V. FOTOSINTESIS
Fotosintesis merupakan proses dimana tumbuhan, beberapa bakteri, dan protista menggunakan energi dari matahari untuk menghasilkan gula, dimana dengan respirasi seluler mengubahnya menjadi ATP, sebagai gudang energi untuk aktivitas kehidupan. Konversi energi matahari menjadi energi kimia, berkaitan erat dengan kerja pigmen hijau, klorofil. Keseluruhan reaksi dapat dituliskan sebagai berkut:
Air masuk ke akar dan diangkut ke daun melalui xylem. Pada tumbuhan darat air ke luar melalui stomata.
mempelajari sifatnya. Pertama, cahaya mempunyai sifat gelombang dan sifat partikel. Cahaya merupakan bagian energi cahaya yang mempunyai panjang gelombang tampak
93
94
Cahaya tampak merupakan bagian kecil dari spektrum elektromagnetik. Cahaya tampak dengan gelombang lebih panjang akan kelihatan lebih merah. Demikian pula cahaya tampak dengan gelombang lebih pendek nampak warna lembayung (violet).Cahaya dengan gelombang lebih panjang dikenal sebagai inframerah, sedangkan yang lebih pendek dari violet disebut ultraviolet. Panjang gelombang dihitung sebagai jarak dari puncak ke puncak (atau palung ke palung) gelombang. Energi yang dikandung berbanding terbalik dengan panjang gelombang; semakin panjang gelombang semakin kecil energinya (Gambar 5.2).
95
96
Gbr. 5.3. Pengaruh energi foton terhadap molekul. Pigmen merupakan molekul penyerap cahaya. Bila foton cahaya mengenai pigmen fotosintetik, elektron dalam molekul akan tereksitasi. Elektron berenergi berpindah dari inti atom.
Energi eksitasi yang diinduksi dalam suatu molekul atau atom oleh satu foton dapat hilang menurut tiga cara, yaitu:
Hilang sebagai panas/kalor Sebagian hilang sebagai panas dan sisanya sebagai cahaya tampak dengan panjang gelombang lebih panjang dari panjang gelombang yang diabsorpsi Digunakan untuk suatu reaksi kimia.
97
5.2. Kloroplas: Klorofil dan Pigmen Pelengkap Organisme dapat dikelompokkan menjadi lima dunia, dan klroplas terdapat pada hampir semua anggota dunia Plantae dan pada ganggang tertentu. Hanya angiospermae parasit tak-berwarna sebagai kekecualian. Sianobakteri dan anggota bakteri fotosintetik dari dunia Monera tidak mempunyai kloroplas, tapi mereka mempunyai pigmen fotosintetesis yang melekat pada membran khusus, sebagaimana juga kloroplas. Tiap kloroplas dikelilingi oleh sistem membran-ganda yang mengatur lalu lintas molekul keluar masuk kloroplas. Di dalam kloroplas dijumpai struktur tilakoid. Tilakoid adalah unit struktural fotosintesis. Tilakoid tersusun seperti tumpukan buku yang secara keseluruhan disebut grana. Ruang antar grana berisi cairan kaya-enzim disebut stroma. Bila mitokondria mempunyai dua membran, maka kloroplas mermpunyai tiga membran, membentuk tiga kompartemen (Gambar 5.5).
98
99
Pigmen adalah suatu benda yang dapat menyerap cahaya. Warna pigmen yang terlihat merupakan cahaya yang direfleksikan (dengan kata lain, tidak diserap). Klorofil, pigmen warna hijau pada sel fotosintetik, menyerap semua cahaya tampak kecuali warna hijau, yang direfleksikan dan ditangkap oleh mata. Pigmen hitam menyerap semua cahaya tampak. Pigmen putih merefleksikan semua warna. Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdri dari dua jenis klorofil, yakni klorofil a dan klorofil b. Juga terdapat pigmen kuning sampai jingga yang digolongkan sebagai karotenoid. Ada dua jenis karotenoid, yaitu karoten dan xantofil. Karotenoid yang paling banyak terdapat pada tumbuhan adalah karoten dan lutein. Pigmen-pigmen tersebut terdapat di dalam kloroplas yaitu pada membran internal yang disebut tilakoid. Struktur klorofil dan beberapa karotenoid terlihat pada gambar 5.4 dan 5.5.
