Anda di halaman 1dari 23

Nama

: Pratiwi Putriyan

Pembimbing

STP
Kelas : XII TKJ A No. Absen : 20 Senin, 10 September 2012 (Simulator)

: Antoni Budiman, SPd Rudi Haryadi, ST M. Pelajaran : Diagnosa WAN No. Experimen : 6 Nilai & Paraf :

I.

Pendahuluan

Spanning Tree Protokol (802.1d) merupakan sebuah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan. Ini adalah protokol manajemen link yang menyediakan redundansi sementara mencegah perulangan yang tidak diinginkan dalam jaringan. STP dapat menyediakan redundansi jalan dengan mendefinisikan sebuah tree yang membentang di semua switch dalam jaringan yang diperpanjang. Spanning Tree Protokol akan memaksa jalur data redundan ke standby state, sehingga jika salah satu segmen jaringan di STP tidak bisa diakses, atau jika terjadi perubahan biaya STP, algoritma spanning tree akan mengkonfigurasi ulang spanning tree topologi dan membangun kembali link dengan mengaktifkan standby path. *) Berikut proses yang terjadi dalam proses spanning tree protocol * STP menggunakan 3 kriteria untuk meletakkan port pada status forwarding : 1. STP memilih root switch. STP menempatkan semua port aktif pada root switch dalam status Forwarding. 2. Semua switch non-root menentukan salah satu port-nya sebagai port yang memiliki ongkos (cost) paling kecil untuk mencapai root switch. Port tersebut yang kemudian disebut sebagai root port (RP) switch tersebut akan ditempatkan pada status forwarding oleh STP. 3. Dalam satu segment Ethernet yang sama mungkin saja ter-attach lebih dari satu switch. Diantara switch-switch tersebut, switch dengan cost paling sedikit untuk mencapai root switch disebut designated bridge, port milik designated bridge yang terhubung dengan segment tadi dinamakan designated port (DP). Designated port juga berada dalam status forwarding. Spanning Tree Protocol - Root Bridge 1. Root bridge Root bridge merupakan master bridge atau controlling bridge. Root bridge secara periodic mem-broadcast message konfigurasi. Message ini digunakan untuk memilih rute dan re-konfigure fungsi-2 dari bridge-2 lainnya bila perlu.Hanya ada satu root bridge per jaringan. Root bridge dipilih oleh administrator. Saat menentukan root bridge, pilih root bridge yang paling dekat dengan pusat jaringan secara fisik.

2. Designated bridge Suatu designated bridge adalah bridge-2 lain yang berpartisipasi dalam meneruskan paket melalui jaringan. Mereka dipilih secara automatis dengan cara saling tukar paket konfigurasi bridge. Untuk mencegah terjadinya bridging loop, hanya ada satu designated bridge per segment jaringan 3. Backup bridge Semua bridge redundansi dianggap sebagai backup bridge. Backup bridge mendengar traffic jaringan dan membangun database bridge. Akan tetapi mereka tidak meneruskan paket. Backup bridge ini akan mengambil alih fungsi jika suatu root bridge atau designated bridge tidak berfungsi. Bridge mengirimkan paket khusus yang disebut Bridge Protocol Data Units (BPDU) keluar dari setiap port. BPDU ini dikirim dan diterima dari bridge lainnya digunakan untuk menentukan fungsi-2 bridge, melakukan verifikasi kalau bridge disekitarnya masih berfungsi, dan recovery jika terjadi perubahan topology jaringan.

II. Tujuan
Siswa dapat memahami penerapan STP. Siswa dapat memahami konsep STP Siswa dapat melakukan konfigurasi penerapan STP pada software simulasi.

III. Alat & Bahan


PC atau Notebook Software simulasi (Packet Tracer)

IV.

Langkah Kerja
1. Siapkan alat & bahan yang digunakan untuk praktek tersebut. 2. Setelah tersedia, buka software Packet Tracer tersebut. 3. Sebelum memulai konfigurasi kami memiliki skenario untuk percobaan STP ini.

Topologi Ruben

Jalur merah untuk skenario VLAN 1, jika PC 1 pada vlan 1 akan mengirim data ke PC 2 VLAN 1 akan melewati switch A switch B terakhir switch E dan langsung ke tujuan yaitu PC 2 VLAN 1 Jalur kuning untuk skenario VLAN 2, jika PC 1 pada VLAN 2 mengirim data ke VLAN 2, akan melewati switch A switch D switch E.

Topologi Sendiri

Pada topologi ini saya membuat jalur data dengan penjaluran yang singkat. Jalur merah digunakan untuk VLAN 2 atau saya beri nama SM, dengan penjaluran terdekat dari switch 4 Switch 10 switch 7 dan terkirim ke VLAN SM Jalur kuning digunakan untuk VLAN 3 atau JYP, dengan penjaluran dari switch 5 switch 10 switch 6

4. Lalu seperti yang diperintahkan, buatkan simulasinya, siapkan host dan switchnya.Lalu hubungkan dengan connections pilih media yang akan kita gunakan untuk menghubungkan. 5. Konfigurasi STP untuk Topologi pertama. a) Berikan IP Address pada setiap PC yang terhubung. PC 1 VLAN 1

PC 1 VLAN 2

PC 2 VLAN 1

PC 2 VLAN 2

b) Lalu lakukan konfigurasi pengaturan STP pada switch. Pada switch A tambahkan VLAN 2, dan kategorikan PC 1 VLAN 2 ke VLAN 2 (secondary)

c) Juga tambahkan konfigurasi setiap port yang terhubung antara swicth ke switch untuk mode trunk.

d) Lalu lanjutkan pada switch B konfigurasi juga untuk menambah vlan 2 (secondary) dan ubah mode semua port antara switch dengan switch menjadi trunk

e) Pada switch C lakukan juga hal yang sama, menambah vlan & mengubah semua port yang terhubung antara switch ke swich menjadi mode trunk.

f) Pada switch D lakukan juga hal yang sama, menambah vlan & mengubah semua port yang terhubung antara switch ke swich menjadi mode trunk.

g) Konfigurasi pengaturan STP pada switch. Pada switch E tambahkan VLAN 2, dan kategorikan PC 2 VLAN 2 ke VLAN 2 (secondary)

h) Untuk penjaluran VLAN 1. Konfigurasi pada Switch A. Saya menggunakan priority.

