBM) merupakan persoalan yang sedang dialami oleh dunia internasional. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mempunyai alternatif yaitu dengan memanfaatkan limbah tepung tapioka yang selama ini merugikan masyarakat, sebagai bahan baku pembuatan biogas, serta menawarkan solusi atas pencemaran lingkungan dan krisis energi. B. Ruang Lingkup Proses pembuatan biogas dengan bahan baku limbah industri tapioka pada dasarnya sama dengan pembuatan biogas berbahan organik lainnya seperti dari kotoran ternak, limbah tahu,dll. Pemanfaatan limbah tapioka menjadi bahan baku pembuatan biogas merupakan salah satu solusi untuk mengatasi pencemaran lingkungan di daerah-daerah penghasil tepung tapioca, seperti di daerah PATI Jawa Tengah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam karya tulis ini adalah : Bagaimana cara pembuatan biogas dengan bahan baku limbah tepung tapioka?

Slide 3 Kajian pustaka A. Limbah Industri Tapioka Industri tepung tapioka merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah pada proses produksinya. Tapioka adalah tepung dengan bahan baku ketela pohon dan merupakan salah satu bahan untuk keperluan industri makanan, industri farmasi, industri tekstil, industri perekat, dll. Untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut, pastinya produksi tepung tapioka juga akan meningkat. Limbah cair industri tapioka dihasilkan dari proses pembuatan, baik dari pencucian bahan baku sampai pada proses pemisahan pati dari airnya atau proses pengendapan. Limbah padat berasal dari proses pengupasan ketela pohon dari kulitnya yaitu berupa kotoran dan kulit dan pada waktu pemrosesan yang berupa ampas yang sebagian besar berupa serat dan pati. Penanganan yang kurang tepat terhadap hasil buangan padat dan cair akan menghasilkan gas yang dapat mencemari udara. Penulis mempunyai alternatif dalam penanganan limbah tepung tapioka yaitu sebagi bahan utama pembuatan biogas. B. Biogas Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini. Biogas memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi dengan murah dan tidak mencemari lingkungan. Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion. Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.

Slide 4 Pembahasan A. Mengatasi Limbah Tapioka Tapioka adalah tepung dengan bahan baku ketela pohon dan merupakan salah satu bahan untuk keperluan industri makanan, industri farmasi, industri tekstil, industri perekat, dll. Limbah cair industri tapioka dihasilkan dari proses pembuatan, baik dari pencucian bahan baku sampai pada proses pemisahan pati dari airnya atau proses pengendapan. Sedangkan limbah padat berasal dari proses pengupasan ketela pohon dari kulitnya, yaitu berupa kotoran dan kulit pada waktu pemrosesan yang berupa ampas yang sebagian besar berupa serat dan pati. Penanganan yang kurang tepat terhadap hasil buangan padat dan cair akan menghasilkan gas yang dapat mencemari udara. Bahaya limbah industri tapioka apabila tidak diolah dengan baik dan benar dapat menimbulkan berbagai masalah yaitu penyakit gatal-gatal, timbul bau yang tidak sedap, air limbah bila masuk kedalam tambak akan merusak tambak sehingga ikan mati. Mencemari air sungai yang berada disekitar industri. Didalam kegiatan pengendalian pencemaran limbah, tidak hanya dilakukan pengolahan limbah saja, namun kegiatan untuk mengurangi jumlah limbah yang keluar dari industri juga merupakan suatu langkah yang akan membantu menurunkan beban pencemaran. Penanganan limbah tersebut sudah harus dimulai dari tahap pemilihan bahan baku hingga akhir proses produksi, disamping itu juga pengendalian dampak setelah proses produksi. Maka dibutuhkan informasi pemilihan bahan baku yang bersih dari bahan pencemar, teknologi proses yang bersih yang mampu menghasilkan limbah yang sedikit, efisiensi energi dalam proses, serta didukung teknologi daur ulang bahan buangan dan penanganan limbah yang sangat diperlukan. slide 5 Salah satu cara yang bisa digunakan dalam penanganan limbah tepung tapioka adalah dengan metode pembuatan biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50.Berikut ini komposisi biogas : Komponen Rumus Kimia Jumlah Metana (CH4) 55%-75% Karbon dioksida (CO2) 25-45% Nitrogen (N2) 3%-5% Hidrogen (H2) 0%-1% Hidrogen sulfida (H2S) 0%-3% Oksigen (O2) 0.1%-0.5% Karbon Monoksida (CO) 0.1%

Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) , dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan hydrogen (H2), serta nitrogen yang kandungannya sangat kecil. Biogas di olah dengan teknologi fermentasi dan filterisasi. Biogas sendiri memberikan perlawanan terhadap efek rumah kaca melalui 3 cara. Pertama, biogas memberikan pengganti dari bahan bakar fosil untuk penerangan, kelistrikan, memasak dan pemanasan. Kedua, Methana (CH4) yang dihasilkan secara alami oleh limbah tapioka yang menumpuk merupakan gas penyumbang terbesar pada efek rumah kaca, bahkan lebih besar dibandingkan CO2. Pembakaran Methana pada Biogas mengubahnya menjadi CO2 sehingga mengurangi jumlah Methana di udara. Ketiga, dengan lestarinya hutan, maka CO2 yang ada di udara akan diserap oleh hutan yang menghasilkan Oksigen yang melawan efek rumah kaca. Prinsip kerja pembentukan biogas adalah pengumpulan limbah tapioka ke dalam suatu tamgki kedap udara yang disebut digester (pencerna). Di dalam digester tersebut, limbah tapioka dicerna dan difermentasi oleh bakteri yang menghasilkan gas methan serta gas-gas lain seperti pada tabel diatas. Gas yang timbul dari proses ini ditampung di dalam digester. Penumpukan produksi gas akan menimbulkan tekanan sehingga dapat disalurkan ke rumah dengan pipa. Gas yang dihasilkan tersebut dapat dipakai untuk memasak dengan menggunakan kompor gas atau untuk penerangan dengan mengubah lampu petromaks sesuai dengan bahan baker gas tadi. Gas yang dihasilkan ini sangat baik untuk pembakaran karena mampu menghasilkan panas yang cukup tinggi, apinya berwarna biru, tidak berbau dan tidak berasap.

Slide 6 B. Instalasi Biogas Instalasi yang digunakan untuk membuat biogas harus tidak bocor dan dapat dibuat dari logam, fiber glass, beton dll. Instalasi biogas yang sederhana dapat dibuat dari drum bekas minyak tanah / oli atau drum lainnya yang kuat, tebal dan tidak bocor. Cara lain adalah dengan membuat instalasi dengan lubang atau sumur di dalam tanah. Model instalasi biogas ada dua macam berdasarkan letak bak penampungnya, yaitu bak diatas digester dan bak penampung terpisah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berbagai model instalasi biogas berikut ini : Instalasi Biogas Tipe China Instalasi biogas tipe China ini mempunyai dua bentuk, yakni bentuk sederhana (konvensional) dan bentuk modern seperti yang terlihat pada gambar 1 dan gambar 2 berikut ini. Instalasi Biogas Tipe Berpelampung

Anda mungkin juga menyukai