100
Gambar 5.5. Stuktur beberapa karotenoid. -karoten merupakan karotenoid kuning hingga merah dengan rumus empiris C40H56. Lutein adalah xantofil kuning dengan rumus empiris C40H56O2. Likopen, karoten kemerahan dengan rumus empiris C40H56. Likopen tidak dijumpai di kloroplas tetapi memberi warna merah pada buah tomat.
Prinsip dasar penyerapan cahaya, sering disebut Hukum Stark Einstein, adalah bahwa tiap molekul hanya dapat menyerap satu foton setiap kali, dan foton ini menyebabkan eksitasi satu elektron saja. Elektron bervalensi (ikatan) tertentu pada orbit keadaan-dasar yang stabil adalah yang biasanya tereksitasi, dan tiap elektron dapat dilemparkan dari keadaan-dasarnya ke dalam inti bermuatan positif dengan jarak yang sesuai dengan energi yang diserap oleh foton. Molekul
101
102
(tumbuhan, protista tertentu, proklorobakteria, dan sianobakteria) mempunyai klorofil a. Hanya klorofil a yang dapat berperan serta secara langsung dalam reaksi terang, yang mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Pigmen lain (pigmen pelengkap) dalam membran tilakoid dapat menyerap cahaya dan mentransfer energinya ke klorofil a, yang kemudian mengawali reaksi terang. Salah satu dari pigmen pelengkap ini adalah klorofil b. Klorofil b ini hampir identik dengan klorofil a (lihat gambar 5.4), tetapi perbedaan kecil di antara keduanya telah cukup untuk membuat kedua pigmen tersebut mempunyai spektrum absorpsi yang berbeda. Klorofil a menyerap energi dari violet-biru dan orangemerah, dan sedikit energi gelombang hijau-kuning-orange. Karotenoid dan klorofil b menyerap sebagian kecil dari energi dalam panjang gelombang hijau.
103
104
fotosistem (Gambar 5.8). Fotosistem merupakan kumpulan klorofil dan pigmen lainnya yang terdapat dalam tilakoid. Terdapat dua fotosistem (FS), yaitu FS I dan FS II. Umumnya Prokaryot hanya mempunyai satu fotosistem, yaitu FS II. Eukaryot mempunyai FS I dan FS II. Fotosistem I dengan pusat reaksi klorofil a, disebut sebagai P700. Fotosistem II dengan klorofil a, P683. Kedua kelompok pigmen bekerja sama dalam fotosintesis . Panjang gelombang merah yang panjang diserap oleh FS I sedangkan panjang gelombang yang lebih pendek dari 683 nm diserap oleh FS II.
105
106
Cara Kerja Fotosistem (misal FS I) Energi foton diabsorpsi karotenoid dan klorofil a 683. Energi diteruskan ke P700. Mekanisme pemindahan energi di antara molekul pigmen menurut proses resonansi induktif. Dengan cara ini energi dapat dipindahkan dari karotenoid ke klorofil a 683 (atau dari klorofil b ke klorofil a 673 pada FS II). Dari klorofil a 683 ke karotenoid tidak dapat dipindahkan karena untuk menjadi karotenoid tereksitasi diperlukan lebih banyak energi. Akhirnya energi eksitasi mencapai pusat reaksi P700, yang menyerap panjang gelombang yang lebih panjang (energi lebih rendah) dari pigmen-pigmen disekitarnya Lihat gambar 5.9).