Konfigurasi pada Switch B, masukkan nomor priority setelah 0 lalu 4096

Konfigurasi pada switch E, masukkan nomor priority secara berurutan, jika tida, simulator akan memberi tahu nomor selanjutnya.

i) Untuk penjaluran VLAN 2 Switch A

Switch D

Switch E

6. Konfigurasi STP pada topologi sendiri. a. Berikan IP Address pada setiap PC yang terhubung. PC 1 VLAN SM

PC 1 VLAN JYP

PC 2 VLAN JYP

PC 2 VLAN JYP

b. Lalu lakukan konfigurasi pengaturan STP pada switch. Pada switch 8 tambahkan 2 vlan baru dengan nama SM dan JYP, dan kategorikan PC 1 VLAN SM ke vlan SM dan PC 1 VLAN JYP ke vlan JYP. Lalu tambahkan konfigurasi setiap port yang terhubung antara swicth ke switch untuk mode trunk.

c. Lalu lanjutkan pada switch 16 konfigurasi juga untuk menambah 2 vlan yaitu vlan SM dan JYP dan ubah mode semua port antara switch dengan switch menjadi trunk

d. Pada switch 6 lakukan juga hal yang sama, menambah 2 vlan (SM dan JYP) & mengubah semua port yang terhubung antara switch ke swich menjadi mode trunk. Dan kategorikan PC 1 VLAN JYP ke vlan 3.

e. Pada switch 10 lakukan juga hal yang sama, menambah 2 vlan (SM dan JYP) & mengubah semua port yang terhubung antara switch ke swich menjadi mode trunk.

f. Lanjutkan pada switch 10 lakukan juga hal yang sama, menambah 2 vlan (SM dan JYP) & mengubah semua port yang terhubung antara switch ke swich menjadi mode trunk. Dan kategorikan PC 2 VLAN JYP ke vlan 3.

g. Pada switch 9 lakukan juga hal yang sama, menambah 2 vlan (SM dan JYP) & mengubah semua port yang terhubung antara switch ke swich menjadi mode trunk.

h. Pada switch 7 lakukan juga hal yang sama, menambah 2 vlan (SM dan JYP) & mengubah semua port yang terhubung antara switch ke swich menjadi mode trunk. Dan kategorikan PC 2 vlan SM ke vlan 2.

i. Konfigurasi STP, untuk penjaluran vlan 2 (SM) Pada switch 8, tambahkan perintah berikut.

Pada penjaluran selanjutnya ke switch 10, tambahkan konfigurasi dengan priority 4096.

Pada penjaluran selanjutnya ke switch 7, tambahkan konfigurasi dengan priority setelah 4096 yaitu 8192.

j. Untuk penjaluran VLAN 3 (JYP) Pada switch pertama yaitu switch 5, tambahkan perintah berikut dengan priority awal yaitu 0.

Lalu penjaluran selanjutnya ke switch 10, tambahkan konfigurasi stp dengan priority 4096.

Penjaluran selanjutnya ke switch 6, tambahkan konfigurasi stp dengan priority 8112

7. Jika sudah selesai melakukan konfigurasi STP, lakukan pengujian jalur dengan memilih uji jalur dengan Simulation lalu pilih amplop ke PC yang akan diuji.

V.

Hasil Kerja
A. Topologi Ruben. Mengirim paket ping dari PC 1 VLAN 1 ke PC 2 VLAN 1, namun pada saat pertama kali mengirim, packet akan membroadcast dan mencari dijalur mana paket tersebut harus melewati switch yang mana, jika sudah tau, paket akan melewati switch yang dikehendaki saja.

Dari PC 1 VLAN 1 ke PC 2 VLAN 1

Berhasil melewati jalur yang dikehendaki.

Mengirim paket ping dari PC 1 VLAN 2 ke PC 2 VLAN 2

B. Topologi sendiri. Mengirim paket dari PC 1 VLAN Sm ke PC 2 VLAN SM

Berhasil melewati jalur yang dikehendaki.

Mengirim paket data ping dari PC 1 VLAN JYP ke PC 2 VLAN JYP.

VI.

Kesimpulan

Konfigurasi VLAN pada simulator memudahkan user untuk belajar mengatur VLAN sebelum melakukan langsung pada Managable Switch yang asli. Konfigurasi di simulator juga sangat mudah dipelajari. Konfigurasi STP pun difokuskan di priority dari sebuah switch. Dimana priority itu akan menjadi patokan jalur yang akan dilewati terlebih dahulu untuk ketujuan tertentu. Dengan hal ini maka switch akan melihat port priority sebelum mengirimkan data ketujuan tersebut. Sehingga switch tidak kebingungan untuk menentukan rute pengiriman yang akan menyebabkan delay. STP pada switch Cisco Packet Tracer sebenarnya sudah memiliki konfigurasi STP default yang akan otomatis membuat jalur STP dari topologi yang kita buat di dalam simulator tersebut. Akan tetapi hal ini bisa kita ubah dengan melakukan konfigurasi sesuai yang kita rencanakan.

Anda mungkin juga menyukai