Fotofosforilasi
Fotofosforilasi adalah proses konversi energi dari elektron tereksitasi ke dalam ikatan pirofosfat pada molekul ADP. Hal ini terjadi bila elektron dari air
107
dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dalam klorofil pusat-reaksi (P673)
108
109
Fotofosforilasi Siklik Pada kondisi yang tidak melibatkan fotofosforilasi non-siklik, jaringan yang berfotosintesis melaksanakan jalur lain untuk sintesis ATP. Cara untuk meniadakan fotofosforilasi non-siklik adalah menyinari kloroplas dengan panjang gelombang lebih besar dari 673 nm. Pada kondisi ini hanya FS I yang diaktifkan dan elektron tidak diambil dari H2O. Ini ditunjukkan dengan tidak dibentuknya O2 pada keadaan ini. Jika aliran elektron dari H2O dihentikan, fotofosforilasi nonsiklik juga berhenti dan akibatnya fiksasi CO2 dihambat. Jika fiksasi CO2 dihambat, NADP teroksidasi tidak lagi tersedia sebagai penerima elektron dari feredoksin. Aktivasi FS I oleh panjang gelombang cahaya lebih besar dari 673 nm menyebabkan elektron mengalir dari P700 ke feredoksin. Feredoksin tidak mampu meneruskan elektron ke NADP akan menyerahkan elektron itu ke sitokrom b6. Sitokrom b6 selanjutnya meneruskan elektron melalui sitokrom f dan plastosianin ke P700. Sintesis ATP terjadi antara feredoksin dan sitokrom b6 dan antara sitokrom b6 dan sitokrom f (perhatikan gambar 5.11).
110
Digram di atas merupakan diagram tua gambaran fotofosrilasi. Sekarang kita dapat mengetahui proses yang terjadi di dalam kloroplas dan hal ini terkait dengan kemiosmotik sistesis ATP (Gambar 5.12). Mekanisme pembentukan ATP secara kemiosmotik telah diulas pada mata kuliah biokimia, bagian metabolisme karbohidrat.
111
Melvin Calvin
Siklus Calvin
Siklus Calvin merupakan jalur metabolisme yang serupa dengan siklus Krebs dalam arti bahwa materi awal diregenerasi setelah molekul memasuki dan meninggalkan siklus ini. Karbon memasuki siklus Calvin dalam bentuk CO2 dan keluar dalam bentuk gula. Siklus ini menggunakan ATP sebagai sumber energi dan mengkonsumsi NADPH sebagai tenaga pereduksi untuk penambahan elektron berenergi-tinggi untuk membuat gula (Gambar 5.13).
112
Karbohidrat yang dihasilkan langsung dari siklus Calvin sebenarnya bukan glukosa, tetapi gula berkarbon-tiga yang dinamai gliseraldehid-3-fosfat (G3P)
.Fase 1 Fiksasi Karbon. Siklus Calvin memasukkan setiap molekul CO2 (jumlah
6 CO2) dengan mentautkannya pada gula berkarbon-lima yang dinamai ribulosabifosfat (RuBP). Enzim yang mengkatalisis langkah pertama ini ialah RuBP karboksilase, atau rubisko (rubisko merupakan protein yang paling melimpah dalam kloroplas, dan mungkin protein yang paling melimpah di bumi). Produk reaksi ini adalah intermediat berkarbon-enam yang demikian tidak stabilnya sehingga segera terurai separuhnya membentuk 12 molekul 3-fosfogliserat (PGA) atau dua molekul PGA untuk setiap CO2.
113
Fase 2. Reduksi. Setiap molekul PGA menerima gugus fosfat baru. Suatu enzim mentransfer gugus fosfat dari ATP, membentuk 1,3-bifosfogliserat sebagai produknya. Selanjutnya, sepasang elektron yang disumbangkan dari NADPH mereduksi 1,3- bifosfogliserat menjadi 3-fosfogliseraldehid (PGAL). Elektron dari NADPH mereduksi gugus karboksil PGA menjadi gugus karbonil yang berupa PGAL yang menyimpan lebih banyak energi potensial. Produk pertama siklus Calvin adalah 3-fosfogliraldehid (PGAL), senyawa berkarbon-tiga (C-3), dikenal sebagai jalur C-3. Energi dari ATP dan NADPH (yang dihasilkan pada reaksi terang, fotosistem) digunakan untuk mengikatkan fosfat (fosforilasi) ke PGA, membentuk phosphoglyceraldehyd atau PGAL, senyawa berkarbon-tiga. Dari 12 molekul PGAL, dua akan dikeluarkan dari siklus untuk membentuk glukosa. Sepuluh molekul PGAL sisanya akan di konversi dengan energi ATP menjadi 6 RuBP, yang selanjutnya digunakan untuk memulai kembali siklus (Fase 3, regenerasi).
Fotorespirasi
Pada sebagian tumbuhan, fiksasi karbon terjadi melalui aktivitas rubisko, enzim siklus Calvin yang menambahkan CO2 pada ribulosa bifosfat (RuBP). Tumbuhan seperti itu disebut tumbuhan C-3 karena produk fiksasi karbon pertama ialah senyawa berkarbon-tiga, PGA (lihat gambar 5.13, siklus Calvin). Padi, gandum
114
115
Kondisi lingkungan mendorong fotorespirasi adalah hari yang panas, kering, dan terik kondisi yang menyebabkan stomata tertutup. Dalam spesies tumbuhan tertentu, cara lain meminimalkan fotorespirasi sekalipun dalam iklim panas dan gersang telah berkembang. Dua adaptasi fotosintetik yang paling penting ini ialah fotosintetis C-4 dan CAM.
116
Dalam tumbuhan C-4, terdapat dua jenis sel fotosintetik yang jelas berbeda: sel seludang-berkas pembuluh dan mesofil. Sel seludang-berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat di sekitar berkas pembuluh. Di antara seludang-berkas pembuluh dan permukaan daun terdapat sel mesofil yang disusun lebih longgar. Siklus Calvin terbatas pada kloroplas seludang-
117
Gbr. 5.17. Dalam Fotosintesis C-4 terjadi pemisahan fiksasi CO 2 dan sintesis karbohidrat dalam ruang dan waktu yang berbeda.
Langkah pertama ialah penambahan CO2 pada phosphoenolpyruvat (PEP) membentuk asam oksaloasetat (AOA), senyawa berkarbon-empat. Enzim PEP karboksilase menambahkan CO2 pada PEP. Dibandingkan dengan rubisko, PEP karboksilase memiliki afinitas yang jauh lebih tinggi terhadap CO2. Oleh sebab itu PEP karboksilase dapat memfiksasi CO2 secara efisien ketika rubisko tidak dapat melakukannya yakni, ketika hari panas dan kering dan stomata tertutup sebagian, menyebabkan konsentrasi CO2 dalam daun berkurang dan konsentrasi O2 meningkat AOA dikonversi menjadi asam malat dan diangkut
dari sel mesofil ke sel seludang melalui plasmodesmata, dimana asam malat dipecah menjadi piruvat dan CO2. Karbondioksida masuk ke siklus Calvin, sedangkan piruvat kembali ke sel mesofil. Dalam mesofil piruvat mengalami fosforilasi dengan tambahan ATP membentuk fosfoenolpiruvat (PEP)selanjutnya PEP kembali memulai siklus. Biologi UNM, 2008 118
Tumbuhan CAM
Adaptasi fotosintetik kedua untuk kondisi yang gersang telah berkembang pada tumbuhan sukulen (tumbuhan penyimpan air), seperti kaktus dan nenas. Tumbuhan ini membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari (kebalikan dari perilaku kelompok tumbuhan lainnya). Menutup stomata pada siang hari membantu tumbuhan gurun menghemat air, tetapi juga sekaligus mencegah CO2 memasuki daunnya. Selama malam hari, ketika tumbuhan itu terbuka stomatanya, tumbuhan ini mengambil CO2 dan menggabungkannya ke dalam berbagai asam organik . Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam crassulace atau Carassulacean Acid Metabolism (CAM), diberi nama menurut famili Crassulaceae, suatu sukulen dimana proses ini pertakali ditemukan. Sel mesofil tumbuhan CAM menyimpan asam organik yang dibuatnya selama malam hari di dalam vakuolanya hingga pagi hari, ketika stomata tertutup. Pada siang hari, ketika reaksi terang memasok ATP dan NADPH untuk siklus Calvin, CO2 dilepas dari asam organik yang dibuat pada malam hari itu sebelum dimasukkan ke dalam gula dalam kloroplas (Gambar 5.18). Perhatikan gambar 5.18 di atas, bahwa jalur CAM serupa dengan jalur C-4 dalam hal CO2 terlebih dahulu dimasukkan ke dalam senyawa organik
119
120
Gbr. 5.19. Tipe Fotosintesis (Fiksasi CO2 pada tumbuhan C-3, C-4, dan CAM)
121
Glukosa fosfat
SUKROSA
Amilum
Selulosa
a. Pembentukan Sukrosa
Sukrosa berperan sebagai sumber energi dalam sel-sel yang berfotosintesis dan muda ditranslokasikan melalui floem ke jaringan-jaringan yang sedang tumbuh. Sukrosa penting dalam perdagangan akar bit dan batang tebu karena terdapat dalam jumlah sangat banyak. Sintesis sukrosa berlangsung dalam sitosol, tidak di dalam kloroplas tempat berlangsungnya siklus Calvin. Glukosa dan fruktosa bebas bukan prazat dari sukrosa, tetapi bentuk-bentuk terfosforilasi dari kedua senyawa tersebut. Dalam sel-sel berfotosintesis triosa fosfat (gliseraldehid-3fosfat dan dihidroksiaseton fosfat) yang berasal dari kloroplas berperan sebagai prazat dari heksosa fosfat dan sukrosa.
122
sukrosa + Pi
ADP
Dalam reaksi ini, enzim-enzim yang terlibat memerlukan Mg2+ sebagai kofaktor danini merupakan salah satu sebab pentingnya Magnesium bagi tumbuhan.
b. Pembentukan Pati
Cadangan karbohidrat utama tumbuhan adalah pati. Dalam daun sebagian besar spesies, pati menimbun dalam kloroplas tempat pembentukannya langsung dari fotosintesis. Dalam organ-organ penyimpan, pati menimbun dalam amiloplas, tempat pati dibentuk setelah sukrosa atau karbohidrat lain diangkut dari daun. Jadi pati selalu terdapat dalam suatu plastida. Pati dibentuk pada siang hari pada waktu fotosintesis melebihi laju respirasi dan translokasi, kemudian sejumlah pati menghilang pada malam hari oleh kedua proses terakhir itu. Dua tipe pati yaitu amilosa dan amilopektin. Keduanya terdiri atas D-glukosa yang dhibungkan oleh ikatan -1,4. Amilopektin terdiri atas molekul-molekul bercabang. Percabangan terjadi antara C1 dan C6. Jumlah unit glukosa dalam berbagai amilopektin berkisar antara 2000-500.000. Amilosa tidak bercabang dan mengandung beberapa ribu unit gula. Amilosa berwarna biru atau ungu jika diwarnai dengan larutan yod-kalium yodida. Amilopektin kurang kuat dengan reagen ini dan menunjukkan warna ungu hingga merah. Persentase amilopektin
123
Pati sintetase yang mengkatalisis reaksi ini diaktifkan oleh K+. Percabangan dalam amilopektin antara C6 dari rantai utama dan C1 dari rantai cabang dibentuk oleh berbagai isozim dari enzim yang disebut enzim percabangan atau enzim Q. Enzim ini memindahkan unit-unit pendek dari satu molekul pati yang sedang tumbuh ke molekul pati yang sama atau yang lain untuk membentuk ikatan -1,6.
125
1.
Sukrosa dihasilkan oleh proses fotosintesis yang secara aktif dipompa ke dalam floem oleh sel pengantar (companion cells). Hal tersebut mengurangi PA dalam floem daun, oleh karena itu air berdifusi dari sel tetangganya (xilem) secara osmosis. Terjadi peningkatan tekanan hidrostatik dalam floem, maka air dan zat terlarut dipaksa turun untuk lepas dari tekanan. Ini adalah aliran massa: aliran air bersama zat terlarut oleh suatu kekuatan.
2.
3.
4.
Di dalam akar zat terlarut dilepas dari floem secara transpor aktif ke dalam sel akar. Pada saat bersamaan, ion dipompa ke dalam xilem dari tanah dengan transpor aktif, untuk mengurangi PA dalam xilem. Xilem sekarang mempunyai PA lebih rendah dari pada floem, maka air berdifusi secara osmosis dari floem ke xilem. Air dan ion terlarut ditarik ke atas (melalui xilem) oleh tegangan dari daun. Ini juga merupakan aliran massa.
5.
6.
7.
Aliran massa pasti terjadi. Namun harus ada proses tambahan, karena aliran massa tidak menjelaskan bagaimana zat yang berbeda dapat bergerak dengan kecepatan berbeda atau bahkan dengan arah berbeda. Satu proses penting adalah benang sitoplasmik.
ooo
126